Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kampus Ketintang

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Surabaya 60231


T. +62.31.8280009 pes.502
FAKULTAS TEKNIK F. +62.31.8297197
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO www.fti.ft.unesa.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2019/2020


(Periode 03 Pebruari sd 15 Mei 2020)

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu


Nama :Dwi Irfan Kurniawan
Nim :19050514061
Kelas :PTE-B 2019
SKS : 2 SKS
Jurusan/Prodi/Angkatan : S1 PTE dan TE 2019
ari/Tanggal : Senin, Selasa, dan Rabu/.. Maret 2020
Waktu : 90 menit
Dosen : Dr. Tri Rijanto, MPd., MT.
Sifat : Ujian Daring
Soal
1. Untuk memahami dasar-dasar filsafat maka diperlukan pengetahuan mengenai pengertian,
karakteristik dan fungsi filsafat. Sebutkan pengertian filsafat baik secara etimologis,
operasional, maupun, karakteristik dan manfaat filsafat dalam praktik kehidupan!
2. Apakah yang dimaksud dengan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam filsafat?
3. Ilmu memiliki tiga asumsi objek empiris, jelaskan ketiga asumsi tersebut dan berikan contoh
sehingga menjadi jelas!
4. Objek formal filsafat adalah perenungan atau refleksi terhadap segala sesuatu (manusia, alam,
dan Tuhan) untuk mendapatkan hakikatnya yang terdalam. Berikan contoh hasil perenungan
atau refleksi dari filsafat di dalam bidang pendidikan!
5. Praksis pendidikan juga bersumber dari filsafat, filsafat pendidikan berfungsi memberikan
wawasan yang bersifat komprehensif mengenai hakikat pendidikan. Berikanlah gambaran
konkrit sifat ‘komprehensif’ filsafat pendidikan dalam memandang persoalan kehidupan
manusia sebagai individu yang akan terus belajar sepanjang hayatnya!

Selamat Berjuang!

Jika harus memilih antara ilmu dan harta, maka pilhlah ilmu, karena ilmu yang
tepat dapat melahirkan harta

Jawaban
1. Epistimologi adalah suatu cabang filsafat yang membicarakan hakikat ilmu. Objek objek
epistimologi itu sendiri adalah proses untuk memperoleh suatu tujuan yang mana
memperolehnya itu  usaha dari kita sendiri.Maka filsafat harus memperoleh tujuan yang
sama dengan usaha kita sendiri.
Filsafat secara operasional dapat didefinisikan sebagai  suatu proses berpikir  reflektif
sistematis dan  kritis kontemplatif untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori
tentang hakikat segala sesuatu secara komprehensif. Sebagai suatu hasil berpikir, filsafat
adalah sekelompok teori atau system pikiran.
Karakteristik filsafat ada tiga, yaitu radikal,integral dan sistematis. (1) Berfilsafat berarti
berfikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berfikir secara radikal, ia tidak
akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berfikirnya itu
akan senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan realitas seluruh kenyataan,
berarti dirinya sendiri sebagai suatu realitas telah termasuk ke dalamnya sehingga ia pun
berupaya untuk mencapai akar pengetahuan tentang dirinya sendiri. Telah jelas bahwa
artinya berfikir radikal bisa diartikan berfikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-
tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir itu tidak setengah-setengah,
tidak berhenti di jalan tetap terus sampai ke ujungnya.Berfikir radikal tidak berarti hendak
mengubah, membuang atau menjungkirbalikkkan segala sesuatu, melainkan dalam arti
sebenarnya, yaitu berfikir secara mendalam. Untuk mencapai akar persoalan yang
dipermasalahkan. Berfikir radikal justru hendak memperjelas realitas. (2) Integral yang berarti
mempunyai kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu
keseluruha atau filsafat memandang objeknya secara integral. (3) Sistematis disini artinya
susunan dan urutan (hierarki), juga kaitan suatu masalah dengan materi atau masalah lain
yang terdapat pada filsafat.
Manfaat filsafat unkkehidupan sehari-hari yaitu:
a. Filsafat akan mengajarkan untuk melihat segala sesuatu secara multi dimensi – Ilmu
ini akan membantu kita untuk menilai dan memahami segala sesuatu tidak hanya dari
permukaannya saja, dan tidak hanya dari sesuatu yang terlihat oleh mata saja, tapi
jauh lebih dalam dan lebih luas. Dengan kata lain,
b. Filsafat mengajarkan kepada kita untuk mengerti tentang diri sendiri dan dunia –
Manfaat belajar filsafat akan membantu memahami diri dan sekeliling dengan
pertanyaan-pertanyaan mendasar.
c. Filsafat mengasah hati dan pikiran untuk lebih kritis terhadap fenomena yang
berkembang – Hal ini akan membuat kita tidak begitu saja menerima segala sesuatu
tanpa terlebih dahulu mengetahui maksud dari pemberian yang kita terima.
d. Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan penalaran – Penalaran ini
akan membedakan argumen, menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis,
melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas dan berbeda.
e. Belajar dari para filsuf lewat karya-karya besar mereka – Kita akan semakin tahu
betapa besarnya filsafat dalam mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, karya seni, pemerintahan, serta bidang-bidang yang lain.
f. Filsafat akan membuka cakrawala berpikir yang baru – Ide-ide yang lebih kreatif
dalam memecahkan setiap persoalan, lewat penalaran secara logis, tindakan dan
pemikiran yang koheren, juga penilaian argumen dan asumsi secara kritis.
g. Filsafat membantu kita untuk dapat berpikir dengan lebih rasional – Membangun cara
berpikir yang luas dan mendalam, dengan integral dan koheren, serta dengan
sistematis, metodis, kritis, analitis, dan logis.
h. Filsafat akan mengkondisikan akal untuk berpikir secara radikal – Membuat kita
berpikir hingga mendasar, sehingga kita akan lebih sadar terhadap keberadaan diri
kita.
i. Filsafat membawa keterlibatan dalam memecahkan berbagai macam persoalan –
Persoalan baik yang terjadi pada diri sendiri maupun orang lain, akan
membuat kehidupan kita tidak dangkal, namun kaya akan warna.
j. Memiliki pandangan yang luas – Manfaat belajar filsafat dalam hal ini, akan
mengurangi kecenderungan sifat egoisme dan egosentrisme.
k. filsafat membantu menjadi diri sendiri – Lewat cara berpikir yang sistematis, holistik
dan radikal yang diajarkan tanpa terpengaruh oleh pendapat dan pandangan umum.
l. Filsafat akan membangun landasan berpikir – Komponen utama baik bagi kehidupan
pribadi terutama dalam hal etika, maupun bagi berbagai macam ilmu pengetahuan
yang kita pelajari.

2. Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika,
dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada
tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara
universal.
Epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam segenap proses penyusunan
pengetahuan yang benar. Objek objek epistimologi itu sendiri adalah proses untuk
memperoleh suatu tujuan yang mana memperolehnya itu  usaha dari kita sendiri.
Aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Aksiologi mempelajari tentang manfaat atau nilai-nilai yang kita peroleh dari
sebuah ilmu pengetahuan.
3.
a. Menganggap objek- objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain,
umpamanya dalam bentuk, struktur, sifat, dan sebagainya. Berdasarkan ini maka kita
dapat mengelompokkan beberapa objek yang serupa ke alam satu golongan.
Klasifikasi merupakan pendekatan keilmuan yang pertama terhadap objek- objek yang
ditelaahnya dan taksonomi merupakan cabang keilmuan yang mula- mula sekali
berkembang. Konsep ilmu yang lebih lanjut seperti konsep perbandingan (komparatif)
dan kuantitatif hanya dimungkinkan dengan adanya taksonomi yang baik. Dengan
adanya klasifikasi ini, sehingga kita menganggap bahwa individu-individu dalam
suatu kelas tertentu memiliki ciri- ciri yang serupa, maka ilmu tidak berbicara
mengenai kasus individu. Melainkan suatu kelas tertentu. Istilah manusia umpamanya
memberikan pengertian tentang suatu kelas yang anggotanya memiliki ciri-ciri
tertentu yang serupa.
b. Anggapan bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu
tertentu. Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari tingkah laku suatu objek dalam
suatu keadaan tertentu. Kegiatan ini jelas tidak dapat dilakukan bila objek selalu
berubahubah tiap waktu. Walaupun begitu kita tidak dapat menuntut adanya
kelestarian yang absolut, sebab dalam perjalanan waktu setiap benda akan mengalami
perubahan. Karena itu ilmu hanya menuntut adanya kelestarian yang relatif. Artinya
sisfatsifat pokok dari suatu benda tidak berubah dalam jangka waktu tertentu.
Tercakup dalam pengertian ini adalah pengakuan bahwa benda- benda dalam jangka
panjang akan mengalami perubahan dan jangka waktu ini berbeda- beda untuk tiap
benda. Kelestarian yang relatif dalam jangka waktu tertentu ini memungkinkan kita
untuk melakukan pendekatan keilmuan terhadap objek yang sedang diselidiki.
c. Determinisme merupakan asumsi ilmu yang ketiga. Kita menganggap bahwa suatu
gejala bukanlah suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Setiap gejala mempunyai
suatu pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan- urutan kejadian yang sama.
Alam mempengaruhi manusia secara positif. Secara positif contohnya adalah
banyaknya pepohonan yag ada di dunia ini sangat berguna bagi manusia. Karena
pohon berguna untuk memfotosintesis CO2 \menjadi O2, sehingga manusia dapat
bernafas dan bertahan hidup, karena manusia memerlukan O2untuk proses oksidasi
dalam tubuh. berikut contoh lain bahwa alam mempengaruhi manusia.

4. Objek ilmu empiris hanya manusia dan alam. Ilmu empiris tidak mempermasalahkan atau
mengkaji tentang Tuhan, tetapi ilmu-ilmu agama (teologi) sebagian besar berisi kajian tentang
ketuhanan ditinjau dari perspektif dan interpretasi manusia terhadap wahyu atau ajaran para
Nabi. Ilmu filsafat mengkaji tentang alam, manusia, dan Tuhan. Sepanjang sejarah filsafat,
kajian tentang alam menempati urutan pertama, kemudian disusul kajian tentang manusia
dan Tuhan. Pada abad pertengahan di Eropa ketika filsafat menjadi abdi teologi, banyak
kajian-kajian filsafat tentang Tuhan. Setelah masuk zaman modern, fokus kajian filsafat
adalah manusia.Maka filsafat ini mempelajari ilmu-ilmu tentang alam, tuhan, dan manusia
secara intinya dan akan diterapkan ilmuke dalam dunia pendidikan. Maka dari itu
pembelajaran yang ada di duniapendidikan ini harus mengakaji ilmu dari alam, agama, dan
tuhan untuk para siswa.
5. Filsafat pendidikan berfungsi memberikan wawasan yang bersifat komprehensif mengenai
hakikat pendidikan. Adapun gambaran konkrit sifat “komprehensif” filsafat pendidikan
dalam memandang persoalan kehidupan manusia sebagai individu yang akan terus belajar
sepanjang hayatnya dapat kita lihat ketika seorang mahasiswa dari jurusan kependidikan
yang ketika itu diberikan mata kuliah filsafat pendidikan maka akan timbul pertanyaan
mengapa harus mempelajarinya dan fungsinya apa ? Dan itu menandakan bahwa mahasiswa
tersebut memandang belajar untuk hidup dan lebih spesifiknya lagi adalah memandang
belajar filsafat pendidikan untuk praktek pendidikan dan studi pendidikan. Tetapi ketika ada
seorang mahasiswa dengan jurusan yang sama diberikan mata kuliah tersebut dan
mempelajarinya hanya atas dasar untuk memenuhi kewajiban dalam menempuh SKS atau
ketentuan kurikulum yang ada atau bahkan mahasiswa tersebut mempelajarinya hanya untuk
mengisi waktu luang agar ada kesibukan semata, maka tidak akan pernah muncul pertanyaan
seperti mahasiswa yang pertama dan pandangannya bukanlah belajar untuk hidup melainkan
hidup untuk belajar atau belajar hanya sekedar mengisi waktu dalam hidup. Kita memang
harus mengetahui fungsi filsafat pendidikan, pandangan tersebut paling tidak akan
memberikan wawasan dan motivasi bagi yang mempelajarinya agar dapat bersungguh-
sungguh, mengambil hikmah dari yang dipelajari dan mau mengamalkan seta melaksanakan
dalam praktek pendidikan jika sudah mengerti secara menyeluruh. Sebagaimana yang telah
kita pahami filsafat pendidikan merupakan aplikasi dari filsafat umum yang tujuannya untuk
memecahkan masalah pendidikan. Di dalam filsafat pendidikan antara ain dikaji mengenai
makna hakikat realitas, hakikat pengetahuan, hakikat nilai dan hakikat keberadaan manusia
dalam hubungannya dengan segala yang ada. Pencarian tujuan pendidikan yang bijaksana
dan konsisten adalah salah satu tugas dari filsafat pendidikan. Dengan demikian, filsafat
pendidikan berfungsi memberikan pedoman ke mana pendidikan seharusnya di arahkan,
yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai