Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA KEGIATAN TERAPI BERMAIN

TERAPEUTIK MENYUSUN BALOK BEWARNA PADA


ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SLBPROF. DR. SRI SOEDEWI
MASJCHUNSOFWAN,SH

A. Latar Belakang

Autisme adalah ketidakmampuan perkembangan yang biasanya

terlihat sebelum usia dua setengah tahun dan ditandai dengan gangguan

pada wicara dan bahasa, mobilitas, dan hubungan interpersonal. Gangguan

autistik (dahulu disebut autisem infantil dini) ditandai dengan interaksi

sosial timbal balik yang menyimpang, keterampilan komunikasi yang

terlambat dan menyimpang serta kumpulan aktivitas serta minat yang

terbatas. Gangguan autistik diyakini terjadi dengan angka kira-kira 5 kasus

per 10.000 anak (0,05 %) (Suryati, 2014).

Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi

perkembangan anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi

anak untuk mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar

mengisi waktu,tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan,

perawatan, cinta kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai

variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan

emosinya.(Wong, 2008)

Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam

mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami

dengan kesenangan yang diekspresikan melalui psiko sosio yang


berhubungan dengan lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya

(Aqila, 2010).

Terapi Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat

melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi

terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan

dan berperilaku dewasa.Ada beberapa fungsi bermain di antara lain:

mengenalkan pada anak pada lingkungan dan keadaan yang asing,

Mengajarkan untuk bisa membuat keputusan dan kontrol, Kognitif anak

berkembang, Anak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik,

Meningkatkan latihan kosentrasi, Melanjutkan perkembangan

keterampilan motorik kasar, Melatih ketelitian anak (Hardjadinata, 2009).

Terapi bermain adalah suatu metode psiko terapi untuk membantu

anak usia 3-12 tahun mendiskripsikan pikiran, perasan ,emosi mereka

dengan lebih baik dengan beragam permainan. Lewat metode ini, anak

juga dapat mengembangkan rasa empati, perilaku, dan keterampilan

menyelesaikan masalah dengan cara lebih positif. Manfaat dari bermainya

itu untuk membantu perkembangan kognitif, fungsisosial, fungsi

emosional (Aqila, 2010).

Mainan balok susun dapat merangsang kreativitas anak,

kemampuan berpikir secara runtut dan logis, serta kemampuan

bersosialisasi.Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kemampuan

anak dalam bekerjasama, melatih fungsi komunikasi anak, dan melatih

anak dalam berkonsentrasi (Dewez, 2017)


Berdasarkan luasnya batasan terapi bermain maka penerapannya

bagi penyandang autisme memerlukan batasan-batasan yang lebih spesifik,

disesuaikan dengan karakteristik penyandang autisme sendiri. Pada anak

penyandang autisme, terapi bermain dapat dilakukan untuk membantu

mengembangkan ketrampilan sosial, menumbuhkan kesadaran akan

keberadaan orang lain dan lingkungan sosialnya, mengembangkan

ketrampilan bicara, mengurangi perilaku stereotip, dan mengendalikan

agresivitas.Berbeda dengan anak-anak non autistik yang secara mudah

dapat mempelajari dunia sekitarnya dan meniru apa yang dilihatnya, maka

anak-anak autistik memiliki hambatan dalam meniru dan ketrampilan

bermainnya kurang variatif. Hal ini menjadikan penerapan terapi bermain

bagi anak autisme perlu sedikit berbeda dengan pada kasus yang lain

(Hasdianah, 2013).

Menurut penelitian Enny Wulandari yang berjudul “Kombinasi

senam otak dan aktivitas fungsional rekreasi (AFR) terhadap

perkembangan motorik halus anak autis” Setelah hasil sebelum perlakuan

(pre-test) diperoleh, kemudian responden diberikan latihan senam otak dan

aktivitas fungsional rekreasi (AFR) dengan permainan menyusun balok

selama kurang lebih 30 menit. Selanjutnya, responden diukur kembali

tingkat kemampuan motorik halus dengan tes kemampuan motorik halus.

Dapat dilihat jumlah responden yang mengalami perubahan yaitu :

responden yang memiliki tingkat kemampuan motorik halus baik sebanyak

1 orang mengalami peningkatan sebanyak 3 orang dengan persentase

18,8%, responden yang memiliki tingkat kemampuan sedang sebanyak 6


orang mengalami peningkatan sebanyak 8 orang dengan persentase 50,0%.

Sebanyak 5 responden yang tidak mengalami peningkatan dalam

kemampuan motorik halusnya, tetap berada pada kemampuan motorik

halus kurang dengan persentase 31,3%

Berdasarkan latar belakang diatas maka kelompok Praktik Profesi

Keperawatan Anak II sepakat akan mengadakan kegiatan terapi bermain

terapeutik “Menyusun Balok Bewarna” pada anak yang berkebutuhan

khusus (Autis) di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan terapi terapi bermain “Susun Balok

Berwarna”pada anak berkebutuhan khusus di SLB Prof. Dr. Sri

Soedewi Masjchun Sofwan,SH diharapkan kreativitas anak-anak

berkembang baik dan dapat terstimulasi kemampuan motorik kasar dan

kreativitasnya.

2. Tujuan Khusus

a. Anak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik

b. Meningkatkan latihan kosentrasi

c. Melanjutkan perkembangan keterampilan motorik kasar

d. Melatih ketelitian anak selama bermain


C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik Kegiatan

Terapi bermain terapeutik “Susun Balok Berwarna” pada anak

berkebutuhan khusus

2. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan terapi bermain terapeutik “Susun Balok

Berwarna” adalah beberapa anak dengan berkebutuhan khusus di

SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH

3. Target

Beberapa anak berkebutuhan khusus di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,SH

4. Metoda

Ceramah dan bermain.

5. Media dan alat

a. Sound system

6. Waktu dan tempat

a. Hari / tanggal : Rabu, 5 Februari 2020

b. Waktu pelaksanaan : 30 Menit

c. Jam : 09.00 WIB

d. Kegiatan :Terapi bermain “Susun Balok

Berwarna”

e. Tempat : SLB Prof. Dr. Sri Soedewi

Masjchun Sofwan,SH
7. Pengorganisasian

Setting tempat :

♣ ◙
œ

☻ ☺☺☺ ☺☺

☻ ☺ ☺
œ

☺☺☺ ☺☺

Keterangan :

♣ : leader

◙ : Fasilitator

☺: Peserta

œ : Observer

☻: pembimbing
8. KegiatanKBT

Media
N Kegiatan
Acara Waktu Kegiatan Peserta
o Penyuluhan
& Alat
1. Pembuka 5 menit Moderator
an a. Mengucap a. Menjawab
salam salam

b. Memperkenalk b. Memperhatika
an diri n
c. Menjelaskan
tujuan dan c. Mendengarkan
peraturan
kegiatan
d. menjelaskan
media yang d. Mendengarkan
akan dijadikan dengan
media seksama
permainan
e. Kontrak
kegiatan e. Menyepakati

2. Pelaksan 20 menit a. Mengumpulkan a. Mengikuti


aan klien yang
telah diseleksi
b. Meminta b. Anak
kepada setiap melakukanya
anak untuk
menyebutkan
namanya
masing masing
dan bersalaman
dengan semua
peserta yang c. Menyimak
lain
c. Berikan d. Anak-anak
reinforment (+) mulai bermain
d. Menjelaskan Susun Balok
kembali Bewarna
tentnag
permainan
beserta alat-alat
e. Meminta anak-
anak untuk
bersiap-siap
memulai
permainan
3. Penutup 5 menit a. Memberikan a. Anak – anak
a. Kesim kesimpulan memperhatikan
pulan permainan
b. Penut b. Mengucapkan b. Menjawab
up salam penutup salam

D. UraianTugas Terapis

1. Leader : Muhamad Dicky Darmawan, S.Kep

Tugas :

a. Memimpin jalannya acara bermain

b. Membuka perkenalan

c. Membuat dan mengatur setting tempat dan waktu

d. Menutup kegiatan bermain

2. Fasilitator :Valentino Febliandika,S.Kep

Patmah Hermawan, S.Kep

Sri Wahyuni, S.Kep

Ririn Ilma, S.Kep

Rahmadaniati, S.kep

Tugas:

a. mendampingi dan membantu peserta dalam bermain

3. Observer :

Debby Chintia Asty, S.Kep

Sri Purwasih, S.Kep

Tugas:

a. Mengobservasi jalanya acara permainan

b. Memberikan sekilas penilaian


c. Memberikan kritik dan saran setelah acara

selesai

d. Mengevaluasi dan memberikan feedback

pada leader

e. Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan

yang telah dilaksanakan

E. KriteriEvaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Persiapan untuk acara atau kegiatan yang akan dilaksanakan

b. Semua anggota mengetahui Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

c. Panitia terbentuk dan masing-masing seksi menjalankan tugas minimal

80 % sesuai dengan tanggung jawab dan perannya.

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan acara sesuai dengan alokasi waktu

b. Minimal 75 % peserta hadir dalam kegiatan

c. Respon anak selama bermain ( kontak mata, kehadiran penuh,

antusiasme anak selama bermain)

3. Evaluasi Hasil

a. 75% peserta mengikuti KBT sampai selesai

b. 75 % anak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik

c. 75% anak dapat meningkatkan latihan kosentrasi

d. 75% Melanjutkan perkembangan keterampilan motoric

e. 75% melatih ketelitian anak selama bermain


f. Kesan – kesan anak setelah melakukan terapi bermain

Anda mungkin juga menyukai