Anda di halaman 1dari 88

Buku Panduan Haji dan Umrah

Jilid 1

Copyright© 2017
Hak Cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Dilarang memproduksi atau memperbanyak
seluruh maupun sebagian dari buku ini dalam bentuk
atau cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit

Cetakan I, Juli 2017

Penulis : KH. Hasan Nuri Hidayatullah


Editor : H. A. Dasuki & Jamiludin
Desain Cover : M. Zaenal Muttaqien

Diterbitkan oleh :

Pustaka Aura Semesta &


Asshiddiqiyah Press
Dsn. Kosbar Ds. Sukatani
Kec. Cilamaya Wetan Kab. Karawang 41384
Hotline : +62-264-340511 Fax : +62-264-8380220

ISBN : 978 - 602 - 1523 - 86 - 5


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Ta’ala Dzat yang telah


memberikan berbagai nikmat dan karuniaNya
kepada hamba-hambaNya dengan tiada batas,
di antaranya adalah diperkenankanya kita
untuk berziarah ke rumah suci Nya dan makam
kekasihNya yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wa Sallam. Shalawat dan salam semoga selalu
terlimpahkan ke haribaan Nabi kita Sayyidina
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Rasul
yang senantiasa kita suri tauladani akhlaqnya,
kita ta’ati syari’atnya dan kita semua harapkan
syafa’atnya kelak pada hari Qiyamah.

Buku Panduan Haji dan Umrah iii


Hasan Nuri Hidayatullah

Buku ini terdiri dari tiga jilid, ditulis untuk


memenuhi kebutuhan para jamaah yang hendak
pergi menunaikan ibadah haji maupun umrah,
sehingga bisa menjadi panduan ringkas secara
fiqih berdasarkan faham Islam Ahlussunnah wal
Jama’ah mulai dari syarat rukun ibadah haji dan
umrah hingga kumpulan doa-doa dalam setiap
rangkaian ibadah tersebut.
Haji dan Umroh adalah bagian dari Ibadah
yang wajib di laksanakan bagi setiap umat
Islam minimal sekali dalam seumur hidup.
Akan tetapi, merupakan suatu karunia yang
luar biasa bagi seorang hamba yang di berikan
kesempatan untuk melaksanakanya beberapa
kali dalam hidupnya. Dengan izin Allah Swt
Ponpes Asshiddiqiyah Karawang sejak tahun
2003 telah memberangkatkan Haji dan Umroh
dengan harga yang kompetitif serta pelayanan
yang maksimal. Mohon ke ikhlasan do’anya
semoga kami diberikan kekuatan oleh Allah
Swt untuk melaksanakan amanah ini dengan
baik dan benar.

iv Buku Panduan Haji dan Umrah


Daftar Isi

Kata Pengantar –iii


Daftar Isi –v

BAB 1 Ahlussunnah wal Jamaah –1


1. Ma’na Ahlussunnah wal Jama’ah –2
2. Tiga prinsip dasar Ahlussunah wal
Jama’ah (ASWAJA) –9
3. Pandangan ASWAJA dalam beribadah
–13
BAB 2 Haji dan Umrah–15
1. Ma’na haji dan umroh –15

Buku Panduan Haji dan Umrah v


Hasan Nuri Hidayatullah

2. Hukum Haji dan Umroh –17


3. Dasar Hukum Wajib Pelaksanaan Haji
Dan Umroh –20
4. Kapan Haji dan Umroh di Wajibkan
Oleh Allah Swt –24
5. Pembagian Amalan dalam Ibadah Haji
–27
a. Rukun Haji –27
1) Niat ihram –28
2) Wuquf di Arafah –32
3) Thawaf Ifadlah –37
4) Sa’i –43
5) Al-Halqa/ Mencukur Rambut
(Tahallul) –45
6) Tartib –46
b. Wajib Haji –47
1) Ihram dari miqat –48
2) Mabit di Muzdalifah –52
3) Melempar Jumrah Aqabah –54
4) Melempar Tiga Jumrah Pada
Hari Tasyriq (11, 12 dan 13

vi Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

Dzulhijjah) –55
5) Mabit di Mina Malam-Malam
Hari Tasyriq (11, 12 dan 13
Dzulhijjah) –56
6) Thawaf Wada’ –58
c. Sunnah-Sunnah Haji –59
d. Larangan-Larangan yang di ha-
ramkan dalam Berihram –61
e. Jenis-Jenis Dam dalam Ibadah Haji
–67

BAB 3 Ziarah Paduka Nabi Muhammad


Shallallahu Alaihi Wasallam –77

Buku Panduan Haji dan Umrah vii


Hasan Nuri Hidayatullah

viii Buku Panduan Haji dan Umrah


Bab 1

Ahlussu n n a h wal Ja m a a h

Alangkah baiknya sebelum masuk pada


pembahasan inti mengenai manasik haji dan
umroh, sedikit kita ulas mengenai “Ahlussunnah
wal Jama’ah” sehingga ketika melaksanakan
prosesi haji dan umroh ini, menjadi tahu
kemana arah dasar dan imam yang kita ikuti.
Karena kondisi akhir zaman ini, banyak yang
menonjolkan egosentris kelompok, bahkan
lebih dari itu sudah mengarah kepada justifikasi
bahwa kebenaran mutlak hanya ada dalam

Buku Panduan Haji dan Umrah 1


Hasan Nuri Hidayatullah

kelompoknya tanpa memandang nilai-nilai


positif yang terdapat dalam suatu perbedaan.
Sebenarnya selama semua perbedaan masih
dalam koridor dasar hukum yang benar,
maka akan di legalkan oleh syari’at. Hakikat
perbedaan cabang syari’at yang masih berada
dalam koridor yang benar adalah rahmat bagi
umat islam.

1. Ma’na Ahlussunnah wal Jama’ah


Kalimat ini terdiri dari tiga suku kata dalam
bahasa Arab, yaitu: Ahlun, Assunah dan Aljama’ah.
Ahlun artinya adalah, keluarga atau
kelompok. Assunah artinya adalah sesuatu yang
datang dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
baik berupa ucapan, perbuatan maupun
ketetapan. Sedangkan Aljama’ah artinya adalah
kumpulan para sahabat Nabi. Arti Ahlussunnah
wal Jama’ah secara umum adalah, kelompok
yang mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam dan kebenaran yang di bawa

2 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

oleh kebanyakan para sahabat Nabi. Dengan


demikian, mereka yang hanya mengakui al-
Quran dan hadits saja, atau beserta dengan
sahabat, tetapi hanya meyakini satu misalnya
Sayyidina Ali saja dengan mengabaikan yang
lain, mereka bukan termasuk dalam kelompok
Ahlussunnah wal Jama’ah. Rasulullah SAW
bersabda :
ْ ْ ْ ْ ِّ َ ُ ‫اب اَك ُّنل‬ َ ْ َ
‫ج ْومِ بِأي ِه ْم ِاقتَ َديتُ ْم ِاهتَ َديتُ ْم (رواه‬ ْ ‫ح‬
ِ‫اص ي‬
)‫ابليهىق‬
“Para sahabatku bagaikan bintang-bintang,
dengan yang mana saja dari mereka kalian
mengikuti, maka kalian akan mendapatkan
petunjuk” (HR. Baihaqi).

ْ ْ ْ‫خ‬
َّ ‫الُلَ َفآ ِء‬ َّ ُ َْ َ
ْ َّ‫ك ْم ب ُسن‬
‫اش ِدي َن ِم ْن َبع ِد ْي‬
ِ ‫الر‬ ‫ت َو ُسن ِة‬ ِ‫ِ ي‬ ‫علي‬
)‫(رواه ابلخارى‬
“Hendaknya atas kalian berpegang teguh
dengan sunnahku dan sunnah para khulafa’
rasyidin setelah aku” (HR. Bukhari).

Buku Panduan Haji dan Umrah 3


Hasan Nuri Hidayatullah

َ َ َ َ ْ‫َ ْ َ َ َ حُ ْ ُ ْ َ َ جْ َ َّ َ ْ َ ْ َ ج‬
‫اعة (رواه الرتميذى‬ ‫من أراد ببوحة الن ِة فليلزمِ الم‬
)‫واحلاكم‬
“Barang siapa yang ingin mendapatkan
kehidupan yang damai di surga, hendaklah ia
mengikuti al-Jama’ah (kelompok yang menjaga
kebersamaan)” (HR. Tirmidzi dan Hakim).

Dalam beragama, Ahlussunnah wal Jama’ah


mempunyai dasar yang kuat yaitu sebuah
hadits shahih yang dikenal dengan hadits jibril,
hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Di
dalamnya menerangkan tentang tiga hal yaitu
: Islam, Iman dan Ihsan. Sebagaimana Sabda
Rasulullah Shallallahu Alaihi wasalam :
ْ ْ َ‫ح‬ ْ َ َ
‫ بَينَ َما ن ُن ِعن َد َر ُس ْو ِل‬: ‫اب قال‬ َّ َ ْ‫َ َّ َ ْ ُ َ ُ ْ ُ خ‬
ِ ‫حدث يِن عمر بن الط‬
ٌ َ َ ْ َ َ َّ َ ُ َّ‫َ ى‬
‫اهلل َعليْ ِه َو َسل َم ذات يَ ْومٍ ِإذ َطل َع َعليْنَا َر ُجل‬ ‫هلل صل‬ ِ ‫ا‬
َْ َ َ ُ َ ْ َّ َ َ‫َشدي ْ ٌد َبيَاض اثلِّي‬
‫اب ش ِدي ْ ُد َس َوا ِد الشع ِر اليرى علي ِه‬ ِ ِ ِ
ْ َُ َ‫ى‬ َ َ
َ َ َّ‫َ ْ ُ ُ َّ َ ٌ َ ى‬ َ َ َّ َ َ
ِ ‫اث ُر السف ِر َواليع ِرفه ِمنا أحد حت جلس ِإل رسو ِل ا‬
‫هلل‬
َ ْ َ‫ْ َ ى‬ َ َ َّ َ ُ َّ‫َ ى‬
‫اهلل َعليْ ِه َو ّسل َم فا ْسنَ َد ُركبَتيْ ِه إِل ُركبَتيْ ِه َو َو َض َع‬ ‫صل‬
4 Buku Panduan Haji dan Umrah
‫‪Hasan Nuri Hidayatullah‬‬

‫ْْ َ‬ ‫َ َّ ْ لَىَ َ َ ْ َ َ َ حُ َ َّ َ ْ‬
‫ن َع ِن االسالمِ‬ ‫ب ْ‬
‫يِ‬
‫خ ْ‬
‫كفي ِه ع ف ِخذي ِه وقال ‪ :‬يا ممد‪ ,‬ا رِ‬
‫َّ لاْ َ َ ْ َ ْ‬ ‫ىَّ هّ َ‬ ‫ََ َ َُ ُْ‬
‫هلل َصل الل َعليْ ِه َو َسل َم ا ِ ْسال ُم أن تش َه َد‬ ‫فقال رسول ا ِ‬
‫َ ىَّ ُ َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ ُ َ َّ حُ َ‬ ‫َْ َ‬
‫اهلل َعليْ ِه‬ ‫اهلل َوأن م َّم ًدا َر ُس ْول اهلل صل‬ ‫أن ال ِإ ِهل ِإال‬
‫َ‬ ‫الز اَك َة‪َ ,‬وتَ ُص َ‬ ‫‪,‬وتُ ْؤ َ‬ ‫َ َ َّ َ َ ُ َ َّ َ‬
‫وم َر َم َضان‪,‬‬ ‫ت َّ‬
‫يِ‬
‫الة َ‬ ‫وسلم‪ ,‬وت ِقيم الص‬
‫ْ َ َ ْ َ يَ ْ َ ً َ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫ت إِنِاستطعت إِل ِه س ِبيال‪ .‬قال ‪:‬صدقت‪ .‬قال‪:‬‬ ‫َو حَتُ َّج البْ َيْ َ‬
‫بن َعن اإل َ‬ ‫خ ْ‬ ‫َ ْ َ لهَ ُ َ ْ َلهُ ُ َ ُ َ ِّ ُ ُ َ َ َ َ ْ‬
‫ان‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫يم‬ ‫فع ِجب َنا يسأ ويصدقه‪ ,‬قال‪ :‬فأ رِ يِ‬
‫يْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ ُ ْ َ هَّ‬
‫الل َو َمالئِك ِت ِه َوكتُ ِب ِه َو ُر ُس ِل ِه َوالَ ْومِ‬ ‫قال‪ :‬أن تؤ ِمن بِ ِ‬
‫َ ُ ْ َ ْ َ َ َ رْ َ رَ ِّ َ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫ت قال ‪:‬‬ ‫يهِ وشهِ‪ ,‬قال‪ :‬صدق‬ ‫اآلخ ِر وتؤ ِمن بِالقد ِر خ ِ‬ ‫ِ‬
‫ك تَ َراهُ‬ ‫َ َ َ ْ َ ْ ُ َ هَّ َ َ َ َّ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ََ ْ‬
‫ان قال‪ :‬أن تعبدالل كأن‬ ‫اإلحس ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫فأ يِ‬
‫ب‬ ‫رِ‬ ‫خ‬
‫الساعةَ‬ ‫بن عن َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫فَإ ْن ل َ ْم تك ْن ت َر ُاه فإنه يَ َراك‪ .‬قال‪ :‬فأخ ْ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫يِ‬ ‫رِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ َ ََ ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َْ ْ ُ ُ َ َْ َ ْ َ‬
‫قال‪ :‬ماالمسئول عنها بِأعلم ِمن السائِ ِل‪ ,‬قال‪ :‬فأخ رِب يِن‬
‫َ ْ َ لحْ َ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ َ َْ َ‬ ‫َع ْن أَ َم َ‬
‫ارتِ َها‪ .‬قال‪ :‬أن ت دِ َل األ َمة َر َّبتَ َها‪َ ,‬وأن ت َرى ا ُفاة‬
‫ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ُ اَ َ َّ َ َ َ َ ُ َ لبْ ْ َ ُ ْ َ‬
‫ان‪ .‬ث َّم ان َطل َق‬ ‫العراة العالة رعة الشا ِء يتطاولون يِف ا ِني ِ‬
‫ت‪:‬‬
‫ْ‬
‫السائل‪ ,‬قل ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫اع َم ُر‪ ,‬أَتَ ْدري َمن َّ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُ َ َ‬
‫ت َم ِل ًّياث َّم قال يِل ي‬ ‫فَلَبثْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ َ ِ‬ ‫ِ‬
‫كمْ‬ ‫هَّ ُ َ َ ُ لهُ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َ رْ ُ َ ُ ْ ُ َ ِّ ُ ُ‬
‫بيل أتاكم يعلم‬ ‫اج ِ‬ ‫الل ورسو أعلم‪ .‬قال‪ :‬هذ ِ‬
‫ُ‬
‫ِدينَك ْم‪( .‬رواه مسلم)‬

‫‪Buku Panduan Haji dan Umrah‬‬ ‫‪5‬‬


Hasan Nuri Hidayatullah

Dalam pemahaman Ahlussunnah wal


jama’ah mengenai hadits di atas adalah bahwa
setiap orang di dalam beragama Islam yang
benar harus menyatukan tiga dimensi tersebut.
Lebih jelasnya bahwa Islam adalah komponen
dhahir dan Iman adalah komponen batin serta
Ihsan adalah etika atau akhlaq.
Dapat dipahami apabila kita membaca
rukun Islam yang lima, maka semua kandungan
isinya adalah komponen yang bersifat lahiriyah,
oleh karena itu ilmu yang mempelajarinya
adalah fiqih. Kita tidak menyaksikan fiqih
berbicara tentang hati, akan tetapi semuanya
berbicara tentang perkara-perkara dhahir,
seperti : air untuk bersuci, mencuci pakaian,
ukuran zakat dan sebagainya.
Berbeda dengan iman atau komponen
batin. Dapat dipastikan semua rukun iman
adalah semua perkara yang tidak terlihat atau
diraba. Karena tidak terlihat, maka kaitannya
adalah dengan bashirah (mata hati). Ilmu yang

6 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

mendukung untuk mendalami komponen


kedua adalah ilmu tauhid.
Sedangkan komponen ketiga adalah ihsan
atau akhlaq. Ilmu untuk menambah pengetahuan
kita di bidang ini adalah Tashawuf. Memang
seolah akhlaq tidak begitu berpengaruh dalam
amal kita secara langsung, namun dalam sejarah
banyak disebutkan, bagaimana kegigihan
Nabi dalam memeliharanya, banyaknya orang
selamat dengan keterbatasan amal sholeh tapi
berakhlaq mulia. Bahkan sebaliknya ada juga
yang beramal sholeh luar biasa amalnya menjadi
percuma karena akhlaqnya. Sangat tepat bila
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
َْ َّ ‫الر ُج َل يَلُ ْدر ُك بُ ْسن ُخلُقه َد َر َج َة‬
َّ ‫إ َّن‬
‫الصائِ ِم القائِ ِم‬ ِِ ِ ِ‫ِ ح‬ ِ
)‫(رواه امحد‬
“Sesungguhynya seorang laki-laki dengan
kemuliaan akhlaqnya sungguh mampu menyusul
derajat orang berpuasa yang bangun malam.”
(HR. Ahmad)

Buku Panduan Haji dan Umrah 7


Hasan Nuri Hidayatullah

ُ ْ َ َ َّ ْ‫ج‬ ُ َ‫ا َ ْك ر‬
َّ ‫ث َمايُ ْد ِخ ُل‬
َ ‫انل‬
‫اس الَنة تق َوى اهلل َو ُح ْس ُن اخلُل ِق‬
)‫(رواه الرتميذى واحلاكم‬
“Sesuatu terbanyak yang memasukkan manusia
ke dalam surga adalah taqwa kepada Allah dan
kemuliaan akhlaq” (HR. Turmudzi dan Hakim)

Imam Hasan Basri mengatakan bahwa inti


kemuliaan akhlaq terletak pada tiga hal, yaitu:
ْ ْ ََُ ََ ُّ َ ْ ْ ُْ
‫بَذل ال َمع ُر ْو ِف َوكف األذى َو َطالقة ال َوج ِه‬
“Berbuat kebajikan, menahan untuk tidak
menyakiti (orang lain) dan wajah yang berseri.”

Jika seorang muslim telah menggabungkan


tiga prinsip dasar dalam beragama Islam, maka
telah sempurna dalam beragama dan termasuk
dalam firman Allah:
َّ َ‫ا‬
‫لم كفة‬ ِّ ُْ ُ ُْ
ِ ‫أدخلوا يِف الس‬
“masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan”
(QS. Al-Baqarah : 208)

8 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

2. Tiga prinsip dasar Ahlussunah


wal Jama’ah (ASWAJA)
Dalam menegakan syari’at Islam, ASWAJA
mempunyai 3 prinsip dasar yaitu:
Pertama adalah Ta’adul, sebagaimana
firman Allah Swt :
ْ َّ ُ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ
‫لتق َوى‬ ِ ‫ِإع ِدلوا هو أقرب ل‬
“Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa”.(QS. Al-Ma’idah : 8)

Berada di tengah dengan tidak condong


kepada kelompok garis keras atau ektrimis
dengan menyalahkan semua golongan dan
membenarkan kelompoknya saja, bahkan
lebih ekstrim lagi selain mereka dianggap kafir.
Atau kelompok liberalism yang cenderung
membolehkan berbagai macam hal tanpa batas
bahkan membuka peluang evaluasi al-Quran
yang sangat jauh dari kebenaran.
Kedua adalah Tawazun, sebagaimana
firman Allah Swt:
Buku Panduan Haji dan Umrah 9
Hasan Nuri Hidayatullah

ۡ ۡ ْ ُ
‫اس ٱل ُم ۡس َتقِي ِم‬
ِ ‫َوزِنوا بِٱلقِ ۡس َط‬

“Dan timbanglah dengan timbangan yang


lurus” (Asy-Syu’ara: 182).

Maksudnya adalah keseimbangan dalam


pengambilan dasar hukum, yaitu ada Naqli (yang
turun dari Allah Swt dan RasulNya) berupa al-
Quran dan Hadits. Ada pula dasar yang besifat
Aqliyah (sumbernya adalah akal) yaitu Ijma’
dan Qiyas. Karena akal adalah karunia luar
biasa yang Allah Swt berikan untuk melindungi
manusia dari moral-moral kebinatangan.
Terkait dengan metodologi Ahlussunnah
wal Jama’ah yang menggabungkan antara naql
dengan akal tersebut, para ulama memberikan
perumpamaan. Akal diumpamakan dengan
mata yang dapat melihat, sedangkan dalil-dalil
naql diumpamakan dengan matahari yang dapat
menerangi. Orang yang hanya menggunakan
akal tanpa menggunakan dalil-dalil naqli

10 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

diibaratkan keluar pada malam hari yang gelap


gulita. Ia membuka matanya untuk berusaha
melihat apa yang ada di sekelilingnya, tetapi
selamanya dia tidak akan dapat melihatnya
tanpa adanya matahari yang meneranginya.
Sebaliknya orang yang menggunakan dalil-dalil
naqli tanpa menggunakan akal seperti orang
yang keluar di siang hari dengan suasana yang
terang benderang, tetapi dia tuna netra atau
matanya terpejam, tentu saja dia juga tidak
akan melihat.
Ahlussunnah wal Jama’ah laksana orang
yang dua matanya dapat melihat dan keluar
di siang hari yang terang benderang. Sehingga
semua tampak jelas dan akan selamat dalam
berjalan dalam mencapai tujuan. Dari sini dapat
kita simpulkan bahwa keyakinan dalam dasar-
dasar Islam adalah al-Quran, Hadits dan akal
yang produknya adalah Ijma’ dan Qiyas.
Ketiga adalah Tawassuth. Dalam istilah
al-Quran adalah menggunakan ‫أمة وسطا‬, tidak

Buku Panduan Haji dan Umrah 11


Hasan Nuri Hidayatullah

condong kepada kelompok mujassimah yang


berpendapat bahwa Allah Swt dalam ayat-ayat-
Nya di artikan sama. Misalnya ‫ يد اهلل‬diartikan
tangan Allah dan lain-lain atau sebaliknya. Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman :
َ‫َ َ ٰ َ َ َ ْ َ ٰ ُ ُ َّ َ ً تِّ ُ ُ ْ ُ َ َ ٓ لَى‬
ِ ‫َوكذلِك جعلنكمۡ أمةٗ َوسطا َلكونوا شهدا َء ع َّٱنل‬
‫اس‬
َ ُ َ ُ َ ُ
ۗ‫َو َيكون َّٱلر ُسول َعليْك ْ ۡم ش ِهيْ ً ٗدا‬
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan
kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah
: 143).

3. Pandangan ASWAJA dalam


beribadah
Dalam ber ibadah ASWAJA mengikuti
salah satu dari madzhab yang empat, yaitu
Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Empat
madzhab inilah yang dinilai kompeten dan tepat
untuk di katakan sebagai mujtahid mutlaq yang
12 Buku Panduan Haji dan Umrah
Hasan Nuri Hidayatullah

pendapat-pendapatnya mempunyai kekuatan


dasar hukum dan terkumpulkan dengan baik
atau mudawwan. ASWAJA tidak memandang
kesempatan berijtihad di akhir zaman ini
tertutup. Akan tetapi, siapa yang mempunyai
derajat seperti imam Madzhab ini, pintu ijtihad
terbuka sampai kapanpun, hanya yang menjadi
persoalan adalah siapakah yang mampu untuk
menduduki posisi tersebut. Karena seorang
Mujtahid harus menguasai semua fan ilmu yang
berkaitan dengan ijtihadnya. Baik ilmu sejarah,
tafsir, hadits, bahasa, ilmu riwayat dan ilmu-ilmu
yang lain dan tidak hanya sekedar tahu saja, akan
tetapi kemampuan sampai pada pendalaman
ilmu-ilmu tersebut.

Buku Panduan Haji dan Umrah 13


Hasan Nuri Hidayatullah

14 Buku Panduan Haji dan Umrah


Bab 2

Haji da n Umra h

1. Ma’na Haji dan Umroh


Haji dan umroh secara umum mempunyai
makna yang sama, yaitu sengaja. Sedangkan
secara syari’at maknanya adalah sengaja
mendatangi rumah Allah Swt yang suci dengan
tujuan untuk beribadah. Perintah ini berawal
sejak selesainya nabi Ibrahim dan nabi Ismail
Alaihima salam dalam meninggikan tembok
Ka’bah. Pondasinya sudah ada, yang dalam
riwayat dibangun oleh Malaikat. Karenanya
Buku Panduan Haji dan Umrah 15
Hasan Nuri Hidayatullah

dalam al-Quran firman Allah Swt menyebutkan


dengan istilah meninggikan dan bukan
membangun:
ُ ۡ ‫ه ُۧم ۡٱل َق َواع َِد م َِن بۡٱلَ ۡيت‬
‫ِإَوس َم ٰ ِعيل َر َّب َنا‬
َ ۡ
‍ ِ ٰ ‫ِإَوذ يَ ۡرف ُع إِبۡ َر‬
ِ
ُ ‫يع ۡٱل َعل‬
‫ِيم‬ ُ ‫ٱلس ِم‬َّ ‫نت‬ َ َ‫ك أ‬ َ َّ ٓ َّ ۡ َّ َ َ
‫تقبل مِنا ۖ إِن‬
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan
(membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah dari
kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
(Al-Baqarah : 127)

Setelah usai pelaksanaan peninggian


tembok inilah Allah Swt perintahkan kepada
nabi Ibrahim untuk mengundang manusia
berhaji. Perintah ini dilakukan oleh nabi Ibrahim
dengan berteriak mengundang manusia berhaji
seraya berdiri di atas gunung yang di kenal
dengan sebutan “jabal qubais”. (sekarang gunung
tersebut telah di bongkar oleh pemerintah
Saudi dan menjadi istana raja di dekat masjidil

16 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

Haram). Allah Swt menceritakan hal ini dalam


firmanya:
َ ّ ُ‫حۡ َ ّ َ ۡ ُ َ َ اٗ َ لَىَ ٰ ل‬ َّ‫َوأَ ّذِن ف ٱنل‬
‫ك ضام ِٖر‬
ِ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ال‬ ‫ج‬ِ ‫ر‬ ‫وك‬ ‫ت‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫ج‬ ِ ‫ٱل‬ ِ ‫ب‬ ‫اس‬ ِ ِ‫ي‬
‫يق‬ ‫م‬ َ
‫ع‬
َّ ّ ُ‫ل‬
‫ج‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫ِن‬
‫م‬ َ ‫يَأۡت‬
‫ِني‬
ٖ ِ ٍ ِ
”Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh”. (QS. Al-Hajj : 27)

2. Hukum Haji dan Umroh


Haji dan umroh hanya wajib sekali dalam
seumur hidup, selebihnya adalah sunnah bagi
mereka yang mampu untuk melaksanakannya
setelah menyelesaikan kewajiban–kewajibannya
yang lain dalam syariat.Wajibnya haji dan umroh
adalah bagi setiap umat islam yang mampu
atau memiliki ‫ إستطاعة‬artinya kemampuan,
maksudnya adalah :

Buku Panduan Haji dan Umrah 17


Hasan Nuri Hidayatullah

a. Mempunyai biaya yang cukup untuk


perjalanannya, bekal selama di
perjalanan, dan biaya untuk biaya
menafkahi orang-orang yang wajib di
nafkahi selama ditinggal.
b. Menyelesaikan hutang yang jatuh
tempo ketika perjalanan hajinya.
c. Kesehatan jasmani dan rohani

Jika hal tersebut di atas telah dimiliki


oleh seorang muslim, maka dia telah memiliki
kemampuan yang disebut dengan istilah
istitha’ah binafsi.
Sedangkan kemampuan yang kedua disebut
dengan istilah istitha’ah bil ghair, artinya mampu
mengeluarkan biaya untuk berhaji dan berumrah
akan tetapi tidak mempunyai kemampuan fisik
untuk melaksanakannya, Seperti : orang yang
sakit berat dan mendapatkan vonis dari dokter
yang bisa dipercaya bahwa sakitnya tidak akan
bisa sembuh atau mungkin terlalu tua, di sisi

18 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

lain mempunyai harta melimpah yang cukup


untuk biaya berhaji dan berumrah.Orang dalam
kondisi seperti ini dapat melaksanakan ibadah
haji dan umrahnya dengan cara membadalkan
pelaksanaan fisiknya kepada orang lain yang
dipercaya.
Dikhawatirkan bagi orang yang menunda
pelaksanaan ibadah haji setelah mampu secara
materi dan kesehatan fisik, kemudian menunda
pelaksanaannya untuk tidak mendapatkan
kesempatan karena umur adalah rahasia
Allah Swt sehingga meninggalkan bumi ini
dalam keadaan meninggalkan beban rukun
Islam yang belum sempurna. Bahkan lebih
mengkhawatirkan lagi jika masuk dalam
ancaman Allah Swt sebagaimana dalam ayat
berikut ini :
َ ٌ َ ‫ون َع ۡن أَ ۡمره ِۦٓ أَن تُ ِص‬
َ ُ َ ُ‫َ ۡ َ ۡ َ ذَّ َ خ‬
‫يب ُه ۡم ف ِۡت َنة أ ۡو‬ ِ ‫فليحذرِ ٱلِين يال ِف‬
َ ٌ َ َ ۡ َُ ُ
‫اب أ يِل ٌم‬ ‫ي ِصيبهم عذ‬
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau

Buku Panduan Haji dan Umrah 19


Hasan Nuri Hidayatullah

ditimpa azab yang pedih” (QS. An-Nur : 63)

Semoga Allah Swt menyelamatkan kita


semua dari hal-hal yang menjerumuskan
manusia menuju kehancuran tersebut. Amien.
Menunda yang dimaksudkan adalah
mengulur-ngulur waktu pelaksanaannya
tanpa alasan yang jelas. Jika seperti kasus di
negeri kita, orang yang sudah mendaftarkan
diri berhaji akan tetapi mendapatkan jadwal
keberangkatan yang tertunda jauh karena
kebijakan pemerintah yang berlaku (waiting list)
maka tidak termasuk dalam kategori di atas.

3. Dasar Hukum Wajib Pelaksanaan


Haji Dan Umroh
Haji dan umroh merupakan dua hal yang
dasar perintah pelaksanaannya adalah al-
Quran, hadits dan ijma ulama. Dalam al-Quran
Allah Swt berfirman:

20 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

ٗ ُ ٗ‫َ َّ َ ُ َ َ ا‬
‫ارك َوهدى‬ ‫اس للِي بِبكة مب‬
َّ‫َ ذ‬
ِ ‫ض َع ل َِّلن‬ ِ ‫ت ُو‬ ۡ َ َ َّ َ َّ
ٖ ‫إِن أول بي‬
‫ِيمۖ َو َم ْن‬َ ‫ام إبۡ َرٰه‬ ُ َ َّ ٞ َ ّ َ ۢ ُ ٰ ‫ فِيْهِ َء َاي‬٩٦ ‫ني‬ َ ‫ّل ِۡل َعٰلَم‬
ِ ‫ت بيِنٰت مق‬ ِ
َ ۡ‫ب‬ َ‫لَى‬ َّ‫لِه‬ ٗ َ َ‫ا‬ َ َ َ
‫ت م ِن‬ ُّ
ِ ‫اس حِج ٱلَ ۡي‬ ِ َّ‫دخل ُهۥ كن َءامِناۗ َولِ ع ٱنل‬
ٗ‫ا‬ ۡ َ‫اع إ ِ ي‬
‫ن َع ِن‬ ٌّ ‫ك َف َر فَإ ِ َّن ٱللهَّ َ َغ‬
َ
‫لهِ َسبِيل ۚ َو َمن‬
َ ََ ۡ
‫ٱستط‬
ِ‫ي‬
َ‫ۡٱل َعٰلَمني‬
ِ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat beribadat) manusia,
ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia. Padanya terdapat tanda-tanda
yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu)
menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)
orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban
haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam” (Al-‘Imran : 96-97).

Buku Panduan Haji dan Umrah 21


Hasan Nuri Hidayatullah

Pada ayat yang lainnya Allah Swt berfirman:


ۡ ِ‫ٱل َّج َو ۡٱل ُع ۡم َرةَ لِهَّلِ فَإ ۡن أُ ۡح ر‬ َ
ۡ ‫ص ُت ۡم َف َما‬
َ َ‫ٱس َت ۡي ر‬
‫س م َِن‬ ۚ َ ۡ‫َوأت ُِّموا ْ ح‬
ِ
ۡ َۡ
ۖ‫ٱلهد ِي‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan
´umrah karena Allah. Jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka
(sembelihlah) korban yang mudah didapat”.
(Al-Baqarah : 196)

Dua ayat di atas mempunyai nilai filosofi


dalam haji yang luar biasa jika kita mau
mengkajinya. Pertama ayatnya diawali dengan
kata ‫ هلل‬dan ayat kedua pun di tutup dengan kata
‫هلل‬. Para ulama’ mengatakan bahwa awalan dan
akhiran tersebut secara tersirat merupakan
kata perintah yang mendidik kita untuk
menjadi hamba-hamba yang selalu ikhlas dan
mengerjakan segala perintahnya karena Allah
Swt bukan yang lain. Termasuk melaksanakan
ibadah haji, bahkan dengan ‫ هلل‬juga merupakan
bagian dari permohonan pertolongan

22 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk


memelihara nilai-nilai yang terkandung dalam
haji juga karena Allah Swt. Semua itu dilakukan
karena kita yakin bahwa semua itu jika tidak
karena Allah Swt merupakan suatu yang sangat
berat.

Adapun sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi


Wassalam adalah:
ْ َ ُ ْ‫ْ ُ ْ َ ُ ىَ ْ ُ ْ َ َ َّ َ ٌ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُّ ْ َ ر‬
‫ب ْو ُر لي َس‬ ‫العمرة ِإل العمر ِة كفارة لِما بينهما واحلج الم‬
َ َّ ْ َّ‫ٌ لا‬ َ‫له‬
)‫ُ َج َزاء إِ اجلَنة (رواه ابلخاري و مسلم‬

“Umrah (yang pertama) kepada umrah yang


berikutnya sebagai kaffarat (penghapus) bagi
(dosa) yang dilakukan di antara keduanya, dan
haji yang mabrur tidak ada balasan baginya,
melainkan Surga” (HR. Al-Bukhari, Muslim).

Buku Panduan Haji dan Umrah 23


Hasan Nuri Hidayatullah

4. Kapan Haji Dan Umroh di


Wajibkan Oleh Allah Swt
Ada dua pendapat mengenai kapan Haji
dan umroh di wajibkan kepada umat Islam
melalui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Pendapat pertama menyebutkan bahwa di
wajibkan pada tahun ke-6 setelah Nabi hijrah,
sehingga berdasar pendapat ini disimpulkan
bahwa bagi orang yang mampu boleh menunda
pelaksanaan ibadah hajinya. Pendapat kedua
adalah diwajibkan pada tahun ke-9 setelah Nabi
hijrah, sehingga disimpulkan bahwa bagi orang
yang mampu harus segera menjalankannya,
karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
berhaji pada tahun ke-10 setelah hijrah.
Kondisi seperti di negeri kita bagi orang yang
sudah mempunyai kemampuan berhaji boleh
menunda pendaftaranya menurut versi pertama
dan harus langsung segera mendaftarkan
diri menurut versi kedua. Sedangkan jadwal
keberangkatanya di sesuaikan dengan kebijakan

24 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

pemerintah.
Sekedar catatan sebagai penambahan
wawasan kita, bahwa waktu diwajibkanya rukun
Islam, sebagai berikut : Shalat, ketika peristiwa
Isra’ dan mi’raj setahun sebelum Nabi hijrah,
puasa dan zakat di wajibkan pada tahun ke dua
setelah Nabi hijrah dan Haji seperti yang sudah
tersebut di atas.
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam
berhaji sekali dalam umur beliau yaitu ketika
haji wada’ Tahun ke-10 H. Sementara sebelum
berhijrah beliau pernah beberapa kali berhaji.
Dengan dasar di atas disimpulkan bahwa
kewajiban berhaji bagi umat islam banyak sekali
dalam seumur hidup. Hal ini diperkuat dengan
hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam :
ُْ َُ ََ َ َ ُْ َ ُ َ َ َََْ ُ ْ َ ْ َ
‫هلل صىل‬ ِ ‫ض اهلل عنه خطبنا رسول ا‬ ِ‫عن أ يِب هريرة ر ي‬
ُ‫اس قَ ْد فَ َر َض اهلل‬ ُ ‫انل‬ َ ُّ َ َ َ َ َ
َّ ‫اهلل عليه وسلم فقال يا أيها‬
َ َ
ِّ ُ‫َ َ ْ ُ ْ لحْ َ َّ َ َ ُّ ْ َ َ َ َ ُ ٌ ْ ل‬
‫ف ك اَعمٍ يَا َر ُس ْول‬ ِ‫عليكم ا ج فحجوا فقال رجل أ ي‬
‫ب صىل اهلل عليه‬ ُّ ‫انل‬ َّ ‫الثًا َف َق َال‬َ َ َ َ َ َّ‫َ َ َ َ َ ى‬
‫هلل فسكت حت قالها ث‬ ِ ‫ا‬
ِ‫ي‬
Buku Panduan Haji dan Umrah 25
Hasan Nuri Hidayatullah

ْ ْ َََ ْ َ َ ََ ْ َ َ ُ ْ ُ َْ
‫استَ َطعتُ ْم (روا امحد‬‫وسلم لوقلت نعم لوجبت ولم‬
)‫ومسلم والنسايئ‬
”Dari sahabat Abu hurairah RA, Rosulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam berkhutbah
dihadapan kami, maka beliau bersabda
sesungguhnya Allah ta’ala telah mewajibkan
kepada kalian untuk berhaji maka berhajilah,
kemudian seorang laki-laki bertanya apakah
setiap tahun ya Rasulullah, Rasulullah diam
sampai diulang tiga kali, kemudian Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, jika aku
katakan iya, maka akan menjadi wajib dan
kalian tidak akan mampu” (HR Ahmad, Muslim
dan Nasa’i).

Adapun untuk umroh, beliau


melaksanakannya sebanyak empat kali, yaitu:
a. Umroh Hudaibiah Tahun ke-6 Hijriyah
b. Umroh Qadla’ Tahun ke-7 Hijriyah
c. Umroh setelah pulang dari perang
Mu’tah Tahun ke-8 Hijriyah dengan

26 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

miqot Ji’ranah
d. Umroh haji tahun ke-10 Hijriyah
menurut ulama yang berpendapat
bahwa beliau haji Qiran.

5. Pembagian Amalan dalam


Ibadah Haji
a. Rukun Haji
Haji mempunyai tiga amalan, yaitu : rukun,
wajib dan sunnah. Dalam haji memang berbeda
dengan ibadah yang lain, dalam beberapa
hal rukun dan wajib mempunyai kedudukan
yang sama seperti dalam wudlu. Istilah rukun
juga menggunakan istilah fardlu. Sedangkan
dalam haji, rukun dan wajib merupakan
istilah tersendiri dan mempunyai pengertian
serta kedudukan yang berbeda. Rukun adalah
perkara yang jika tidak dikerjakan berdampak
kepada tidak sahnya haji dan umroh. Wajib
adalah perkara yang jika tidak dikerjakan tidak

Buku Panduan Haji dan Umrah 27


Hasan Nuri Hidayatullah

berpengaruh kepada sah dan tidaknya haji akan


tetapi wajib menggantinya dengan dam atau
fidyah. Sunnah adalah amalan tambahan yang
menjadikan haji seseorang lebih sempurna dan
sama sekali tidak mempengaruhi ke afsahan
haji dan umroh.
Rukun haji adalah sebagai berikut: Niat
ihrom, Wuquf di padang arafah,Thowaf ifadloh,
Sa’i, Tahallul dan Tartib. Sedangkan rukun
umroh adalah semua rukun haji selain daripada
wuquf di arofah. Dalam rukun haji yang paling
utama adalah wuquf menurut Imam Ibnu Hajar
karena hadits ‫الحج عرفة‬. Sedangkan Imam Romli
berpendapat bahwa Thawaf Ifadlah lebih afdol
karena kedudukannya sama dengan Shalat.

Berikut penjelasan singkat mengenai rukun


haji:
1) Niat ihram
Niat dalam haji ada tiga macam:
1. Ifrad, yaitu niat haji saja dan meletakkan

28 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

umroh setelah haji. Niat dengan cara


ini adalah yang paling afdol dalam
madzhab imam Syafi’i bahwa jika
setelah prosesi haji selesai, umrohnya
dilakukan sebelum masuk bulan
Muharram. Karena jika umrohnya
dilaksanakan pada bulan Muharram
berarti menjadi tahun yang berbeda
dengan pelaksanaan hajinya.
2. Tamattu’, yaitu niat ihrom umroh
terlebih dahulu kemudian niat ihrom
untuk haji. Dinamakan tamattu’ karena
seseorang di perbolehkan melakukan
larangan dalam ihrom sebelum niat
haji. Tamattu’ artinya bersenang-
senang.
Bagi jamaah indonesia yang
melaksanakan haji tamattu’ ketika
akan berangkat ke arafah, niat hajinya
dilakukan di maktab masing-masing di
Makkah. Karena sebab itulah mereka

Buku Panduan Haji dan Umrah 29


Hasan Nuri Hidayatullah

di wajibkan membayar dam dengan


sebab berihram tidak dari miqat
aslinya.
Jika mereka kembali ke miqat asalnya
ketika niat ihram haji tidak wajib
membayar dam.
3. Qiron, artinya bersama, yaitu orang
yang niat ihram untuk haji dan umroh
nya di jadikan satu. Orang yang
melaksanakan haji dengan cara qiron
wajib juga untuk membayar dam.

Wajib nya dam bagi yang berhaji dengan


cara tamattu’ dan qiron adalah mereka yang
berdomisili di luar kota Makkah dengan
jarak lebih dari masafatul qosri atau 82 km.
Orang-orang yang berdomisili di Makkah
atau sekitarnya dengan jarak kurang dari dua
marhalah (82km), seperti penduduk Jeddah jika
berhaji dengan cara qiron dan tamattu’ tidak
wajib membayar dam. Karena miqot mereka

30 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

adalah tempat tinggal mereka sendiri, sehingga


mereka tidak melanggar miqot untuk memulai
niat haji dan umrahnya. Contoh-contoh niat
haji:
a. Ifrad
ّ َ َ‫للِِهّ َ ىَ لب‬ ْ َ َ َّ َ ْ‫َ َ ْ ُ لح‬
ُ ‫ح َر ْم‬
‫ت َعال َّيْك الل ُه َّم‬ ‫ت بِ ِه‬ ‫نويت ا ج وا‬
ٍ‫حِبَ َّجة‬
Setelah selesai kemudian niat melaksanakan
umroh.
b. Tamattu’
َّ َ َ‫للِِهّ َ ىَ لب‬ ْ ََ َ َ ْ ُْ ُ ََْ
ُ ‫ح َر ْم‬
‫ت بِ َها ت َعال َّيْك الل ُه َّم‬ ‫نويت العمرة وأ‬
‫بِ ُع ْم َر ٍة‬
Setelah selesai umroh kemudian ketika
akan berhaji niat haji
ّ َ َ‫للِِهّ َ ىَ لب‬ ْ َ َ َّ َ ْ‫َ َ ْ ُ لح‬
ُ ‫ح َر ْم‬
‫ت بِ َها ت َعال َّيْك الل ُه َّم‬ ‫نويت ا ج وأ‬
‫حِبَ َّج ٍة‬
c. Qiran
َ َ‫للِِهّ َ ىَ لب‬ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ ْ ُ ْ َ َ
ُ ‫ح َر ْم‬
‫ت بِ ِه َما ت َعال َّيْك‬ ‫نويت احلج والعمرة وا‬

Buku Panduan Haji dan Umrah 31


Hasan Nuri Hidayatullah

ُ ّ
‫الل ُه َّم حِبَ َّج ٍة َو ع ْم َر ٍة‬
Bagi seseorang yang hendak melaksanakan
ihram baik haji maupun umrah di sunatkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Mencukur kumis dan merapikan
jenggot
2. Mencabut bulu ketiak
3. Mencukur bulu kemaluan
4. Mandi ihram
5. Memakai pakaian ihram baru
6. Memakai wangi-wangian untuk badan
7. Memakai sandal
8. Shalat ihram 2 raka’at
9. Melafadzkan niat
10. Niat dilakukan ketika kendaraan mulai
berjalan dari miqot, jika berhaji dengan
naik kendaraan

2) Wuquf di Arafah
Wuquf adalah rukun inti haji dan waktunya

32 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

hanya mulai tergelincirnya matahari tanggal


9 Dzulhujjah sampai dengan terbitnya fajar
tanggal 10 Dzulhijah. Rasulullah Shallallahu
Alaihi wasallam bersabda:
ْ ََ ْ َْ ُ َ َ ًَ َْ َ َُ ْ
ِ ‫احل َ ُّج َع َرفة ف َم ْن أد َر َك َع َرفة قبْل ُطل‬
‫وع الفج ِر فقد‬
ْ َْ
)‫أد َر َك احل َ َّج (رواه ابو داود بأساند حميحة‬
“Haji adalah wuquf di Arafah, barang siapa
menemui wuquf sebelum terbit fajar maka
orang itu benar-benar telah melakukan haji”

Wuquf artinya adalah diam, jamaah haji


diam di padang Arofah beberapa saat untuk
berdzikir kepada Allah Ta’ala.
Tempat ini mempunyai nama Arafah
menurut Ulama’ karena dua hal. Pertama
tempat ini adalah untuk mengenalkan manusia
tentang siapa hakikat dirinya di hadapan Allah
Ta’ala. Semua pakaian kebesaran di tanggalkan
dengan hanya mengenakan dua helai kain ihram,
berlaku untuk semua strata manusia. Tidak

Buku Panduan Haji dan Umrah 33


Hasan Nuri Hidayatullah

ada beda antara pejabat dan rakyat, si kaya


dan si miskin, bangsawan dan abdi, semua di
hadapan Allah adalah sama. Yang membedakan 
kemuliaan mereka di hadapan Allah Swt adalah
kadar ke taqwaan mereka kepada-Nya. Allah
Swt berfirman:
ُ ََْ ُ َ َ ْ َ َّ
َ ْ‫ك ْم عن‬
‫هلل أتقاك ْم‬
ِ ‫ا‬ ‫د‬ ِ ‫ِإن أكرم‬
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa di antara kamu”. (QS. Al – Hujarat : 13)

Ketika di arafah seseorang yang sedang


melakukan wuquf di harapkan dapat melakukan
pengakuan tentang kondisi pribadinya yang pasti
mempunyai banyak dosa, agar menumbuhkan
nilai rendah hati atau tawadlu’ di hadapan Allah
Swt. Akan tetapi juga harus meyakini bahwa
dengan wuquf di padang arafah,Allah Ta’ala pasti
akan mengampuni dosa-dosanya. Justru siapa
saja yang tidak meyakini akan pengampunan ini
berarti dirinya telah melakukan perbuatan dosa

34 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

besar. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam


bersabda:
ْ َ َ َ َّ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ً ْ َ
‫اهلل ل ْم يغ ِف ْر‬ ‫اس ذنبا من وقف بِعرفة فظن ِإن‬ َّ ‫ا َ ْع َظ ُم‬
ِ ‫انل‬
َ‫له‬
‫ُ (رواه اخلطيب يف املتفق واملفرتق وادليلىم يف املسند‬
)‫الفردوس‬
“Manusia yang besar dosanya adalah yang
wuquf di Arofah dan mengira bahwa Allah
tidak mengampuni dosanya”. (HR. Al-Khatib
dan Addailami)
َْ ُ ََََ ََََ ْ ْ َ َ‫َ َّ َ جَ ىَّ لَى‬
‫اهلل لأِ ه ِل‬ ‫اهلل تَل ع أه ِل ال َم ْو ِق ِف عرفة فغفر‬ ‫أن‬
َ‫ح‬ ْ‫لح‬ ْ
ُ ‫اهلل ْهل ال َم ْش َعر ا َ َرامِ َوتَ ّم َل‬ َ ُ ‫َع َرفَ َة َو َغ َف َر‬
‫اهلل َع ِن‬ ِ ِ ِ‫لأ‬
ْ ْ َ‫ُ ح‬
‫ات َما َع ِمل ْوا ن َو ال ِعبَا ِد‬ َ َ َ ْ ْ‫ج‬
ِ ‫ال َ ِمي ِع تبع‬
Sesungguhnya Allah sudah menjelaskan
kepada ahli yang wuquf di arafah maka Allah
Swt mengampuni kepada ahli arafah dan ahli
masy’aril haram serta Allah akan menerima
dari seluruh amal ibadah yang menyertainya
(amaliah wuquf di arafah dan masy’aril haram).

Buku Panduan Haji dan Umrah 35


Hasan Nuri Hidayatullah

Kedua, tempat ini di namakan Arafah


karena merupakan tempat pertemua dan
perkenalan kembali antara ayahanda Adam
dan ibunda Hawa. Karena setelah beliau
berdua diturunkan oleh Allah dari surga ke
muka bumi ini, tidak dipertemukan selama
500 tahun. Pertemuan pertama setelah
sekian lama tersebut adalah di sebuah gunung
kecil di tengah-tengah padang Arofah yaitu
Jabal Rahmah. Sekarang tempat tersebut di
bangun tugu kecil sebagai tanda untuk mudah
mengenalinya. Semoga Allah Swt berikan rizqi
kepada kita untuk berwuquf dipadang Arofah
dengan ridho Allah Swt.
Kesunahan dalam pelaksanaan ibadah
wuquf :
1. Mandi wuquf jika memungkinkan
2. Masuk Arofah setelah matahari
tergelincir
3. Jama taqdim dhuhur dengan ashar
4. Banyak berdzikir

36 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

5. Menghadap qiblat dan dalam keadaan


suci
6. Berada ditempat terbuka

Berada di Arafah siang dan malam


(minimal meninggalkan arofah setelah matahari
terbenam)
Berangkat ke Muzdalifah pada malam
hari

3) Thowaf Ifadlah
Allah Ta’ala berfirman:
ۡ‫َ يۡ َ َّ َّ ُ ْ ب‬
َ ‫ٱلَ ۡيت ۡٱل‬
‫يق‬
ِ ِ ‫ت‬ ‫ع‬ ِ ِ ‫ولطوفوا ب‬
“... dan hendaklah mereka melakukan
melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua
itu (Baitullah)”. (Al-Hajj: 29)

Dalam haji ada 4 macam thawaf. Pertama,


ifadlah hukumnya adalah rukun dan jika
ditinggalkan hajinya akan batal. Kedua, thawaf

Buku Panduan Haji dan Umrah 37


Hasan Nuri Hidayatullah

qudum dilaksanakan ketika pertama kali masuk


Makkah, hukumnya sunnah bagi orang yang
berhaji dengan cara ifrad. Ketiga, thawaf wada’
dilaksanakan ketika akan meninggalkan kota
Makkah dan jumhur ulama berpendapat bahwa
hukumnya wajib. Keempat, adalah thawaf –
thawaf sunnah yang bisa dikerjakan kapan saja
dan semakin banyak semakin baik.
Thawaf Ifadlah bisa dilaksanakan pada dua
pilihan waktu.
Pertama, setelah keluar dari Muzdalifah,
setelah mabit di Muzdalifah langsung menuju
Makkah untuk melaksanakan thawaf ifadlah dan
sa’i kemudian dilanjutkan dengan tahallul awal.
Dengan demikian bearti bahwa pelaksanaan
tahallul kedua dilaksanakan setelah jumroh
aqobah.
Kedua, setelah pelaksanaan jumroh
aqobah, artinya setelah mabit di Muzdalifah
langsung menuju Mina untuk melempar jumroh
aqobah dan tahallul awal, dilanjutkan menuju

38 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

Makkah untuk thawaf ifadlah, sa’i dan tahallul.


Dengan demikian telah usai prosesi rukun
haji dengan telah terlaksananya dua tahallul.
Dengan demikian telah usai pelaksanaan
prosesi rukun haji dengan terlaksananya dua
tahallul. Syarat-syarat yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan thawaf :
1. Suci dari hadats besar dan kecil.
2. Suci dari najis pada badan, pakaian dan
tempat.
3. Menutup aurat sapanjang thawaf.
4. Melakukan dengan tujuh kali putaran
dengan yakin.
5. Memulai dan mengakhiri thawaf pada
posisi hajar aswad.
6. Memposisikan ka’bah pada sebelah
kiri.
7. Tidak boleh ada bagian anggota badan
kita yang berada di dalam ka’bah
(seperti berada di dalam hijir ismail
dan diatas syadzarwan atau pondasi

Buku Panduan Haji dan Umrah 39


Hasan Nuri Hidayatullah

ka’bah).

Thawaf mempunyai kedudukan yang sama


dengan sholat, perbedaannya adalah dalam
shalat dilarang berbicara sementara dalam
thawaf diperbolehkan. Dalam sebuah riwayat
disebutkan :
َّ َ َ‫َ َ ى‬ َّ َ َّ‫لا‬ َ‫َّ لا‬ َ ْ‫َّ َ ُ َ ُ ز‬
‫اهلل ت َعال أ َحل ِفي ِه‬ ‫ِة إِ أن‬ ‫نل ِة الص‬ ِ ‫الطواف بم‬
ْ‫َ ر‬ َّ‫َ ْ ُ لا‬ َ‫ُّ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َلا‬
‫ي (رواه احلاكم‬ ٍ ‫خِب‬ ِ‫ين ِطق إ‬ ‫انلطق فمن نطق ف‬
)‫وقال صحيح ىلع رشط مسلم‬
“Thawaf sama kedudukannya dengan shalat
kecuali Allah memperbolehkan berbicara saat
thowaf, maka siapa yang hendak berbicara
maka janganlah berbicara kecuali dengan
perkataan yang baik” (HR. Al-Hakim).

Terkadang banyak dari saudara–saudara


kita yang sedang berhaji atau umroh dalam
thawafnya mengabaikan beberapa hal di atas
karena tidak tahunya. Misalnya yang sering

40 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

terjadi pada saat thawaf dengan menenteng


sendalnya yang mungkin sudah terkena najis,
atau auratnya tidak diperhatikan sehingga
sebagian yang harus tertutup menjadi
terbuka. Bergandengan tangan suami istri
yang semestinya membatalkan wudlu juga
terkadang banyak kita temui, bahkan sampai
membelakangi ka’bah karena untuk melindungi
istri atau anaknya dari desak–desakan, padahal
semuanya bisa menjadikan thawaf ini batal dan
apabila tidak diulang thawafnya berdampak
kepada cacatnya rukun haji. Beberapa hal lain
yang semestinya diperhatikan oleh orang yang
berhaji atau umroh agar thawafnya benar
menurut ajaran syari’at. Semoga kita dijadikan
oleh Allah Swt sebagai hamba yang patuh akan
syari’at Nya.
Bersentuhan laki-laki dan perempuan
dalam wudlu adalah membatalkan. Sementara
keadaan yang sangat berdesakan sangat
memungkinkan hal tersebut terjadi. Maka

Buku Panduan Haji dan Umrah 41


Hasan Nuri Hidayatullah

dalam hal ini agar thawaf tetap sah dan wudlu


tidak batal adalah dengan cara berpindah
kepada madzhab lain, seperti dalam madzhab
Maliki bersentuhan antara laki-laki dengan
perempuan tidak membatalkan wudlu kecuali
jika dengan syahwat, cara berwudlunya pun
harus dengan cara wudlu madzhab Maliki.
Tata cara berwudlu dalam madzhab Maliki
sebenarnya sama dengan madzhab Syafi’i dari
sisi rukun, bedanya hanya pada cara membasuh
kepala harus di usap kesemuanya, dan semua
anggota wudlu harus di tadlik atau di usap–
usap bersamaan dengan ketika membasahi
menggunakan air wudlu. Jika sudah berwudlu
dengan cara demikian, maka akan lebih aman
dan tenang dalam melaksanakan thawaf.
Sunah–sunah dalam thawaf :
1. Berjalan dengan langkah pendek
2. Berlari kecil atau ramal pada 3 putaran
pertama
3. Idltiba’ ketika ramal, yaitu memakai

42 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

ihrom dengan pundak kanan terbuka


4. Berjalan dengan tenang
5. Berturut – turut
6. Mencium hajar aswad dan rukun
Yamani (jika dimungkinkan).
7. Shalat thawaf 2 raka’at di maqam
ibrahim, jika tidak memungkinkan
boleh dimana saja di dalam masjid
8. Do’a di Multazam
9. Minum air zam – zam sampai kenyang

4) Sa’i
Khusus bagi orang yang berhaji dengan
cara ifrod, sa’i dalam haji boleh dilakukan
pada salah satu dari dua waktu. Pertama, sai
dilakukan setelah melaksanakan thawaf qudum
ketika pertama kali memasuki kota Mekkah.
Kedua, sa’i dapat dilaksanakan setelah thawaf
ifadlah. Sa’i relatif lebih ringan karena tidak
banyak aturan yang diharuskan di dalamnya.
Termasuk sa’i tidak diharuskan dalam keadaan
Buku Panduan Haji dan Umrah 43
Hasan Nuri Hidayatullah

suci. Sa’i juga di perbolehkan bagi orang yang


sedang haid karena tempat pelaksanaan sa’i
bukan termasuk bagian dari masjid, meskipun
demikian melaksanakan sa’i dalam keadaan suci
jauh lebih afdol dan lebih mulia dalam rangka
memuliakan syi’ar Allah yang salah satunya
adalah sa’i. Allah Swt berfirman:
ْ َ َ ْ َ ْ‫َ َ ٓ هَّ َ َ َ َّ لب‬ َ َ َ َ َّ َّ
‫ت أ ِو ٱعتَ َم َر‬‫ٱلل فمنۡ حج ٱ ي‬ ۖ ِ ‫ٱلمر َۡوة ِمن شعائِ ِر‬ ‫ِإن ٱلصفا و‬
َ َ َ َ َ َ‫فَلاَ ُجن‬
...ۚ‫اح َعليْ ِه أن ي َّط َّوف بِ ِه َما‬
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah
sebahagian dari syi’ar Allah. Maka Barangsiapa
yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-’umrah,
Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i
antara keduanya. …” (QS. al-Baqarah : 158)

Syarat–syarat yang harus diperhatikan


dalam sa’i :
1. Memulai hitungan ganjil dari Shafa dan
hitungan ganjil dari Marwa.
2. Tujuh kali putaran dilaksanakan dengan
yakin.
44 Buku Panduan Haji dan Umrah
Hasan Nuri Hidayatullah

3. Dilaksanakan setelah Thawaf yang sah


(baik Ifadlah maupun Qudum)

Kesunnahan yang dianjurkan dalam Sa’i:


1. Naik ke bukit Shafa dan Marwa setinggi
badan orang dewasa yang normal.
2. Membaca dzikir dan do’a.
3. Berjalan dengan tenang sepanjang
perjalanan Sa’i-nya.
4. Berlari kecil di antara pilar hijau
bagi laki-laki dan tidak berlaku bagi
perempuan.
5. Berturut – turut antara tujuh putaran.
6. Sebaiknya dalam keadaan suci dari
hadats dan najis.

5) Al-Halqa/ Mencukur Rambut


(Tahallul)
Tahallul adalah mencukur sebagian rambut
kepala dengan cara apapun, minimal tiga helai
rambut. Waktu tahallul adalah pertengahan
Buku Panduan Haji dan Umrah 45
Hasan Nuri Hidayatullah

malam iedul adha dan tidak ada batas akhirnya.


Bisa dilakukan dengan menyelesaikan salah
satu dari melempar jumrah aqabah atau thawaf
ifadlah dan sa’i. Kesunnahan dalam tahallul di
antaranya:
1. Mengakhirkan tahallul sampai setelah
pelaksanaan jumrah aqabah dan
penyembelihan hewan qurban.
2. Dimulai dengan rambut bagian kanan
3. Menghadap qiblat ketika mencukur
4. Menggundul kepala bagi laki-laki dan
cukup memendekan rambut bagi
perempuan
5. Berdo’a ketika awal :
ْ َ‫اصي‬ َ َ َّ ُ ّ َ‫َ ْ ر‬ َ‫َ ْ ر‬ ُ َ‫َ ْ ر‬
‫ت‬ ِ‫اهلل اكب اهلل اكب اهلل اكباللهم ه ِذ ِه ن ِ ي‬
َ‫ى‬ ُ ْ َ ِّ ُ ْ ‫اج َع ْل‬ ْ َ َ َ
ِ‫ل بِكل شه َر ٍة ن ْو ًرا إِل يَ ْوم‬ ِ‫ي‬ ‫بِي ِدك ف‬
ْ
ْ ‫ل ذنو‬
‫ب‬
ُ ُ ْ ْ
ْ ‫ام ِة َواغ ِفر‬ َ َ‫اْلقي‬
ِ‫ي‬ ِ‫ي‬ ِ
6. Berdo’a diakhir tahallul
ْ َ ً َ َ َ َ ْ َ ِّ ُ
ْ ِّ‫ام ُح َع ي‬
‫ن‬ ‫ن بِكل شعر ٍة حسنة و‬ ْ ِ‫اللّ ُه َّم آت‬
ِ‫ي‬

46 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

َ ُ ْ ْ ‫اغف ْر‬
َ ْ‫حلِّق ن‬ ْ َ ً َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ً َ ِّ َ
‫ي‬ ِ ‫ل َولِلم‬ ِ‫سيئة وارفع يِل بِها درجة و ِ ي‬
ُ ْ ْ
َ ْ‫لم ْسلم ن‬ ُ ْ ‫َوا‬
َ ْ ِّ‫لم َق ر‬
‫ي‬ ِ ِ ‫صين َو جِل َ ِمي ِع ا‬ِ
6) Tartib
Tartib yang dimaksudkan dalam rukun haji
adalah tartib yang ada pada umumnya rukun-
rukun, misalnya :
1. Mendahulukan niat ihram atas semua
rukun
2. Mendahulukan wuquf atas thawaf
ifadlah
3. Mendahulukan thawaf rukun daripada
sa’i jika belum dilaksanakan setelah
thawaf qudum
4. Mendahulukan wuquf daripada tahallul

Di tegaskan kembali bahwa semua rukun


di atas harus dikerjakan dan jika ditinggalkan
akan menjadikan batalnya haji.

Buku Panduan Haji dan Umrah 47


Hasan Nuri Hidayatullah

b. Wajib Haji
Sebagaimana sudah diterangkan bahwa
wajib haji adalah amalan yang harus dikerjakan
dalam berhaji atau umroh, jika ditinggalkan haji
tetap sah, akan tetapi harus mengganti wajib
haji yang ditinggalkan dengan dam atau fidyah.
Wajib haji ada 6 yaitu :
1. Ihram dari miqat
2. Mabit di muzdalifah
3. Melempar jumrah aqabah
4. Melepar jumrah hari tasyriq (11, 12
dan 13 Dzulhijjah)
5. Mabit di Mina
6. Thawaf wada’

Penjelasan ringkas tentang hal-hal yang


brkait dengan wajib haji sebagai berikut :

1) Ihram dari miqat


Miqat artinya adalah batasan seseorang
memulai pelaksanaan ibadah haji dan umroh,

48 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

baik berupa waktu (miqat zamani) atau


tempatnya (miqat makani).

a. Miqat Zamani
Allah Ta’ala berfiman:
ٞ َ ُ ۡ َّ ُ ۡ َ ُّ َ ۡ‫ح‬
ۚ ٰ ‫ر معلوم‬ٞ ‫ٱلج أشه‬
‫ت‬
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang
dimaklumi …” (QS. Al-Baqarah : 197)

Miqat zamani adalah waktu


diperbolehkannya seseorang untuk niat ihram
haji dan umroh. Waktu seseorang boleh
melaksanakan niat ihram haji adalah mulai
bulan syawal sampai tanggal 9 dzulhijjah. Di luar
tanggal tersebut seseorang tidak boleh niat
ihram haji. Sedangkan miqat zamani atau waktu
diperbolehkannya seseorang niat ihram umroh
adalah sepanjang tahun tanpa ada pengecualian.

b. Miqat Makani
Miqat makani adalah tempat untuk memulai
Buku Panduan Haji dan Umrah 49
Hasan Nuri Hidayatullah

niat ihram haji maupun umroh. Adapun miqat


makani adalah sebagai berikut:
1. Dzulhulaifah (Bir Ali) adalah miqotnya
penduduk kota Madinah dan wilayah
yang searah dengan Madinah.
2. Dzatu Irqin adalah miqotnya penduduk
kota Irak dan wilayah yang searah
3. Qornul Manazil adalah miqotnya para
penduduk kota Najed/Riyad
4. Ya Lamlam adalah miqotnya penduduk
Negara Yaman dan wilayah yang
searah termasuk penduduk Asia
dan didalamnya adalah negeri kita
Indonesia.
5. Juhfah adalah miqatnya penduduk
Syam dan wilayah yang searah dengan
Syam.

Miqat merupakan wajib haji. Jika seseorang


berhaji ataupun umroh tidak mengikuti aturan
miqat yang ada, baik zamani misal berhaji

50 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

tidak pada waktunya atau memulai tidak pada


tempat miqatnya yang telah ditetapkan, haji
dan umrohnya tetap sah. Namun wajibkan
menggantinya dengan dam.
Miqat–miqat di atas adalah tidak berlaku
bagi penduduk hadiril masjidil Haram, yaitu
mereka yang bertempat tinggal di kota Makkah
dan di luar kota Makkah dengan jarak tidak
lebih dari masafatul qosri (82 KM), sedangkan
untuk penduduk kota Makkah sendiri atau
sekitarnya dengan jarak tersebut miqatnya
yaitu: untuk haji dari rumah tinggal masing-
masing sedangkan untuk umroh adalah niatnya
di tanah halal terdekat dengan kota Makkah,
Seperti Tan’im dan Ji’ranah.

(Hikmah)
Tujuan ihram adalah mengumpulkan tanah
haram dengan tanah halal. Kiranya ketika haji,
penduduk Makkah cukup dari rumah mereka
karena akan wuquf di Arafah. Karenanya dalam

Buku Panduan Haji dan Umrah 51


Hasan Nuri Hidayatullah

umroh miqatnya adalah tanah halal terdekat.


Muncul pertanyaan, misalnya orang
Madinah akan berihram haji atau umroh, lebih
utama berihram dari rumahnya yang jauh dari
miqat atau dari miqat saja.
Imam Annawawi berpendapat dari miqat
lebih utama, karena mengikuti sunnahnya Nabi
dan Nabi melakukan dengan cara demikian,
sedangkan imam Arrafi’i berpendapat dari
rumahnya lebih utama karena sepakin panjang
masa ihramnya menjadikan lebih berat, semakin
berat suatu ibadah semakin besar pahalanya,
sebagaimana dalam hadits:
َ َ ْ َ َ‫ْ َ ْ لَى‬ َ َ َّ
)‫َوإِن لك ِم َن األج ِر ع قد ِر ن َص ِبك (اخرجه ابلخاري‬
“Sesungguhnya pahala yang kau dapatkan
bergantung pada kadar kepayahanmu”

Selanjutnya jika ada seseorang yang


berihram setelah melewati miqat, maka
wajib baginya untuk membayar dam dan dam
tersebut akan gugur hanya dengan kembali

52 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

lagi menuju miqat yang di lewati tanpa ihram


sebelum menjalankan rukun Haji dan Umroh.

2) Mabit di Muzdalifah
Waktu mabit adalah mulai dari
pertengahan malam sampai dengan terbitnya
fajar sodiq. Minimal sesaat saja setelah lewatnya
pertengahan malam, bahkan jika sudah masuk
Muzdalifah pertengahan malam boleh hanya
sekedar lewat saja. Ketika mabit di Muzdalifah
jika memungkinkan disunnahkan untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mandi jika belum mandi di arafah
2. Shalat jama’ ta’khir maghrib isya’ jika
belum melakukanya di Arafah.
3. Mengambil 7 batu untuk melempar
jumroh Aqabah.
4. Mendahulukan orang-orang yang
lemah dan wanita untuk melanjutkan
perjalanan ke Mina.
5. Diamnya di dekat masjid Masy’aril

Buku Panduan Haji dan Umrah 53


Hasan Nuri Hidayatullah

haram.
6. Bagi pejalan kaki mempercepat langkah
nya ketika melewati wadi muhassir.

Masuknya waktu Tahallaul, setelah melewati


tengah malam dari malam 10 Dzulhijjah, masuk
waktu untuk melakukan 5 amalan Haji dan 3
di antaranya disebut sebagai sebab masuknya
waktu tahallul.Yaitu ;
1. Melempar jumroh Aqabah (wajib haji)
2. Mencukur rambut (rukun haji)
3. Thowaf ifadhah (rukun haji)
- Tiga ini adalah sebab tahallul
4. Mabit di Muzdalifah (wajib haji)
5. Menyembelih qurban (sunnah kecuali
jika di nadzarkan)

Dalam Haji ada dua tahallul, awal dan


tsani. Tahallul awal bisa di lakukan dengan
salah satu dari dua cara. Pertama, setelah
melempar jumrah Aqabah kemudian tahallul.

54 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

Kedua, setelah melaksanakan thawaf ifadlah


dan sa’i. Orang yang telah melakukan tahallul
awal di halalkan kembali semua perkara yang di
haramkan dalam berihram kecuali akad nikah
dan berhubungan suami istri. Sementara tahallul
kedua bisa dilakukan setelah semua prosesi
rukun haji selesai di laksanakan. Setelah tahallul
kedua semua perkara yang di haramkan dalam
ihram di halalkan kembali dan telah selesai
semua prosesi haji nya.

3) Melempar Jumrah Aqabah


Waktu melempar jumrah Aqabah adalah
mulai pertengahan malam iedul adha dan
berakhir sampai terbenamnya matahari akhir
hari tasyriq. Syaratnya melempar jumroh agar
sah dan sempurna adalah:
1. Melemparnya dengan 7 batu
2. Alat yang digunakan melempar adalah
batu
3. Harus melempar, tidak boleh di

Buku Panduan Haji dan Umrah 55


Hasan Nuri Hidayatullah

letakkan
4. Yakin batu yang di lempar mengenai
sasaran (masuk dalam lubang jumroh)
5. Tidak bertujuan selain menjalankan
manasik haji
6. Di laksanakan sebelum terbenamnya
matahari akhir hari tasyriq.

4) Melempar Tiga Jumrah Pada


Hari Tasyriq (11, 12 dan 13
Dzulhijjah)
Waktu melempar tiga jumrah adalah,
setelah masuk waktu dhuhur setiap hari tasyriq
sampai terbenamnya matahari hari tasyriq ke
tiga atau tanggal 13 Dzulhijjah. Dengan demikian
maka waktu melempar jumroh tgl 11 Dzulhijjah
adalah setelah tergelincirnya matahari tgl 11
dan berakhir hingga terbenamnya matahari 13
Dzulhijjah dan seterusnya.

56 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

5) Mabit di Mina Malam-Malam


Hari Tasyriq (11, 12 dan 13
Dzulhijjah)
Yang membedakan antara mabit di
Muzdalifah dan di Mina adalah, jika di Muzdalifah
hanya sampai pertengahan malam atau
istilahnya Nisfu Lail. Sedangkan di Mina adalah
lebih banyak nya waktu malam atau istilahnya
adalah Mu’dhomullail, jadi misalnya semalam
waktunya adalah 10 jam, maka minimal 5 jam
lebih sedikit berada di Mina untuk Mabit.
Istilah Nafar, artinya meninggalkan. Dalam
haji ada istilah nafar awal dan nafar tsani. Nafar
awal adalah orang yang hanya menginap dua
malam sampai tanggal 12 Dzulhijjah saja di Mina
kemudian meninggalkan Mina, sedangkan nafar
tsani adalah orang yang mabit di Mina sampai
tiga hari atau sampai tanggal 13 Dzulhijjah.
Keduanya boleh dan orang yang berhaji di
perkenankan untuk memilih salah satu nya.
Hanya sebagian besar Ulama berpendapat

Buku Panduan Haji dan Umrah 57


Hasan Nuri Hidayatullah

bahwa nafar tsani lebih utama. Allah Swt


berfirman:
ٓ َ‫َ ۡ َ ينۡ َ اَ ٓ ۡ َ َ َ ۡ َ َ َ َ َّ َ َ ا‬ َ َ َ
‫ف َمن ت َع َّجل يِف يوم ِ فل إِثم عليهِ ومن تأخر فل‬
ُ َّ َ ْ ٓ ُ َ ۡ َ َ َّ‫ۡ َ َ َ ۡ َ َّ ىَ ٰ َ َّ ُ ْ لله‬
ۡ َ‫ك ۡم إ ِ ي‬
ِ ‫له‬ ‫إِثم عليهِۖ ل ِم ِن ٱتقۗ وٱتقوا ٱ وٱعلموا أن‬
َ ُ َ‫حُ ۡ ر‬
٢٠٣ ‫شون‬ ‫ت‬
“Dan Barangsiapa yang ingin cepat berangkat
(dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada
dosa baginya. dan Barangsiapa yang ingin
menangguhkan (keberangkatannya dari dua
hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya, bagi
orang yang bertakwa.”(QS. al-Baqarah : 203)

6) Thawaf Wada’
Thawaf wada’ wajib hukumnya bagi setiap
orang yang akan meninggalkan kota Makkah
atau melaksanakan perjalanan sementara
keluar kota Makkah dengan jarak lebih dari 82
Km. Kewajiban Thawaf wada’ gugur bagi para
wanita yang sedang dalam keadaan haidl dan
nifas. Akan tetapi jika ternyata suci sbelum

58 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

meninggalkan kota Makkah dan memungkinkan


untuk thowaf wada’ dengan aman tanpa ada ke
khawatiran seperti tertinggal rombongan dan
lain-lain, maka wajib bagi mereka untuk thawaf
wada’. Orang yang tidak thawaf wada’ karena
udzur tersebut tidak wajib membayar dam
ataupun fidyah.

c. Sunnah-Sunnah Haji
Sunnah-sunnah dalam haji dan umroh
sangat banyak sekali, sebagian di antaranya
sudah disebutkan dengan rukun dan wajib haji
yang berkaitan. Sebagian yang lain adalah:
1. Membaca Talbiyah. Kalimatnya adalah
ْ َّ َ َ‫لبَ َّ ْ َ ّ ُ َّ لبَ َّ ْ َ لبَ َّ ْ َ لاَ رَ َ َ َ لب‬
‫شيْك لك َّيْك ِإن احل َ ْم َد‬ِ ‫يك اللهم يك يك‬
ََ َ ْ َ‫َ ِّ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ لاَ ر‬
‫شيك لك‬ ِ ‫وانلعمة لك والملك‬
Waktu disunnahkan membaca talbiah
bagi orang yang Haji adalah mulai niat ihram
sampai pada pelaksanaan sebab-sebab tahallul
yang tiga (jumrah Aqabah, cukur dan Thawaf

Buku Panduan Haji dan Umrah 59


Hasan Nuri Hidayatullah

ifadlah). Sedangkan dalam umroh mulai niat


ihram sampai dengan melaksanakan thawaf.
Dalam ber talbiyah, di sunnahkan dengan suara
keras (jahr) bagi laki-laki dan suara pelan (sir)
bagi wanita.
2. Jika memungkinkan di sunnahkan
masuk Makkah pada siang hari, berjalan
kaki, mandi terlebih dahulu, memasuki
masjidil Haram dari pintu Babussalam
dan berdo’a ketika pertama kali
melihat Ka’bah.
3. Thowaf Qudum, yaitu thawaf pertama
kali ketika datang di kota Makkah.
Kesunnahan ini berlaku bagi orang
yang masuk Makkah untuk berhaji
ataupun sekedar ziarah saja. Bagi
orang yang umroh ataupun haji
tamattu’, thawaf qudum nya sudah
cukup termasuk dalam thawaf umroh
yang di kerjakan. Batasan kesunnahan
untuk melaksanakan thawaf qudum

60 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

adalah sampai menjelang wuquf di


padang Arafah bagi orang yang berhaji.
Sementara bagi orang yang berziarah
saja tidak haji dan tidak umroh waktu
kesunnahan thawaf qudum nya sampai
menjelang keluar dari Makkah.
4. Mabit di Mina pada malam Arafah
(tarwiyah). Disunnahkan di dalamnya
untuk sholat dhuhur dengan ashar
dan maghrib dengan isya’ secara
jama’, selanjutnya subuh. Kemudian
melanjutkan perjalanan menuju Arafah
setelah terbitnya matahari tanggal 9
Dzulhijjah. Dan masih banyak sunnah-
sunnah yang lainya.

d.
Larangan-Larangan yang di
haramkan Dalam Berihram
Larangan dalam ber ihram adalah sebagai
berikut :
1. Khusus bagi laki-laki

Buku Panduan Haji dan Umrah 61


Hasan Nuri Hidayatullah

• Menutup kepala
• Memakai pakaian berjahit
2. Khusus wanita
• Menutup wajah
• Mengenakan kaos tangan
3. Belaku bagi laki-laki dan wanita
• Menghilangkan rambut
• Memotong kuku
• Memakai wangi-wangian
• Berhubungan suami istri
• Memakai minyak rambut
• Berburu binatang
• Memotong tumbuhan yang masih
basah
• Akad nikah

Larangan ihram dari sisi udzur dan tidaknya


ada dua macam, pertama di maafkan bagi orang
yang lupa dan tidak tahu. Yaitu larangan ihram
yang arahnya berhias dan kesenangan, misalnya
memakai wewangian, berhubungan suami istri,

62 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

memakai baju, menutup wajah bagi wanita,


menutup kepala bagi laki-laki dan memakai
minyak rambut. Jika dilakukan oleh seseorang
yang ber ihrom karena lupa atau tidak
mengetahui bahwa hal tersebut di haramkan
dalam ihrom, maka tidak wajib hukumnya
untuk membayar fidyah atau dam.
Dalam hal lain mengenai larangan-larang
dalam ihram juga dapat di tinjau dari sisi
kewajiban fidyah atau hukum berdosa dan
tidaknya.
• Diperbolehkan jika dibutuhkan dan
tidak berdosa serta tidak wajib
membayar fidyah, yaitu; menggunakan
celana jika sama sekali tidak
menemukan kain ihram.
• Berdosa jika dilakukan, akan tetapi
tidak ada kewajiban membayar fidyah
atau dam, yaitu; melakukan akad
nikah, bercumbu dengan istri dengan
syahwat tanpa jima’ dan menolong

Buku Panduan Haji dan Umrah 63


Hasan Nuri Hidayatullah

orang yang sedang berburu meskipun


yang berburu adalah orang halal (tidak
berihram).

Definisi dan penjelasan mengenai larangan-


larangan dalam ihram:
1. Menutup kepala, dengan apa saja yang
bisa dihukumi sebagai tutup kepala,
baik sengaja, lupa maupun di paksa.
2. Memakai pakaian, maksudnya adalah
mengitari badan atau sebagaian
anggota badan baik berjahit atau tidak.
Karenanya tidak boleh mengikat dua
ujung selendang karena akan menjadi
mengitari badan atau (muhith).
3. Menghilangkan rambut, pada semua
rambut yang ada di kepala maupun
anggota badan lain yang ditumbuhi
rambut.
4. Memakai wangi-wangian, semua jenis
parfum ataupun wangi dalam bentuk

64 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

lain seperti sabun, tissu ber aroma dan


lain-lain.
5. Jima’ dan muqoddimahnya, jima’ akan
bisa membatalkan haji seseorang jika
sesuai dengan kriteria berikut ini ; tahu
jika jima’ membatalkan haji, sengaja
melakukan, atas keinginan sendiri dan
di lakukan sebelum tahallul awal bagi
yang haji atau sebelum selesai umroh
bagi yang ber umroh. Jika jima’ dengan
kriteria tersebut di kerjakan, maka
wajib bagi pelakunya lima perkara
sebagai berikut:
a. Melanjutkan haji dan umrahnya
hingga sempurna.
b. Berdosa bagi pelakunya.
c. Mengqadla dengan segera pada
tahun berikutnya.
d. Membayar kaffarah (nanti akan di
terangkan dalam bab nya)
e. Ta’zir dari pemimpin.

Buku Panduan Haji dan Umrah 65


Hasan Nuri Hidayatullah

6. Membunuh binatang buruan, binatang


buruan yang di maksudkan adalah

66 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

a. Haji Tamattu’ dan Qiran


b. Ketinggalan wuquf di Arafah
c. Meninggalkan wajib haji
d. Mengingkari nadzar

Urutan dan jenis dam yang telah di tetapkan


dalam masalah ini adalah menyembelih domba
yang memenuhi syarat dalam berqurban, jika
tidak mampu diganti dengan berpuasa 10 hari,
3 hari di Makkah dan 7 hari setelah kembali ke
rumahnya masing-masing.
Penjelasan singkat mengenai kewajiban
Dam pada lima hal di atas:

a. Haji Tamattu’
Orang yang berhaji dengan cara tamattu’
akan wajib membayar dam jika:
• bukan termasuk penduduk sekitar
masjidil haram, bagi mereka meskipun
melakukan haji tamattu’ tidak wajib
membayar Dam. Yang wajib bagi

68 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

jamaah haji berasal dari jauh seperti


kita dari Indonesia.
• tidak memulai haji nya dengan
miqatnya sendiri. Seperti jamaah haji
indonesia miqatnya adalah yalamlam,
karena ketika mereka akan berangkat
haji langsung dari maktabnya di
Makkah, wajib bagi mereka membayar
dam Tamattu’.

b. Tertinggal wuquf di Arofah


Dalam hal ini dinamakan “dam alfawat”,
seseorang yang berangkat haji kemudian
di perjalanan mendapat halangam untuk
melanjutkan perjalanan menuju Arafah,
wajib baginya membayar dam ini, selanjutnya
menyelesaikan sisa amalan haji nya seperti
orang yang umroh (cukup thawaf dan sa’i
kemudian bertahallul) kemudian menqadla haji
nya pada tahun berikutnya jika memungkinkan.

Buku Panduan Haji dan Umrah 69


Hasan Nuri Hidayatullah

c. Haji qiran
Yaitu melaksanakan ihram umroh dan
ihram haji sekaligus, kewajiban Dam bagi
yang melaksanakan haji qiran ini sama dengan
ketentuan yang ada dalam haji tamattu’.

d. Meninggakan wajib haji


Semua wajib haji apa saja bisa di lihat
kembali dalam bab wajib haji sebelum bab ini.
Ada sedikit tambahan, bagi yang meninggalkan
wajib melempar jumrah maksudnya adalah
secara keseluruhan 3, yaitu Ula, Wustho dan
Aqobah. Jika hanya salah satu maka hanya wajib
membayar fidyah berupa satu mud beras.
Begitu juga meninggalkan mabit di mina,
wajib Dam ini jika semua tiga malam di
tinggalkan, akan tetapi jika hanya satu malam
saja maka hanya wajib membayar satu mud
beras.

e. Melanggar Nadzar

70 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

Contohnya jika seorang bernadzar kalau


dirinya akan berhaji dengan jalan kaki, ternyata
prakteknya dia berhaji dengan naik kendaraan,
maka baginya harus membayar dam atas
pelanggaran nadzarnya.

2. Dam Tartib wa Ta’dil


Dam jenis ini di wajibkan kepada dua
orang yaitu:
1) Orang yang haji nya tidak terlaksana
karena terhalang (muhshor)1
2) Orang yang merusak hajinya dengan
berhubungan suami istri.

Orang yang Muhshor, diharuskan


untuk tahallul di tempat terhalangnya dan
menyembelih seekor domba yang memenuhi

1
Muhshor adalah orang yang sudah niat berihram
untuk haji dan umroh, namun di tengah perjalanan
terhalang, misalnya oleh musuh atau sakit parah dan
sebagainya sehingga sama sekali tidak ada amalan haji dan
umrohnya yang bisa di kerjakan.

Buku Panduan Haji dan Umrah 71


Hasan Nuri Hidayatullah

kriteria untuk berqurban, jika tidak mampu


maka bershadaqah seharga domba tersebut,
jika tidak mampu berpuasa sejumlah mudnya
beras seharga domba. Contoh, harga domba
100 ribu, jika dombanya tidak ada maka
bershadaqah makanan senilai 100 ribu, dan
jika tidak mempunyai uang senilai itu, berpuasa
dengan jumlah mud nya 100 ribu, jika beras
senilai 100 ribu mendapat 50 mud, maka
berpuasa 50 hari. Orang yang muhshor tidak
wajib membayar dam jika ketika berangkat
menggantungkan niatnya dengan membaca ;
ُ ْ َ َ ِّ‫ّ ُ َّ حَ َ ي‬
ْ َ‫ث َحبَ ْست‬
‫ن‬ ِ‫ي‬ ‫اللهم مل حي‬
Jika ini diucapkan, maka akan bebas dari
dam dan cukup melaksanakan niat dan tahallul
saja.
Orang yang berhubungan suami istri
(wathi’) akan merusak hajinya jika melakukannya
sebelum tahallul awal atau sebelum selesai
umrahnya bagi yang menjalankan umrah.
Hukumnya adalah :
72 Buku Panduan Haji dan Umrah
Hasan Nuri Hidayatullah

• Menyembelih seekor unta


• Jika tidak mampu bisa dengan sapi
• Jika tidak ada bisa diganti dengan tujuh
ekor kambing
• Jika tidak mampu, maka bershadaqah
makanan pokok seharga unta.
• Jika masih tidak mampu juga, maka
berpuasa sejumlah mud makanan
pokok yang dibeli seharga unta.
Fidyah ini hanya wajib bagi laki-laki
saja menurut imam Ramli, sedangkan
imam Hajar berpendapat wajib fidyah
bagi keduanya.

3. Dam Takhyir wa Ta’dil


Dam ini hanya wajib kepada dua orang,
yaitu: pertama, orang yang memotong binatang
buruan dan kedua orang yang memotong
tanaman.
Pertama, denda atau dam bagi yang
memtong binatang buruan adalah jika binatang

Buku Panduan Haji dan Umrah 73


Hasan Nuri Hidayatullah

yang dibunuh ada yang menyamai dari ternak


yang boleh di sembelih dalam dam, maka
diperkenankan untuk mengambil salah satu
dari tiga pilihan; Pertama, menyembelih yang
semisalnya. Kedua, membeli makanan pokok
seharga dam binatang yang disembelih.Ketiga,
jika tidak ada persamaannya seperti belalang,
maka bersedekah seharganya dengan makanan
pokok atau berpuasa sesuai hitungan mud dari
makanan yang ada jika dibeli. Untuk hukuman
membunuh burung dara adalah seekor
domba karena adanya nash yang secara jelas
menunjukan hal tersebut.
ُ ُ ُْ ُ َ ٌ َ ْ‫لح‬
‫َو يِف ا َ َمامِ شاة َحك َم بِ ِه ع َم ُر َوعث َمان َو ْاب ُن ع َم َر‬
َ َّ َ ْ
‫اس َونافِ ٌع‬
ِ ‫َواب ُن عب‬
Kedua adalah memotong tumbuhan,
wajib dam bagi mereka yang memotong atau
mencabut tumbuhan haram dan masih basah,
sedangkan tumbuhan kering haram mencabut
tapi boleh untuk memotong. Damnya adalah

74 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

memilih salah satu dari tiga pilihan. Pertama,


jika pohonnya besar maka damnya adalah
menyembelih unta. Jika tumbuhannya kecil
atau minimal sepertujuh tumbuhan besar maka
wajib menyembelih kambing. Kedua, bersedekah
makanan pokok seharga binatang (unta maupun
kambing) kepada fakir miskin. Ketiga, berpuasa
sejumlah mud dari harga binatang tersebut. Jika
pohonya sangat kecil sekali bahkan lebih kecil
dari sepertujuhnya unta, maka di perkenankan
memilih antara dua hal, bersedekah seharganya
dengan makanan pokok atau berpuasa sejumlah
mud yang ada dari harga tumbuhan tersebut.

4. Dam Takhyir wa Taqdir


Dam ini wajib dalam 9 perkara.
1) Memotong rambut
2) Mencabut kuku
3) Memakai pakaian berjahit bagi laki-laki
4) Menutup kepala
5) Memberi minyak rambut

Buku Panduan Haji dan Umrah 75


Hasan Nuri Hidayatullah

6) Memakai wangi-wangian
7) Bersentuhan dengan syahwat
8) Wathi’ setelah haji awalya rusak
9) Wathi’ antara tahallul awal dan tahallul
tsani.

Damnya adalah memilih salah satu dari


tiga: menyembelih kambing, berpuasa tiga hari
atau bersedekah kepada enam fakir miskin dan
setiap seorang mendapatkan setengah sho’ (2
mud). Untuk Dam harus di sembelih di tanah
haram, sedangkan puasa bisa dilaksanakan di
mana saja dan tidak harus di laksanakan dengan
berturut-turut.

76 Buku Panduan Haji dan Umrah


Bab 3

Ziara h Paduka Nabi Muh a m m ad


Sh allalla hu Alaihi Wasalla m

Seikh Ahmad bin Zaini Dahlan dalam


kitab beliau “‫”الدرر السنية في الرد على الوهابية‬
mengatakan bahwa ziarah Nabi adalah sesuatu
yang sangat di anjurkan oleh al-Quran, Sunnah
maupun ijma’ para Ulama. Anjuran ziarah Nabi
Shallallahu Alaihi wasallam dalam al-Quran
adalah firman Allah Swt :
َ َّ‫ٱس َت ۡغ َف ُروا ْ ٱلله‬ َ ‫نف َس ُه ۡم َجا ٓ ُء‬
ۡ َ‫وك ف‬ ُ َ ْ ٓ ُ َ َّ َّ َ َ
‫َول ۡو أن ُه ۡم إِذ ظلموا أ‬
٦٤ ‫ِيما‬ ٗ ‫ول ل َ َو َج ُدوا ْ ٱللهَّ َ تَ َّو ٗابا َّرح‬
ُ ُ َّ ُ ُ َ َ َ ۡ َ ۡ َ
‫وٱستغفر لهم ٱلرس‬

Buku Panduan Haji dan Umrah 77


Hasan Nuri Hidayatullah

“Sesungguhnya Jikalau mereka ketika


Menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah
mereka mendapati Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang (QS. An-Nisa : 64)

Ayat ini adalah berisi anjuran kepada


umat Islam untuk berziarah kepada Nabi dan
anjuran perintah beristighfar serta manfaat
istighfarnya Nabi bagi mereka. Tidak ada yang
membatasi apakah anjuran ini ketika beliau
hidup saja atau berlanjut sampai setelah wafat.
Jika ada yang mengatakan dengan pendapatnya
bahwa ayat ini hanya berlaku ketika Nabi masih
hidup saja namanya adalah pengkhususan
ayat, pengkhususan haruslah dengan dalil lain
yang kuat yang mengkhususkanya. Tanpa dalil
pengkhususan atau takhsis, maka ayat akan
tetap berlaku umum. Anjuran ziarah Nabi
dalam hadits sangat banyak sekali, di antaranya ;

78 Buku Panduan Haji dan Umrah


Hasan Nuri Hidayatullah

ْ ‫َم ْن َح َّج َول َ ْم يَ ُز ْر‬


ْ ‫ن َف َق ْد َج َف‬
‫ان (أخرجه ادلارقطين‬
ِ‫ي‬ ِ‫ي‬
(‫واخلطي‬
“Barang siapa melakukan haji lantas tidak
berziarah kepadaku, maka sungguh dia telah
menjauhi aku” (HR. Daruquthni dan Khati).

َ َ َ‫َ َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ حُ ْ َ ً ُ ْ ُ له‬
‫ت ُ ش ِهيْ ًدا َوش ِفيْ ًعا يَ ْو َم‬ ‫ومن زار يِن بِالم ِدين ِة مت ِسبا كن‬
(‫ال ِقيام ِة (أخرجه الطرباين وابليهيق‬
َ َ ْ

“Barang siapa yang berziarah padaku degan


mengharap ridha Allah, maka aku menjadi saksi
baginya dan memberi syafa’at di hari kiamat.”
(HR. Thabrani dan Baihaki).

ُ َ ُ ْ ُ‫َ َ ْ َ رْ ٌ َ ُ ْ حُ َ ِّ ُ ْ ْ َ ح‬
ْ َ‫ك ْم َو َوف‬
ٌ ْ‫ات َخ ر‬
‫ي‬ ِ‫ي‬ ‫حي يِات خي لكم تدثو يِن وي ِدث ل‬
ُ ْ َ‫َ ُ ْ ُ ْ َ ُ لَيَ َّ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ رْ حم‬
‫ي ِ دت‬ ٍ ‫ع أعمالكم فما رأيت ِمن خ‬ ‫لكم تعرض‬
ْ ُ َ ُ ْ َ ْ َ ْ ِّ َ‫َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ ر‬
‫اهلل علي ِه وما رأيت ِمن ش إِستغفرت اهلل لكم (رواه‬
(‫ا لزبار ورجاهل صحيح‬

Buku Panduan Haji dan Umrah 79


Hasan Nuri Hidayatullah

“Kehidupanku baik bagi kalian, Aku berbicara


kepada kalian, begitu pun kalian dapat berbicara
kepadaku. Dan kematianku juga membawa
kebaikan bagi kalian, amalan-amalan kalian akan
ditampakkan kepadaku, jika amalan-amalan
kalian baik, maka aku akan memuji kalian, dan
apabila amalan-amalan itu jelek, maka aku
akan memintakan ampun bagi kalian” (HR. al-
Bazzar).

80 Buku Panduan Haji dan Umrah

Anda mungkin juga menyukai