Anda di halaman 1dari 3

Saham gorengan adalah saham dengan kualitas jelek yang telah direkayasa oleh sejumlah

pihak yang lazim disebut bandar saham untuk mengeruk keuntungan dalam jangka pendek.
Bandar saham yang melakukan metode penggorengan biasanya memiliki saham dalam
jumlah banyak. Saham-saham gorengan biasanya berasal dari saham lapis kedua atau ketiga
dengan nilai kapitalisasi pasar kecil serta jumlah pemegang saham publik sedikit. Jika para
investor salah memilih  “saham gorengan” tersebut, bukan keuntungan yang akan
didapatkan, tetapi kerugian yang cukup besar.

Lalu apa sebenarnya hubungan antara saham dengan gorengan yang berpotensi
merugikan para investor?
Rasa gorengan yang enak, harga yang murah dan bisa berubah cepat, namun bisa
menimbulkan penyakit bisa kita samakan dengan valuasi harga saham yang bisa
anjlok drastis dalam waktu singkat.
Itu sebabnya, untuk menghindari kerugian saham gorengan, saham seperti berikut
tidak boleh untuk kita pertahankan lebih lama.
Saham gorengan memang menggiurkan para investor dengan iming-
iming return yang besar meskipun dana yang kita keluarkan cenderung kecil.

sedangkan ciri-ciri saham gorengan adalah :


1. Harga Saham yang Tidak Stabil
Saham gorengan memiliki harga yang tidak beraturan. Contohnya, jika di hari ini
Anda melihat saham tersebut bertengger di harga Rp 100 perak saja.
Lalu, singkat cerita jadi Rp 150 dan beberapa saat kemudian jadi Rp 200 atau Rp
300-an. Tiba-tiba dikeesokan harinya, saham ini kembali terperosok lagi ke Rp 100
perak.
Ketika harganya naik, para investor langsung melepas saham itu dan menikmati
keuntungan. Itulah yang akhirnya membuat harga saham tersebut di lelang dengan
mudahnya.
Namun ketika harga kembali menjadi Rp 100 perak, saham menjadi tidak laku.
Kalaupun ada yang beli, return juga tidak bakal naik sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Fundamental Perusahaan Tidak Jelas
Sudah sewajarnya jika harga saham akan mengikuti perkembangan fundamental
perusahaannya. Bila perusahaan tersebut mencetak keuntungan, sudah sewajarnya
harga sahamnya naik.
Namun, tidak berlaku pada saham gorengan. Pada saham gorengan, pergerakan
keuntungan seringkali tidak sesuai dengan kinerja fundamental perusahaan tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa bandar saham yang menggerakkan harga
tersebut sehingga harga saham menjadi naik dan turun secara drastis hingga
mencapai batas auto reject bursa.
Investor yang sudah terlanjur membeli saham, sudah pasti masuk ke dalam jebakan
bandar saham tersebut.
3. Memiliki Kapitalisasi Pasar yang Kecil
Kapitalisasi pasar adalah harga keseluruhan sebuah perusahaan, yaitu harga yang
harus dibayar seseorang bila ingin membeli 100% kepemilikan perusahaan tersebut.
Pada saham gorengan umumnya memiliki kapitalisasi pasar yang tergolong kecil,
biasanya di bawah Rp 1 Triliun.
Jika saham tersebut memiliki nilai pasar yang kecil, maka bandar saham pun bisa
dengan mudah memainkan harganya atau menguasai supply-nya, sehingga harga
bisa naik dan turun secara drastis.
Maka dari itu berhati-hatilah! karena jika Anda memilih saham berkapitalisasi pasar
yang kecil, tentunya akan memberikan keuntungan untuk para bandar saham.
4. Berasal dari Saham Lapis Tiga
Saham lapis tiga juga menjadi sasaran oleh para bandar kapitalisasinya yang kecil.
Saham lapis tiga adalah saham yang memiliki kapitalisasi di bawah Rp 500 miliar
dan harga saham per lembarnya juga rata-rata memiliki harga yang relatif murah,
seperti Rp 50 hingga Rp 100 perak per lembar.
Hal tersebut akan membuat para investor berlomba-lomba untuk memborong saham
tersebut dengan harga yang tinggi untuk mendapatkan return yang besar.
Sesuai ketentuan ekonomi yang berlaku, ketika volume perdagangan terhadap suatu
produk itu naik maka harganya juga naik, bukan?
Sementara kalau produk itu gak laris maka kadang produsen atau distributor banting
harga biar cepat laku.

Selanjutnya cara mendeteksi saham gorengan adalah :


1. Pantau Pergerakan Saham
Jika Anda tetap tertarik untuk ingin membeli saham sejenis ini, sangat wajib untuk
terus memantau pergerakan harganya.
Pergerakan saham gorengan yang cepat, jika luput sedikit dapat mengakibatkan
kerugian yang sangat dalam.
Tetap disiplin dengan trading Anda, jangan sampai kelalaian dalam saham gorengan
memberikan Anda kerugian yang besar.
2. Pelajari Analisis Bandarlogi
Apa itu analisis bandarmologi? adalah metode analisis saham yang menganalisis
pelaku jual beli saham. Metode ini dipakai untuk mendeteksi keberadaan bandar
saham di bursa.
Bandar saham selalu membeli dalam jumlah besar, yang disebut sebagai akumulasi.
Saat menjualnya, bandar juga akan menjualnya dalam jumlah besar atau yang
disebut distribusi. Karena itu penting untuk mempelajari pergerakannya ketika
membeli saham gorengan.
3. Pilih Pengalokasian Dana yang Jelas
Pilihlah pengalokasian dana yang jelas dan transparan. Anda bisa memulai
dengan Peer-to-Peer Lending (P2P).
Pada P2P Lending, Model bisnis ini memungkinkan masyarakat luas untuk dapat
membiayai individu atau bisnis melalui layanan keuangan berbasis online.
Investor dapat memilih bisnis atau individu mana yang ingin dibiayai. Investor pun
akan mendapatkan keuntungan darinya.
Resiko ketika Anda melakukan pengalokasian dana adalah hal yang wajar. Tapi
melalui P2P Lending, risiko pengalokasian dana datang dengan tingkat
pengembalian yang jauh lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai