Anda di halaman 1dari 4

Nama : Vina Oktaviani Mufadhilah

Kelas : BA 12

NIM : 1802510010028

TUGAS PERTEMUAN 14

1. Ekspor KITE adalah kependekan dari Kemudahan Impor Tujuan. KITE


merupakan salah satu fasilitas Menteri Keuangan yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dengan menggunakan
fasilitas ini, barang impor yang diolah, dirakit atau dipasang pada barang yang
nantinya akan diekspor dapat diberikan pembebasan atau keringanan bea
masuk. Menteri Keuangan membagi fasilitas ini menjadi dua jenis yaitu KITE
Pengembalian dan KITE PembebasanMenteri Keuangan membagi fasilitas ini
menjadi dua jenis yaitu KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan. KITE
Pengembalian mewajibkan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka
impor saat pengajuan PIB sedangkan dalam KITE Pembebasan, bea masuk dan
pajak yang terutang pada saat impor barang dapat ditutup dengan jaminan. 

2. Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) berupa Bea Masuk Anti-Dumping


(BMAD) adalah pungutan terhadap barang impor dumping yang menyebabkan
kerugian, yakni kerugian material yang telah terjadi, ancaman kerugian material
atau terhalangnya pengembangan industri di dalam negeri. Tujuan pengenaan
BMAD adalah untuk memulihkan kerugian serius atau mencegah ancaman
kerugian serius yang dapat diderita oleh industri dalam negeri.
3. Sanksi administrasi di bidang kepabeanan hanya dapat dikenakan terhadap
pelanggaran yang diatur dalam Undang-Undang Kepabeanan. Pasal-pasal
tentang sanksi administrasi dalam undang-undang kepabeanan biasanya
dinyatakan dalam:
 Nilai rupiah tertentu;
 Nilai rupiah minimum sampai dengan maksimum;
 Persentase tertentu dari bea masuk yang seharusnya dibayar;
 Persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari kekurangan
pembayaran bea masuk atau bea keluar;
 Persentase tertentu minimum sampai dengan maksimum dari bea masuk yang
seharusnya dibayar.
Pengenaan denda minimum sampai dengan maksimum menganut asas
proporsionalitas, yaitu bahwa besar-kecilnya denda yang dikenakan dipengaruhi
oleh berat-ringannya pelanggaran yang dilakukan.
Pengenaan sanksi administrasi ditetapkan dalam bentuk surat penetapan. Surat
penetapan ini dapat berbentuk tunggal, dalam artian hanya berisi tentang sanksi
administrasi yang dikenakan, atau digabungkan dengan penetapan di bidang
kepabeanan lainnya.
4. Tarif batas bebas bea masuk bagi setiap penumpang sebesar US$ 500 per
penumpang.
5. Duty Free adalah toko yang menjual barang-barang bebas pajak yang biasanya
terdapat di area keberangkatan internasional. Bukan hanya di bandara
internasional saja, namun toko dengan lambang Duty Free juga bisa dijumpai di
pelabuhan, stasiun kereta dan terminal bus antar negara.
6. Kawasan Berikat (KB) adalah suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan
batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri
pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan,
penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang
dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam Daerah Pabean
Indonesia Lainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.
7. Pemberitahuan Barang Impor (PIB) adalah pemberitahuan oleh importir atas
barang yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap pabean sesuai
prinsip self-assesment. Sedangkan Pemberitahuan Impor Barang (PIBT)
Tertentu yang mana merupakan pemberitahuan pabean untuk pengeluaran
barang tertentu yang diimpor untuk dipakai atau diimpor secara sementara,
seperti barang pindahan.
8. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang digunakan
untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat
oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software EDI secara
online. Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke Kantor Bea dan Cukai
dengan menggunakan PEB ini. Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu (PEBT)
adalah dokumen yang digunakan untuk transaksi ekspor dengan nilai transaksi
kurang dari 300 juta rupiah, yang diisi oleh eksportir, dan telah diberikan izin
muat oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
9. SSPCP (Surat Setoran Pabean Cukai-Pajak) adalah formulir yang digunakan
oleh Wajib Pajak atau subjek pajak untuk melakukan penyetoran pungutan serta
pajak-pajak dalam rangka impor, seperti cukai, bea masuk, Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM), Pajak Penghasilan
(PPh) pasal 22 Impor dll.
10. Laporan Pemeriksaan Bea dan Cukai (LPBC)/Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
adalah laporan hasil pemeriksaan pabean atas barang ekspor yang berasal dari
barang atau bahan asal impor yang mendapat Pembebasan dan/atau
Pengembalian serta PPN dan PPnBM tidak dipungut yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
11. BC 2.3 adalah pemberitahuan pemasukan barang impor ke Tempat Penimbunan
Berikat (Kawasan Berikat/KB, Gudang Berikat/GB, Entrepot Tujuan
Pameran/ETP, Toko Bebas Bea/TBB) dari Tempat Penimbunan Sementara
(TPS).
12. SPPB : Surat Persetujuan Pengeluaran Barang, adalah surat yang dikeluarkan
oleh BC yang mana setelah dilakukan pemeriksaan terhadap persaratan
dokumen dan atau pemeriksaan langsung secara fisik terhadap barang impor
tersebut telah disetujui untuk diserahkan kepada importir.
13. Surat Perintah Membayar atau selanjutnya disebut SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat
lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA (Daftar
Isian pelaksanaan Anggaran) atau dokumen lain yang dipersamakan.
14. SPJM adalah Surat Pemberitahuan Jalur Merah dimana barang harus diperiksa
fisik (dibuka segel nya) dan cek apakah barang tersebut sesuai dengan dokumen
yang tertera. Proses pengeluaran barang dengan SPJM biasanya 3 hari.
15. Nota Hasil Intelijen yang selanjutnya disebut NHI adalah produk dari
Kegiatan Intelijen yang menunjukkan indikasi mengenai adanya pelanggaran di
bidang kepabeanan dan/atau cukai.

Anda mungkin juga menyukai