Anda di halaman 1dari 7

Nama : Uti Nurlita

NIM : 1802101010150

Kelas : 1 MIKROBIOLOGI II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Selama bertahun-tahun terdapat anggapan bahwa sangat sulit untuk mendapatkan


kemoterapi antivirus dengan selektivitas yang tingggi. Siklus replika virus yang sangat mirip
Siklus replikasi virus yang dianggap sangat mirip dengan metabolisme normal manusia
menyebabkan setiap usaha untuk menekan reproduksi virus juga dapat membahayakan sel
yang terinfeksi. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengertian yang
lebih dalam mengenai tahap-tahap spesifik dalam replikasi virus sebagai targetkemoterapi
antivirus, semakin jelas bahwa kemoterapi pada infeksi virus dapat dicapai dan reproduksi
virus dapat ditekan dengan efek yang minimal pada sel horpes.

Perkembangan obat antivirus baik sebagai profilaksis ataupun terapi belum mencapai
hasil seperti apa yang diinginkan oleh umat manusia. Berbeda dengan antimikroba lainya,
antiviral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan dapat merusak sel hospes
dimana virus itu berada. Ini karena replikasi virus RNA maupun DNA berlangsung didalam
sel hospes dan membutuhkan enzim dan bahan lain dari hospes. Tantangan bagi penelitian
ialah bagaimana menemukan suatu obat yang dapat menghambat secara spesifik salah satu
proses replikasi virus seperti : peletakan, uncoanting dan replikasi. Analisis biokimiawi dari
proses sintesis virus telah membuka tabir bagi terapi yang efektif untuk beberapa infeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Penggolongan obat antivirus ?
2. Mekanisme antivirus ?
1. Penggolongan Obat Antivirus

Obat antivirus termasuk dalam empat golongan besar tetapi obat antivirus yang akan dibahas
dalam dua bagian besar adalah pembahasan tentang antinonretrovirus dan antiretrovirus.
Klasifikasi pembahasan obat antivirus adalah sebagai berikut:

1. Antinonretrovirus

- Antivirus untuk herpes

- Antivirus untuk influenza

- Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus

- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)

- Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)

- Non-Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)

- Protease inhibitor (PI)

- Penghambat masuknya virus

1. Golongan obat Antinonretrovirus


a. Antivirus untuk herpes
Obat-obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya merupakan antimetabolit
yang mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes atau virus untuk
membentuk senyawa yang dapat menghambat DNA polimerase virus.
1) Asiklovir
Asiklovir [9-(2-hidroksietoksimetilguanin)] merupakan obat sintetik jenis
analog nukleosida purin. Sifat antivirus asiklovir terbatas pada kelompok
virus herpes.
 Mekanisme kerja
Asiklovir merupakan analog 2’-deoksiguanosin. Asiklovir adalah suatu
prodrug yang baru memiliki efek antivirus setelah dimetabolisme
menjadi asiklovir trifosfat. Pembentukan asiklovir monofosfat yang
dikatalis oleh timidin kinase pada sel hospes yang terinfeksi oleh virus
herpes yang dihasilkan oleh sitomegalo virus, kemudian enzim seluler
menambah gugus fosfat untuk membentuk asiklovif difosfat dan
asiklovir trifosfat. Asiklovir trifosfat menghambat sistesis DNA virus
dengan cara kompetisi dengan 2’-deoksiguanosin trifosfat dengan
substrat DNA polimerase virus. Jika asiklovir (dan bukan 2’-
deoksiguanosin) yang masuk ketahap replikasi DNA virus, sintesis
akan berhenti. Inkorporasi asiklovir monofosfat ke DNA virus bersifat
ireversibel karena enzim eksonuklease tidak dapat memperbaikinya.
Pada proses ini, DNA polimerase virus menjadi inaktif.

2) Valasiklovir
Valasiklovir merupakan ester L-valil dari dan hanya terdapat dalam
formulasi oral. Setelah ditelan, vasiklovir dengan cepat diubah menjadi
asiklovir melalui enzim valasiklovir hidrolase di saluran cerna dan di hati.
 Mekanisme kerja
Sama dengan asiklovir

3) Gansiklovir
Gansiklovir berbeda dari asiklovir dengan adanya penambahan gugus
hidroksimetil pada posisi 3’ rantai samping asikliknya. Metabolisme daan
mekanisme kerjanya sama dengan asiklovir. Yang membedakan adalahan
pada gansiklovir terdapat karbon 3’ dengan gugus hidroksil, sehingga
masih memungkinkan adanya perpanjangan primer dengan template, jadi
gansiklovir bukanlah DNA chain terminator yang absolute seperti
asiklovir.
 Mekanisme kerja
Gansiklovir diubah menjadi gansiklovir monofosfat oleh enzim
fosfotransferase yang dihasilkan sel yang terinfeksi sitomegalovirus.
Gansiklovir monofosfat merupakan fosfotransferase yang lebih baik
dibandingkan dengan asiklovir.

4) Pensiklovir
Struktur kimia pensiklovir mirip dengan gansiklovir. Metabolisme dan
mekanisme kerjanya sama dengan asiklovir, namun perbedaannya
pensiklovir bukan DNA chain terminator obligat.
 Mekanisme kerja
Pada prinsipnya sama dengan asiklovir

b. Antivirus untuk influenza


Pengobatan untuk infeksi antivirus pada saluran pernapasan termasuk
influenza tipe A & B, virus sinsitial respiratori (RSV).
1) Amatadine dan Rimantadine
Amantidin hambat replikasi influenza A, tetapi tadak untuk influenza B
dan influenza C. Rimatidin memiliki mekanisme kerja yang sama yaitu
menghambat channel M2. Efikasi keduanya terbatas hanya pada influenza
A saja.
 Mekanisme kerja
Amatidin dan rimantidin merupakan antivirus yang bekerja pada protein
M2 virus, suatu kanal ion Transmembran yang diaktivasi oleh pH. Kanal
M2 merupakan pintu masuk ion ke virion selama proses uncoating. Hal ini
menyebabkan distabilisasi ikatan protein serta proses transport DNA virus
ke nukleus. Selain itu, fluks kanal ion M2 mengatur pH kompartemen
intraseluler, terutama aparatus golgi.

2) Inhibitor Neuraminidase (Oseltamivir, Zanamivir)


Merupakan obat antivirus dengan mekanisme kerja yang sama terhadap
virus infulenza A & B. Keduanya merupakan inhibitor neuraminidase, yaitu
analog asam N-asetilneuraminat (reseptor permukaan sel virus influenza),
dan disain truktur keduanya didasarkan pada struktur neuraminidase virion.
 Mekanisme kerja
Asam N-asetilneuraminat merupakan komponen mukoprotein pada sekresi
respirasi, virus berikatan pada mucus, namun yang menyebabkan penetrasi
virus ke permukaan sel adalah aktivitas enzim neuraminidase. Hambatan
terhadap neuraminidase mencegah terjadinya infeksi. Neuraminidase juga
untuk penglepasan virus yang optimal dari sel yang teringfeksi, yang
meningkatkan penyebaran virus dan intensitas inveksi. Hambatan
neuraminidase menurunkan kemungkinan berkembangnya influenza dan
menurunkan tingkat keparahan, jika penyakitnya berkembang.

3) Ribavin
Ribavin merupakan analog sinsetik guanosin, afek terhadap virus RNA
dan DNA.
 Mekanisme kerja
Ribavin merupakan analog guanosin yang cincin purinnya tidak lengkap.
Setelah mengalami fosforilasi intrasel, ribavin trifosfat menggannggu
tahap awal transkripsi virus, seperti proses capping dan elongasi mRNA
serta menghambat sintesis ribonukleoprotein.

c. Antivirus untuk HBV dan HCV


1). Lamivudin
 Mekanisme kerja
Merupakan L-enantioner analog deoksisitidin. Lamivudin dimetabolisme
di hepatosit menjadi bentuk triposfat yang aktif. Lamivudinbekerja dengan
cara menghentikan sintesis DNA, secara konpetitif menghambat
polymerase virus.

2. Golongan obat antiretrivirus (ANTIVIRUS untuk HIV)


a. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
Reverse transkriptase (RT) mengubah RNA virus menadi DNA proviral sebelum
bergabung dengan kromosom hospes. Karena antivirus golongan ini bekerja pada
tahap awal replikasi HIV, obat-obat golongan ini menghambat terjadinya infeksi
akut sel yang rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang terlah terinfeksi
HIV. Untuk dapat bekerja, semua obat golongan NRTI harus mengalami
fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma. Yang termasuk komplikasi oleh
obat- obat ini adalah asidisilaktat dan hepatomegali berat dengan stetosis.

1). Zidovudin
Terget zidovudin adalah enzim reverse transcriptase (RT) HIV.
Zidovudin bekerja dengan cara menghambat enzim reverse transcriptase virus,
setelah gugus asidotimidin (AZT) pada zidovudin mengalami fosforilasi. Gugus
AZT 5’- mono fosfat akan bergabung pada ujung 3’ rantai DNA virus dan
menghambat reaksi reverse transcriptase.

2). Didanosin
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus.

b. Nucleotida reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)


Tenofovir disoproduksil fumarat merupakan nukleutida reverse transcriptase
inhibitor pertaman yang ada untuk terapi infeksi HIV-1. Obat ini digunakan
dalam kombinasi dengan obat anti retrovirus lainnya. NtRTI membutuhkan
dua tahap fosforiliase saja.

1). Tenofovir Disoproksil


Bekerja pada HIV RT (dan HBV RT) dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus.
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari paper ini adalah obat-obat antivirus dipakai untuk membasmi,
mencegah tau menghambat penyebaran infeksi virus. Virus bereplikasi sendiri dalam
beberapa tahap. Tujuan dari obat-obat antivirus adalah untuk mencegah replikasi virus
dengan menghambat salah satu dari tahap-tahap tersebut, sehingga dengan demikian
menghambat virus tersebut untuk bereproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Harvey, R.A dan Champe, P.C. (2016). Farmakologi Ulasan Bergambar. EGC, Jakarta.
Kee, J.L. dan Hayes, E.R. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. EGC,
Jakarta.
Nitiyoso, N. (2018). Antivirus untuk influenza. Continuing Medical Education, 45(4): 261-
262.
Tjay, T. H. dan Rahardja, K. (2013). Obat-Obat Penting. Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai