Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN TUGAS POMPA DAN KOMPRESOR

(Water Hammer Pada Pompa)


AIDA QONITATILLAH/18050524007/SI PTM
A.Pengertian
Water hammer adalah perubahan kecepatan aliran secara mendadak sebagai akibat
dari pengoperasian pompa dan kegagalan pompa beroperasi. Hal ini dapat menimbulkan
perubahan tekanan yang sangat tajam sehingga menyerupai suatu pukulan.

Gambar 1. Peristiwa water hammer


Fenomena keadaan unsteady ini dapat dikatakan sebagai perubahan energi kinetik dan
energi tekanan yang bisa menjadi positif atau negatif. Efek negatif yang dihasilkan oleh
fenomena tersebut diantaranya menimbulkan getaran pada pipa dan memperpendek umur
pemakaian komponen perpipaan. Perubahan tekanan yang terlalu besar pada pipa dapat
menyebabkan pipa rusak atau pecah. Gelombang tekanan yang timbul pada gejala pukulan-
air dapat dinyatakan dengan rumus berikut
( k ) ( g )( y )
a=
(k ) (d )
√ 1+
( E) (t )
di mana :
a: Kecepatan rambat gelombang tekanan (m/det)
K: Koefisien elastisitas volumetrik air (kg/m2) Untuk air bersih pada temperatur
normal nilai K adalah sebesar 207-jutan(kg/m2).
g: Akselerasi gravitasi = 980(m/det2) Berat spesifik air (kg/m3) Untuk air bersih
dapat dapat diambil = 1000 (kg/m2)
E: Koefisien elastisitas memanjang dari bahan pipa (kg/m2). Pipa baja karbon E =
21000-juta (kg/m2)besi Pipa besi tuang E = 10000-juta (kg/m2) Pipa tembaga E =
15400-juta (kg/m2) Pipa PVC E = 250-juta (kg/m2)
d : Diameter-dalam dari pipa (m)
Kekuatan tekanan pukulan-air bergantung pada jangka waktu untuk menutup keran,
atau katup tersebut, T (detik). Kalau jarak yang harus ditempuh gelombang tekanan sebelum
dipantulkan adalah L (m), maka waktu yang ditempuh gelombang tekanan tersebut untuk
kembali lagi adalah (2) (L)(a) (detik). Secara umum dapat dikatakan bahwa tekanan pukulan-
air akan besar kalau T lebih besar atau sama dengan (2) (L)(a).Besarnya tekanan pukulan-air
ini sebanding dengan kecepatan aliran-air sebelum katup menutup rapat. (Soufyan Moh.
Noerbambang, 1984).

PROTEKSI
Fenomena water hammer ini sering terjadi di daerah discharge pompa pada saat
pengoperasian dan kegagalan pompa beroperasi. Beberapa cara untuk mengurangi dampak
water hammer adalah dengan Memasang gas accumulator yang umumnya dipasang pada
discharge pompa berfungsi mengurangi fluktuasi tekanan mendadak akibat pengoperasian
dan kegagalan pompa beroperasi. Kemudian penambahan flywheel atau beban berbentuk
roda pada instalasi pompa yang umumnya dipasang di bagian poros penghubung antara
pompa dengan motor penggerak akan berperan dalam menunda terjadinya lonjakan tekanan
ketika terjadi kegagalan pompa secara tiba-tiba dan untuk mencegah terjadinya pemisahan
kolom air dan juga pemasangan rongga udara atau alat pencegah pukulan-air. Karena pukulan
air terjadi oleh sifat non-kompresibel dari air, maka sebenarnya meredam tekanan yang
timbul sudah cukup untuk menghilangkan akibatnya. Udara yang bersifat kompresibel dan
disediakan dalam suatu rongga akan mampu meredam tekanan ini. Alat pencegah pukulan-air
meredam tekanan dengan komponen elastis dari karet atau pegas.
Analisa water hammer dalam sistem perpipaan berdasarkan pada persamaan
momentum dan kontinuitas. Penyelesaian persamaan yang tepat untuk kondisi J transient
pada sistem dengan kondisi batas yang kompleks adalah dengan menggunakan metode
karakteristik. Metode karakteristik digunakan untuk menetukan hubungan antara langkah
waktu dan langkah jarak. Persamaan momentum dan persamaan kontinuitas yang akan
diselesaikan dengan bantuan metode karakteristik adalah sebagai berikut

Keterangan:
P = tekanan (N/m2 )
V = kecepatan (m/s2 )
ρ = densitas (kg/m3 )
x = panjang pipa (m)
t = waktu (s)
g = percepatan gravitasi (m/s2 )
D = diameter (m)
f = faktor gesekan
α = sudut kemiringan pipa.
Persamaan kontinuitas dapat dirumuskan sebagai berikut

Keterangan: a = kecepatan gelombang


Kecepatan perambatan gelombang tekanan dapat diformulasikan sebagai berikut

Keterangan:
a = kecepatan gelombang fluida dalam pipa (m/sec)
∆p = perubahan tekanan
∆v = perubahan kecepatan
K = modulus bulk fluida (N/m2 )
Ρ = densitas fluida (kg/m3 )
D = diameter pipa (m)
E = modulus elastisitas (N/m2 )
e = ketebalan pipa (m)
c1 = faktor koreksi yang tergantung pada instalasi pipa.
Persamaan (1), (2) dan (3) dikombinasikan menjadi persamaan karakteristik berikut.
DAFTAR PUSAKA

Anonim, 2000, “Sistem Plambing” 2000 SNI 03- 6481-2000. Jakarta. Anonim, 2005, “Tatacara
Perencanaan Sistem Plambing”, SNI 03-7065-2005, Badan Standarisasi Nasional (BSN), Jakarta.
Satoto E Nayono, 2011, “Modul Plumbing dan Sanitasi, Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Teknik UNY, Yogyakarta. (file:///F:/Downloads/Water_hammer.pdf)
Gambar water hammer
Dari jurnal file:///F:/Downloads/3039-13422-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai