Tugas Gbe 19 Maret 2020
Tugas Gbe 19 Maret 2020
18/432739/PEK/24005
1. Data menunjukkan terdapat perbedaan jumlah penduduk antar wilayah (slide 6: desa-kota,
slide 7: geografis Indonesia, dan slide 8: penduduk menurut tingkat pendapatan). Jelaskan
mengapa hal itu bisa terjadi?
Hal tersebut dikarenakan oleh Faktor persebaran penduduk merupakan bentuk dari
penyebaran penduduk di suatu wilayah, apakah merata atau tidak. Pada Slide tersebut
dijelaskan bahwa, Hal tersebut dapat dilihat dari kepadatan penduduk yang merupakan
angka jumlah rata-rata penduduk pada setiap kilometer persegi suatu wilayah. Hal ini yang
menyebabkan tidak merata persebaran penduduk. Persebaran tidak merata juga
berpengaruh pada lingkungan hidup.
Daerah-daerah yang padat penduduk terjadi eksploitasi sumber alam secara berlebihan
sehingga mengganggu keseimbangan alam. Misalnya, keberadaan hutan yang semakin
menipis karena ditebang untuk kebutuhan pemukiman. Selain itu juga berkurangnya lahan
hijau untuk pertanian di desa.
Secara tingkat pendapatan , Besarnya penghasilan dapat berpengaruh terhadap taraf hidup
seseorang. Semakin tinggi penghasilan, makin tinggi pula taraf hidupnya. Taraf hidup
seseorang dipengaruhi oleh pendapatan rata-rata per kapita negara tersebut. Pendappatan
per kapita dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam satu tahun
yang disebut GNP (Gross National Product) dan perkembangan jumlah penduduk.
DIsamping itu , pemerintah harus menjalankan kebijaksanaan khusus dilakukan dengan
beberapa langkah antara lain sebagai berikut.
Menurut Data BPS Tahun 2005, Struktur penduduk Indonesia menunjukkan adanya
perubahan secara berangsur-angsur dari struktur penduduk usia muda menjadi struktur
penduduk usia dewasa selama 20 tahun terakhir. Sensus Penduduk tahun 1990
menunjukkan proporsi penduduk usia muda atau di bawah 15 tahun sebesar 36,7 persen
dari jumlah penduduk. Sementara itu, penduduk usia muda pada tahun 2010 hanya 28,9
persen dari seluruh penduduk Indonesia. Ada beberapa factor yang yang merubah trend
tersebut :
3. Data global dan nasional menunjukkan adanya kesenjangan dalam mengakses layanan
pendidikan. Mengapa hal itu terjadi?
Hal itu terjadi dikarenakan kurangnya Akses dan kualitas pendidikan yang seharusnya
menjadi prioritas utama dalam pembangunan pendidikan nasional. Keberhasilan dalam
peningkatan akses perlu disertasi komponen kualitas. Untuk itu beragam upaya harus
dilakukan untuk mencapai akses pendidikan yang berkualitas tersebut, di antaranya:
(1) kesenjangan akses dan kualitas pendidikan, semisal jika partisipasi sekolah anak
keluarga kaya usia 13-15 tahun mencapai 96 persen, maka anak dari keluarga tidak
mampu hanya mencapai 80 persen (BPS, 2016);
(2) masih ada sekitar setengah juta anak usia 7-15 tahun yang belum pernah mencicipi 1,7
juta yang putus sekolah sebelum menyelesaikan pendidikan dasar Sembilan tahun
(BPS, 2011);
(3) sebanyak 55 persen anak Indonesia hanya mampu mencapai skor di bawah rata-rata
test internasional (Programme for International Student Assessment, PISA), dan 43
persen mencapai skor rata-rata serta hanya 2 persen yang meraih di atas rata-rata
(World Bank, 2014);
(4) rerata skor UN siswa di sekolah swasta yang sebagian besar dikelola Yayasan
Keagamaan Islam lebih rendah daripada temannya yang beruntung dapat bersekolah di
sekolah negeri (Newhouse & Beegle, 2006).
Kemudian Tingkat Psikologis, yaitu Keinginan untuk memiliki anak lebih sedikit (atau tidak
memiliki) oleh pasangan masing-masing, yang disebabkan oleh:
a. intervensi perencanaan mempengaruhi perilaku kesuburan pada tingkat pertama dan kedua
Pembangunan sosial-peningkatan di bidang pendidikan, perubahan nilainilai keluarga dan
kebiasaan yang terkait dengan perkawinan dan melahirkan
b. Pembangunan ekonomi meningkat produktivitas dan peningkatan tingkat hidup. Depresi
ekonomi, kekurangan, kemiskinan
c. Penggunaan kontrasepsi.
5. Jelaskan sejauh mana data-data kependudukan tersebut bermanfaat bagi studi dan/atau
pekerjaan Anda saat ini ?
Untuk manfaat nya sangat penting sekali di dalam pekerjaan saya (BPJS Ketenagakerjaan),
terutama pada saat mengajukan klaim tidak perlu membawa banyak berkas (paperless),
yang mana menerapkan sistem pembacaan KTP elektronik dalam pelayanan pengajuan
klaim yang sudah terintegrasi secara nasional dengan data Kartu Keluarga dan pajak
sehingga dapat meningkatkan pelayanan perusahaan-perusahaan dan badan-badan
layanan umum secara maksimal.