Anda di halaman 1dari 2

Otitis media adalah peradangan pada telinga tengah dan sistem sel udara mastoid.

Otitis media efusi (OME) adalah peradangan telinga tengah dan mastoid yang ditandai dengan
akumulasi cairan di telinga tengah tanpa disertai tanda atau gejala infeksi akut.
Otitis media akut (OMA) adalah proses infeksi yang ditentukan oleh adanya cairan di telinga tengah dan
disertai tanda dan gejala seperti nyeri telinga (otalgia), rasa penuh di telinga atau gangguan dengar,
serta gejala penyerta lainnya tergantung berat ringannya penyakit, antara lain: demam, iritabilitas,
letargi, anoreksia, vomiting, bulging hingga perforasi membrana timpani, yang dapat diikuti dengan
drainase purulen.
Otitis media kronik (OMK) adalah proses peradangan di telinga tengah dan mastoid yang menetap > 12
minggu.

Otitis Media Efusi (OME)

Penyakit ini dikenal pula dengan serous otitis media, glue ear, dan non purulen otitis media. OME
adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Pada populasi anak, OME dapat timbul
sebagai suatu kelainan short-term menyertai suatu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ataupun
sebagai proses kronis yang disertai gangguan dengar berat, keterlambatan perkembangan bicara dan
bahasa, gangguan keseimbangan, hingga perubahan struktur membrana timpani dan tulang
pendengaran.

Patogenesis OME

Kondisi yang dianggap sebagai penyebab utama munculnya OME adalah setiap keadaan yang
mempengaruhi muara/ujung proksimal tuba eustachius (TE) di nasofaring ataupun mekanisme
mukosiliari klirens dari TE. TE dianggap sebagai katup (valve) penghubung telinga tengah dan
nasofaring. Struktur ini menjamin ventilasi telinga tengah, sehingga menjaga tekanan tetap ekual di
kedua sisi gendang telinga (membrana timpani = MT). Karena itu berbagai keadaan yang merubah
integritas normal TE dapat menyebabkan akumulasi cairan di telinga tengah dan mastoid. Akumulasi ini
dapat diikuti proses infeksi, sebagai akibat sekunder dari infeksi yang menjalar ke atas melalui TE,
menghasilkan otitis media dan kemungkinan mastoiditis.
Edema faring dan peradangan akibat ISPA biasanya berefek terhadap ujung proksimal TE di nasofaring
ataupun mekanisme mukosiliari klirens TE. Keadaan lain seperti: alergi hidung, barotrauma, penekanan
terhadap muara/torus tuba oleh massa seperti adenoid yang membesar ataupun tumor di nasofaring,
abnormalitas anatomi TE ataupun deformitas celah palatum, benda asing seperti nasogastrik atau
nasotrakeal tube, dapat pula menjadi faktor predisposisi.

Mengapa anak usia prasekolah rentan terhadap OME?

Statistik menunjukkan 80-90% anak prasekolah pernah menderita OME. Saat lahir TE berada pada
bidang paralel dengan dasar tengkorak, sekitar 10 derajat dari bidang horisontal, dan memiliki lumen
yang pendek dan sempit. Semakin bertambah usia, terjadi perubahan bermakna, terutama saat
mencapai usia 7 tahun, di mana lumen TE lebih panjang dan lebar, serta ujung proksimal TE di
nasofaring terletak 2-2.5 cm di bawah orifisium TE di telinga tengah atau membentuk sudut 45 derajat
terhadap bidang horisontal telinga. Dengan struktur yang demikian, pada anak usia < 7 tahun, sekresi
dari nasofaring lebih mudah mencapai telinga tengah dan membawa kuman patogen ke telinga tengah.
Selain itu inflamasi ringan saja sudah dapat menyumbat lumen TE yang sempit. Selain itu terdapat pula
beberapa faktor resiko pada anak, antara lain:

1. Faktor resiko anatomi: anomali kraniofasial, down syndrome, celah palatum, hipertrofi adenoid, dan
GERD.
2. Faktor resiko fungsional: serebral palsy, down syndrome, kelainan neurologis lainnya, dan
imunodefisiensi.

3. Faktor resiko lingkungan: bottle feeding, menyandarkan botol di mulut pada posisi tengadah (supine
position), rokok pasif, status ekonomi rendah, banyaknya anak yang dititipkan di fasilitas penitipan
anak.

Sehingga tidak heran bahwa kasus OME berulang (OME rekuren) pun menunjukkan prevalensi yang
cukup tinggi terutama pada anak usia prasekolah, sekitar 28-38%.

Diagnosis OME

Diagnosis OME seringkali sulit 

Anda mungkin juga menyukai