Anda di halaman 1dari 14

Nama : GIDEON FALLO

Nim : 170020044

Kelas :B

MK : Keselamatan Kerja

Contoh-contoh Kasus Kecelakaan Kerja

BAHAYA FISIK

1. PERUT TERPUKUL DRILL COLAR

Beberapa waktu yang lalu di sebuah instalasi pemboran


lepas pantai telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang
Roustabout meninggal dunia. Kecelakaan terjadi ketika sedang
mengeluarkan drill colar dari dalam box penyimpanan dengan
bantuan alat angkat (crane).

Kronologi kecelakaan:

1. Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang
di atas pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga pemboran lebih
mudah untuk menembus lapisan tanah.
2. Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan dalam
sebuah kotak.

3. Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba


terbatas, drill colar disimpan di dalam kotak.

4. Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin


diangkat oleh manusia, karena drill colar sangat berat, sehingga
digunakan pesawat angkat.

5. Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya


dipasang pengait.

6. Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat


dengan pesawat angkat (crane).

7. Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi sling


tidak center dengan pipa, sehingga pipa terayun dan ujungnya
menumbur perut seorang Roustabout yang berada di dekatnya.
Sebab-sebab kecelakaan :

1. Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga
bergeser pada titik imbangnya.

2. Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar
yang terayun.

3. Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada


pengangkatan barang dengan crane

Saran-saran :

1. Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan


petunjuk keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi.

2. Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane harus
disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.

3. Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection


Equipment dan dipakai saat bekerja.
2. SURGE TANK TUMBANG MENIMPA COMPANYMAN

Pada hari Rabu terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa


seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan gas bumi, yang
mengakibatkan korban meninggal dunia.

Kronologi:

1. Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3), surge
tank tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks palet, tangki
goyang dan kaki surge tank bergeser meleset dari ganjalan, kemudian
amblas, sehingga surge tank roboh menimpa korban.

2. Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang mengawasi


pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat sampel cement.

3. Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di


anjungan lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah deck.
Kaki surge tank terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan, surge tank
dibawa ke sebuah lokasi pemboran darat dan hanya diganjal dengan
kayu, tidak dilas pada alas yang terbuat dari plat.
Penyebab kecelakaan :

1. Penggunaan surge tank di darat tidak sesuai dengan peruntukannya

2. Surge tank tidak dimodifikasi untuk digunakan di darat.

3. Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya


surge tank

Saran-saran :

1. Pengawasan lebih ketat terhadap alat-alat yang akan digunakan di


lapangan

2. Gunakan alat yang sesuai dengan peruntukannya

3. Melengkapi surge tank dengan guy line


3. PEKERJA TERTIMPA TUBING BOWL

Pada Bulan lalu telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan


seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya meninggal
dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit.

Kronologi :

1. Pekerjaan yang dilakukan adalah perawatan sumur

2. Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari elevator


dan menimpa korban

3. Posisi korban berada di sekitar rak pipa

Penyebab kecelakaan :

1. Lock elevator tidak berfungsi dengan baik

2. Kurangnya pemeriksaan teknis terhadap elevator.


Saran-saran

1. Memeriksa secara teknis terhadap peralatan elevator, termasuk alat


penguncinya.

2. Membuat prosedur kerja dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja

3. Meningkatkan safety meeting kepada seluruh pekerja

4. FLOORMAN TERTIMPA ELEVATOR

Pada beberapa waktu yang lalu di sebuah pemboran sumur


darat, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan seorang Floorman
meninggal dunia akibat kejatuhan DP Elevator yang lepas dari travelling
block. Hasil pemeriksaan dokter, korban menderita patah tangan dan
kaki kiri, tiga jari kaki kiri putus dan kepala bagian belakang kiri retak.
Darah keluar dari telinga, mulut dan hidung korban.

Kronologi :

1. Pekerjaan saat itu adalah mencabut pahat 12 ¼” dengan DP 5” dari


kedalaman 748 meter hingga 667 meter.

2. Saat akan melepas sambungan satu stand DP 5”, elevator ikut


berputar, akibatnya dua buah safety pin putus dan elevator jatuh dari
ketinggian 30 meter (1 stand atau 3 joint).
3.
Elevator yang digunakan jenis side door.

Sebab kecelakaan :

1. Elevator jatuh karena terlepas dari link dan drill pipe

2. Elevator terlepas dari link karena putusnya dua buah safety pin

3. Elevator terlepas dari rangkaian DP karena pintu elevator terbuka


akibat kejutan/hentakan keras pada saat elevator ikut berputar

4. Putusnya kedua safety pin karena elevator ikut berputar pada saat
DP diputar dengan power tong.

5. Elevator ikut berputar karena elevator masih mengikat/menjepit drill


pipe meskipun slip sudah dipasang.
Saran-saran :

1. Mengganti elevator jenis side door dengan center latch.

2. Melakukan pemeriksaan teknis atas elevator

3. Membuat prosedur kerja yang aman dan disosialisasikan kepada


semua pekerja.

4. Melakukan pemeriksaan teknis terhadap semua peralatan rig yang


kritis

5. Melengkapi dokumen teknis atas peralatan sesuai standard dan


manual masing-masing peralatan.

5.TERPERANGKAP DALAM TANGKI UNLOADING NITROGEN


Pada bulan lalu telah terjadi kecelakaan yang sangat tragis,
dimana lima orang terperangkap di dalam sebuah tangki undloading
nitrogen. Empat orang diantaranya meninggal dunia dan satu orang
dapat diselamatkan.

Kronologi :

1. Pekerjaan yang dilakukan adalah fracturing sumur minyak.

2. Sekitar pukul 15.00 seorang pekerja kontraktor berlari ke arah


portacamp sambil minta tolong bahwa ada lima orang pinGsan di
dalam tangki amblasan.

3. Pekerjaan dihentikan, semua crew menolong mengangkat kelima


orang yang pingsan di dalam tangki.

4. Korban pertama yang berhasil diangkat adalah orang yang terakhir


masuk ke dalam tangki, akhirnya dapat diselamatkan.

5. Empat orang yang lain dalam kondisi kritis, segera dievakuasi ke


Puskesma/Rumah sakit terdekat, namun akhirnya semua meninggal
dunia.
Sebab-sebab kecelakaan :

1. Tangki tersebut untuk menampung unloading nitrogen dan cairan


yang keluar dari dalam sumur.

2. Tangki berbentuk persegi panjang dan lobang tangki berukuran 40


cm X 40 cm terletak di bagian sudut atas tangki.

3. Orang yang pertama masuk ke dalam tangki diduga mengambil


sesuatu barang miliknya yang terjatuh ke dalam tangki.

4. Korban-korban berikutnya adalah orang-orang yang berusaha untuk


menolong korban pertama.

5. Para korban diduga kekurangan oksigen, dimana di dalam tangki


tersebut banyak berisi nitrogen.

6. Ketidaktahuan korban tentang bahaya gas nitrogen dan tidak


mengerti prosedur memasuki ruang terbatas.
Saran-saran :

1. Melakukan pelatihan dan pemahaman mengenai prosedur masuk


kedalam ruang terbatas (confined space).

6. RAHANG TERPUKUL CROSS JOINT

Pada beberapa waktu yang lau terjadi kecelakaan disebuah


lokasi pemboran sumur minyak, yang menimpa seorang mekanik
sebuah perusahaan jasa pengeboran minyak, dimana rahang korban
terpukul oleh cross joint mesin pengeboran (engine draw work) yang
patah.

Kronologi :

1. Pekerjaan yang dilakukan ketika itu adalah persiapan pengeboran


sumur minyak dengan instalasi pengeboran (rig) darat.

2. Rig dilengkapi dengan tiga buah mesin, dimana ke tiga mesin


tersebut belum siap untuk dioperasikan karena alat penunjang seperti
baut pengikatnya dan tutup pengaman cross joint belum terpasang.

3. Korban sebagai mekanik melakukan running test terhadap Engine


Draw Work No. 1.

4. Karena baut pengikat belum terpasang, mengakibatkan mesin


bergeser dan membuat cross joint antara engine draw work dan gear
box patah, terlempar menghantam rahang korban.
Sebab-sebab Kecelakaan :

1. Standard Operating Proceure, Perintantah Kerja dan Job Safety


Analisys tidak tersedia.

2. Engine belum dilengkapi baut pengikat dan tutup cross joint.

3. Tidak terpasang LOTO pada control panel

4. Belum dilakukan inspeksi secara menyeluruh terhadap peralatan rig.

5. Tidak ada pengawasan oleh Rig Superintendent saat pengetesan


mesin.

Saran-saran :

1. Semua peralatan penunjang seperti baut pengikat, tutup cross joint


dan mufler harus dipasang sebelum dilakukan tes engine.

2. Rig Sup dan safety Officer harus melakukan pengecekan sebelum


menjalankan mesin-mesin.

Anda mungkin juga menyukai