Anda di halaman 1dari 7

OTITIS EKSTERNA

A. DEFINISI
Otitis eksterna (OE) adalah peradangan atau infeksi pada saluran pendengaran
bagian luar (CAE), daun telinga, atau keduanya. Penyakit ini merupakan penyakit umum
yang dapat ditemukan pada semua kelompok umur. Otitis eksterna biasanya merupakan
infeksi bakteri akut kulit saluran telinga (paling sering disebabkan Pseudomonas
aeruginosa atau Staphylococcus aureus, tetapi juga dapat disebabkan oleh bakteri lain,
virus, atau infeksi jamur.
Otitis eksterna juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear. Kulit yang
melapisis saluran telinga luar menjadi merah dan bengkak karena infeksi oleh bakteri
atau jamur di liang telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali.

B. ETIOLOGI
Infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah ialah perubahan pH di
liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap
infeksi menurun. OE paling sering disebabkan oleh bakteri patogen. Dalam sebuah
penelitian, 91% kasus OE disebakan oleh bakteri. Bakteri penyebab yang paling umum
Pseudomonas spesies (38% dari semua kasus), Staphylococcus species, dan anaerob dan
organisame gram negatif.

C. EPIDEMIOLOGI
 Secara umum di dunia, frekuensi otitis eksterna tidak diketahui namun insidennya
meningkat di negara tropis seperti Indonesia. Karena otitis eksterna biasanya terjadi di
daerah yang keadaan udaranya hangat dan lembab dimana kuman dan jamur dapat
dengan mudah tumbuh dan bekembang.
 Statistisk Internasional Amerika Serikat menemukan di seluruh wilayah AS, otitis
eksterna terjadi pada 4 dari 1000 orang setiap tahunnya. Angka kejadian internasional
otitis eksterna belum sepenuhnya dipastikan, namun angka kejadiannya meningkat di
negara-negara tropis.
D. FAKTOR RISIKO
 Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds, ujung jari
atau alat lainnya.
 Kelembaban merupakan faktor yang paling penting untuk terjadinya otitis eksterna
karena bakteri dan jamur mudah tumbuh.
 Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan
sumber kontaminasi yang sering dari bakteri.
 Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo, dan pewarna rambut yang bisa
membuat iritasi yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk.
 Kanal telinga sempit.
 Infeksi telinga tengah
 Diabetes.

E. KLASIFIKASI
Otitis eksterna diklasifikasikan atas:
1. Otitis eksterna akut (< 6 minggu)
 Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di


liang telinga yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcuss aureus. Berawal dari
folikulitis dan meluas hingga membentuk abses kecil (furunkel) di 1/3 luar liang
telinga. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes melitus sebagai
faktor sistemik.
Bisul (boil) terasa sangat sakit, berbatas tegas, pustula, eritematosa
mengelilingi rambut di liang telinga bagian luar. Rasa tidak enak bertambah
dengan pergerakan rahang. Dengan bertambahnya penyakit, rasa sakit bertambah
dan liang telinga tertutup oleh pembengkakan yang menyebabkan pendengaran
berkurang.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari
ringan sampai berat, dapat sangat menganggu, rasa nyeri makin hebat bila
mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran bila furunkel menutup liang
telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat
atau abses pada 1/3 luar liang telinga. Beberapa furunkel mungkin bersatu
membentuk karbunkel jika infeksi berlanjut tidak diterapi, akan timbul selulitis
dan mungkin limfadenitis regional
Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta terapi tergantung pada keadaan
furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan
nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B
atau bacitracin, atau antiseptik (asam asetal2-5 o/o dalam alkohol). Kalau dinding
furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk
mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotika secara
sistemik, hanya diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan obat
penenang.Otits eksterna difus
 Otitis eksterna difus

adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya
bakteri penyebab yaitu Pseudomonas aeruginosa. Bakteri penyebab lainnya yaitu
Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Disebabkan sering
berenang (swimmer’s ear), iklim hangat dan lembab, liang telinga sempit dan
berambut, adanya eksostosis pada kanal, trauma atau benda asing pada kanal.
Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak
terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna
sirkumskripta (furunkel = bisul). Kadang-kadang kita temukan sekret yang
berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendiri (musin) merupakan sekret
yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang
mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika
sistemik.
2. Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh
terbentuknya jaringan parut (sikastriks) sehingga menyebabkan liang telinga
menyempit. (> 3 bulan)
 Otomikosis

yaitu infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di
daerah tersebut. Yang tersering adalah jamur aspergilus. Kadang-kadang
ditemukan juga Candida albicans atau jamur lain. Gejalanya biasanya berupa
rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga. Pengobatan dengan membersihkan
liang telinga. Larutan asam asetat 2 – 5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang
telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang diperlukan juga obat anti-jamur
(sebagai salep) yang diberikan secara topikal.
 Herpes Zoster Otikus

disebabkan virus herpes zoster menyerang liang telinga lebih tepatnya mengenai
ganglion genikulatum N. Facial yang memperlihatkan gejala klasik otologis berat,
keadaan ini disebut sindrom Ramsay Hunt. Pada keadaan berat ditemukan
gangguan pendengaran beruapa tuli sensori neural. Terapi dengan asiklovir, baik
topikal atau oral harus dimulai dalam beberapa jam setelah serangan gejala
prodromal pertama.
 Otitis Eksterna Maligna (nekrotik)

merupakan infeksi yang meluas ke jaringan yang lebih dalam yang berdekatan
dengan SEP, terjadi terutama pada orang dewasa yang memiliki gangguan sistem
imun (penderita diabetes, penderita AIDS). Pada penderita diabetes, pH serumen
lebih tinggi dibandingkan pH serumen non diabetes. Sehingga menyebabkan
penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis eksterna (bakteri Pseudomonas
aeruginosa berkembang dengan baik pada pH 5,5-9,0). Akibat adanya faktor
immunokompromize dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis
eksterna maligna. Gejalanya adalah rasa gatal di liang tinga dengan cepat diikuti
oleh nyeri, sekret yang banyak, pembengkakan liang telinga. Terapi yang
diberikan ciprofloxasin per oral selama 6 – 8 minggu, dan tindakan
membersihkan luka (debrideman) secara radikal.
 Keratosis Obturans dan Kolesteatoma Eksterna

- Keratitis obturans ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga yang


disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke
arah telinga luar, terdapat tuli konduktif, nyeri yang hebat di liang telinga yang
lebih lebar disebabkan oleh desakan gumpalan epitel berkeratin di liang telinga,
membran timpani yang utuh tetapi tebal dan jarang ditemukan adanya sekresi
telinga, sering terjadi pada usia muda.
- Koleastoma eksterna ditemukan otore dan nyeri tumpul menahun, hanya pada
satu sisi telinga dan lebih sering pada usia tua, perlu dilakukan operasi.
- Terapi: pemberian obat tetes telinga dari campuran alkohol atau gliserin dalam
H2O2 3% 3 x seminggu.

F. GEJALA KLINIS
1. Otalgia yaitu sakit pada telinga. Bisa bervariasi berupa rasa tidak enak sedikit,
perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang
hebat serta berdenyut. Umumnya berkembang selama 1 – 2 hari.
2. Gatal-gatal (pruritus) merupakan gejalan klinik yang sangat sering dan sebagai
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyak
penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda
permulaan peradangan suatu otitis eksterna akut.
3. Rasa penuh di liang telinga. Keluhan ini bisa terjadi pada tahap awal otitis eksterna
difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan daun telinga.
4. Pendengaran berkurang atau hilang. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous
atau purulen, penebalan kulit yang progresif sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen,
debris, dan obat-obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.
5. Deskuamasi.
6. Tinnitus atau dengungan pada telinga.
7. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga (otore).
Kadang-kadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret atau cairan berwarna
putih atau kuning atau nanah. Cairan tersebut berbau yang tidak menyenangkan.
Tidak bercampur dengan lendir (musin).
8. 7. Discharge dan otore.
9. Nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut.
10. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta.
Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam jumlah
kecl bisa bocor dari telinga.

REFERENSI

Liston SL. 1994. Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed. 6. Jakarta: EGC.

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. 2010. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.

http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview

http://www.icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna.htm

https://www.academia.edu/22686052/OTITIS_EKSTERNA

Anda mungkin juga menyukai