Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENGAMATAN BIOLOGI

RESPIROMETER

Oleh:

Ayesha Putri Fadzila (06)

Della Purnamasari (10)

Ega Maulidyah (11)

Vania Addini (36)

Kelas XI MIA 1

SMA Negeri 3 Depok

Jl. Raden Saleh Raya- Kota Depok, Jawa Barat


BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa


organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas 02 dan
gas CO2 berlangsung melalui proses difusi di dalam alat pernapasan. Alat-alat pernapasan
dapat berupa paru-paru, insang, trakea, maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan
pertukaran gas O2 dan CO2. Alat pernapasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi
untuk mengangkut dan mengedarkan O2 keseluruh tubuh serta mengeluarkan CO2 . Trakea
memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar keseluruh jaringan
tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara
masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat sepanjang lateral tubuh
serangga. Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke
kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak
secara teratur.

Proses respirasi pada tanaman dan hewan dapat diamati dengan berbagai metode. Salah
satu serangga yaitu jangkrik dengan memasukkan salah satu dari keduanya pada alat
repirometer yang berfungsi untuk mengamati terjadinya respirasi. Larutan merah adalah
salah satu bahan yang digunakan untuk mengetahui adanya perubahan larutan merah yang
sebelumnya telah diteteskan pada skala 0 respirometer. Terjadinya perubahan (bergeraknya)
larutan merah tersebut dapat dijadikan sebagai indicator untuk mengamati adanya proses
respirasi pada jangkrik. Untuk lebih memahami proses ini dilakukan pengamatan pada
jangkrik yang diperlakukan sama yaitu dimasukkan dalam tabung respirometer.

Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata pernapasan


organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Hal ini
memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktor seperti umur atau pengaruh cahaya
mempengaruhi rata-rata pernapasan.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Januari 2020 di Laboratorium IPA, SMA Negeri
3 Depok.

B. Alat dan Bahan


1. Respirometer Sederhana
2. Pinset
3. Larutan KOH/NaOH
4. Eosin
5. Vaselin
6. Neraca empat lengan
7. Jangkrik
8. Kapas
9. Tissue

A. Cara Kerja

1. Memasukkan kertas isap yang telah dicelupkan di larutan KOH ke dalam botol
respirometer.
2. Menutup kertas itu dengan selapis kapas. Agar hewan tidak tersentuh KOH/NaOH.
3. Memasukkan Gryllidae (jangkrik) yang sudah ditentukan beratnya (ditimbang
beratnya) dan memasukkan ke dalam botol respirometer.
4. Menutup botol spesimen dengan pipa berkala. Agar kedap udara, mengoleskan
dengan vaselin. Kemudian menutup ujung pipa berskala dengan jari selama 2 menit.
Kemudian melepaskan dan menutup dengan setetes air berwarna/eosin dengan
menggunakan pipet.
5. Mencatat letak eosin, mengamati berubahan setiap 5 menit selama 15 menit, dan
mencatat pada tabel pengamatan.
6. Melakukan percobaan ini dengan variabel berat yang berbeda
BAB III

DATA DAN HASIL PRAKTIKUM

A. Data Hasil Praktikum

Respirometer KOH

JANGKRIK PERTAMA

5 Menit 10 Menit 15 Menit


JANGKRIK KEDUA

5 Menit 10 Menit 15 Menit

HASIL PENGAMATAN

Nama Jarak yang ditempuh Eosin dan Volume O2


Hewan Menit Ke-
Hewan 1 (0,3 gr) Hewan 2 (0,5 gr)
5 0,20 ml 0,44 ml
10 0,34 ml 0,75 ml
15 0,47 ml 0,90 ml
Jangkrik Rata-rata/ menit 0,34 ml 0,70 ml

Pertanyaan :

1. Apa tujuan digunakan NaOH atau KOH dalam percobaan tersebut?


Dalam percobaan ini digunakan NaOH yang berfungsi sebagai pengikat CO2 agar
organisme (jangkrik) tidak menghirup CO2 yang dikeluarkan setelah jangkrik bernapas
dan pergerakan larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.

2. Mengapa pada percobaan terjadi perubahan kedudukan eosin? Jelaskan!

Larutan eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme (jangkrik)
pada repirometer. Larutan eosin selama percobaan selalu bergerak mendekati botol
respirometer karena organisme dalam percobaan (jangkrik) dalam respirometer dapat
menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan eosin yang berwarna dapat
bergerak. Pergeseran eosin disebabkan karena faktor konsumsi oksigen oleh serangga
didalam tabung. Eosin bergerak ke arah tabung spesimen ke dalam karena adanya
penyusutan volume udara dalam tabung tersusut tersebut . Karena oksigen dihirup oleh
jangkrik kemudian karbondioksida diserap NaOH. Begitu terus sehingga udara dalam
tabung berkurang dan eosin bergerak ke dalam.

3. Adakah hubungan antara berat badan jangkrik dengan kebutuhan oksigen?


Ada. Jangkrik yang lebih berat akan semakin membutuhkan oksigen karena proses
respirasinya lebih banyak.

BAB IV

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :

 Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah oksigen yang diperlukan untuk
respirasi mahkluk hidup disebut respirometer. 
 KOH/NaOH digunakan pada percobaan ini sebagai pengikat oksigen, sehingga
bisa membuat larutan eosin tersebut  bergerak mendekati hewan/ tumbuhan. 
 Proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan sejumlah
energi.
 Hubungan antara berat badan serangga dengan volume udara (O2) yang digunakan
untuk keperluan respirasi, yaitu semakin berlebih berat badan serangga maka
semakin banyak oksigen yang diperlukan untuk proses respirasi.
 Faktor yang juga dapat mempengaruhi antara lain, berat tubuh, kegiatan tubuh,
kondisi fisik, suhu tubuh dan suhu di dalam respirometer.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

 Modul biologi
 Buku Biologi Siswa Kurikulum 2013
 http://ailenroca.blogspot.com/2014/11/praktikum-biologi-respirometer.html
 http://wonderfulsains.blogspot.com/2014/12/praktikum-yuuuktentang-
respirasi.html

Anda mungkin juga menyukai