Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oksigen (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup
sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh
secara terus menerus. Oksigen diperoleh dari atmosfer melalui proses bernapas. Di
atmosfer, gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida (CO2), nitrogen (N2),
dan unsur-unsur lain seperti argon dan helium.
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam system (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak,2007). Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan oksigenasi?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler?
3. Bagaimana fisiologis pernapasan?
4. Bagaimana proses oksigenasi berlangsung?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi oksigenasi?
6. Apa saja masalah-masalah keperawatan yang berkaitan dengan kebutuhan
oksigen?
7. Bagaimana perubahan fungsi pernapasan?
8. Bagaimana asuhan keperawatan kebutuhan oksigenasi pada Tn.B yang meliputi
analisa data, diagnosa keperawatan dan perencanaan?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas makalah ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui:
1. Pengertian oksigenasi;
2. Anatomi dan fisiologi sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler;
3. Fisiologis pernapasan;
4. Proses oksigenasi;
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi;
6. Masalah-masalah kebutuhan oksigenasi;
7. Perubahan fungsi pernapasan;
8. Asuhan keperawatan kebutuhan oksigenasi pada Tn.B yang meliputi analisa
data, diagnosa keperawatan dan perencanaan.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian oksigenasi
2. Dapat mengetahui anatomi dan fisiologi sistem pernafasan dan sistem
kardiovaskuler
3. Dapat mengetahui proses fisiologis pernapasan.
4. Dapat mengetahui proses oksigenasi.
5. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi.
6. Dapat mengetahui masalah-masalah kebutuhan oksigen.
7. Dapat mengetahui perubahan fungsi pernapasan.
8. Dapat melakukan asuhan keperawatan kebutuhan oksigenasi pada Tn.B yang
meliputi analisa data, diagnosa keperawatan dan perencanaan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas
berbagai organ atau sel.
Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap
kali bernapas dari atmosfer. Oksigen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh.
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih
mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan
oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara
permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan
kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel
membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel
tubuh agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

B. Anatomi Fisiologi System Pernapasan dan Kardiovaskuler


1. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya
dan pada saat yang sama oksigenya melepaskan produk oksidasinya. Oksigen
yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan memungkinkan
setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolisme.

3
Pernafasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam
jaringan atau “ pernafasan dalam “ dan didalam paru – paru atau “pernafasan
luar”.
Saluran pernafasan :
1. Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang yang
disebut kavum nasi dan dipisahkan oleh sekat hidung yang disebut septum
nasi. Didalamnya terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi udara, debu dan
kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
Anatomi :
a. Terdiri atas bagian eksternal dan internal
b. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan
kartilago.
c. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang
disebut septum.
d. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung.
e. Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi
lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia.
Fungsi hidung, terdiri dari:
a. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-
paru.
b. Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru Hidung juga
bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori
terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan
pertambahan usia.
2. Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring.

4
Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (naso faring), oral (orofaring),
dan laring (laringofaring).
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif.
3. Laring (Pangkal Tenggorokan)
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea.
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah
laring selama menelan.
b. Glotis adalah ostium antara pita suara dalam laring.
c. Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago
ini membentuk jakun (Adam's apple).
d. Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam
laring (terletak di bawah kartilago tiroid).
e. Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan
kartilago tiroid.
f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan
bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring).
Fungsi utama: Untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi, dan berfungsi
melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batu.
4. Trakea (Batang Tenggorokan)
Disebut juga batang tenggorok. Ujung trakea bercabang menjadi dua
bronkus yang disebut karina.
5. Bronkus (Cabang Tenggorokan)
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus lobaris kanan
(3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) Bronkus lobaris kanan terbagi
menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9
bronkus segmental.
Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental
yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf.

5
6. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk
selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.
7. Alveolus
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan
sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alveoli.
2. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Jantung terletak dirongga dada sebelah kiri, batas atasnya di Intercosa ke 2
rongga dada kiri dan kanan, dan puncak jantung berada di intercosta ke 5 rongga
dada sebelah kiri.
Perikardium merupakan selaput pembungkus jantung, terdiri dari
perikardium fibrosa (lapisan luar yang melekat pada tulang dada, diagfragma,
dan pleura) dan perikardium serosa (lapisan dalam perikardium). Jantung pada
manusia terdiri dari empat ruang, yaitu Atrium sinistra, atrium dekstra, ventrikle
sinistra, dan ventrikel dekstra.Terdapat dua jenis katup pada jantung. Yaitu
Antriovantrikuler (katup antara atrium dan ventrikel) dan katup semilunar (katup
antara pembuluh darah dan ventrikel).
Konduksi jantung. Implus dimulai di SA Node, kemudian dihantarkan ke
Internodal partway, AV node, Berkas his, serabut purkinje, dan akhirnya
ventrikel berkontraksi.
Aliran darah jantung. Darah dari seluruh tubuh masuk kedalam jantung melalui
vena cava superior dan vena cava inferior, masuk ke atrium sinistra, melalui
katup bikus pidalus, menuju ke ventrikel sinistra, dialirkan melalui ateri
pulmonal menuju paru-paru. Melalui vena pulmunal darah dialirkan menuju
atrium dekstra, melewati katur trikus pidalus darah menuju ventrikel dekstra.
Melalui katup aortik darah dialirkan keseluruh tubuh.

C. Fisiologis Pernapasan
Secara umum pernafasan adalah proses pasif. Pernafasan dilakukan secara
tidak ssadar dan spontan dilakuan oleh otak. Pernafasan terdiri atas : hidung, faring,
laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan aveolus.

6
Ada 3 macam repriasi, yaitu sebagai berikut (graaff dkk,2001)
1. Respirasi eksternal : pertukaran gas dari udara bebas dengan darah
( hilton,2004).
Inspirasi : proses menghirup nafas
Ekspirasi : proses menghebusnya nafas
2. Respirasi internal : pertukaran gas dari darah ke dalam atau keluar sel.
3. Respirasi sel : proses penggunaan oksigen untuk metabolisme dalam sel.
Ventilasi pulmonal di hasilkan oleh gerakan paru –paru yang bisa meluas dan
berkontraksi dengan cara sebagai berikut ( guyuton dkk,2006)
1. Menggerakan diafragma ke atas dan kebawah untuk memanjangkan atau
memendekkan rongga thoraks
2. Mengelevasikan dan mendepresikan kostae untuk menambah atau mengurangi
diameter anteroposterior rongga toraks.

D. Proses Oksigenasi
1. Ventilasi
Ventilasi adalah proses perpindahan gas-gas ke dalam dan keluar paru-paru.
Ventilasi memerlukan kerja sama antara otot dan elastisitas dari paru-paru serta
toraks, begitu juga dengan persarafannya. Otot inspirasi pernapasan utama
adalah diafragma. Diafragma dipersarafi oleh nervus frenikus, yang terletak di
korda spinalis vertebra servikal keempat. Perfusi berhubungan dengan
kemampuan sistem kardiovaskuler untuk memompa darah yang teroksigenasi ke
jaringan untuk memompa darah yang teroksigenasi ke jaringan dan
mengembalikan darah terdeoksigenasi ke paru-paru.
Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru,
semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian
sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi. Pengaruh
proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience
merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah
kemampua CO2 atau kontraksi menyempitnya paru.

7
2. Difusi Gas
Difusi adalah suatu proses pertukaran gas-gas ekspirasi dalam alveoli dan
kapiler-kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru-paru ke darah,
sedangkan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli dan dikeluarkan.
Pada tingkat jaringan, oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, sedangkan
karbon dioksida ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan
dikeluarkan.
Difusi gas-gas respirasi terjadi di membran kapiler alveolar. Ketebalan
membran mempengaruhi kecepatan difusi. Peningkatan ketebalan membran
menghambta difusi karena gas membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
melintasi membran. Klien dengan edema paru, infiltrasi paru, atau efusi
pulmonal memiliki membran yang tebal sehingga menyebabkan difusi yang
lambat, pertukaran gas respirasi yang lambat, serta penurunan suplai oksigen ke
jaringan. Penyakit kronis(misalnya emfisema), penyakit akut (misanya
pneumotoraks) dan proses bedah (misalnya lobektomi) sering menggangu
daerah permukaan membran kapiler alveolar.
3. Transfortasi Gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kaviler.Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah,
latihan (exercise), perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi


1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran
napas bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka,
dan lain-lain.

8
e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC
paru.
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru,
gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet
yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan
depresi pusat pernapasan.
e. Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat.
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dan permukaan laut.

9
F. Masalah Keperawatan Berkaitan Dengan Kebutuhan Oksigen
Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen
ini, antara lain :
1. Hipoksemia
Hipoksemia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi
oksigen dalam darah arteri atau saturasi arteri dibawah normal. Keadaan ini
disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi, difusi, pirau, atau berada pada
tempat yang kurang oksigen.
Pada keadaan hipoksemia,tubuh akan melakukan konpensasi dengan cara
meningkatkan pernapasan, meningkatkan stroke volume, vasodilatasi pembuluh
darah, dan peningkatan nadi.Tanda dan gejala hipoksemia diantaranya sesak
napas, frakuensi napas 35 x/menit, nadi cepat dan dangkal, serta sianosis.
2. Hipoksia
Merupakan keadaan kurang oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya
pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi
atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler.
Hipoksia dapat terjadi setelah 4-6 menit ventilasi berhenti spontan.
Penyebab lain hipoksia adalah:
a. Menurunnya hemoglobin;
b. Berkurangnya konsentrasi oksigen, misalnya jika kita berada pada puncak
gunung;
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen, seperti padakeracunan sianida;
d. Menurunnya difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah seperti pada
pneumonia;
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok;
f. Kerusakan atau gangguan ventilasi.
g. Tanda-tanda hipoksia di antaranya kelelahan, kecemasan, menurunnya
kemampuan konsentrasi, nadi meningkat,pernapasan cepat dan dalam,
sianosis, sesak napas, serta clubbing finger.
3. Gagal napas
Merupakan keadaan di mana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan
oksigen karena pasien mengalami kehilangan kemampuan ventilasi secara
adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen.

10
Gagal napas ditandai dengan adanya peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam
darah secara signifikan.Gagal napas dapat disebabkan oleh gangguan sistem
saraf puasat yang mengontrol sistem pernafasan, kelemahan neuromoskular,
keracunan obat, gangguan metabolisme, kelemahan otot pernapasan, dan
obstruksi jalan napas.
4. Perubahan pola napas
a. Disapnea, yaitu kesulitan bernapas, misalnya pada pasien yang asma;
b. Apnea, yaitu tidak bernapas, berhenti bernapas;
c. Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih
dari 24 x/menit;
d. Bradipnea, yaitu pernapasan lebih lambat kurang dari normal dengan
frekuensi kurang dari 16 x/menit;
e. Kussmaul, yaitu pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi
sama,sehingga pernapasan menjadi lambat dan dalam;
f. Cheyne-strokes, merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian
berangsur-angsur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang secara
teratur;
g. Biot, adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea dengan
periode yang tidak teratur.

G. Perubahan Fungsi Pernafasan


Perubahan dalam fungsi pernafasan disebabkan penyakit dan kondisi-
kondisi yang mempengaruhi ventilasi dan transportasi oksigen. Ketiga perubahan
fungsi pernafasan antara lain :
1. Hiperventilasi
Adalah suatu kondisi ventilasi yang berlebih, yang di butuhkan untuk
mengeliminasi karbondioksida normal di vena, yang diproduksi melalui
metabolisme selular. Hiperventilasi ini dapat disebabkan oleh ansietas, infeksi,
obat-obatan, ketidakseimbangan asam dan basa.
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri
dada (chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.

11
2. Hipoventilasi
Adalah suatu proses dimana ventilasi alveolar tidak adekuat
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi karbondioksida secara
adekuat. Pada penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan hipoventilasi yaitu,
atelektasis, penyakit paru.
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan
elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.
Hipoksia ini disebabkan oleh, penurunan kadar Hb dan penurunan kapasitas
darah yang membawa oksigen, penurunan konsentrasi yang di inspirasi, ketidak
mampuan jaringan mengambil oksigen.
Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya
kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis,
sesak napas, dan clubbing.

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kasus
Tn. B, berumur 48 tahun, bekerja di pabrik kayu. Dirawat di Ruang Penyakit
Dalam sejak 2 hari yang lalu. Pada saat pemeriksaan Tn. B mengeluhkan masih
terasa sesak nafas dan batuk berdahak. Sasak nafas dan batuk dirasakan kurang
lebih 1 minggu yang lalu, dengan kondisinya tersebut Tn. B merasa kelelahan.
Hasil pengkajian didapatkan data TD = 130/80 mmHg, denyut nadi 92 x/menit,
frekuensi nafas 32 x/menit, suhu tubuh 37°C. Pernafasan cuping hidung, irama
ireguler, nafas cepat dan dangkal, adanya retraksi otot – otot pernafasan, bibirr
nampak cyanosis, konjunctiva pucat, daerah akral dingin dan pucat. Fokal premitus
lemah pada dada sebelah kiri, Capillary Refill Time (RCT) lebih dari 3 detik, hasil
perkusi terdengar pekak pada dada sebelah kiri, bunyi nafas terdengar ronchi basah
pada dada sebelah kiri.hasil pemeriksaan laboraturium Hb = 7 gr.

B. Analisa Data
Masalah
No Data yang menyimpang Etiologi
keperawatan
1. DS:Pasien mengeluh Lingkungan tempat kerja
terasa sesak dan batuk
berdahak Terpapar benda asing
DO :
 RR: 32x/menit Masuk ke saluran napas
 Irama pernafasan Ketidakefektifan
ireguler Produksi sekret bersihan jalan
 Bunyi nafas napas
terdengar ronchi Penumpukan sekret di
basah pada dada jalan napas
sebelah kiri
 Bibir sianosis Obstruksi jalan napas

2. DS: Pasien mengeluh Ketidakefektifan

13
merasa kelelahan Sesak napas
DO:
 RR: 32x/menit Retraksi otot-otot
 Pernapasan cepat pernapasan
dan dangkal
 Pernapasan cuping Penurunan energi
hidung
 Adanya retraksi otot- Kelelahan
pola napas
otot pernapasan
 Fokal premitus
lemah pada dada
sebelah kiri
 Hasil perkusi
terdengar pekak
pada dada sebelah
kiri
3. DS: Pasien mengeluh sesak
napas yang dirasakan Gangguan
selama kurang lebih 1 transfortasi O2 melalui
minggu yang lalu alveoli dan membran
DO: kapiler
 RR: 32x/menit
 Pernapasan cuping Perfusi ke jaringan Ketidakefektifan
hidung terhambat perfusi jaringan
 Konjungtiva pucat
 Daerah akral dingin Hipoksia

dan pucat
 CRT > 3 detik
 Bibir sianosis
 Hb: 7gr %

14
C. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan
napas yang ditandai dengan:
DS:Pasien mengeluh terasa sesak dan batuk berdahak
DO : - RR: 32x/menit
 Irama pernafasan ireguler
 Bunyi nafas terdengar ronchi basah pada dada sebelah kiri
 Bibir sianosis
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan energi dan
kelelahan yang ditandai dengan:
DS: Pasien mengeluh merasa kelelahan
DO: - RR: 32x/menit
 Pernapasan cepat dan dangkal
 Pernapasan cuping hidung
 Adanya retraksi otot-otot pernapasan
 Fokal premitus lemah pada dada sebelah kiri
 Hasil perkusi terdengar pekak pada dada sebelah kiri
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia yang ditandai
dengan :
DS: Pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan selama kurang lebih 1
minggu yang lalu
DO: - RR: 32x/menit
 Pernapasan cuping hidung
 Konjungtiva pucat
 Daerah akral dingin dan pucat
 CRT > 3 detik
 Bibir sianosis
 Hb: 7gr %

15
D. Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan Perencanaan


Tujuan Tindakan Rasional
1. DS:Pasien mengeluh terasa Setelah perawatan 1x 24 jam pasien  Pengaturan posisi  Untuk
sesak dan batuk berdahak dapat menunjukan status pernapasan: memfasilitasi
DO : - RR: 32x/menit kepatenan jalan napas dengan kesejahteraan
 Irama pernafasan kriteria: fisiologis pasien
ireguler - Kemudahan bernapas  Pemantauan pernapasan  Untuk
 Bunyi nafas terdengar - frekuensi dan irama pernapasan mengetahui status
ronchi basah pada dada tidak ada gangguan pernapasan dan
sebelah kiri - Tidak adanya suara nafas tambahan memastika
 Bibir sianosis - Pergerakan sumbatan keluar dari kepatenan jalan
jalan napas napas
 Manajemen jalan napas  Untuk
memfasilitasi
kepatenan jalan
udara
 Instruksikan kepada pasien  Memudahkan
tentang batuk efektif dan pengeluaran
teknik napas dalam sekret
 Agar asap rokok
16
 Memberikan pendidikan tidak terhisap
kesehatan kepada keluarga oleh pasien
misalnya larangan merokok
di dalam ruangan
perawatan.
2. Ketidakefektifan pola napas Setelah perawatan 1x24 jam pasien  Pemberian oksigen  Untuk memenuhi
berhubungan dengan penurunan dapat menunjukan tidak adanya menggunakan nasal kanul kecukupan
energi dan kelelahan yang gangguan status pernapasan:ventilasi atau masker oksigen oksigen
ditandai dengan: dengan kriteria:  Pemantauan pernapasan  Untuk
DS: Pasien mengeluh merasa  Frekuensi pernapasan normal mengetahui status
kelelahan  Kecepatan pernapasan pernapasan dan
 Napas dangkal memastika
DO: - RR: 32x/menit  Penggunaan otot-otot aksesorius kepatenan jalan
 Pernapasan cepat dan napas
dangkal  Latihan napas dalam  Agar klien dapat
 Pernapasan cuping menghemat
hidung energi sehingga
 Adanya retraksi otot-otot tidak mudah lelah
pernapasan
 Fokal premitus lemah
pada dada sebelah kiri  Berikan pendidikan  Untuk

17
 Hasil perkusi terdengar kesehatan kepada pasien memperbaiki pola
pekak pada dada sebelah dan keluarga tentang teknik pernapasan
kiri relaksasi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah perawatan 1x24 jam pasien  Manajemen disritmia  Untuk mecegah,
berhubungan dengan hipoksia dapat menunjukan status sirkulasi mengidentifikasi
yang ditandai dengan : dengan kriteria: dan memfasilitasi
DS: Pasien mengeluh sesak  Frekuensi napas normal terapi irama
napas yang dirasakan selama  Oksigenasi jaringan dipertahankan jantung abnormal
kurang lebih 1 minggu yang lalu atau ditingkatkan  Terapi oksigen  Pemenuhan
DO: - RR: 32x/menit  Fungsi kardiopulmonar pasien oksigen dan
 Pernapasan cuping diperbaiki dan dipertahankan untuk memantau
hidung keefektifannya
 Konjungtiva pucat  Pemantauan pernapasan  Untuk
 Daerah akral dingin dan mengetahui status
pucat pernapasan dan
 CRT > 3 detik memastika
 Bibir sianosis kepatenan jalan

 Hb: 7gr % napas

 Lakukan pengkajian  Untuk


komprehensif terhadap mengetahui

18
sirkulasi perifer perkembangan
warna kulit
pasien, nadi
perifer.

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas
berbagai organ atau sel. Proses Oksigenasi :
1. Ventilasi
2. Difusi Gas
3. Transfortasi Gas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi:
1. Faktor fisiologis
2. Faktor perkembangan
3. Faktor perilaku
4. Faktor lingkungan
Diagnosa keperawatan untuk masalah kebutuhan oksigenasi antara lain:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan
4. Gangguan pertukaran gas
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan agar pembaca dan penulis dapat
lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigen serta
dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. .

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahern, Nancy R., Wilkinson, Judith M.2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.Edisi 9. Jakarta: EGC
Anonim, 2015. Bab 1 Pendahuluan
Https://www.academia.edu/attachments/36252786/Bab_1_Pendahulu
(online), diakses pada tanggal 3 Februari 2016
Aulia Kauri, 2013. Oksigenasi
Http://www.slideshare.net/mobile/kaurikauri/oksigenasi-32129875 (online),
diakses tanggal 6 Februari 2016
Setiadi.2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia.Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tarwoto.,Wartonah.2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan.Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Pearce, Evelyn C.2015. Anatomi dan Fisioligi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Perry, Anne G., Potter, Patricia A.2010. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Buku
3. Jakarta: Salemba Medika
Wahid, Ns.Abd., Suprapto, Imam.2013. Keperawatan Medikal Bedah, Asuhan
Keperawatan pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: CV.Trans Info
Media

21

Anda mungkin juga menyukai