Bilangan Prima Dan Bilangan Berpangkat-Dikonversi
Bilangan Prima Dan Bilangan Berpangkat-Dikonversi
Di Susun Oleh:
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendak-Nya, makalah sederhana ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Teori Bilangan. Adapun yang penulis bahas dalam makalah ini mengenai
materi “Bilangan Prima, Bilangan Berpankat dan akar Serta Sifat-sifat dan Penerapan
Pemecahan Masalah”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik dalam segi
penulisan, struktur penulisannya maupun ejaannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan juga kritik yang dapat dijadikan referensi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................. 16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interaksinya
dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Peran
matematika dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan perlatan yang
digunakan. Ilmu matematika sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai
bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang
sosial maupun teknik.
Teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-
sifat bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat
dimengerti sekalipun bukan oleh ahli matematika.
Oleh karena itu pembuatan makalah yang berjudul Bilangan Prima, Bilangan
Berpangkat dan Akar serta Sifat dan Penerapan Pemecahan Masalah ini dilatar
belakangi untuk mempermudah proses belajar mengajar pada mata kuliah Konsep
Teori Bilangan, serta untuk mengetahui apa saja yang terdapat dalam materi
terebut. Pada bab selanjutnya akan kami bahas.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bilangan prima dan komposit?
2. Apa itu faktorisasi prima?
3. Apa bilangan berpangakat?
4. Apa itu pangkat negatif?
5. Apa saja masalah kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan akar dan
pangkat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bilangan prima dan komposit
2. Untuk mengetahui dan memahami faktorisasi prima
3. Untuk mengetahui dan memahami bilangan berpangakat
4. Untuk mengetahui dan memahami pangkat negatif
1
5. Untuk mengetahui dan memahami masalah kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan akar dan pangkat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bilangan prima itu sendiri adalah bilangan asli yang memiliki nilai lebih
besari dari 1 dan bisa dibagi oleh 2 bilangan yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Sebagai contoh singkat kami menjelaskan beberapa bilangan seperti angka 2 dan
3 itu merupakan bilangan prima sedangkan angka 4 itu bukan termasuk bilangan
prima karena memang angka 4 itu bisa dibagi 2, didalam matematika ada 10
bilangan pertama yang termasuk dalam bilangan prima yaitu 2, 3, 5, 7, 11, 13,
17, 19, 23 dan juga 29 sedangkan beberapa angka lain tidak termasuk dalam
bilangan prima. “Apabila ada sebuah bilangan yang besarnya lebih dari satu dan
tidak termasuk didalam bilangan prima, maka bilangan itu bisa disebut sebagai
bilangan komposit”. Lalu faktor prima dari suatu bilangan adalah bilangan prima
yang memang terkandung didalam faktor bilangan itu, Dan cara untuk mencari
faktor prima itu bisa dengan mudah cari apabila anda menggunakan pohon
faktor.
3
Dan dari contoh yang sudah kita jelaskan pada gambar diatas itu bisa
dilihat kalau faktor prima dari bilangan 14 adalah 2 x 7 sedangkan faktor prima
dari bilangan 40 adalah 2 x 2 x 2 x 5
a. Bilangan Prima Kurang Dari 100, dibawah ini adalah bilangan prima kurang
dari 100 : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67,
71, 73, 79, 83, 89, 97
b. Bilangan Prima 3 (Tiga) Digit Pertama, dibawah ini adalah bilangan prima
dengan kombinasi 3 digit : 101, 103, 107, 109, 113, 127, 131, 137, 139, 149,
151, 157, 163, 167, 173, 179, 181, 191, 193, 197, 199, 211, 223, 227, 229,
233, 239, 241, 251, 257, 263
c. Bilangan Prima 4 (Empat) Digit Pertama, dibawah ini adalah bilangan prima
dengan kombinasi 4 digit : 1009, 1013, 1019, 1021, 1031, 1033, 1039, 1049,
1051, 1061, 1063, 1069, 1087, 1091, 1093, 1097, 1103, 1109, 1117, 1123,
1129, 1151, 1153, 1163, 1171, 1181
4
memiliki istilah lain yaitu bilangan tersusun. Bilangan komposit juga
mempunyai faktor lebih dari dua.
Dibawah ini adalah tabel contoh bilangan komposit 1 sampai 100
Bilangan komposit bisa dinyatakan faktorisasi bilangan bulat, atau hasil dari
perkalian dua bilangan prima ataupun lebih. Sepuluh bilangan komposit yang
pertama adalah 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, dan 18. Atau bisa juga disebut
dengan bilangan yang memiliki jumlah faktor lebih dari dua.
5
Contoh A:
Contoh B:
7 bukan bagian dari bilangan komposit. Angka 7 hanya bisa dibagi oleh 1 dan 7,
sehingga 7 hanya mempunyai 2 faktor. Untuk selanjutnya angka 7 adalah
disebut bilangan prima. Sehingga bisa diketahui setiap bilangan yang merupakan
bilangan prima adalah bukan komposit.
Secara umum tak ada lambang khusus untuk bilangan komposit, Akan tetapi
untuk menyatakan pada suatu bilangan komposit sering memakai simbol huru
‘K’ (huruf k besar).
B. Faktorisasi Prima
Salah satu cara untuk menguraikan bilangan menjadi perkalian bilangan lain
adalah dengan faktorisasi prima. Dengan faktorisasi prima, bilangan dapat
dituliskan menjadi perkalian beberapa bilangan faktor primanya.
6
Secara umum, faktorisasi prima dapat didefinisikan sebagai bentuk penulisan
suatu bilangan sebagai perkalian dari faktor-faktor primanya. Bilangan yang dapat
dituliskan dalam faktorisasi prima adalah bilangan asli yang lebih dari 11 dan
bukan bilangan prima. Bilangan prima tidak dapat difaktorisasikan prima karena
faktor primanya adalah bilangan itu sendiri.
Sebagai contoh, bilangan 33, 55, dan 77 tidak dapat difaktorisasikan prima
karena bilangan-bilangan tersebut merupakan bilangan prima. Cara memperoleh
faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah dengan membagi bilangan tersebut
dengan bilangan prima terkecil yang mungkin. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh berikut. Misalkan akan dicari faktorisasi prima dari 7575.
Dari hasil di atas, diperoleh faktorisasi prima dari 75 adalah 3 x 5 x 5 atau 3 x 5ˆ2
7
menulisnya karena sangking banyaknya untuk satu kali bilangan perkalian
tersebut. Setiap perkalian berulang dapat dituliskan secara ringkas dengan
menggunakan notasi angka bilangan berpangkat. Contoh:
• 3x3x3x3x3 ini dapat kita ringkas menggunakan bilangan berpangkat
menjadi 3ˆ5
• 8x8x8x8x8x8x8x8x8x8 dapat diringkas dengan bilangan berpangkat
menjadi 8ˆ10
Pangkat diatas berfungsi untuk menentukan jumlah faktor yang di ulang. Rumus
bilangan berpangkat adalah “an=a×a×a×a…sebanyak n kali“.
8
b. Bilangan Berpangkat Negatif
9
2. Pengertian Bilangan Akar
Bentuk akar yaitu bentuk lain untuk menyatakan suatu bilangan yang
berpangkat. Bentuk akar termasuk kedalam bilangan irasional yang mana
bilangan irasional tidak dapat dinyatakan dengan pecahan a/b, a dan b bilangan
bulat a dan b ≠ 0. Bilangan bentuk akar adalah bilangan yang terdapat dalam
tanda √ yang disebut sebagai tanda akar.
Beberapa contoh bilangan irasional didalam bentuk akar yaitu √2, √6,
√7, √11 dan lain-lain. Sedangkan √25 bukanlah bentuk akar karena √25 = 5 (5
adalah bilangan rasional) sama saja angka 25 bentuk akarnya adalah √5.
a. √a2 = a
b. √a x b = √a x √b : a ≥ 0 dan b ≥ 0
c. √a/b = √a/√b dan b ≥ 0
D. Pangkat Negatif
Pengertian Bilangan berpangkat Negatif, atau lebih jelasnya Bilangan
berpangkat dengan pangkat bilangan negatif, disini akan sedikit memberikan
gambaran tentang pengertian hal tersebut.
10
Pada awalnya mungkin saja banyak yang keliru beranggapan, bila angka yang
berpangkat negatif itu hasilnya merupakan bilangan negatif ?,
seperti ini misalnya :
10-1 = -10
atau misalnya :
10-2 = 10x (-10) = -100
10-3 = 10x (-10) x (-10) = 1.000
Ternyata itu salah besar !!!!!. Karena pangkat negatif dimaksud diartikan
sebagai kebalikan dari pangkat positif yang merupakan perkalian berulang,
yaitu pembagian berulang bilangan berpangkat tersebut dengan pengulangan
pembagian sejumlah bilangan pangkat negatif yang tertera.
Untuk memudahkan proses pemahaman tentang pembalikan dari kali menjadi
bagi, disini menggunakan awalan satu dikali (1 x ) dan satu dibagi (1 : ), dan
biasanya yang bilangan dasar yang dipangkatkan adalah angka 10, 100, 10.000 dan
seterusnya .... namun mohon maaf bila yang dijadikan contoh disini hanyalah yang
menggunakan bilangan dasar dengan angka 10 saja.
1. Bilangan dasar 10 dengan pangkat satu (1) dan pangkat negatif satu (-1)
101 = 1x10 = 10
10-1 = 1:10 = 0.1
2. Bilangan dasar 10 dengan pangkat dua (2) dan pangkat negatif dua (-2)
102 = 1x10x10 = 100
10-2 = 1:10:10 = 0.01
3. Bilangan dasar 10 dengan pangkat tiga (3) dan pangkat negatif tiga (-3)
103 = 1x10x10x10 = 1.000
10-3 = 1:10:10:10 = 0.001
11
4. Bilangan dasar 10 dengan pangkat empat (4) dan pangkat negatif empat (-4)
104 = 1x10x10x10x10 = 10.000
10-4 = 1:10:10:10:10 = 0.0001
5. Bilangan dasar 10 dengan pangkat lima (5) dan pangkat negatif lima (-5)
105 = 1x10x10x10x10x10 = 100.000
10-5 = 1:10:10:10:10:10 = 0.00001
6. Bilangan dasar 10 dengan pangkat enam (6) dan pangkat negatif enam (-6)
106 = 1x10x10x10x10x10x10 = 1.000.000
10-6 = 1:10:10:10:10:10:10 = 0.000001
7. Bilangan dasar 10 dengan pangkat tujuh (7) dan pangkat negatif tujuh (-7)
107 = 1x10x10x10x10x10x10x10 = 10.000.000
10-7 = 1:10:10:10:10:10:10:10 = 0.0000001
8. Bilangan dasar 10 dengan pangkat delapan (8) dan pangkat negatif delapan (-8)
108 = 1x10x10x10x10x10x10x10x10 = 100.000.000
10-8 = 1:10:10:10:10:10:10:10:10 = 0.00000001
9. Bilangan dasar 10 dengan pangkat sembilan (9) dan pangkat negatif sembilan
(-9)
109 = 1x10x10x10x10x10x10x10x10x10 = 1.000.000.000
10-9 = 1:10:10:10:10:10:10:10:10:10 = 0.000000001
10. Bilangan dasar 10 dengan pangkat sepuluh (10) dan pangkat negatif sepuluh (-
10)
1010 = 1x10x10x10x10x10x10x10x10x10x10 = 10.000.000.000
10-10 = 1:10:10:10:10:10:10:10:10:10:10 = 0.0000000001
a. Diketahui luas persegi sama dengan luas persegi panjang yang berukuran
25 cm × 16 cm. tentukan panjang sisi persegi tersebut !
Jawab :
12
Lpersegi = Lpersegi panjang
s2 = 25 × 16
s = √25 × √16
s = √52 × √42
s =5×4
s = 20 cm
b. Pak santoso akan membuat sebuah bak mandi yang berbentuk kubus. Jika
bak mandi tersebut diisi air, maka volume air yang dapat ditampung adalah
64 liter. Hitunglah panjang rusuk bak mandi tersebut (dalam cm) !
Jawab :
Vkubus = s3
64.000 = s3
s = ∛64.000
s = (64.000)⅓
s = (403)⅓
s = 40 cm
a. Sebuah bak mandi berbentuk kubus dan mempunyai panjang rusuk 10,5
dm. berapa milliliter volume bak mandi tersebut ?
13
Jawab :
Didapat volume bak mandi adalah 1.157,625 dm3 atau 1.157,625 liter
Jawab :
R = 2 × 102 ohm
I = 3 × 102 ampere
W = I2 × R × t
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilangan prima itu sendiri adalah bilangan asli yang memiliki nilai lebih besari
dari 1 dan bisa dibagi oleh 2 bilangan yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Bilangan
komposit Merupakan bilangan asli lebih dari 1 yang bukan bilangan prima,
Selain itu, bilangan komposit merupakan bilangan cacah yang selain 1 dan 0
serta bukan termasuk dari bilangan prima.
Secara umum, faktorisasi prima dapat didefinisikan sebagai bentuk
penulisan suatu bilangan sebagai perkalian dari faktor-faktor primanya. Bilangan
yang dapat dituliskan dalam faktorisasi prima adalah bilangan asli yang lebih
dari 11 dan bukan bilangan prima.
15
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentu masih banyak kekeliruan baik dari
segi sistematika maupun isi makalah. Untuk itu kami mohon kritik ataupun
saran yang membangun demi perbaikan dalam makalah ataupun tugas yang akan
datang. Demi mendapatkan hasil yang maksimal yang lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://rumusrumus.com/pengertian-bilangan-prima/
https://rumus.co.id/bilangan-komposit/
https://www.zenius.net/prologmateri/matematika/a/1438/bilangan-prima
https://www.dosenmatematika.co.id/bentuk-pangkat-dalam-masalah-sehari-hari/
https://www.dosenmatematika.co.id/permasalahan-bentuk-akar-dalam-keseharian/
17