ANEMIA
1. Pengertian
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau
fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang
dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada
wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit
kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat
pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat menyebabkan
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam
2. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit
Perdarahan hebat
Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid)
Ulkus peptikum
Kekurangan vitamin C
Penyakit kronik
Pembesaran limpa
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediter
Kekurangan G6PD
Penyakit hemoglobin C
Penyakit hemoglobin E
kurang zat besi dalam diit, malabsorbsi, kehilangan darah pada persalinan yang lalu,
berasal dari makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukan untuk pembentukan
Hemoglobin. Wanita hamil membutuhkan gizi lebih banyak daripada wanita tidak
hamil, dalam kehamilan Triwulan III, pada saat ini janin mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik dan ibu
sering merasa lapar dan jangan makan berlebihan yang mengandung hidrat arang dan
protein hingga mengakibatkan berat badan naik terlalu banyak, hal ini untuk
Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi dalam
banyaknya besi yang keluar dari badan misalnya perdarahan. Sementara itu
kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah
merah sebesar 200-300%. Perkiraan jumlah zat besi yang diperlukan selama hamil
adalah 1040 mg. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg
untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah dan
sedikit yaitu 0,8 mg sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester III yaitu
6,3 mg sehari, jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui makanan
(Arisman, 2004)
3. Patofisiologi
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang
dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan
akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya
kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat
menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 2008).
Ada beberapa mekanisme yang mendasari terjadinya anemia pada usila, yaitu:
selalu dinamis dalam memproduksi sel darah merah dan mereplikasi diri (self-
periode ini disebut tahap inovulasi sumsum tulang. Pada tahap ini yang
ialah terjadi penurunan sintesis sel darah merah. Hal inilah yang mendasari
b) Penyakit kronis yang mendasari: adanya penyakit kronis pada seorang usila,
semakin kronis. Anemia yang terjadi biasanya ialah anemia defisiensi besi
atrofi, mengakibatkan lambung menjadi tipis dengan infiltrasi sel plasma dan
e) Kurang intake: pada usila, penurunan nafsu makan secara fisiologis akan
karena faktor diet yang buruk tidak jarang mengakibatkan anemia, terutama
anemia defisiensi besi. Anemia yang disebabkan akibat kurang nafsu makan
makan lagi karena anemia sendiri tidak hanya sebagai akibat dari kurang
a) Tidak anemia : 11 gr %
a. Anemia Hipropropilatif
1) Anemia Aplastik
sel induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah diproduksi dalam jumlah
rendah atau tidak ada dan biopsi sumsum tulang menunjukan keadaan
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi tubuh total
anemia didunia, dan tetutama sering dijumpai pada wanita usia subur,
disebabkan oleh kekurangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan
hamper normal dan kadar Hb berkurang. Pada perifer sel darah merah
3) Anemia megaloblastik
volat menunjukan perubahan yang sama antara sumsum tulang dan drah
tepi, karena kedua vitamin tersebut esensial bagiu sintesis DNA normal.
Tetapi beberapa sel ini mati dalam sumsum tulang, sehingga jumlah sel
parisitopenia. Pada keadaan lanjut Hb dapat turun 4-5 gr/dl hitung leukosit
2013).
b. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik
bedah.
mereka nampak anemis ketika bayi dan mulai mengalami krisis sel
5. Manifestasi Klinis
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf)
pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi
lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain
adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau
Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul pada setiap kasus anemia,
Anoksia organ
Produksi sel darah merah meningkat 2-3 kali lipat pada kondisi
yang akut, 4-6 kali lipat pada kondisi yang kronis, dan kadang-
seimbang.
Gejala umum anemia menjadi jelas apabila kadar hemoglobin telah turun
(Bakta.2009)
c) Usia
6. Komplikasi
a. Jantung
c. SSP
d. Genito urinaria
e. GI
f. Ocular
g. Skeletal
h. Kulit
7. Pemeriksaan Penunjang
(aplastik).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,
misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup
lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan sel
(aplastik).
(hemolitik)
BC serum : meningkat
Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi
Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas.
(aplastik).
8. Penatalaksanaan
Tindakan umum:
yang hilang.
oksigen
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x200mg/hari/per oralsehabis makan
a) Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru
1) Aktivitas / stirahat
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
2) Sirkulasi
kompensasi).
dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak
sebagai keabu-abuan).
Pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih
3) Integritas ego
Tanda :depresi.
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
vitamin B12).
pecah.
6) Neurosensori
7) Nyeri/kenyamanan
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
9) Keamanan
10) Seksualitas
b) Diagnosa Keperawatan
ditandai dengan kavilari revil > 3detik, sianosis, kulit pucat, membran
merah ditandai dengan klien mengeluh mual & muntah, terjadi penurunan
mulut.
dialami.
inflamasi tertekan).
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Huda Nurarif dan Hardhi kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnose Medis Dan Nanda Nic-Noc Jilid 1 Dan Jilid 2. Yogyakarta: Media
Action Publishing.
Mansjoer, Arif dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4. Jakarta: Media
Aesculapius
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6. Jakarta : EGC