Anda di halaman 1dari 41

SISTEM FLUIDA MELEWATI

MEDIA BERPORI
• Media berpori (porous medium): suatu
fasa padat kontinu yang memiliki ruang
kosong yang banyak, atau pori-pori di
dalamnya. Misalnya: sponges, cloths,
kertas, pasir, filters, batubata, batuan,
beberapa packing yang dipakai dalam
kolom distilasi, adsorpsi, katalis, dsb.
• Ruang kosong tersebut bisa saja
interconnected, atau bisa juga tidak.
1

Gambar 1
g z + V2/2 = -F (1)
Perbedaan antara aliran fluida biasa dengan
fluida melalui media berpori:
• Pada aliran melalui media berpori, friksi
jauh lebih besar. Meskipun V2 dan V1
berbeda, tetapi
V2 << friksi (F)
• Kemungkinan sebagian ruang kosong
masih terisi oleh udara, meskipun ada
fluida dialirkan melaluinya.
1. Friksi Fluida pada Media Berpori
• Gambar 2

x

• Definisi kecepatan rata-rata fluida yang


mengalir melalui suatu pipa:

(2)

Vs = superficial velocity
• Jika didasarkan pada luas penampang yang
sebenarnya terbuka untuk aliran fluida:
(3)

VI = interstitial velocity (kecepatan dalam pori)


dimana

(4)

Hydraulic Radius (HR)

(5)
• Untuk medium yang terbuat dari partikel
bola yang sama ukurannya:

(12.6)
• Jika friction factor interstitial dan Re
interstitial di mana D = 4 x HR dan VI=Vs/:
(7)

(8)

• Untuk memperoleh rumus kerja dari Pers.7


dan 8, konstanta 1/3 dan 2/3 ditiadakan
dari Pers 7 dan 8 sehingga:
• (11)

• (12)

• Untuk aliran laminar: f = 16/Re (dalam


pipa) atau fPM= 72/RePM (dalam media
berpori)
• Persamaan faktor gesekan fPM didasarkan
pada asumsi bahwa fluida mengalir lurus
ke arah x. Padahal aliran yang sebenarnya
mengikuti pola zig-zag.
• Kalau diasumsikan pola aliran adalah zig-
zag dengan membentuk sudut 45o, maka
kecepatan interstitial riil adalah sebesar 2
kali dari asumsi awal. Dengan demikian
fPM = 144/RPM. Namun asumsi 45o inipun
kurang tepat, dan harga yang lebih tepat
secara experimental adalah 150, maka:
• fPM = 150/RPM
atau Pers 12.9 menjadi
• (13)

(aliran laminar, Persamaan Blake-Kozeny)


Contoh 1:
0.25 ft

2 in

1 ft Resin Ion-exchange

Gambar 3.
Air mengalir secara gravitasi melalui suatu
kolom ion-exchanger seperti di atas, partikel
resin berdiameter 0,05 in. Porositas bed adalah
0,33. Hitung laju alir air melalui peralatan ini.
Jawab:
• Persamaan Bernoulli dari permukaan air di
tangki sampai dasar kolom:
• g z + V2/2 = -F
dimana V2/2 << g z , maka:
• g z = -F
• Pers 13 disusun untuk mencari Vs:
• Jadi:

• Sebelum menganggap jawaban ini benar,


perlu dicek bilangan Reynolds nya:

• RePM sedikit > 10 (batas aliran laminar


sebagaimana terlihat pada Gambar 4),
sehingga perkiraan kecepatan bisa jadi
sekitar 10 – 15 % lebih tinggi dari
kenyataannya.
• Untuk aliran turbulen (Re > 1000):
• fPM = 1.75 atau Pers 9 menjadi
• (14)

• (Persamaan Burke-Plumber)
Contoh 2:
• Kita ingin memberikan tekanan pada air
masuk pada alat di Contoh 1 untuk
menghasilkan kecepatan superficial = 1
ft/s. Berapa tekanan yang harus
diberikan?
Jawab:
• Persamaan Bernoulli:
• P/ + g z = -F
• Dalam hal ini g z << P/ sehingga:
P/ = - F

• Untuk aliran laminar – turbulent:


• fPM = 1.75 + 150/RPM
• atau
• (12.15)

(Persamaan Ergun)
Plot fPM vs RePM ditunjukkan di Gambar 4.
• Biasanya Pers 13 (laminar) disederhanakan
menjadi
F= (Pers Darcy) (16)

di mana k = permebilitas, satuannya darcy

1 darcy =
2. Dua Fluida Mengalir Melalui
Media Berpori secara Coccurent
(Searah)
• Contoh aplikasi: udara yang dihembuskan
ke dalam filter cake untuk mengeluarkan
filtrate yang berharga

x

• Pada system di atas, mula-mula diisi


dengan air kemudian udara dihembuskan
melalui system tersebut, fraksi air yang
keluar aliran berperilaku sbb:
• Setelah sampai pada suatu titik, dimana
tidak ada lagi air yang keluar, peralatan
dibuka dan kita dapatkan sejumlah air (10
– 30%) yang masih tertinggal.
• Ada 2 kemungkinan:
1. air masuk ke pori-pori pasir
2. partikel air pecah membentuk butiran
kecil
• Fluida yang memindahkan (dalam hal ini
udara) cenderung bergerak ke pori-pori
paling besar, kemudian melalui sela-sela
fluida yang terpindahkan (dalam hal ini
air).
• Setelah sebagian besar air mengalir dan
terpindahkan, yang tersisa akan pecah
menjadi butir-butir yang dikelilingi udara.
Sisa butir-butir air tak bergerak.
• Pengamatan secara mikroskopik
menunjukkan bahwa suatu butir pasir
yang telah melepaskan air darinya, air
yang masih ditahan oleh butir pasir tidak
berbentuk filamen yang kontinyu, tetapi
lapisan-lapisan kecil atau bintik-bintik ,
yang umumnya tertahan pada bidang
antar butir-butir pasir.
• Dalam kasus ini r = radius pori-pori.
• Dari deskripsi fisik dapat disimpulkan
bahwa suatu partikel fluida berhenti
bergerak bila
– gaya pemindah fluida (gradien tekanan
x panjang butiran x area penampang 
aliran) = gaya tegangan permukaan
(tegangan permukaan/radius butiran x
area penampang  aliran)
• Partikel kecil air ini tidak dapat bergerak
(immobile) jika:
• (22) atau
• . (23)
P = pressure drop antara 2 immicible
fluids, r = radius partikel air, =tegangan
permukaan. Pers (22) dan (23) untuk butir
bentuk bola
• Pers 22 menunjukkan bahwa gaya tekan =
gaya tegangan permukaan. Karena dimensi
Lr = k (permeabilitas), maka dapat
diharapkan bahwa fraksi pori-pori yang
terisi oleh air yang masih tertinggal
merupakan fungsi dari bilangan tak
berdimensi:
• . (24)
• Pers (24) berlaku untuk bermacam-
macam bentuk. Nilai L dan r sulit untuk
diukur. Karena itu disatukan =
permeabilitas.
• Gambar 6 menunjukkan suatu korelasi
antara residual saturation yang terukur
(residual saturation : fraksi dari ruangan
berpori yang ditempati oleh cairan yang
tertinggal ketika cairan yang dipindahkan
berhenti mengalir) sebagai fungsi dari
capillary number.
• Untuk permeabilitas tinggi (mis pori-pori
besar) residual saturation sangat rendah,
mungkin 2-3%. Sebaliknya untuk
permeabilitas rendah, residual saturation
sangat tinggi, mungkin 30-60%.
• Gambar 6
3. Aliran Counter-Current
(berlawanan arah) Melalui Media
Berpori

• Contoh aplikasi: Packed tower untuk


absorpsi, distilasi, ataupun humidifikasi
• Kurva karakteristik P/z terhadap laju
alir gas:
• Di Gambar 7 penurunan tekanan dari
dasar ke puncak menara di plot versus
laju alir massa superfisial gas yang naik
kolom untuk bermacam-macam laju alir
massa superfisial cairan yang turun
kolom.
• Kurva A menunjukkan hanya aliran gas.
Kemiringannya pada plot log-log = 1.8,
yang mengindikasikan aliran di region
transisi di Gambar 4, di mana fPM  RPM-0.2.
• Kurva B adalah aliran gas pada packing
basah. Kemiringan kurva = kurva A, tetapi
-P sedikit lebih besar karena sebagian
aliran tertutup oleh cairan di packing.
Dengan penutupan ini, kecepatan gas
interstitional harus naik, sehingga -P naik
• Kurva C menunjukkan kurva kompetisi
antara aliran gas dan cairan. Pada aliran
gas rendah, bentuk kurva mirip kurva A
dan B, tetapi -P naik, sebab makin
banyak rongga yang tertutup oleh cairan.
Pada aliran gas > 600 lbm/(h.ft2), kurva
naik tajam ke atas di mana cairan mulai
tertahan di rongga.
• Makin tinggi aliran air, makin banyak
rongga yang tertutup dan tekanan naik
tajam. Kelakuan ini disebut loading.
• Kurva D dan E punya kelakuan mirip, tapi
laju alir cairannya di E lebih besar.
Kenaikan tajam dari -P berkurang.
Daerah ini disebut flooding, di mana
cairan yang mengisi kolom menjadi fasa
kontinyu, bukan lagi fasa terdispersi. Gas
naik sebagai gelembung, bukan lagi aliran
kontinyu.
• Perubahan cairan dengan naiknya aliran
udara: terdispersi  cairan tertahan di
rongga  kontinyu
4. Filtrasi

• Dalam hal ini: P/ = -F


• Untuk aliran laminar (terjadi hampir di
semua filter) pers. Darcy berlaku:


• maka: (25)

• Ada 2 resistance secara seri di mana flitrat


mengalir

(26)

(27)
atau (28)

• Hambatan filter medium (x/k)FM konstan


= a.
• Jika kita mendefinisikan

maka dimana V = volume filtrat

• Dengan demikian (untuk hambatan


konstan):
(32)

• Untuk P1-P3 konstan (pompa sentrifugal,


blower), dengan integrasi Pers 32:

(33)
• Jika a dapat diabaikan, volume filtrat
sebanding dengan akar dari waktu filtrasi.
• Untuk filter yang disuplai oleh pompa
positive displacement, tekanan akan naik
secara linear terhadap waktu.
• Pada kenyataannya, k tidaklah konstan:
• Cake specific resistance = 1/k =  Ps
• Jadi: (35)

• Jika a diabaikan, pada ketebalan cake


(V.W/A) tertentu, jika P naik maka:
1. flowrate naik secara linear, jika s = 0
(misalnya pasir)
2. tidak ada efeknya terhadap flowrate jika
s = 1 (misalnya sejenis gelatin)
3. mempunyai intermediate effect jika 0 <
s<1
5. Fluidisasi
• Dalam hal ini: P/ + g z = -F (36)
• Untuk laju alir fluida yang rendah,
• . (37)

• Jika Vs naik,  dapat naik, demikian juga


x.
• Hasil eksperimen menunjukkan kurva
seperti berikut:
• Pada Vs < Vmf , system berlaku sebagai
fixed bed. Jika Vs > Vmf , system berlaku
sebagai fluidized bed.

Soal 3 Tunjukkan bahwa f = 16/Re


ekivalen dengan fPM = 72/RePM
Jawab:
Soal 4 Tunjukkan bahwa jika kita
mengasumsikan dan panjang
lintasan adalah , maka factor friksi
menjadi dua kali lebih tinggi dari yang
ditunjukkan oleh:

Jawab:
•. = RePM2

• atau atau
Soal 4 Tunjukkan beda relative antara dua
term dalam persamaan Ergun pada
RePM = 0,1; 1; 10;100;1000 dan 10000
Jawab:
• Persamaan Ergun: fPM = 1.75 + 150/RePM

RePM 150/RePM
0,1 1500
1 150
10 15
100 1,5
1000 0,15
10000 0,015

Anda mungkin juga menyukai