Anda di halaman 1dari 8

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM TROMOL (DRUM


BRAKE PAD) SEPEDA MOTOR BERBAHAN DASAR KOMPOSIT
CANGKANG DAN SERAT BUAH KELAPA SAWIT DENGAN
POLIURETAN SEBAGAI PENGIKAT

Warman1, H Darmadi1, Abdillah1, Safitri2

1
Program Studi Teknik Mekanika Industri, Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan, Jl. Medan
Tenggara VII, Medan 20228, Indonesia
2
PLP Jurusan Teknik Mekanika Industri, Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan, Jl. Medan
Tenggara VII, Medan 20228, Indonesia
Corresponding author: warman@ptki.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik berupa kekuatan lentur, kekerasan,
koefisien keausan dan sifat thermal bahan kampas rem tromol sepeda motor berbahan dasar
cangkang dan serat buah kelapa sawit, aluminium dan poliuretan serta mendapatkan formula
paling baik antara cangkang dan serat buah kelapa sawit, aluminium dengan poliuretan yang
digunakan dalam pembuatan bahan kampas rem tromol sepeda motor dengan menggunakan
metoda cetak tuang (casting) kemudian dilakukan kompaksi dengan memberikan tekanan.
Komposisi pembentuk material bahan kampas rem tromol sepeda motor yaitu 50%, 60%, 70%
cangkang dan serat buah kelapa sawit, aluminium dan 50%, 40%, 30% poliuretan. Ukuran serat
buah kelapa sawit adalah mesh 100. Dari hasil penelitian diperoleh kekuatan lentur tertinggi
16,753 Mpa (170.8331 kg/cm2) dengan komposisi 70% cangkang dan serat buah kelapa sawit,
aluminium dan 30% dan kekerasan maksimum 69.3333 HRB, koefisien keausan terendah
2,8498.10-6, masa jenis 1,5326 gr/cm3 dan ketahanan terhadap kenaikan temperatur 3350C s/d
395oC pada komposisi 70% cangkang dan serat buah kelapa sawit, aluminium dan 30%
poliuretan. Jika dibandingkan dengan persyaratan kampas rem SAE J661, Bahan kampas rem
teromol dengan komposisi cangkang dan serat buah kelapa sawit, aluminium dan 30%
poliuretan ini memenuhi persyaratan dan layak untuk dipakai.

Kata Kunci: Kampas rem tromol, serat buah kelapa sawit, aluminium, poliuretan, komposit.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi otomotif dari waktu ke waktu merupakan hal yang harus di hadapi. Bahan
yang dibutuhkan untuk teknologi tersebut juga harus terus di inovasi dari bahan yang sulit didapat di
alam menjadi mudah didapat, seperti material komposit. Sehingga terciptalah suatu teknologi yang murah
dan ramah lingkungan. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat pesat
ini dikarenakan keistimewaan sifat yang renewable atau terbarukan dan juga rasio kekuatan terhadap
berat yang tinggi kekakuan, ketahanan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi konsumsi
bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup [1].
Salah satu teknologi otomotif yang sangat berkembang pesat di Indonesia adalah sepeda motor,
dengan penjualan setiap tahunnya terus meningkat.
Sepeda motor merupakan hasil perkembangan teknologi yang membutuhkan banyak komponen dan
jenis material. Komponennya meliputi komponen mesin, komponen casis, dan komponen kelistrikan.
Komponen mesin meliputi piston, blok silinder poros engkol dan lain-lain. Komponen casis meliputi
rem, kopling suspensi, sistim kemudi, roda dan ban dan lain-lain. Sedangkan komponen kelistrikan
meliputi lampu, aruslistrik , dinamo,baterai dan lain-lain.
Dari komponen di atas komponen yang paling sering diganti dan sangat penting diperhatikan guna
menjaga keselamatan baik oleh perancang teknologi kendaraan maupun pengemudi yang menggunakan
kendaraan adalah rem. Hal yang diperhatikan biasanya kekuatan pencekapan kampas rem dan tebal
kampas rem dengan menginjak pedal rem. Kampas rem adalah salah satu bagian terpenting dari sistem
pengereman [2]. Kekuatan pencekaman kampas rem sangat bergantung pada bahan kampas rem tersebut.

122 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

Bahan untuk kampas rem yang dijual dipasaran yaitu asbestos, steel fiber, selulosa, rock wool, grafit dan
kevlar (otomotifnet.com). Dari bahan kampas rem yang beredar menimbulkan kekhawatiran karena
partikel-partikelnya yang berbahaya [3]. Penggunaan seperti asbestos dapat menyebabkan penyakit
kanker [4]. Sedangkan bahan-bahan yang lain makin lama akan makin langka di alam sehingga perlu di
cari alternatif lain sebagai bahan gesek untuk kampas rem. Selain itu bahan yang dari pabrikan biasanya
dalam waktu dekat daya gesek terhadap tromol akan menurun walaupun tebal kampas rem masih dalam
toleransi sesuai dengan petunjuk pabrikan sehingga pengguna dengan keadaan terpaksa akan
menggantinya. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan berbagai jenis bahan kampas rem.
Di Indonesia banyak sekali limbah logam dan limbah organik yang dapat dijadikan bahan baku
sebagai bahan gesek kampas rem. Bahan gesek kampas rem yang sudah pernah diteliti diantaranya serat
bambu, tempurung kelapa dan masih banyak jenis lainnya yang bersifat alami dari tanaman digunakan
sebagai bahan pengisi pada komposit bahan gesek.
Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk meneliti bahan kampas rem yang terbuat dari Serabut
(fiber) buah kelapa sawit, aluminium dan poliuretan sebagai pengikatnya. Serabut (fiber) buah kelapa
sawit sebagai limbah padat pada pabrik pengolah kelapa sawit yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Provinsi Sumatera Utara tercatat sebagai wilayah yang memiliki perkebunan sawit terluas
kedua di Indonesia yaitu 1.396.273 hektar [Data statistik perkebunan indonesia, 2014 menurut
DIRJEN Perkebunan]. Karena prinsip kerja rem merupakan merubah energi kinetik menjadi energi
panas maka dibutuhkan suatu bahan yang baik dalam menyerap panas yaitu aluminium. Selain itu dengan
penambahan logam 10% hingga 20%, karakteristik seperti penyerapan air, porositas dan kekerasan
meningkat secara umum [29]. Aluminium logam yang sangat banyak ditemukan dibumi dan dalam
penggunaannya tidak berbahaya untuk kesehatan. Cangkang dan serat (fiber) buah kelapa sawit banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terutama pada pabrik pengolahan kelapa sawit yang selama ini
umumnya dijadikan sebagai bahan bahan bakar boiler. Tapi dalam penelitian ini akan dicoba digunakan
sebagai bahan dasar dalam membuatan kampas rem tromol sepeda motor, sehingga diharapkan dapat
menambah kekuatan lentur dari kampas rem.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi pisau, gunting, blender, ayakan 50
dan 100 mesh, pengaduk, presto (wadah untuk merendam fiber dan cangkang buah kelapa sawit),
pengaduk, cetakan, alat tekan, neraca listrik, rockwell hardness, gelas ukur, tensile testng machine, alat
uji ke ausan, Differential Scanning Calori metri (DSC)

2.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Serat (fiber buah kelapa sawit), cangkang
buah kelapa sawit, natrium hidroksida (NaOH 10%), aluminium powder, resin polyurethane a-b ,
pelumas wax, poliol Isosianat dan aquades.

2.2 Prosedur Penelitian


2.2.1 Persiapan Bahan Fiber Dan Cangkang Buah Kelapa Sawit
Serat atau fiber buah kelapa sawit direndam dalam fresto dengan larutan NaOH 10% sambil
dipanaskan pada temperatur 650C sambil diaduk selama 30 menit untuk melarutkan minyak yang masih
terkandung pada fiber buah kelapa sawit, pengerjaan dilanjutkan dengan proses pencucian dengan air
dingin sampai bersih, kemudian dikering dibawah sinar mata hari. Stelah kering, fiber digunting
sepanjang 1 sampai 2 mm.
Dengan cara yang sama juga dilakukan pada cangkang buah kelapa sawit, setelah kering
dihancurkan dan kemudian dihaluskan dengan memakai blender dan diayak dengan menggunakan ayakan
100 mesh, Material yang diambil adalah material yang lolos dari mesh 100.

2.2.2 Menyiapkan Campuran Atau Adonan Untuk Dicetak.


Pada pembuatan bahan kampas rem tromol sepeda motor ini bahan dikelompokkan atas 2 bagian.
Yang pertama disebut sebagai filler (penguat) yang terdiri dari fiber buah kelapa sawit, cangkang buah
kelapa sawit dan aluminium. Yang kedua disebut sebagai bahan matrik (pengikat) yang terdi dari
Polyisocianate dan Polyol compound dengan perbandingan 2 : 1. Adonan disiapkan untuk 3 variasi
komposisi seperti tabel 2.1. berikut:

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 123
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

Tabel 2.1 komposisi adonan bahan kampas rem tromol sepeda motor
Filler Matrik
Filler :
Serat Total
No Matrik Cangkang Aluminium Polyisosianat Poliol
(fiber) (gr)
(%) (gr) (gr) (gr) (gr)
(gr)
50 : 50 9 2 9 13,3 6,7 40
1
60 : 40 10,8 2,4 10,8 10,7 5,3 40
2
70 : 30 12,6 2,8 12,6 8 4 40
3

2.2.3 Mencetak bahan kampas rem teromol sepeda motor


Cangkang, serat buah kelapa sawit dan aluminium yang telah ditimbang seperti yang tertera pada
tabel 2.1. tersebut diatas dimasukkan kedalam suatu mangkok plastik dan diaduk sampai homogen dan
kemudian ditambahkan dengan polyisocianate dan diaduk lagi sampai homogen, lalu ditambahkan
dengan polyol dan diaduk sampai rata dengan cepat dan dimasukkan kedalam cetakan yang sudah
disiapkan, ditutup dan ditekan sampai tekanan 3 ton dan ditahan selama 30 menit. Dikeluarkan dari
cetakan, biarkan sampai dingin. Untuk mengeluarkan kemungkinan ada udara yang terperangkap selama
proses pencetakan dapat dilakukan dengan cara memanaskan dalam furnace selama 2 jam pada
temperatur 1750C. Bahan kampas rem teromol sepeda motor siap untuk diuji.

2.3 Karakterisasi
2.3.1 Pengujian kekerasan
Pengujian dilakukan dengan memakai alat Rockwell hardness tester (HRB) pada beban 100 kg dan
penetrator steel boll, setiap permukaan bahan diuji sebanyak 15 kali dan sebagai nilai kekerasan diambil
nilai rata-rata dari pengukuran tersebut.

2.3.2 Pengujian Lentur (Bending)


Kekuatan (strength), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan
bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja atau
mengenainya. Contoh kekuatan lengkung. Material yang lentur (tidak kaku) adalah material yang dapat
mengalami regangan bila diberi tegangan atau beban tertentu. Kelenturan (ductility) Merupakan sifat
mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi sebelum suatu bahan putus atau
patah. Untuk mengetahui kekuatan lentur suatu material dapat dilakukan dengan pengujian lentur
terhadap material tersebut. Kekuatan lentur atau kekuatan lengkung adalah tegangan lentur terbesar yang
dapat diterima akibat pembebanan luar tanpa mengalami deformasi yang besar atau kegagalan. Besar
kekuatan lentur tergantung pada jenis material dan pembebanan. Kekuatan lentur pada sisi bagian atas
sama nilai dengan kekuatan lentur pada sisi bagian bawah.

Gambar 2.1 Pembebanan lentur terhadap bahan uji

Pengukuran tegangan yang terjadi pada spesimen uji dapat dilakukan melalui perhitungan berikut:

σ = Tegangan normal (MPa)


M = Momen lentur dipenampang melintang yang ditinjau.
c = Jarak dari sumbu netral ke elemen yang ditinjau
I = Momen inersia penampang

124 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

2.3.3 Pengujian keausan sebagai akibat gesekan


Dalam pengujian ini alat yang digunakan adalahhasil modifikasi Polish machine dengan kecepatan
putar 230 rpm, bahan uji ditempatkan diatas piringan yang berputar, diatas permukaan bahan uji
ditempatkan pin baja yang runcing dan diberi beban 1kg. Keausan yang terjadi pada pengujian ini adalah
Keausan Abrasif (Abrasive wear).
Koefisien keausan dapat dihitung dengan rumus :
V
Kd 
FN . S
Kd = koefisien keausan
V = volume material yang hilang (mm3)
FN = beban Normal (N)
S = jarak (mm)

Volume keausan dapat dihitung dengan mengunakan rumus:


m1 - m 2
V

V = volume keausan (mm3)
m1 = berat awal (gr)
m2 = berat setelah pengujian (gr)
ρ = masa jenis material (gr/mm3)

2.3.4. Pengujian masa jenis


Pengujian masa jenis dapat dilakukan dengan menimbang bahan kampas rem teromol dari cangkang
dan fiber buaha kelapa sawit, aluminium dan polyuretan dan menambahkan kedalam gelas ukur yang
sudah berisi air dan biarkan sampai tidak ada lagi gelembung udara yang muncul ke permukaan air.
Perbedaan volume air setelah ditambahkan bahan kampas rem dengan volume sebelumnya dinyatakan
sebagai volume bahan kampas rem yang diuji. Sehingga masa jenis bahan kampas rem dapat dihitung
dengan rumus:
V2  V1

m
ρ= masa jenis (gr/mm3)
V1= volume air awal
V2 = volume air tambah volume bahan kampas rem
m = berat bahan kampas rem

2.3.5 Pengujian Sifat Thermal


Pengujian sifat thermal adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ketahanan bahan
kampas rem dari cangkang dan fiber buah kelapa sawit, aluminium polyuretan terhadap perubahan
temperatur seerta perilaku dari bahan kampas dari sewaktu mengalami perubahan. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan alat Differential scanning calorimetry (DSC), model DSC-Plus, made in
Shimadzu- Japan. Pengujian dilakukan sampai temperatur 500 0C. Dari pengujian dengan DSC diperoleh
temperatur degredasi dari bahan kampas rem, sehingga dapat diketahui batas temperatur pemakaian
bahan kampas rem teromol sepeda motor dari bahan cangkang, fiber buah kelapa sawit, aluminium dan
polyuretan.

3. HASIL PENELITIAN
3.1. Hasil uji kekerasan
Kekerasan HRB yang disyaratkan pada Standar kampas rem SAE J661 adalah 68 – 105. Dari hasil
pengujian kekerasan HRB dari bahan kampas rem teromol sepeda motor dari bahan filler (fiber dan
cangkang buah kelapa sawit dan aluminium) dengan polyuretan sebagai matrik(pengikat) pada komposisi
70% : 30% diperoleh 69.3333. Angka ini memenuhi persyaratan SAE J661. Hasil uji kekerasan dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 125
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

Gambar 3.1 Grafik hubungan Kekerasan Rockwell B dengan komposisi


bahan kampas rem (50:50, 60:40, 70:30)

3.2. Hasil uji Lentur (Bending)


Kekuatan lentur yang disyaratkan pada Standar kampas rem SAE J661 adalah 480 – 1500 N/cm2
atau (4,8 – 15) MPa. Dari hasil pengujian kekuatan lentur dari bahan kampas rem teromol sepeda motor
dari bahan filler (fiber dan cangkang buah kelapa sawit dan aluminium) dengan polyuretan sebagai
matrik (pengikat) pada komposisi 60% ; 40% dan 70% : 30% memenuhi persyaratan SAE J661. Hasil uji
lentur (bending) dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 3..2. Grafik hubungan Stress Vs Strain dengan komposisi bahan


kampas rem (50:50, 60:40, 70:30)

3.3. Pengujian Masa Jenis


Hasil pengujian masa jenis dapat disusun kedalam suatu tabel seperti tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Hasil uji masa jenis dari bahan kampas rem teromol sepeda motor dari serat dan cangkang
buah kelapa sawit, aluminium dan polyuretan

No. komposisi V1 (mL) V2 (ml) V1 – V2 (ml) Masa (gr) Masa Jenis


(gr/cm3)
1 50 50 62 12 16,2680 1,3556
2 60 50 62 12 18,2145 1,5178
3 70 50 62 12 18,3915 1,5326

Masa jenis yang disyaratkan pada Standar kampas rem SAE J661 adalah 1,5 – 2,4 gr/cm3. Dari
hasil pengujian masa jenis dari bahan kampas rem teromol sepeda motor dari bahan filler (fiber dan
cangkang buah kelapa sawit dan aluminium) dengan polyuretan sebagai matrik(pengikat) pada komposisi
60% ;40% dan 70% : 30% diperoleh masa jenis 1,5178 gr/cm3 dan 1,5326 gr/cm3 ,. Angka ini memenuhi
persyaratan SAE J661.

126 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

3.4. Hasil uji keausan

Gambar 3..2. Gambar spesimen uji keausan

Beban gesekan : I kgf = 1000 gr =9.80665 N


d = Diameter bekas gesekan = 43,60 mm
Putaran Disc = 230 rpm
Waktu penggesekan 5 menit

keliling bekas gesekan = πd =3,14 x 43,60 mm =136,904 mm


Jarak bekas gesekan permenit = 230 x πd = 230 x 136,904 mm = 31487,92 mm
Jarak bekas gesekan selama 5 menit = 5 x 31487,92 mm = 157439,60 mm = S
V
Kd 
FN . S
FN . S = 9.80665 N x 157439,60 mm = 1543955,0533 N mm

3.5 Hasil Pengujian DSC.


Untuk hasil uji DSC pada masing – masing perlakuan sampel dapat dilihat pada grafik 4.3 dibawah
ini:

Gambar 4.3. Grafik pengujian DSC dengan komposisi bahan


kampas rem (50%:50%, 60%:40% dan 70%:30%)

Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pada Standarkampas rem SAE J661tentang perubahan
material kampas rem dengan laju temperature yaitu 250 0C. Sedangkan bahan kampas rem teromol sepeda
motor dari bahan filler (fiber dan cangkang buah kelapa sawit dan aluminium) dengan polyuretan sebagai
matrik(pengikat) dapat bertahan sampai temperatur pada komposisi 50% : 50% (342,18 s/d 386,70 0C),
60% ;40% (324,25 s/d 367,45 0C) dan 70% : 30% (335,04 s/d 395,03 0C)

4. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pembuatan bahan kampas rem tromol (drum brake
pad) sepeda motor berbahan dasar komposit cangkang dan serat buah kelapa sawit dengan poliuretan
sebagai pengikat dapat disimpulkan sebagai berikut:

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 127
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

1. Dari hasil penelitian diperoleh kekuatan lentur tertinggi 16,753 Mpa (170.8331 kg/cm2) dengan
komposisi 70% cangkang dan serat buah kelapa sawit, aluminium dan 30% dan kekerasan
maksimum 69.3333 HRB,
2. koefisien keausan terendah 2,8498.10-6, masa jenis 1,5326 gr/cm3 dan ketahanan terhadap
kenaikan temperatur 3350C s/d 395oC pada komposisi 70% cangkang dan serat buah kelapa
sawit, aluminium dan 30% poliuretan. Jika dibandingkan dengan persyaratan kampas rem SAE
J661, Bahan kampas rem teromol dengan komposisi cangkang dan serat buah kelapa sawit,
aluminium dan 30% poliuretan ini memenuhi persyaratan dan layak untuk dipakai

4.2 Saran
Penelitian diatas penulis menyarankan untuk dilanjutkan untuk pengaplikasian material tersebut
keaplikasian terapan pada pembuatan perangkat sepeda motor. Disamping itu juga masih perlu dilakukan
pengujian sifat kekuatan dan keausan kampas rem apabila telah digunakan keperangkat sepeda motor

DAFTAR PUSTAKA

[1] Pratama. 2011. Analisa sifat mekanik komposit bahan Kampas rem dengan penguat fly ash
Batubara. Makassar : Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

[2] Abhik, Rathod et al. Evaluation of Properties for Al-SiC Reinforced Metal Matriks Coposite for
Brake Pads. Sci. Procedia Engineering 97 (2014) 941-950. doi: 10.1016/j. proeng.2014.12.370

[3] Aigbodion. V.S et al. 2010. Development of Asbestos-Free Brake Pad Using Bagasse.
Tribology in industry, Volume 32, No. 1. Hal. 12

[4] Sutikno. 2008. Pengaruh komposisi serbuk tempurung kelapa terhadap sifat sifat fisik dan
mekanik bahan gesek non asbes untuk aplikasi kampas rem sepeda motor. Semarang:
Professional, Jurnal Ilmiah Popular dan Teknologi Terapan, vol.6 No. 2, hal. 893-904

[5] Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Data komoditi hasil pertanian tahun 2014.
(http://202.52.59.52/dinastph//semua-download.html. Diakses tanggal 20 September 2017.
Pukul 21.00 WIB

[6] Chwala, K.K. 1987. Composite Material. First Ed.Berlin : Springer-Verlag New York Inc.

[7] Andri, Porwanto.Johar, Lizda. 2003. Karakteristik Komposit Berpenguat Serat Bambu dan
Serat Gelas Sebagai Alternatif Bahan Baku Industri. Surabaya: Jurusan Teknik Fisika ITS.

[8] Callister, Jr. William. D. 2007. Material Science And Engineering An Introduction. United
State of America: Quebeecor Versailles.

[9] Jones, P.M.1975. Mechanics Of Compositte Materials Institute Of Tecnology, Southem


Methodist University, Mc Graw-Hil, Dallas.

[10] Hashim. J. 2003. Pemprosesan Bahan. Cetak Ratu Sdn: Johor Bahru.

[11] Purboputro, Pramuko Ilmu. 2014. Pengembangan Ketahanan Keausan pada Bahan Kampas
Rem Sepeda Motor dari Komposit Bonggol Jagung. Jurnal Media Mesin Vol.15 No. 1. Januari
2014. ISSN 1411-4348.

[12] Arif. 2012. Material Kampas rem. Diambil dari : http://rpmbrake.com/articles/material-


kampas-rem. ( 03 Agustus 2016).

[13] Purboputro, Pramuko Ilmu. 2012. Pengembangan Kampas Rem Sepeda Motor dari Komposit
Serat Bambu, Fiber Glass, Serbuk Aluminium dengan Pengikat Resin Polyester Terhadap
Ketahanan Aus dan Karakteristik Pengeremannya. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional
Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III. (3 November 2012).

[14] Monic. 2013. Manfaat Kulit Kemiri.http://www.dunia.org/artikel/fakta unik/manfaat-kulit-

128 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

kemiri.html. Diakses pada 01 Agustus 2016 pukul 20.00 WIB

[15] Supriadi, Harnowo. 2012. Pemanfaatan Partikel Tempurung Kemiri Sebagai Bahan Penguat
Pada Komposit Resin Poliester. Jurnal Mechanical. Volume 3. Nomor 1. Maret 2012 Hal. 1

[16] Wikipedia. Sifat-sifat aluminium. https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium. Diakses tanggal 20


Juni 2017, Pukul 23.35 WIB

[17] Isranuri, Ikhwansyah et al. 2012. Analisa Pengaruh Beban Terhadap Laju Keausan Al-Si
Alloy dengan Metode Pin on Disk Test. Jurnal Dinamis, Volume II, No. 10. Januari
2012. ISSN 0216-7492

[18] R., Rochman et al. 2010. Karaktetrisasi Sifat Mekanik Dan Pembentukan Fasa Presipitat Pada
Aluminium Alloy 2024–T81 Akibat Perlakuan Penuaan. Jurnal Mekanika Volume 8 Nomor 2,
Maret 2010.

[19] Doraiswarmy et al. (1993).Pineapple Leaf Fibres. Textile Progress Vol. 24 Number 1, Textile
Institute.

[20] Kirby. 1963. Vegetable Fibres. London : Leonard Hill.

[21] Warman, Kajian Karakteristik Absorpsi Suara Material Peredam Suara Dari Serat Batang
Pinang Raja Dengan Menggunakan Polyuretan dan Gypsum Sebagai Matrik, USU, Tesis, 2016

[22] Sukamto. 2012. Analisis Keausan Kampas Rem Pada Sepeda Motor. Yogyakarta: Jurnal
Teknik vol. 2 no. 1, April 2012. ISSN 2088 – 3676

[23] ASTM G99-04 Standard Test Method for Wear Testing with a Pin-on Disk Apparatus.
Philadelphia, PA : American Society for Testing and Materials

[24] Pratama. 2011. Analisa Sifat Mekanik Komposit Bahan Kampas Rem Dengan Penguat Fly Ash
Batubara.Makassar: Universitas Hasanuddin

[25] Manickam, Chinnappan et al. 2015. Mechanical and Wear Behaviors of Untreated and Alkali
Tread Roselle Fiber-reinforced Vinyl Ester Composite. Journal of Engg. Research Vol. 3 No.
(3) September 2015 pp. 97-109

[26] Wijoyo, Sugianto dan Pramono. 2011. Pengaruh Perlakukan Permukaan Serat Nanas (Ananas
comosus L. Merr) Terhadap Kekuatan Tarik dan Kemampuan Rekat Sebagai Bahan Komposit.
Jurnal Mekanika Volume 9 Nomor 2 Hal. 270

[27] Xin, Xu at al. 2006. Friction Properties of Sisal Fibre Reinforced Resin Brake Composites.Sci.
Wear 262 (2007)736-741. Doi:10.1016/j. wear.2006.08.010

[28] Mukesh Kumar, Jayashree Bijwe. 2010. Role of different metallic fillers in non-asbestos
organic (NAO) friction composites for controlling sensitivity of coefficient of friction to load
and speed. Tribology International 43 (2010)965-974. doi:10.1016/j.triboint.2009.12.062

[29] ISO 15484. Road vehicles — Brake lining friction materials — Product definition and quality
assurance. First edition 2008-08-01

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 129

Anda mungkin juga menyukai