Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIV/AIDS

Dosen : Kartmithasari Yandra K,Ners. M.Kep

OLEH :

NAMA : Tri harianto

NIM : 2018.C.10a.0989

TINGKAT : II B

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palangka Raya, 1 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................4
1.3 Tujuan ..................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Pada Proses Keperawatan ................................................5

2.2 Manajemen Pada Tahap Pengkajian ....................................................7

2.3 Manajemen Pada Tahap Diagnosis ......................................................8

2.4 Manajemen Pada Tahap Perencanaan .............................................8

2.5 Manajemen Pada Konferensi Keperawatan ...................................10

2.6 Manajemen Pada Tahap Implementasi ..........................................11

2.7 Manajemen Pada Tahap Evaluasi ...................................................14


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................16

3.2 Saran ..................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum mutu pelayanan kesehatan di Indonesia masih relatif belum


profesional. Hal ini bisa dilihat dengan adanya kemampuan profesional terbatas,
pengaturan tugas yang kurang efektif, dan fasilitas maupun alat yang kurang
memadai. Kondisi seperti ini terjadi akibat relatif masih kurangnya penguasaan
ilmu pengetahuan maupun adanya krisis moral para perilaku pelayan kesehatan
akibat krisis di berbagai bidang yang berkepanjangan.

Di sisi lain, era globalisasi dengan berbagai konsekuensinya seperti tuntutan


pelayanan rumah sakit yang semakin kompetitif menuntut petugas kesehatan
untuk bertindak profesional. Situasi ini menuntut para pembaharu di bidang
keperawatan untuk mengembangkan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
untuk dapat diimplementasikan dalam pengorganisasian ruang keperawatan
sehingga dapat menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan melalui pemberian
asuhan keperawatan. Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan
dengan berbagai keuntungan dan kerugiannya. Pada akhirnya, diharapkan
pimpinan keperawatan dapat memilih metode pemberian asuhan keperawatan
yang sesuai dengan falsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan, dan keadaan
pasien yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di rumah sakit.

Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan,


oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan
mutu pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk
memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai
kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan
salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana
asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model
asuhan keperawatan yang diberikan. Penetapan dan keberhasilan model
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di suatu rumah sakit sangat

3
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana pemahaman
perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat
unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan
akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan. Jika perawat
tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang
independen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Manajemen Pada Proses Keperawatan ?
2. Bagaimana Manajemen Pada Tahap Pengkajian ?
3. Bagaimana Manajemen Pada Tahap Diagnosis ?
4. Bagaimana Manajemen Pada Tahap Perencanaan ?
5. Bagaimana Manajemen Pada Konferensi Keperawatan ?
6. Bagaimana Manajemen Pada Tahap Implementasi ?
7. Bagaimana Manajemen Pada Tahap Evaluasi ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang manajemen
asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus.
a. Memahami manajemen pada proses keperawatan
b. Memahami manajemen pada tahap pengkajian
c. Memahami manajemen pada tahap diagnosis
d. Memahami manajemen pada perencanaan
e. Memahami pada konferensi keperawatan
f. Memahami manajemen pada tahap implementasi
g. Memahami manajemen pada tahap evaluasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Pada Proses Keperawatan

Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
Sukmana (1986). Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional. Manajemen pada proses keperawatan
mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan.
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang
mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan di masa datang.
Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data, memvalidasi, dan
menginterprestasikan informasi tentang pasien sebagai individu yabg unik.
Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan dengan menganalisis
data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan
diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap masalah
kesehatan aktual maupun potensial.
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan
diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan
tindakan alternatif untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang
optimal. Semua kegiatan keperawatan harus menggunakan sumber-sumber yang
tersedia melalui penetapan tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam proses
keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan harus direncanakan untuk menunjang tujuan pengobatan medis, dan
memenuhi rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan
berati perawat mengarahkan, menolong, mengobservasikan dan mendidik semua
personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut. Pemantauan
yang terus menerus terhadap personil keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi
perilaku dan pendidikan, merupakan supervisi keperawatan yang penting.

5
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan. Evaluasi
merupakan pertimbangan sistematis dan standart dari tujuan yang dipilih
sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang aktual dan tingkat
asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat
dibuat jika tujuan yang diidentifikasikan sebelumnya cukup direalitas dan dapat
dicapai oleh perawat, pasien dan keluarga.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus-menerus oleh
perawat, melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh para manajer
keperawatan sebelumnya. Para manajer keperawatan ( terutama manajer pada
tingkat bawah) terlibat dalam proses manajerial yang melibatkan berbagai fungsi
manajemen, dalam rangka memengaruhi dan mengerakkan bawah. Hal itu
dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai dengan
kode etik dan standart praktik keperawatan.
perawat memiliki peran antara lain sebagai berikut :
1. Peran perawat sebagai kordinator.
Bahwa dalam tugas memberikan asuhan keperawatan, seorang perawa harus bisa
mengelola pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Sebab penanganan pasien
tidak dilakukan oleh perawat sendiri tetapi tetapi harus bekerja sama dengan
dokter, ahli gizi, fisioterapis dan timkesehatan lainnya. Untuk mengelola tim
kesehatan lainnya. Untuk mengelola tim kesehatan lainnya agar lebih tertib,
teratur, terencana terkoordinasi dengan baik makaperawat perlu menguasai ilmu
kepemimpinan dan manajemen.
2. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer.
Jumlah dah kualifikasi perawat yang bekerja diruang perawatan sangat banyak
dan bervariasi. Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, para perawat
diatur dan dipimpin oleh kepala ruangan. Kepala ruangan tersebut akan
menjalankan peran sebagai seorang manajer sekaligus menjalankan peran sebagai
seorang pemimpin, mengatur dan mengarahkan para perawat yang bertugas. Pada
kenyataannya meskipun sudah diatur dan diarahkan, sering terjadi konflik baik
diantara para perawat maupun antara perawat dan kepala ruangan sebagai
pemimpin. Oleh karena itu agar dapat mengantisipasi dan menangani masalah

6
yang akan muncul perawat perlu mempelajari dan menguasai ilmu manajemen
dan kepemimpinan.
3. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer diri sendiri.
Sebagai seorang perawat yang professional, masing-masing perawat harus dapat
memimpin dan mengatur dirinya sendiri. Tanpa kemampuan manajemen diri yang
baik sulit sekali seorang perawat akan dapat memberikan pelayanan asuhan
keperawatan yang profesional kepada pasien.

2.2 Manajemen Pada Tahap Pengkajian


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian
adalah:
1. Perawat memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetauhuan fisiologi,
psikologi, sosial dan kultural
2. Perawat memiliki pemahaman tentang proses keperawatan.
3. Perawat memiliki pemahaman tentang diri perawat sendiri, respon fisiologis,
dan psikologis
4. Perawat harus menerima pasien apa adanya.
5. Perawat harus berperan sebagai pengamat, pendengar aktif, dan mempunyai
pengertian yang baik tentang informasi apa yang harus dikumpulkan dimana dan
bagaimana.
6. Perawat harus mengumpulkan data secara sistematis dan menggunakan
pedoman yang mudah dimengerti.
7. Perawat menggunakan teori-teori, seperti hierarki maslow tentang kebutuhan
dasar manusia, teori tentang adapatasi manusia, dan teori De Elizabeth kubler-Ros
tentang reaksi pengalaman lalu dan sarang.
8. Waktu yang diperlukan untuk pengkajian harus diperioritaskan sehingga
perawat pasien dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pengumpulan data.
9. Perawat harus memahami teknik dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi.
10. Perawat harus memahami faktor-faktor distraksi baik eksternal maupun
internal dari pasien.
11. Kedekatan dan kepercayaan antara perawat pasien harus mendapat prioritas.

7
12. Perawat harus belajar “objective concern”, sering kontak dengan pasien yang
memang memerlukan bantuan perawat lebih karena kondisinya.
13. Data harus dikumpulkan sesegera mungkin setelah pasien ada.
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan pada tahap pengkajian
adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan. Dalam pengumpulan data, perlu
ditetapkan kualifikasi tenaga keperawatan yang tepat dan juga tempat, fasilitas,
serta sarana yang diperlukan.

2.3 Manajemen Pada Tahap Diagnosis


Diagnosis keperawatan merupakan keputusan profesional dari perawat yang
menggambarkan kondisi pasiennya. Proses diagnosis mencakup pengelompokan
data, analis, dan merumuskan diagnosis. Diagnosis keperatawan ada yang bersifat
aktual, potensial, dan possible. Perawat yang akan merumuskan diagnosis
keperawatan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang fisiologi-patologi,
area masalah keperawatan, serta kemampuan berfikir secara objektif yang kritis.
Diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan harus dimasukkan dalam
daftar masalah keperawatan klien dan ditanda tangani oleh perawat yang
bersangkutan.

2.4 Manajemen Pada Tahap Perencanaan


Jika perawat ingin memberikan asuhan keperawatan yang efektif kepada
pasien. Perawat harus menggunakan lebih banyak pikiran dalam menyusun
perencanaan. Perencanaan akan menentukan jenis intervensi keperawatan.
Kesehatan merupakan salah satu alasan utama dalam perencanaan
terutama di dalam kebingungan dan disorganisasi aktivitas keperawatan dibangsal
dan asuhan keperawatan yang buruk. Semakin kompleks jenis asuhan pasien,
perencanaan akan semakin penting. Perencanaan mencangkup pengambilan
keputusan dalam rangka memecahkan masalah pasien. Pengambilan keputusan
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan profesi, filosofi personal, kesediaan
menerima tanggung jawab mengambil keputusan, dan kesediaan membantu
anggota tim lain untuk turut berkontribusi dalam asuhan keperawatan pasien.
1. Tahapan Perencanaan Keperawatan

8
Tahapan perencanaan keperawatan terdiri atas:
a. Penyusunan prioritas masalah pasien yang telah teridentifikasi
b. Perumusan tujuan untuk setiap masalah pasien
c. Pemilihan intervensi keperawatan spesifik untuk mencapai tujuan
d. Pencatatan informasi pada formulir “rencana asuhan keperawatan”
2. Tujuan Penulisan Rencana Asuhan Keperawatan
Pencana asuhan keperawatan memperlihatkan apakah perawat betul-betul
membantu pasien dan bagaimana membantu pasien dan keluarga untuk mencapai
tujuan. Selain itu, rencana tersebut mengarahkan apa yang harus dilakukan
perawat untuk mencapai hasil yang diharapkan, agar proses pencapaian menjadi
lebih efekif.
Tujuan menulis rencana asuhan keperawatan adalah :
a. Menunjukkan tujuan suhan keperawatan
b. Sebagai pedoman asuhan yang berorientasi kepada pasien
c. Sebagai alat komunikasi bagi seluruh staf yang terkait dengan pasien
d. Sebagai pedoman supervisi dalam melaksanakan asuhan keperawatan
e. Sebagai dasar untuk menangani asuhan keperawatan
3. Bagian-bagian Penting dalam Rencana Asuhan Pasien
Istilah rencana asuhan pasien disini adalah uraian seluruh asuhan terhadap
pasien yang menjadi tanggung jawab perawat. Asuhan pasien mencangkup tiga
aspek; asuhan umum yaitu asuhan yang dinstruksikan oleh dokter atau
kebijaksaaan rumah sakit, asuhan medis yang diinstruksikan oleh dokter tetapi
didelegasikan kepada yang lain, dan asuhan keperawatan yan diinstruksikan dan
menjadi tanggung jawab perawat. Bagian-bagian rencana asuhan pasien adalah
sebagai berikut.
a. Asuhan umum pasien (general patient care). Hal ini mencangkup keperluan
makan-minum, jumlah aktivitas fisik, kebersihan diri, keamanan, dan
kenyamanan.
b. Asuhan medis yang didelegasikan (delegated medical care). Tanggung jawab
utama dokter adalah diagnosis dan terapi untuk mengobati penyakit atau
mengurangi gejala. Dokter mendelegasikan kepada staf keperawatan atau spesialis

9
teknik. Misalnya, pemberian infus dalam rangka diagnosis dan tujuan terapi
mdeis.
c. Intervensi keperawatan (nursing intervetion or nursing orders). Intervensi ini
merupakan tanggung jawab perawat yang ditujukan untuk mengatasi respons
pasien terhadap penyakitnya.

2.5 Manajemen Pada Konferensi Keperawatan


Perawat profesional bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana
keperawatan dan mempertahankannya agar tetap baru (up to ote keperawatanlah
yang akan mempertahankan rencana asuhan keperawatan tetap baru setiap hari
dan mempergunakannya secara konstan, karena hal the merupakan persyaratan
awal bagi asuhan keperawatan yang efektif agar Informasi terbaru sangat
diperlukan dalam rencana asuhan keperawatan. Informasi terbaru ini dapat
diperoleh:
(a) selama ronde kunjungan pasien
(b) pada saat pengecekan kardleks atau chart pasien dengan interval yang teratur
(c) pada saat laporan diberikan, misalnya laporan pergantian dinas dan peda saat
pelaporan semua kondisi terbaru pasien
(d) pada perubahan-perubahan yang dibuat oleh primary nurse. Jika dirawat
dengan penugasan primary nurse, perawat bertanggung jawat terhadap pasien 24
jam atau hari selama pasien dirawat di rumah sakit. Semun perubahan dilakukan
oleh primary nurse, kecuali pada saat tidak dinas yang didelegasikan kepada
associate nurse
(e) pada konferensi keperawatan. Konferensi ini merupakan waktu untuk me-
lengkapi semua informasi tentang kondisi pasien dan untuk meyakinkan apakah
semua bagian dan perencanaan dapat digunakan.
1. Konferensi Rencana Asuhan Keperawatan
Diskusi kelompok dan rencana asuhan keperawatan cenderung mengurangi
metode fungsional yang lama untuk asuhan keperawatan. Hal itu karena semua
staf yang terlibat dalam asuhan keperavatan lebih menyadani bahwa pasien perlu
lebih dihargai dan dibantu semaksimal mungkin. Dalam hal ini, perawat
mempunyai tugas untuk membangun dinamika kelompok dan tim kerja. Seluruh

10
staf harus dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pasien. Dan tugas
konferensilah untuk membantu setiap oran
2. Tujuan Konferensi
a. Merencanakan asuhan pasien secara individual
Konferensi akan membahas bentuk asuhan pasien secara individual dan
komprehensif. Setiap staf yang terlibat dapat memberikan masukan. Hal ini akan
menambah pengetahuan bagi seluruh staf. Selain ifu, staf merasa diperhatikan,
yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi kerja dan kepercayaan diri.
b. Mengoordinasi semua pelayanan yang sesuai perbedaan jenis pelavanan yang
diberikan kepada pasien di nimabh sakit, sehingga jenis-jenis pelayanan ini dapat
digunakan semaksimal mungkin oleh pasien. Selama konferensi, kelompok
menjadi lebih sadar dan mengert lentang
c. Meningkatkan semangat komperatif
Selama konferensi, staf bekerja sama , belajar lebih banyak tentang pasien
serta terlibat dalam perencanaan dan pemberian asuhan pasien , semangat kerja
dirangsang oleh perasaan puas yang timbul jika mereka masing-masing mampu
bekerja dengan baik hal ini akan menimbulkan semangat komperatif.
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahan staf keperawatan dalam konferensi,
semua hal tentang pasien akan didiskusikan bersama . Semua instruksi terhadap
pasien dapat disampakan pada saat Konferensi. Dalam diskusi ini, tergambar
peran masing-masing dari orang yang terlibat dalam asuhan pasien.
Disampaikan pula informasi tentang bagaimana berbicara dengan pasien, apa
yang akan dikatakan, apa yang tidak boleh dikatakan, serta interpretasi tentang
kebijaksanaan rumah sakit. Selain itu, dibahas pula etika dalam menjaga
kerahasiaan informasi tentang pasien. Secara umum, sebisa mungkin harus dijaga
agar hanya sedikit topik yang berkemebang diluar masalah spesifik pasien.
Konferensi rencana asuhan keperawatan harus direncanakan. Beberapa
perencanaan awal sangat diperlukan agar konferensi berjalan dengan baik dan
dapat menyebar dengan baik disetiap orang dalam perencanaa asuhan
keperawatan.

2.6 Manajemen Pada Tahap Implementasi

11
Perawat profesional harus menggunakan semua teknik manajemen, yang
salah satunya adalah supervise. Selain itu, untuk membantu staf memberikan
asuhan keperawatan dengan baik. Rencana asuhan keperawatan adalah daftar
intruksi dokter dan kegiatan rutin, biasanya mencakup pengobatan, serta intruksi
keperawatan
1. Menggunakan Rencana Asuhan dalam Mengorganisasi pekerjaan
a. Perencanaan adalah bagian dari menjemen asuhan pasien
Mengimplementasikan rencana asuhan pasien tidak hanya
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan, tetapi juga mencakup observasi,
pengambilan keputusan, dan komunikasi.
b. Pengetahu diperlukan untuk perencanaan yang baik
Tujuan utama keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan yang
berorientasi pada pasien. Perawat harus bekerjasama dan menerima pasien sebagai
individu dan menyadari adanya masalah pada pasien. Staf keperawatan harus
mempunyai pengetahuan terkait kondisi dan masalah pasien.
c. Perencanaan penting untuk kegiatan yang efektif
Apabila tidak ada rencana, maka yang ada adalah kebingungan.
Perencanaan membuat kita tahu ke mana kita harus pergi dan bagaimana
mencapainya. Tanpa informasi tentanng ini, semua aktivitas akan sia-sia atau
hanya sedikit yang dicapai. Dalam manajemen asuhan pasien yang baik,
perencanaan dan organisasi sangat penting, tidak hanya untuk menyediakan
asuhan keperawatan yang baik tetapi juga untuk koordinasi semua aktivitas
keperawatan.
d. Mengatur pekerjaan diri kita sendiri
Asuhan keperawatan akan efektif jika bisa memenuhi kebutuhan pasien
yang mencakup kebutuhan fisik, emosi, dan spiritual. Mengatur pekerjaan
mempunyai arti menyusun prioritas mana yang paling penting untuk keselamatan
pasien dan bagi pekerja staf, sehingga setiap pasien akan menerima asuhan sesuai
kebutuhan dan pada waktu yang tepat.
e. Menjawab enam pertanyaan : what, why, when. Who, where and how.

12
(1). Jawaban terhadap pertanyaan what (apa) dan why (kenapa) akan menguraikan
tentang apa dan mengapa asuhan keperawatan penting bagi pasien serta fasilitas
dan sarana apa yang diperlukan.
(2). Jawaban untuk when (kapan) menguraikan tentang waktu serta berapa lama
asuhan keperawatan diberikan, sehingg dapat dinilai efisien asuhan
keperawatannya.
(3). Jawaban terhadap pertanyaan how (bagaimana) harus meruuk kepada
kebijakan rumas sakit, manual prosedur, dan rencana asuhan keperawatan pasien.
Jawaban akan memberikan gambaran tentang metode, strategi, tahap- tahap dan
asuhan keperawatan yang dibeikan. Selain itu, juga dilihat apakah metode dan
strategi yang dipilih benar-benar efisien sehhingga akan menigkatakan kualitas
asuhn keperawatan.
(4) Jawaban terhadap pertanyaan where (di mana) menunukkan tempat di mana
asuhan keperawatan dilaksanakan.
Sedangkan jawaban untuk pertanyaan who (siapa) mencakup siapa yang
harus melaksanakan asuhan keperawatan, apakah dapat didelegasikan kepda
pembantu perawat atau kepad praktisi. Jadi intinya, memilih orang yang tepat
untuk suatu tugas adalah penting.
2. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien dalam Orientasi
Orientasi adalah kegiatan pengenalan untuk mempelajari situasi,
lingkungan, dan program tempat kerja. Beberapa orientasi harus mencakup
informasi yang terkait. Artinya, tidak hanya mencakup situasi fisik dan rumah
sakit, tetapi mencakup juga tugas dan tanggung jawab spesifik dan setiap orang.
Orientasi harus dilaksanakan terus-menerus selama beberapa hari sampai seeorang
merasa diterima dalam lingkungan ruangan, sehingga ia bisa bekerja dengan
tenang dan aman. Hal itu terutama untuk tenaga perawat baru.
3. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien sebagai Pedoman untuk Supervisi
Perencanaan dan organisasi dipakai dasar untuk supervisi yang efektif.
Supervisi mencakup semua aktivitas yang diyakini manajemen akan membantu
mencapai tujuan administrasi. Supervisi dalam keperawatan mencakup pelaporan,
pembagian tugas, pemberian arahan, pengamat, penilai, pembimbing, dan

13
pendidik pekerja. Supervise meyakinkan bahwa semua pasien menerima asuhan
seperti yang seharusnya.
Beberapa yang perlu di perhatikan dalam kegiatan supervisi adalah sebagai
berikut.
a. Memberikan laporan pasien dengan lengkap
Laporan adalah tanggung jawab mendasar dari administrasi dan manajemen.
Laporan perawat adalah salah satu bentuk dan orientasi yang tujuannya
memberikan informasi tentang situasi yang ada dan terjadi saat ini, yang
digunakan untuk mempersiapkan personel kerja pada hari ini.
Baik perawat maupun pembantu perawat harus mempunyai harus mempunyai
pengetahuan yang sama tentang kondisi pasien. Pengetahuan ini mencakup
masalah pasien, metode untuk membantu memecahkan masalah pasien, serta
pengobatan dan perkembangan kondisi pasien
b. Membuat rencangan laporan agar lengkap dan membntu
(1). Setiap laporan harus berisi kebenaran dan menggambarkan kondisi pasien.
(2). Perawat selalu memanggil tiap pasien dengan nama
(3). Perawat selalu menggunakan rencana asuhan pasien sebagai pedoman dalam
memberikan gambaran yang lengkap tentang pasien.
(4). Perawat harus mempertahankan laporan pada tingkat professional.
c. Melakukan tugas dengan baik
(1). Perencanaan asuhan keperawatan pasien harus menggambarkan intuksi-
intruksi keperawatan yang harus dilaksanakan selama 24 jam. Jika pasien harus
pindah tempat perawatan,rencana asuhan harus dipindahkan ke tempat yang baru
(2). Rencana asuhan keperawatan pasien harus digunakan sebgai dasar untuk
dokumentasi asuhan keperawatan. Pendokumentasikan dalam bentuk catatan
pasien menggambarkan perkembangan kondisi pasien dan menggambarkan semua
kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sebagai tanggung jawab
terhadap masyarakat.

2.7 Manajemen Pada Tahap Evaluasi


Evaluasi adalah tahap akhir dalam rangkaian pemecahan masalah yang
merupakan bagian dari tanggung jawab perawat profesional. Beberapa konsep

14
dasar untuk membantu dalam mengevaluasi pencapaian asuhan
keperawatan adalah:
1. Selalu berpikir kritis dalam proses evaluasi
2. kriteria evaluasi harus dikembangkan untuk menyakinkan validitas, sehingga
evaluasi menjadi lebih objektif.
3. Standar asuhan keperawatan harus didefinisikan dengan jelas dan digunakan
secara konsisten.
Evaluasi asuhan keperawatn sangat menetukan gambaran dan kualitas asuhan
keperawatan. Untuk ha ini, seharunya diytampilkan:
a. penggunaan metode evaluasi yang tepat, yaitu mempelajari rencana asuhan
keperawatan, mengobservasi perilaku pasien sebagai respons terhadap asuhan
keperawatan, mempelajari catatan berorientasi masalah, serta pencatatan
keperawatan.
b. Audit keperawatan secara periodik
c. Pengumpulan umpan balik dari pasien tentang asuhan keperawatan yang
diberikan.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan adalah suatu kerangka kerja


yang mendefinisikan keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem MAKP. Tujuan manajeman asuhan keperawatan
professional antaralain menjaga konsistensi asuhan keperawatan, mengurangi
konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh
tim keperawatan, menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan,memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan,
menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan.

3.1 Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap
materi ini, sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama
kelompok terhadap pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan
diatas bisa bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat
untuk pembaca atau untuk referensi bagi mahasiswa yang lain.

16
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Yanyan. 2012. Manajemn Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta : Penerbit Erlangga

Marquis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : teori


aplikasi. Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai