Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR

 Latar belakang Metode Numerik


 Ilustrasi masalah numerik
 Angka signifikan
 Akurasi dan Presisi
 Pendekatan dan Kesalahan

Latar Belakang Metode Numerik


Tidak semua permasalahan matematis dapat
diselesaikan dengan mudah, bahkan bisa jadi
tidak ada penyelesaiannya.
Contoh :
1
Sin ( x)
• Hitung : L = ∫ dx
0
x
• Tentukan akar persamaan dari : y = x + e
2 x

• Cari suatu persamaan fungsi polynomial dari


sejumlah data (> 50 titik)
Latar Belakang Metode Numerik

Untuk menyelesaikan permasalahan matematis


yang sulit atau tidak ada solusinya diperlukan :
1. Suatu metode perhitungan
Metode Numerik
2. Bantuan komputer : bahasa pemrograman
atau software

Penyelesaian masalah matematis :


 Masa pra komputer
• Digunakan cara analitis / eksak
• Model linier, geometri sederhana,
dimensi rendah
 Era komputer
• Digunakan metode numerik
• Model tidak linier, geometri rumit,
sistem persamaan besar
Metode Numerik :
suatu metode / teknik memecahkan masalah
matematis dengan cara operasi perhitungan
berdasarkan model matematis yang ada.
Ciri-ciri :
– Dibuat model matematis
– Operasi perhitungan dalam jumlah besar
– Perhitungan secara berulang-ulang (iterasi)
– Perlu bantuan komputer

Metode untuk menghasilkan penyelesaian yang


baik :
1. Metode Analisis / Eksak
Penyelesaian matematis untuk persoalan
sederhana atau ada teorema analisa
matematikanya.
2. Metode Numerik
Persoalan sangat sulit / tidak ada penyelesaian
matematisnya.
3. Metode Simulasi
Persoalan yg mempunyai kompleksitas tinggi
shg dg metode numerik tdk diperoleh solusi yg
baik.
Ilustrasi Masalah Numerik
Contoh : analisis benda jatuh (penerjun)

Metode Analisis
FU = -cv Hukum Newton :
F = ma
dv ............................ (1)
F =m
dt
FD = mg
dan jumlah gaya (F) :
F = FD + FU
F = mg – cv ...................... (2)

Ilustrasi Masalah Numerik


(1) = (2), sehingga : Jika : m = 68.100 gr
dv g = 980 cm/dt2
m = mg − cv c = 12.500 gr/dt
dt
dv c maka :
=g− v
dt m
980 × 68100  t 
 12500 
−
v(t ) = 1 − e  68100  
v(t ) =
gm
c
[
1 − e − (c m ) t ] 12500  
(
v(t ) = 5339 1 − e −0 ,18355 t )
Ilustrasi Masalah Numerik
5500

t v(t) 5000

(dt) (cm/dt) 4500

4000
0 0 3500
2 1640 3000

v(t)
4 2777 2500

6 3564 2000

8 4109 1500

10 4487 1000

12 4749 500


0
5339 0 2 4 6
t
8 10 12

Ilustrasi Masalah Numerik


Metode Numerik

dv ∆v v(ti +1 ) − v(ti )
≈ =
dt ∆t ti +1 − ti
v(ti +1 ) − v (ti ) c
= g − v (ti )
ti +1 − ti m
 c 
v (ti +1 ) = v (ti ) +  g − v(ti ) (ti +1 − ti )
 m 
Ilustrasi Masalah Numerik
Model Matematika :
v(ti +1 ) = v(ti ) + [980 − 0,18355 × v(ti )] (ti +1 − ti )
Pada saat t1 = 0, v(0) = 0
Pada saat t2 = 2 detik :
v(2) = 0 + [980 − 0,18355 × 0] (2 − 0 )
v(2) = 1.960 cm/dt
Pada saat t3 = 4 detik :
v(4) = 1960 + [980 − 0,18355 ×1960] (4 − 2 )
v(4) = 3.200 cm/dt

Ilustrasi Masalah Numerik


t v(t) (cm/dt)
(dt) Metode Analisis Metode Numerik
0 0 0
2 1640 1960
4 2777 3200
6 3564 3986
8 4109 4482
10 4487 4797
12 4749 4996
∞ 5339 5339
Ilustrasi Masalah Numerik
5500

5000

4500

4000

3500
Metode Analisis
3000 Metode Numerik
v(t)

2500

2000

1500

1000

500

0
0 2 4 6 8 10 12
t

Angka Signifikan
Angka signifikan adalah jumlah digit untuk
menandakan keandalan suatu nilai numerik.
Contoh :
• 0,00001845 = 1,845 x 10-5  4 angka signifikan
• 0,0001845 = 1,845 x 10-4  4 angka signifikan
• 0,001845 = 1,845 x 10-3  4 angka signifikan
• 4,53 x 104  3 angka signifikan
• 4,530 x 104  4 angka signifikan
• 4,5300 x 104  5 angka signifikan
Akurasi dan Presisi

(a) (b)

(c) (d)
Kenaikan akurasi

Akurasi dan Presisi


Nilai Presisi mengacu pd jumlah angka signifikan
yang digunakan dan sebaran bacaan berulang pd
alat ukur.
Contoh : jangka sorong lebih presisi drpd penggaris
Nilai Akurasi mengacu pd dekatnya nilai pende-
katan yg dihasilkan dengan nilai acuan / nilai eksak.
Contoh :
nilai eksak = 0,5 Toleransi (e) = 10-4
Kesalahan (ε) = -10-6
nilai pendekatan = 0,500001
| ε | < e  Akurat
Pendekatan dan Kesalahan
Penyelesaian dari Metode Numerik hanya
memberikan Nilai Pendekatan dari Metode
Analisis/Eksak
 Ada Kesalahan (Error)
Jika a : Nilai Eksak, â : Nilai Pendekatan dan ε :
Kesalahan (Error), maka :
ε=a–â
a=â+ε

Pendekatan dan Kesalahan


Ada 3 jenis kesalahan :
1. Kesalahan Perhitungan
Kesalahan dr nilai data spt salah menyalin
data, salah membaca skala, tidak mengerti
data yg diukur.
2. Kesalahan Pembulatan (round of error)
Mengabaikan bbrp angka terakhir.
3. Kesalahan Pemotongan (truncation error)
Tidak melakukan perhitungan scr lengkap.
Pendekatan dan Kesalahan
Kesalahan relatif (εr) :
ε a − aˆ
ε r = × 100% = × 100%
a a
Pada banyak kasus, kesalahan relatif tidak bisa
dihitung karena nilai eksak tidak diketahui,
sehingga kesalahan relatif dihitung berdasarkan
nilai pendekatan sbb :
aˆ n − aˆ n −1
εa = ×100%
aˆ n

Deret Taylor
Deret Taylor dalam Metode Numerik digunakan
untuk penyelesaian persamaan diferensial.
Bentuk umum :
h h2 h3
′ ′′ ′′′
f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f ( xi ) + f ( xi ) + f ( xi )
1! 2! 3!
hn
+ L + f ( xi ) + Rn
n

n!
Deret Taylor
Jika suatu fungsi f(x) diketahui nilainya dan nilai
semua turunannya pd titik xi maka nilai f pd titik xi+1
yang berjarak h dari titik xi dapat dihitung dengan
menggunakan Deret Taylor.
y f(x)
orde 2

orde 1

orde 0

xi xi+1 x

Contoh 1
Pengukuran panjang sebuah jembatan dan sebuah
paku masing-masing didapatkan 9.999 cm dan 9
cm. Nilai eksak masing-masing adalah 10.000 cm
dan 10 cm. Hitunglah kesalahan dan kesalahan
relatif.
Jawab :
Jembatan Paku
ε = 10000 – 9999 = 1 cm ε = 10 – 9 = 1 cm
1 1
εr = ×100% = 0,01% εr = ×100% = 10%
10000 10
Contoh 2
Taksirlah nilai e0,5 dengan menggunakan deret
Taylor orde 3 (suku ke 4) berdasarkan titik basis
e0. Hitunglah kesalahan dan kesalahan relatifnya
terhadap nilai eksak dari e0,5. Apakah nilai taksiran
tsb. akurat jika toleransi diberikan sebesar 10-4 ?
Jawab :
f ( x) = e x → f ′( x ) = e x
xi = 0 → f ( xi ) = f ′( xi ) = e 0 = 1
xi +1 = 0,5 → h = xi +1 − x = 0,5

Contoh 2
Nilai eksak : e0,5 = 1,64872
Nilai e0,5 dihitung dengan menggunakan deret
Taylor orde 3 :
h h2 h3
f ( xi +1 ) = f ( xi ) + f ′( xi ) + f ′′( xi ) + f ′′′( xi )
1! 2! 3!

0,5 0 0,52 0 0,5


3
e 0,5
=e +e
0 0
+e +e = 1,64583
1! 2! 3!
Contoh 2
Besarnya kesalahan yang terjadi :
ε = 1,64872 – 1,64583 = 0,00289
Kesalahan relatif :
0,00289
εr = ×100% = 0,175%
1,64872
Toleransi (e) = 10-4
| ε | > e  Tidak Akurat

Contoh 3
Nilai ex dapat dihitung berdasarkan deret Mac-
x 2 x3 x 4 xn
Lauirin sbb : e x = 1 + x + + + +L+
2! 3! 4! n!
Hitunglah e0,5 berdasarkan deret tsb. sampai
dengan suku ke 6 (orde 5). Hitunglah kesalahan
dan kesalahan relatifnya serta tentukan apakah
nilai taksiran tsb. akurat jika digunakan toleransi
10-4.
Contoh 3
Nilai eksak : e0,5 = 1,64872
Nilai e0,5 dihitung dengan menggunakan deret Mac
Laurin orde 5 :
0,52 0,53 0,54 0,55
e 0,5 = 1 + 0,5 + + + + = 1,64870
2! 3! 4! 5!
Kesalahan : ε = 1,64872 – 1,64870 = 0,00002 = 2×10-5
0,00002
Kesalahan relatif : ε r = = 1,21×10 −5
1,64872

| ε | < e = 10-4  Akurat

Anda mungkin juga menyukai