Tegangan menengah dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua tegangan sekitar 1 kV hingga 30 kV sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran tegangan yang bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu (subjektif), atau dimana gejala-gejala tegangan menengah mulai terjadi (objektif).. Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikategorikan dalam Tegangan Rendah (Low Voltage), Tegangan Tinggi (High Voltage), Tegangan Tinggi Sekali (Extra High Voltage), atau Ultra Tegangan Tinggi (Ultra High Voltage) berbeda-beda untuk setiap negara atau perusahaan tenaga listrik di negara-negara tersebut dan biasanya tergantung pada kemajuan tekniknya masing- masing. Tegangan menengah yang digunakan PT. PLN adalah 6 kV dan 20 kV. Adapun alasan penggunaan tegangan menengah antara lain : 1. Agar rugi-rugi daya lebih sedikit. Hal ini dikarenakan pada transformator daya, nilai daya pada kumparan primer dan sekunder tetap, sehingga dengan menaikkan nilai tegangannya maka nilai arus akan turun. Nilai arus yang kecil ini mengakibatkan rugi-rugi daya yang seiring berjalannya waktu berubah menjadi energi panas yang lebih sedikit. 2. Dimensi kabel yang dibutuhkan lebih kecil. Hal ini dikarenakan arus yang dikirimkan kecil, sehingga tidak dibutuhkan dimensi kabel yang besar. Dengan dimensi kabel yang lebih kecil, biaya instalasi dan pembelian kabel menjadi lebih murah. 3. Voltage Drop (∆V) menjadi lebih kecil. Dimana besarnya ∆V juga dipengaruhi oleh besar arus yang mengalir pada saluran distribusi- transmisi, semakin besar arus maka voltage drop juga semakin besar begitu juga sebaliknya, semakin kecil arus yang mengalir maka nilai voltage drop juga akan semakin kecil. Secara umum, ada tiga jenis tegangan menengah yang akan diukur dalam pengujian tegangan menengah, yaitu tegangan menengah bolak-balik, tegangan menengah searah, dan tegangan menengah impuls. Pengujian tegangan menengah pada umumnya diperlukan untuk mengetahui apakah peralatan yang diuji masih memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut. Lingkup studi tegangan menengah memiliki cakupan yang cukup luas seperti pembangkitan tegangan AC, pembangkitan tegangan DC, kegagalan dielektrik udara, efek polaritas tegangan terhadap breakdown dielektrik udara, pengujian isolasi zat cair, dan medan listrik. Dengan begitu banyaknya masalah yang mencakup tegangan menengah, maka dibutuhkan pengujian tegangan menengah, dengan tujuan antara lain sebagai berikut: 1. Untuk menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen suatu alat) yang kualitasnya tidak baik, atau yang cara pembuatannya salah. 2. Untuk memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya untuk waktu yang tak terbatas. 3. Untuk memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat dapat tahan terhadap tegangan lebih untuk waktu terbatas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pelaksanaan praktikum instalasi listrik tegangan menengah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara mengukur listrik AC bertegangan tinggi ? 2. Bagaimana cara mengukur listrik DC bertegangan tinggi ? 3. Bagaimana cara mengukur kegagalan dielektrik udara dan pengaruhnya ? 4. Apa pengaruh polaritas tegangan saat breakdown pada suatu rangkaian ? 5. Bagaimana karakteristik tegangan pada isolasi jenis zat cair ? 6. Apa itu kubikel 20 kV dan cara mengidentifikasinya ? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam pembuatan laporan praktikum instalasi listrik tegangan menengah sebagai berikut : 1. Membahas pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi AC dengan menggunakan metode rasio transformator dan sela-sela bola standar. 2. Membahas pembangkitan dan pengukuran tegangan DC dengan menggunakan metode tanpa kapasitor penyearah dan menggunakan kapasitor penyearah. 3. Membahas pembangkit dan pengukuran tegangan tinggi DC kegagalan dielektrik udara dengan menggunakan metode elektroda bola-bola, elektroda jarum-jarum dan elektroda plat-plat. 4. Membahas pengaruh polaritas tegangan terhadap tembus sela udara dengan menggunakan metode elektroda jarum dan plat. 5. Membahas karakteristik kegagalan isolasi zat cair.
1.4 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum instalasi listrik tegangan menengah sebagai berikut : 1. Praktikan mampu memahami dan mengukur pembangkit tegangan AC. 2. Praktikan mampu memahami dan mengukur pembangkit tegangan DC. 3. Agar praktikan mampu memahami pembangkit tegangan tinggi DC dan mengetahui karakteristik kegagalan dielektrik pada udara. 4. Agar praktikan mengetahui efek polaritas tegangan terhadap breakdown dielektrik udara. 5. Agar praktikan mengetahui karakteristik dan pengaruh tegangan pada isolasi jenis zat cair. 6. Praktikan mampu mengidentifikasi dan mengoperasi kubikel 20 kV 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika laporan praktikum instalasi listrik tegangan menengah adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang praktikum tegangan menengah, tujuan praktikum tegangan menengah, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas dan menjelaskan tentang literatur dari jurnal yang sudah di publikasikan yang berkaitan dengan tegangan menengah lalu dimuat kedalam tinjauan pustaka.
BAB III METODE LAPORAN PRAKTIKUM
Bab ini membahas mulai dari perlengkapan-perlengkapan praktikum serta rangkaian dari setiap percobaan praktikum dan metode-metode yang digunakan dalam setiap percobaan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN PRAKTIKUM
Bab ini membahas tentang hasil percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi AC dengan metode rasio transformator dan sela-sela bola standar, pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi DC dengan menggunakan metode tanpa kapasitor penyearah dan menggunakan kapasitor penyearah, mengetahui konsep kegagalan dielektrik udara dengan metode elektroda bola-bola dibumikan dan elektroda jarum-jarum dibumikan, pengujian pengaruh polaritas dengan metode elektroda jarum dan plat dan pengoperasian kubikal 20 kV.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini membahas kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan penulis.