KEPERAWATAN GETONTIK
OLEH :
NAMA : Carla fernandes sousa amaral
NIM : 1490119008R
KELAS : NERS 19A
2. ETIOLOGI
Menurut Nanda Nic-Noc (2015) peenyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering
disebabkan oleh streptoccus pnemonia, melalui slang infus oleh staphylococcus aureus
sedangkan pada oemakaian ventilatr oleh P. Aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi
karena perubahan keadan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi ligkungan,
penggunaan antibiotic yang tidak tepat. Setelah masuk paru-paru organism bermultiplikasi dan
jika telah berhasil mengahlahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pnemonia. Selan di atas
penyebab terjadinya pnemonia sesuai penggolongannya yaitu:
a) Bacteria: diplococcus pnemonia, pnemococcus, streptokokus hemolyticus,
streptokoccus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkolusis, bacillus
friedlander.
b) Virus: repiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalik, V. Influenza.
c) Mycoplasma pnemonia
d) Jamur: histoplasma capsulatum cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
e) Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing
f) Pnemonia hipostatik
g) Sindrom loefflet
3. PATOFISIOLOGI
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari anak sampai usia
lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan gangguan penyakit
pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya , adalah yang paling
berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat.
Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi,
bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak organ paru-paru.
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh
reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin yang
dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel
system pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan
yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun
seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua
di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar
ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling
umum sebagai penyebab pneumonia (Sipahutar, 2007).
Proses pneumonia mempengaruhi ventilasi. Setelah agen penyebab mencapai alveoli,
reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan ektravasasi cairan serosa ke dalam alveoli.
Adanya eksudat tersebut memberikan media bagi pertumbuhan bakteri. Membran kapiler alveoli
menjadi tersumbat sehingga menghambat aliran oksigen ke dalam perialveolar kapiler di bagian
paru yang terkena dan akhirnya terjadi hipoksemia (Engram 1998).
Setelah mencapai alveoli, maka pneumokokus menimbulkan respon yang khas terdiri
dari empat tahap yang berurutan (Price, 1995 : 711) :
1) Kongesti (24 jam pertama) : Merupakan stadium pertama, eksudat yang kaya protein
keluar masuk ke dalam alveolar melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor,
disertai kongesti vena. Paru menjadi berat, edematosa dan berwarna merah.
2) Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) : Terjadi pada stadium kedua, yang berakhir
setelah beberapa hari. Ditemukan akumulasi yang masif dalam ruang alveolar, bersama-
sama dengan limfosit dan magkrofag. Banyak sel darah merah juga dikeluarkan dari
kapiler yang meregang. Pleura yang menutupi diselimuti eksudat fibrinosa, paru-paru
tampak berwarna kemerahan, padat tanpa mengandung udara, disertai konsistensi mirip
hati yang masih segar dan bergranula (hepatisasi = seperti hepar).
3) Hepatisasi kelabu (3-8 hari) : Pada stadium ketiga menunjukkan akumulasi fibrin yang
berlanjut disertai penghancuran sel darah putih dan sel darah merah. Paru-paru tampak
kelabu coklat dan padat karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam
alveoli yang terserang.
4) Resolusi (8-11 hari) : Pada stadium keempat ini, eksudat mengalami lisis dan
direabsorbsi oleh makrofag dan pencernaan kotoran inflamasi, dengan mempertahankan
arsitektur dinding alveolus di bawahnya, sehingga jaringan kembali pada strukturnya
semula. (Underwood, 2000 : 392).
organisme
Trombus
Virus Eksudat masuk ke
alveoli
Toksin, coagulase
Kuman patogen Alveoli
mencapai bronkioli
terminalis merusak
sel epitel bersilis, Sel darah merah, Permukaan lapisan pleura
sel goblet leukosit, pneumokokus tertutup tebal eksudat trombus
mengisi alveoli vena pulmonalis
Cairan edema+leukosit
ke alveoli Leukosit + fibrin Nekrosis
mengalami hemoragik
konsolidasi
Konsilidasi
paru Leukositosis
Ketidakefektifan Ketidakefektifan
4. KLASIFIKASI bersihan jalan pola nafas
nafas
Dalam buku NANDA NIC NOC 2015 klasifikasi pneumonia dapat dibagi menjadi :
Klasifikasi berdasarkan antaomi. (IKA FKUI)
1) Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus
paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral atau ganda.
2) Penumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang
tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus
yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia loburalis.
3) Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses iflamasi yang terjadi di dalam dinding
alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobural.
Klasifikasi Pneumonia berdasarkaninang dan lingkungan:
1) Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada lansia, gram
negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit penyerta
kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika spectrum luas.
2) Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat bert sakit, adanya resiko untukjenis pathogen
tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
3) Pneumonia Aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan tosik, akibat
aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung edema paru, dan obstruksi
mekanik simple oleh bahan padat.
4) Pneumonia pada Gangguan Imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi dapat
disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang biasanya nonvirulen, berupa
bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur dan cacing.
5. MANIFESTASI KLINIS
a) Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi ringan.
Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euphoria dan lebih aktif dari normal,
beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
b) Meningismus, yaitu tanda-tanda mengingeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan
awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada
punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat suhu
turun,
c) Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak.
Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebioh
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang
sampai tahap pemulihan.
d) Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk
untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dpat mementap selama sakit.
e) Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai
infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
f) Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri
apendiksitis.
g) Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengklakan
mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusu pada bayi.
h) Keluhan nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit (rinorea)
atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.
i) Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat menjadi bukti hanya
selama fase akut.
j) Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi, krekels.
6. PEMERIKSAAN FISIK
Pemerikasaan Fisik pada anak
a) Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan cuping
hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada
pada waktu menarik napas. Batasan takipnea pada anak berusia 12 bulan 5 tahun
adalah 40 kali / menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke
dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan
tampak jelas.
b) Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba mungkin
meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan atau
tachycardia.
c) Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit.
d) Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke hidung /
mulut anak. Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. Sementara dengan
stetoskop, akan terdengar suara napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan
ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang
terdengar bising gesek pleura (Mansjoer,2000).
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang menurut Nanda Nic Noc (2015) antara lain :
Sinar X: mengidentifikasi distributor struktural (misal: lobar, bronchail); dapat juga
menyatakan abses)
Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
Pemeriksaan gram/kultur, sputum darah: untuk dapat mengidentifikasi semua orgaisme
yang ada
Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-pru, menetapkan luas berat penyakit
dan membantu diagnosis keadaan
Spimetrik static untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
8. PENATALAKSANAAN
Menurut Nanda Nic Noc (2015) kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat,
bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus
dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan,
cairan intervena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon
terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum
yang dapat diberikan antara lain:
Oksigen 1-2L/menit.
IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9% = 3:1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan
kesimbangan asam basa dan elektrolit.
1. IDENTITASKLI :
EN
Nama : Ny.S.................................................................................................................
Umur : 51 th .................................................................................................................
Agama : Islam
Alamat asal : Oesapa
Pekerjaan : IRT
Pendidkan : SLTA....................................................................................................
Tanggal datang : 08 05 2020 ....................... Lama Tinggal di Panti 2 hari................................
2. DATA :
KELUARGA
Nama : Tn. A............................................................................................................
Hubungan : Suami..............................................................................................................
Pekerjaan : Karyawan Swasta..............................................................................................
Alamat : Oesapa ....................................................Telp : 031xxx..............................
3. STATUS KESEHATAN SEKARANG :
1. Keluhan utama: Pasien mengatakan sesak dan batuk
2. Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan batuk darah dan sesak kurang lebih sejak
satu bulan yang lalu.
3. Pemeriksaan fisik
Keadan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
GCS :345
BB : 48 Kg
TD : 150/90 mmHg
N : 115×/menit
RR : 24×/menit
Obat- obatan :
NO Nama Obat Dosis Keterangan
1. Infus Futrolit 20 tpm Digunakan untuk membantu mengatasi
kebutuhan karbohidrat cairan dan elektrolit.
2. Injeksi Anbacim 3× 1gr per IV untuk mengobati infeksi saluran napas atas dan
bawah.
3. Injeksi Kalnex 3× 250 mg per IV Untuk membantu menghentikan pendarahan.
4. Codein 3× 10 mg per Oral Untuk mengobati nyeri ringan atau cukup parah
dan untuk meredahkan batuk.
5. Pamol 3× 1 g per 1V Sebagai penurunan demam dan pereda nyeri.
6. Nebul Combivent 2× 2,5 mg Untuk mengatasi penyakit saluran pernapasan.
4. AGE RELATED CHANGES(PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :
FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : Ya
Perubahan BB : Ya
Perubahan nafsu : Ya
makan
Masalah tidur : Ya
Kemampuan ADL : Tidak
KETERANGAN : Pasien sering merasa kelelahan, BB turun 2kg, nafsu
makan berkurang hanya 2x dalam sehari, sulit tidur
karena terkadang asma kambuh saat malam, dan hanya
melakukan aktifitas biasa yang ringan tidak bisa berat
2. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : Tidak
Pruritus : Tidak
Perubahan : Ya
pigmen
Memar : Tidak
Pola : Tidak
penyembuh
an lesi
KETERA : Tidak ada luka yang dialami pasien
..........................................................................................................
NGAN
3. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan abnormal : Tidak
Pembengkakan kel. : Tidak
Limfe
Anemia : Tidak
KETERANGAN : Tidak ada masalah ...............................
4. Kepala
Ya Tidak
Sakit kepala : Ya
Pusing : Ya
Gatal pada kulit : Tidak
kepala
KETERANGAN : Terkadang sakit kepala dan pusing ketika aktifitas hanya berbaring saja
5. Mata
Ya Tidak
Perubahan : Ya
penglihatan
Pakai kacamata : Ya
Kekeringan : Tidak
mata
Nyeri : Tidak
Gatal : Tidak
Photobobia : Tidak
Diplopia : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
KETERANGA :
N
6. Telinga
Ya Tidak
Penurunan : Ya
pendengaran
Discharge : Tidak
Tinitus : Tidak
Vertigo : Tidak
Alat bantu dengar : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Kebiasaan : Ya
membersihkan
telinga
Dampak pada ADL : ..........................................................................................
KETERANGAN : Tidak terlalu jelas jika lawan bicara berbicara lirih
..........................................................................................
7. Hidung
sinus
Ya Tidak
Rhinorrh : Tidak
ea
Discharg : Tidak
e
Epistaksi : Tidak
s
Obstruks : Tidak
i
Snoring : Tidak
Alergi : Tidak
Riwayat : Tidak
infeksi
KETER : Tidak ada masalah pada pasien
...................................................................................................................
ANGAN
8. Mulut,
tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : Tidak
Kesulitan : Tidak
menelan
Lesi : Tidak
Perdarahan : Tidak
gusi
Caries : Tidak
Perubahan rasa : Iya
Gigi palsu : Iya
Riwayat : Tidak
Infeksi
Pola sikat gigi : 2x dalam sehari ..........................................................................
KETERANG : Pasien memakai gigi palsu bagian atas
........................................................................................................
AN
9. Leher
Ya Tidak
Kekakua : Ya
n
Nyeri : Tidak
tekan
Massa : Tidak
KETER : Terkadang merasa seperti tengengen
ANGAN .........................................................................................................................
10 Pernafa
. san
Ya Tidak
Batuk : Ya
Nafas : Ya
pendek
Hemopti : Tidak
sis
Wheezin : Ya
g
Asma : Ya
KETER : Batuk tidak bisa keluar sputum, terdapat wheezing, dan memiliki asma
...................................................................................................................
ANGAN
11. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain : Ya
Palpitasi : Ya
Dipsnoe : Ya
Paroximal nocturnal : Tidak
Orthopnea : Ya
Murmur : Tidak
Edema : Tidak
KETERANGAN : RR 24x/mnt
12 Gastrointes
. tinal
Ya Tidak
Disphagia : Tidak
Nausea / : Tidak
vomiting
Hemateeme : Tidak
sis
Perubahan : Ya
nafsu makan
Massa : Tidak
Jaundice : Tidak
Perubahan : Ya
pola BAB
Melena : Tidak
Hemorrhoid : Tidak
Pola BAB : 2x dalam sehari .........................................................
KETERAN : Makan hanya 2x dalam sehari dan BAB 2hari sekali
...........................................................................................................
GAN
13 Perkemih
. an
Ya Tidak
Dysuria : Tidak
Frekuensi : .......................................................................................................
Hesitancy : Tidak
Urgency : Ya
Hematuria : Tidak
Poliuria : Tidak
Oliguria : Tidak
Nocturia : Tidak
Inkontinen : Ya
sia
Nyeri : Tidak
berkemih
Pola BAK : 4-5x dalam sehari .............................................................
KETERA : Terkadang mengompol namun tidak sering
...........................................................................................................
NGAN
14 Reproduksi
. (laki - laki)
Ya Tidak
Lesi :
Disharge :
Testiculer pain :
Testiculer :
massa
Perubahan :
gairah sex
Impotensi :
Reproduksi
(perempuan)
Lesi : Tidak
Discharge : Tidak
Postcoital : Tidak
bleeding
Nyeri pelvis : Tidak
Prolap : Tidak
Riwayat : Normal 5-7 hari ..................................................
menstruasi
Aktifitas :
seksual
Pap smear :
KETERANG : ...........................................................................................................
...........................................................................................................
AN
15 Muskuloskeletal
.
Ya Tidak
Nyeri Sendi : Ya
Bengkak : Tidak
Kaku sendi : Ya
Deformitas : Tidak
Spasme : Ya
Kram : Ya
Kelemahan otot : Ya
Masalah gaya : Ya
berjalan
Nyeri punggung : Tidak
Pola latihan : ............................................................................................
Dampak ADL : ..................................................................................................
KETERANGAN : Pasien malas untuk jalan lama karena sering kram dan nyeri sendi
terutama tidak kuat untuk jalan lama
16 Persyarafan
.
Ya Tidak
Headache : Ya
Seizures : Tidak
Syncope : Tidak
Tic/tremor : Tidak
Paralysis : Tidak
Paresis : Tidak
Masalah : Ya
memori
KETERANG : Terkadang lupa terhadap apa yang telah dialami
...........................................................................................................
AN
Spiritual
Aktivitas ibadah : Pasien suka mengaji
KETERANGAN :.....................................................................................................
6. LINGKUNGAN :
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 5
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau 5-10 15 10
sebaliknya
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok 0 5 5
gigi)
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka 5 10 5
tubuh, menyiram)
5 Mandi 0 5 0
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan 0 5 0
kursi roda )
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 5
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 5
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 5
Total nilai 30 11
Interpretasihasil :
24 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test
Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
>13,5 detik Resiko tinggi jatuh
>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6
bulan
>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan
dalam mobilisasi dan melakukan ADL
(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss & Kehlet: 2007:
Podsiadlo & Richardson:1991)
4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 1
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Jumlah 13
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
5. Status Nutrisi
ANALISA DATA
NO Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Klien mengatakan sesak Nekrosis hemoragik Ketidakefektifan bersihan
nafas dan batuk ⬇️ jalan nafas
Penumpukan sputum meningkat
DO : Klien tampak batuk ⬇️
yang disertai sputum Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. DS : Klien mengatakan batuk Permukaan lapisan pleura tertutup Ketidakefektifan pola nafas
dan sesak nafas kurang lebih tebal eksudat trombus vena
satu bulan yang lalu. pulmonalis.
DO : ⬇️
a. Frekuensi nafas Abses pneumatocele (kerusakan
24×/menit jaringan parut.
b. TD : 150/90 mmHg ⬇️
c. Nadi :115×/menit Ketidakefektifan pola napas
3. DS : Sel nafas bagian bawah Kekurangan volume cairan
a. Klien mengatakan
sering merasa mual Eksudat masuk ke alveoli
dan ingin muntah dan ⬇️
disertai demam Sel darah merah, leukosit, pneumokokus
DO : mengisi alveoli
a. Badan lemas ⬇️
b. Mengukur ttv Leukosit + fibrin
⬇️
Leukositosis
⬇️
Suhu tubuh meningkat
⬇️
Resiko kekurangan volume cairan
hipertermi
4. Ds : Organisme Intoleransi Aktivitas
⬇️
a. Klien mengeluh lelah
Normal (system pertahanan ) terganggu
b. Klien mengeluh sesak ⬇️
setelah beraktivitas Virus
⬇️
c. Klien mengungkapkan Kuman pathogen mencapai bronkioli
merasa tidak nyaman Terminalis merusak sel epitel bersilis,
Sel goblet
setelah beraktivitas ⬇️
Do : Cairan Edema + leukosit ke alveoli
⬇️
a. Nadi meningkat Konsilidasi paru
b. RR meningkat ⬇️
Kapasitasital, compliance menurun
Sianosis Hemorogik
⬇️
Intoleransi aktivitas
nadi, RR
Mempu
melakukan
aktivitas sehari-
hari secara
mandiri
Tanda tanda
vital normal
Energy
psikomotor
Level
kelemahan
Mampu
berpindah:
dengan atau
tanpa bantuan
Status
kardiopulmonari
adekuat
Sirkulasi status
baik
Status respirasi:
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
DAFTAR PUSTAKA