Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR

Dosen Pengampu :

Dr. Daharni, M. Pd., Kons

Disusun Oleh : Kelompok 4

Agmi Almanawara (17003001)


Krisna Trinugroho (17003093)
Anggi Erlina Putri (17003112)
Rabiul Fadil (17003065)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis megucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Demi kesempurnaan makalah ini, untuk itu segala saran dan kritik dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati. Dan
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua pembaca, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Padang, 11 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Bakat 3
B. Jenis-jenis Bakat 4
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat 6
D. Usaha Guru Untuk Mengenali Dan Mengembangkan Bakat 9

BAB III PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13
B. Saran 13

DAFTAR RUJUKAN 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam
tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya
justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh
seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang yang berbakat
melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya
dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol dari berbagai
jenis yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus dalam bidang seni,
musik suara, olahraga, matematika, bahasa, sosial agama dan
sebagainya. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih
Guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang
mempunyai potensi beragam. Untuk itu, pembelajaran hendaknya
lebih diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan
proses berfikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah yang
menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir
konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling
tepat).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian bakat?
2. Apa saja jenis-jenis bakat?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat?
4. Apa saja usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat?

1
2

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian bakat.
2. Mengetahui jenis-jenis bakat.
3. Mengetahui apa saja faktor yang mempengarhui perkembangan
bakat.
4. Memahami usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan
bakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bakat
Menurut Ahmad Badwi (2018) bakat adalah kemampuan khusus
yang menonjol dari berbagai jenis yang dimiliki seseorang. Kemampuan
khusus dalam bidang seni, musik suara, olahraga, matematika, bahasa,
sosial agama dan sebagainya. Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan
yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih
untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus
(Semiawan, dkk, 1984:1).
Menurut Abdul Rahman Shaleh (2004) bakat adalah “Sebagai
kondisi atau kemampuan yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya
dengan suatu latihan khusus dapat memperoleh suatu kecapakan,
pengetahuan dan ketrampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa,
kemampuan bermaian musik atau menciptakan musik”. Bakat berkembang
sebagai hasil interaksi dari faktor yang bersumber dari dalam individu dan
dari lingkungannya. Apabila kedua faktor tersebut bersifat saling
mendukung maka bakat yang akan dapat berkembang secara optimal.
Menurut Alex Sobur (2003) Bakat (aptitude)mengandung makna
kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability ) yang
masih perlu dikembangan atau dilatih agar dapat terwujud. Bakat berbeda
dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk
melakukan sesuatu,sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat juga
berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu
kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila
latihan dilakukan secara optimal.
Renzulli (1986, 53-93) yang didukung oleh Sternberg & Davidson
(2005, 246-273) mengemukakan bahwa keberbakatan adalah multidimensi
dan dapat diletakkan di setiap area kemampuan manusia. Bakat merupakan
interaksi antara tiga kelompok dasar sifat manusia yaitu kemampuan

3
4

umum di atas rata-rata, tingkat komitmen tugas dan tingkat kreativitas.


Ketiga dimensi tersebut dikenal dengan teori the three ring concepts.
Soeparwoto, dkk (2006:92) menjelaskan bahwa bakat (aptitude)
diartikan sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan
ketrampilan baik yang bersifat umum (misalnya, bakat intelektual)
maupun khusus (bakat akademis Khusus).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bakat adalah
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan
atau keterampilan yang bersifat umum atau pun khusus. Namun bakat juga
harus disertai dengan latihankhusus untuk mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan, dan keterampilan khusus.

B. Jenis-Jenis Bakat
Dalam jurnal pendidikan dan studi islam Ahmad Badwi (2018)
adapun jenis-jenis bakat itu terbagai atas dua yaitu bakat umum dan bakat
khusus. Bakat umum merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar
yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki. Sedangkan bakat
khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah,
olahraga, dan sebagainya selain itu bakat khusus yang lain yaitu:
1. Bakat Verbal Bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam
bentuk kata-kata.
2. Bakat Numerikal bakat konsepkonsep dalam bentuk angka.
3. Bakat Skolastik Kombinasi kata-kata (Logika) dan angka-angka,
kemampuan dalam penalaran, mengurutkan , berpikir dalam pola
sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual
atau pola numerik, pandangan hidupnya umum-nya bersifat rasional.
Ini meru-pakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan dan pemprogram
komputer.
5

4. Bakat Abstrak Bakat yang bukan kata maupun angka tatp berbentuk
pola, rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk, dan
posisinya.
5. Bakat mekanik Bakat tentang prinsipprinsip umum IPA, tata kerja
mesin perkakas dan alat-alat lainnya.
6. Bakat Relasi Ruang (spesial) Bakat untuk mengamati , menceritakan
pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan
yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu
dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas,
serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga
dimensi.ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot,
dan insinyur mesin.
7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal bakat tentang tugas tulis
menulis,ramu-meramu untuk laboratorium,kantor dan lain-lainnya.
8. Bakat bahasa (linguistik) bakat tentang penalaran analisis bahasa (ahli
sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing,
hukum, pramugari dan lain-lainnya.

Adapun jenis-jenis bakat yang lain digolongkan menjadi lima bidang


diantaranya yaitu :

a. Bakat akademik khusus


Misalnya bakat untuk memahami konsep yang berkaitan
denganangka-angka (numeric), logika bahasa (verbal ), dan sejenisnya.
b. Bakat kreativitas-produktifitas
Artinya bakat dalam hal menciptakan sesuatu yang baru, misalnya
menghasilkan program komputer terbaru, arsitektur terbaru, dan
sejenisnya.
6

c. Bakat seni
Misalnya mampu mengaransemen musik yang digemari banyak
orang,menciptakan lagu dalam waktu yang singkat, dan mampu
melukis dengan indah dalam waktuyang relati" singkat
d. Bakat psikomotorik
Antara lain sepak bola dan bulu tangkis.
e. Bakat sosial
Antara lain mahir melakukan negosiasi, menawarkan suatu produk,
berkomunikasi dalam organisasi, dan mahir dalam kepemimpinan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat


Menurut Abdul Rahman Shaleh (2004) dalam pengembangan bakat
dan minat anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kemampuan individu yang dibawa sejak lahir
Faktor bawaan akan sangat menentukan sekali pembentukan dan
perkembangan bakat seseorang. Pembawaan merupakan faktor
pembentuk kemampuan manusia yang pasti. Hal ini berarti bahwa
kemampuan yang dimiliki seseorang ditentukan oleh faktor bawaan
dan kemampuan tersebut hanya akan dapat berkembang sampai batas-
batas tertentu. Lingkungan tidak akan merobah membentuk manusia
melebihi batas kemampuan yang dimiliki manusia. Kemampuan ini
diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya melebihi sel-sel
khusus.
2. Minat individu yang bersangkutan
Suatu bakat tertentu tidak akan berkembang dengan baik apabila
tidak disertai minat yang cukup tinggi terhadap bidang atau hal yang
sesuai dengan bakat tersebut. Misalnya sesorang yang memilki bakat
yang cukup tinggi terhadap bidang atau hal yang sesuai dengan bakat
tersebut. Misalnya seseorang yang memilki bakat cukup tinggi sebagai
ahli mesin, apabila ini tidak atau kurang berminat terhadap hal-hal
7

yang berhubungan dengan mesin, maka bakatnya tersebut tidak akan


dapat berkembang secara baik.
3. Motivasi yang dimiliki Individu
Suatu bakat akan menjadi kurang berkembang atau tidak akan
menonjol bila kurang disertai oleh adanya motivasi yang cukup tinggi
untuk mengaktualisasikannya, karena motivasi berhubungan erat
dengan daya juang seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
4. Kepribadian Individu
Factor kepribadian ini juga sangat memegang peranan penting bagi
perkembangan bakat seseorang, misal konsep diri, rasa percaya diri,
keuletan atau keteguhan dalam berusaha, kesediaan untuk menerima
kritik dan saran demi untuk meraih sukses yang tinggi.
5. Maturity (kematangan)
Bakat tertentu akan berkembang dengan baik apabila sudah
mendekati atau menginjak masa pekanya. Suatu hal yang sulit adalah
dalam menentukan kapankah saatnya (pada usia berapakah) suatu
kemampuan atau bakat tertentu sudah matang untuk dikembangkan
atau dilatih, karena untuk masing-masing kemampuan dan untuk setiap
orang kematangannya belum tentu atau tidak selalu sama.
6. Lingkungan Keluarga
Faktor keluarga adalah salah satu faktor penting dan turut
berpengaruh terhadap timbulnya minat pada anak, sebab keluarga
merupakan sekolah pertama bagi anak, tempat seorang anak
berinteraksi pertama kali dan tempat seorang anak dibentuk di
antaranya dengan pendidikan keluarga. Orang tua sebagai lingkungan
pertama bagi pendidikan anak, berkewajiban untuk mendidik anak-
anaknya dengan pendidikan yang baik dan benar. Jadi keluarga yang
selalu memberi bimbingan dan memperhatikan anak dalam belajar dan
mempengaruhi hasil belajar”. Salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi timbulnya minat pada anak adalah cara orang tua
memperlakukan anak, secara tidak langsung adalah merupakan bagian
8

dari pelaksanaan pendidikan, sebab dalam perlakuan tersebut terdapat


nilai-nilai kependidikan bagaimana orang tua membiasakan anak untuk
merasa tertarik kepada sesuatu yang dapat membawa manfaat bagi
dirinya.
Adapun hal yang harus dilakukan orang tua dalam
mengembangkan bakat anak adalah:
a. Menghargai pendapat anak dan memberikan dorongan kepadanya
untuk mengungkapkan pendapat tersebut;
b. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir, merenung
dan berkhayal;
c. Memberikan kesempatan dan mendorong anak untuk menanyakan
banyak hal;
d. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin
dicoba untuk dilakukan;
e. Ikut membantu dan mendorong setiap kegiatan yang dilakukan
oleh anak untuk pengembangan bakatnya;
f. Memberikan pujian yang sungguhsungguh kepada anak, apabila
didapatkan prestasi yang baik;
g. Membina dan melatih anak untuk bekerja; dan
h. kerja sama dengan anak dalam hal yang positif.
7. Lingkungan Masyarakat
Sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa
“hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif,
yaitu seperti telur dengan ayam. Masyarakat maju karena pendidikan
dan pendidikan yang maju hanya dikemukakan dalam masyarakat yang
maju pula”.Masyarakat merupakan tempat anak berinteraksi dengan
dunia luar dalam cakupan yang lebih luas. Di sinilah anak mulai
belajar untuk membangkitkan minat kepada sesuatu yang dicita-
citakannya. Dalam masyarakat juga anak lebih banyak menghabiskan
waktunya, jelasnya masyarakat turut berperan dalam membangkitkan
minat anak kepada hal-hal yang dicintainya.
9

8. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga tempat orang tua menitipkan anak-
anaknya untuk belajar. Ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab
orang tua terhadap pendidikan anak. Dengan menitipkannya di
sekolah, orang tua mengharapkan pihak sekolah dapat membimbing
dan mengarahkan putra-putri mereka dengan materi yang diajarkan di
sekolah. Suatu lembaga pendidikan (sekolah), faktor penting yang
harus selalu dilakukan adalah sarana pengajaran. Proses pengajaran
akan lebih terarah dan lebih memungkinkan untuk mencapai tujuan,
jika dilengkapi dengan alat-alat pelajaran yang diperlukan.
Dalam hal ini, lingkungan sekolah sebagai tempat anak belajar
dapat mempengaruhi timbulnya minat pada anak. Oleh karena itu,
orang tua hendaknya dapat memilih sekolah yang mampu mendidik
dan memotivasi anak berminat tinggi untuk mencintai pelajaran.
Faktor-faktor yang terdapat dalam sekolah antara lain: kurikulum,
tujuan pendidikan, metode mengajar, relasi guru dan anak, disiplin
sekolah dan sebagainya.

D. Usaha Guru Untuk Mengenali Dan Mengembangkan Bakat


Menurut Mawaddah Raniah (2017) mengatakan bahwa adapun
usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat yaitu:

1. Guru Sebagai pendidik (educator) dan Pengajar (Instructor)


Usaha guru sebagai pendidik (educator), yaitu guru harus bisa
mendidik peserta didiknya dengan ilmu pengetahuan (knowlegde) dan
juga mampu mendidik sesuai dengan nilai-nilai (Values) positif. Dan
peran guru sebagai pengajar (Instructor), artinya guru berperan untuk
penyalur ilmu pengetahuan dan nilai (transfer of knowledge and value)
kepada peserta didik.
10

2. Guru Sebagai Mediator dan Fasililator


Usaha guru sebagai mediator, yaitu guru hendaknya memilki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan
dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun
materil. Dan peran guru sebagai fasililator yaitu guru hendaknya dapat
menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan
belajar anak didik.

3. Guru sebagai Pembimbing


Usaha guru sebagai pembimbing, yaitu untuk membimbing anak
didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan,
anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Guru harus membimbing peserta didik agar
dapat menemukan berbagai potensi yang dimilkinya sebagai bekal
hidup mereka.
4. Guru Sebagai Motivator
Usaha guru sebagai motivator, yaitu guru hendaknya dapat
mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya
memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang
melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di
sekolah.
5. Guru Sebagai Inovator
Usaha guru sebagai inovator, yaitu suatu bentuk perubahan yang
belum pernah dilakukan dan memang benar-benar suatu yang baru
serta berbeda dari yang sebelumnya (belum pernah ada). Inovasi ini
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan (ability) guru dalam
mencapai tujuan.
6. Guru Sebagal Peneliti
Peran guru sebagai peneliti, yaitu guru perlu senantiasa terus-
menerus menuntut ilmu pengetahuan (knowlegde) dan mengikuti
kegiatan pemberdayaan guru (teacher empowerment). Setiap guru
11

seyogianya selalu belajar dan juga mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan agar dapat mengikuti perkembangan zaman di era global
ini.
7. Guru Sebagai Demonstrator
Usaha guru sebagai demonstrator, yaitu peran guru dalam
mempertunjukkan kepada peserta didik untuk lebih mengerti dan
memahami setiap pesan (materi) yang disampaikan pada kegiatan
belajar mengajar. guru memiliki peran dalam memperagakan apa yang
hendak disampaikan dan diajarkan memilki efek pada peningkatan
kemampuan (ability) menuju tingkat keberhasilan yang lebih baik.
Sebagai demostrator, sudah seyogianya guru menguasai materi yang
akan diajarkannya.
8. Guru sebagai pengelola Pembelajaran
Peran guru sebagai pengelola pembelajaran, yaitu guru berperan
menciptakan iklim belajar yang nyaman lagi menyenangkan peserta
didik untuk belajar. Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan
baik.
9. Guru Sebagai Sumber Belajar
Usaha guru sebagai sumber belajar, yaitu peran yang sangat
penting. karena berkaitan erat dengan penguasaan materi
pembelajaran, baik tidaknya guru, dapat dinilai dari penguasaannya
terhadap materi pembelajaran. Guru berperan sebagai pusatnya
pengetahuan yang bersifat langsung. Artinya peserta didik dapat
bertanya secara langsung dan memperoleh pengetahuan secara cepat.
10. Guru Sebagai Pemimpin
Peran guru sebagai pemimpin, yaitu guru bertugas dalam
memimpin kegiatan belajar mengajar. sebagai pemimpin yang baik,
seyogianya guru memilki kecakapan dalam memimpin dan
mengantarkan peserta didik pada kesuksesan dalam pencapaian cita-
citanya.
12

11. Guru sebagai Pendorong Kreativitas


Peran guru sebagai pendorong kreatifitas, yaitu guru bertugas
mengembangkan imajinasi peserta didik melalui kekreatifitan mereka.
12. Guru Sebagai Orang Tua dan Teladan
Peran guru sebagai Orang Tua dan Teladan, yaitu merupakan
sumber keteladanan yang tiada henti, yaitu suatu pribadi yang penuh
dengan contoh teladan bagi peserta didiknya sampai akhir hayat. Guru
mewakili orang tua peserta didik di sekolah. Oleh karena itu guru
berperan sebagai orangtua kedua peserta didik.

13. Guru Sebagai Emansipator


Peran guru sebagai emansipator, yaitu guru mengadakan
pembebasan dari yang namanya diskriminasi. Sebagai emansipator,
guru berusaha memberikan persamaan hak, khususnya hak dalam
berpendidikan, baik bagi peserta didik laki-laki maupun perempuan.
Tidak ada perbedaan dan semuanya diperlakukan secara sama, adil,
dan merata.
14. Guru Sebagai Evaluator
Peran guru sebagai evaluator, yaitu guru dituntut untuk menjadi
seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian
yang menyentuh aspek ekstrinsik dan instrinksi. Peran guru sebagai
evaluator berarti guru berperan dalam mengumpulkan berbagai data
dan informasi mengenai keberhasilan dari pembelajaran yang telah
dicapai oleh peserta didik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan dasar
seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan
orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi
yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang
yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya
dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Bakat juga merupakan
interaksi antara tiga kelompok dasar sifat manusia yaitu kemampuan
umum di atas rata-rata, tingkat komitmen tugas dan tingkat kreativitas.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa sebagai penambah
wawasan mengenai kegiatan pendukung apa saja yang ada pada bimbingan
dan konseling, dan masalah apa yang cocok untuk konseling dalam
mengatasi masalah konseling tersebut.

13
DAFTAR RUJUKAN

Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif


Islam.Jakarta: Kencana.
Ahmad Badwi. 2018. PENGARUH BAKAT DALAM PENCAPAIAN
PRESTASI BELAJAR. JURNAL PENDIDIKAN DAN STUDI ISLAM.
Volume 4, Nomor 2, Juli.
Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka
Setia.
Mawaddah Raniah. 2017. Peran Guru Dalam Mengembangkan Bakat Akademik
Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Teladan Palembang. Palembang:
UIN Raden Fatah.
Renzulli, J. S. (1986). The three-ring conception of giftedness: A developmental
model for creative productivity. New York: Cambridge University Press.
Sternberg, R. J., & Davidson, J. E. (2005). Conceptions of Giftedness. Cambridge:
Cambridge University Press.
Soeparwoto. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang : UPT MKK Unnes.

14

Anda mungkin juga menyukai