Anda di halaman 1dari 30

Pengantar Blok karies dan teori karies

Drg. Sarahfin Aslan,Sp.KG


Pengantar dan kontrak
perkuliahan 1. Berpkaian
rapi
2. Mengaktifkan audio dan video
Karies adalah penyakit pada jaringan
igi yang disebabkan oleh
keras
g pada karbohidrat yang
mikroorganisme
ditandai dengan adanya
diragikan. Karies mineral-mineral
demineralisasi
dengan kerusakan bahan-bahan
organikny
enamel dan dentin, diikuti
a.
Etiologi karies
• Etiologi karies, yaitu :
• Host atau permukaan gigi yang rentan
terhadap karies • Agent atau mikroorganisme
yang membentuk asam
• Substrat atau karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa,
yang dapat difermentasikan oleh bakteri tertentu
• Waktu yang dapat menyebabkan penurunan PH dalam waktu
tertentu, sehingga mengakibatkan demineralisasi.
• Faktor host atau tuan rumah
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan
rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan
bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia, dan kristalografis
Faktor agent atau mikroorganisme
• Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan
terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri
atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan
• Pada awal perkembangan plak, kasus gram positif merupakan
jenis yang paling banyak dijumpai, seperti Streptococcus
mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, dan
Streptococcus salivarius serta beberapa strein lainnya.
• Selain itu, terdapat pula penelitian yang menunjukkan adanya
laktobasilus pada plak gigi yaitu sekitar 104-105 sel/mg p
• Faktor substrat
• Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan pada gigi, karena karbohidrat memegang
peranan penting dalam terjadinya karies
• Faktor waktu
• Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan/tahun.
Lamanya waktu dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi
suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6 -48 bulan
Klasifikasi Karies menurut G.J. Mount dan W.R. Hume
• G.J Mount dan W.R hume memperkenalkan klasifikasi lesi
karies yang baru, yaitu berdasarkan letak (site) dan ukuran
(size).
• Berdasarkan site (lokasi) :
• Site 1 : karies yang terletak pada pit dan fissure
• Site 2 : karies terletak di area kontak gigi (proksimal)baik
anterior maupun posterior
• Site 3 : karies terletak di daerah servikal, termasuk
enamel/permukaan akar yang terbuka.1
Berdasarkan size (ukuran) :
• Jika kavitas berkembang dari lesi bercak putih menjadi kavitas
menghancurkan
berlanjut sehinggamahkota gigi , mahkota tersebut
diklasifikasikan menjadi ;
• Size 0 : lesi dini (lesi paling awal yang di identifikasikan sebagai tahap
demineralisasi
awal dari berupa
white spot)
• Size 1 : kavitas permukaan minimal, melibatkan dentin namun belum
masihdan
terjadi dapat dilakukan perawatan
remineralisasi
• Size 2 : kavitas yang sedikit melibatkan dentin. Kavitas yang terbentuk
sedang dan masih menyisahkan struktur email yang
berukuran
dan cukup kuat untuk
didukung dengan baik oleh d
entin
menyokong restorasi
• Size 3 : kavitas yang lebih luas
i dari size 2. Stuktur gigi yang
/insisal edgenya
tersisa lemah dantelah
cusprusak sehingga tidak dapat beroklusi dengan
mampu menyokong
• Size 4 : sudah terjadi kehilangan sebagian besar
restoras
baik dan kurang i )
nsisal
struktur
. gigi seperti cups (sudut
• Klasifikasi Karies Berdasarkan ICDAS (International Caries
Detection and Assessment System).
6
• D0 : struktur gigi yang masih sehat, tidak terdapat karies
• D1 : terlihat lesi putih pada permukaan gigi, dalam keadaan gigi
kering 6
• D2 : sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi,
dalam keadaan gigi basah6
• D3 : terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi
• D4 : lesi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin
atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel junction
• D5 : lesi telah mencapai dentin
• D6 : terdapat rongga yang mendalam dan luas yang
melibatkan lebih dari setetngah pada gigi atau lesi telah
mencapai pulpa 6
Patogenesis Karies
• Dalam keadaan normal terjadi pertukaran ion-ion antara
permukaan gigi dan lapisan biologis yang menutupinya
(plak/pelikel/saliva) setiap setelah konsumsi makanan dan
minuman. Pada hakekatnya proses karies berjalan lambat.
Proses karies umumnya juga sudah terjadi jauh sebelum tanda-
tanda klinis terlihat.
• Bila proses demineralisasi terjadi, maka hasil selanjutnya akan
ditentukan oleh kekuatan remineralisasi. Kemungkinan yang dapat
terjadi bisa berupa terhentinya perkembangan karies gigi jika
kemampuan remineralisasi cukup kuat untuk menanggulangi
proses demineralisasi atau terbentuk karies gigi yang kronis
apabila proses demineralisasi cukup lambat sementara proses
remineralisasi cukup aktif.
Demineralisasi
• Komponen mineral gigi tersusun atas hidroksiapatit
10 4 6(Ca 2 (PO )
(OH) ). Dalam keadaan lingkungan netral, mineral
hidroksiapatit ini berada dalam kondisi seimbang dengan
lingkungan lokal (saliva) yang bersupersaturasi dengan ion
kalsium dan fosfat.
• Hidroksiapatit bersifat reaktif terhadap ion hydrogen ketika
lingkungan berada dalam kondisi pH dibawah 5 (pH kritis).
4
3- 2-
Ketika hal ini terjadi,
4 ion PO akan berubah menjadi HPO
4
karena penambahan ion H+. akibatnya, HPO 2- yang terbentuk
ini tidak mampu menjaga hidroksiapatit dalam kondisi
seimbang sehingga akhirnya Kristal hidroksiapatit larut.
-H +
• Ca10(PO4)6(OH)2 Ca2+ + (HPO4)3- +
OH-Gambar 2. Reaksi kimia dari proses
demineralisasi Remineralisasi
• Proses demineralisasi yang disebutkan sebelumnya dapat
dikembalikan jika pH dinetralisir sehingga terdapat cukup ion
4
+ 3-
kalsium (Ca2 ) dan fosfat (HPO ) di lingkungan rongga mulut.
Kondisi ini dapat dicapai baik melalui kemampuan
4 buffer saliva
maupun melalui ion Ca2+dan ion HPO 3- yang tersimpan didalam
saliva. Adanya ion fluoride (F) dapat memperkuat reaksi ini
• Remineralisasi ini dapat menghambat proses larutnya Kristal
hidroksiapatit lebih lanjut dan membangun kembali bagian
Kristal apatit yang telah larut akibat proses demineralisasi
sebelumnya
+H +
• Ca2+ + HPO 3- + OH-
4
Ca10(PO4)6(OH)2

+F -
• Ca2+ + HPO 3- + OH- Ca10(PO4)6(OH).F atau F2
4
Reaksi kimia dari proses remineralisasi pada permukaan gigi

Anda mungkin juga menyukai