Pengantar dan kontrak perkuliahan 1. Berpkaian rapi 2. Mengaktifkan audio dan video Karies adalah penyakit pada jaringan igi yang disebabkan oleh keras g pada karbohidrat yang mikroorganisme ditandai dengan adanya diragikan. Karies mineral-mineral demineralisasi dengan kerusakan bahan-bahan organikny enamel dan dentin, diikuti a. Etiologi karies • Etiologi karies, yaitu : • Host atau permukaan gigi yang rentan terhadap karies • Agent atau mikroorganisme yang membentuk asam • Substrat atau karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa, yang dapat difermentasikan oleh bakteri tertentu • Waktu yang dapat menyebabkan penurunan PH dalam waktu tertentu, sehingga mengakibatkan demineralisasi. • Faktor host atau tuan rumah Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia, dan kristalografis Faktor agent atau mikroorganisme • Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan • Pada awal perkembangan plak, kasus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai, seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, dan Streptococcus salivarius serta beberapa strein lainnya. • Selain itu, terdapat pula penelitian yang menunjukkan adanya laktobasilus pada plak gigi yaitu sekitar 104-105 sel/mg p • Faktor substrat • Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, karena karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies • Faktor waktu • Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan/tahun. Lamanya waktu dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6 -48 bulan Klasifikasi Karies menurut G.J. Mount dan W.R. Hume • G.J Mount dan W.R hume memperkenalkan klasifikasi lesi karies yang baru, yaitu berdasarkan letak (site) dan ukuran (size). • Berdasarkan site (lokasi) : • Site 1 : karies yang terletak pada pit dan fissure • Site 2 : karies terletak di area kontak gigi (proksimal)baik anterior maupun posterior • Site 3 : karies terletak di daerah servikal, termasuk enamel/permukaan akar yang terbuka.1 Berdasarkan size (ukuran) : • Jika kavitas berkembang dari lesi bercak putih menjadi kavitas menghancurkan berlanjut sehinggamahkota gigi , mahkota tersebut diklasifikasikan menjadi ; • Size 0 : lesi dini (lesi paling awal yang di identifikasikan sebagai tahap demineralisasi awal dari berupa white spot) • Size 1 : kavitas permukaan minimal, melibatkan dentin namun belum masihdan terjadi dapat dilakukan perawatan remineralisasi • Size 2 : kavitas yang sedikit melibatkan dentin. Kavitas yang terbentuk sedang dan masih menyisahkan struktur email yang berukuran dan cukup kuat untuk didukung dengan baik oleh d entin menyokong restorasi • Size 3 : kavitas yang lebih luas i dari size 2. Stuktur gigi yang /insisal edgenya tersisa lemah dantelah cusprusak sehingga tidak dapat beroklusi dengan mampu menyokong • Size 4 : sudah terjadi kehilangan sebagian besar restoras baik dan kurang i ) nsisal struktur . gigi seperti cups (sudut • Klasifikasi Karies Berdasarkan ICDAS (International Caries Detection and Assessment System). 6 • D0 : struktur gigi yang masih sehat, tidak terdapat karies • D1 : terlihat lesi putih pada permukaan gigi, dalam keadaan gigi kering 6 • D2 : sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi, dalam keadaan gigi basah6 • D3 : terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi • D4 : lesi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel junction • D5 : lesi telah mencapai dentin • D6 : terdapat rongga yang mendalam dan luas yang melibatkan lebih dari setetngah pada gigi atau lesi telah mencapai pulpa 6 Patogenesis Karies • Dalam keadaan normal terjadi pertukaran ion-ion antara permukaan gigi dan lapisan biologis yang menutupinya (plak/pelikel/saliva) setiap setelah konsumsi makanan dan minuman. Pada hakekatnya proses karies berjalan lambat. Proses karies umumnya juga sudah terjadi jauh sebelum tanda- tanda klinis terlihat. • Bila proses demineralisasi terjadi, maka hasil selanjutnya akan ditentukan oleh kekuatan remineralisasi. Kemungkinan yang dapat terjadi bisa berupa terhentinya perkembangan karies gigi jika kemampuan remineralisasi cukup kuat untuk menanggulangi proses demineralisasi atau terbentuk karies gigi yang kronis apabila proses demineralisasi cukup lambat sementara proses remineralisasi cukup aktif. Demineralisasi • Komponen mineral gigi tersusun atas hidroksiapatit 10 4 6(Ca 2 (PO ) (OH) ). Dalam keadaan lingkungan netral, mineral hidroksiapatit ini berada dalam kondisi seimbang dengan lingkungan lokal (saliva) yang bersupersaturasi dengan ion kalsium dan fosfat. • Hidroksiapatit bersifat reaktif terhadap ion hydrogen ketika lingkungan berada dalam kondisi pH dibawah 5 (pH kritis). 4 3- 2- Ketika hal ini terjadi, 4 ion PO akan berubah menjadi HPO 4 karena penambahan ion H+. akibatnya, HPO 2- yang terbentuk ini tidak mampu menjaga hidroksiapatit dalam kondisi seimbang sehingga akhirnya Kristal hidroksiapatit larut. -H + • Ca10(PO4)6(OH)2 Ca2+ + (HPO4)3- + OH-Gambar 2. Reaksi kimia dari proses demineralisasi Remineralisasi • Proses demineralisasi yang disebutkan sebelumnya dapat dikembalikan jika pH dinetralisir sehingga terdapat cukup ion 4 + 3- kalsium (Ca2 ) dan fosfat (HPO ) di lingkungan rongga mulut. Kondisi ini dapat dicapai baik melalui kemampuan 4 buffer saliva maupun melalui ion Ca2+dan ion HPO 3- yang tersimpan didalam saliva. Adanya ion fluoride (F) dapat memperkuat reaksi ini • Remineralisasi ini dapat menghambat proses larutnya Kristal hidroksiapatit lebih lanjut dan membangun kembali bagian Kristal apatit yang telah larut akibat proses demineralisasi sebelumnya +H + • Ca2+ + HPO 3- + OH- 4 Ca10(PO4)6(OH)2
+F - • Ca2+ + HPO 3- + OH- Ca10(PO4)6(OH).F atau F2 4 Reaksi kimia dari proses remineralisasi pada permukaan gigi