1, Januari 2011 : 91 - 96 91
ABSTRACT
Preparation and characterization of tin dioxide, SnO2, had been carried out by precipitation process of
SnCl2.2H2O in ammonia and aqua solutions with comparison of 1 : 7. FeCl 3 was added to solution with
variation of 0, 0,1, 0.2, 0.5 and 1.0 gram respectively and then sintered at 900°C. The X-ray diffraction (XRD)
analysis shows that the intensity of diffraction increases with the addition of Fe. The addition of Fe does not
cause the new phase. Generally, the Bragg angle is relative same for all samples that means Fe does not change
significantly the cell parameters. Scanning electron microscopy (SEM) image shows the microstructure changed
with the addition of Fe. On the small addition, the microstructure tends to oval and on the larger addition to
plateau.
Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah SnCl2. 2H2O, pelarut aquades, ammonia dan
etanol. Perbandingan pelarut ammonia dan aquades Difraksi sinar-X
dibuat 1:7 (Fiyastuti 2005). Bahan Fe ditambahkan Difraktogram sinar-X
ke dalam larutan dengan variasi 0 sampai dengan 1 Analisis XRD merupakan analisis secara
gram seperti Tabel 1. kualitatif yang berdasarkan pada pola difraksi
Semua bahan dicampur dalam gelas ukur lalu sinar-X pada sampel. Untuk mempermudah
diputar pada magnetik stirrer selama 3 jam hingga
larutan berwarna kehitaman. Larutan diendapkan
penganalisisan, difraktogram seluruh sampel
dan selanjutnya disaring dengan kertas millipore dari digabungkan menjadi satu dengan
Millipore Corporation USA dengan ukuran pori 0,22 menggunakan program Matlab. Hasil
µ m. Untuk proses pencampuran yang lebih penggabungan tersebut dapat dilihat pada
homogen dilakukan proses milling selama 20 jam Gambar 1.
pakai bola-bola keramik kecil. Selanjutnya bahan
campuran disintering 900ºC selama 4 jam agar
2000
Intensitas relatif (counts)
1500
E5
1000 E4
E3
500
E2
E1
0
20 40 60 80 100 120
2θ°
Gambar 1. Pola difraksi sinar-X bahan SnO2 yang ditambah dengan bahan Fe. Sampel E1 (0 wt
Fe), E2 (0,1 wt Fe), E3 (0,2 wt Fe), E4 (0,5 wt Fe) dan E5 (1,0 wt Fe). Panjang
gelombang sinar-X yang digunakan adalah 1,54060 Å.
Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 91 - 96 93
Hal pertama yang dilakukan pada hasil cenderung berkurang seiring dengan
XRD adalah analisis kehadiran fasa dalam bertambahnya persentase berat Cd. Pengaruh
bahan. Metode yang umum digunakan untuk kehadiran Cd hanya pada ukuran kristalnya.
ini adalah metode pencocokan (search macth Mekanisme ini dapat diterangkan dengan
analysis) dengan menggunakan program perbedaan sintering bahan dimana Cd-SnO2
PCPDFWIN 1997. Sesuai dengan prosedure pada 700ºC dan Fe-SnO2 pada 900ºC.
pencocokan yang baku diperolehlah lembaran Kelima grafik pola XRD yang ditunjukkan
data yang paling cocok dengan sampel yaitu pada Gambar 1, terlihat bahwa terjadi sedikit
PDF (powder diffraction files) nomor 41-1445 pergeseran sudut 2θ dari tiga sampel. Namun
(Winchell & Winchell 1964). Dalam lembaran secara umum sudut Bragg 2θ relatif sama pada
tersebut jarak Δd atau selisih jarak antar semua sampel. Pergeseran 2θ dapat disebabkan
bidang, d, antara data XRD sampel dengan data oleh perubahan panjang parameter sel sebagai
XRD rujukan adalah kurang dari 0,03 Å. akibat kehadiran Fe pada sampel.
Pada Gambar 1 dapat dilihat pola difraksi
sinar-X masing-masing sampel dengan Analisis struktur kristal
penambahan Fe (0,1; 0,2; 0,5 dan 1 gram). Perangkat lunak Rietica (Hunter & Howard
Tidak kelihatan penambahan fasa baru, yang 2000) merupakan salah satu program
terjadi adalah intensitas puncak-puncak difraksi penghalusan struktur Rietveld. Pada penelitian
cenderung menaik seiring dengan penambahan ini, analisis Reitveld digunakan sebagai analisis
Fe. Hal ini berarti bahwa penambahan Fe dapat data kualitatif sampel. Analisis ini dilakukan
membantu pertumbuhan kristal SnO2. Telah dengan metode penghalusan kuadrat terkecil
umum diketahui bahwa intensitas difraktogram yang bertujuan untuk meminimalkan selisih
sinar-X tergantung pada posisi atom dalam kuadrat terkecil (χ2) antara data penelitian
suatu kristal dan tingkat kekristalan suatu dengan data model melalui langkah-langkah
bahan (Cullity 1978). Pada satu sisi hal ini yang baku. Data awal kristalografi dan posisi
cocok dengan penelitian Yang et al. (2006), atom SnO2 yang digunakan sebagai lembaran
yaitu tidak ada penambahan fasa baru akibat masukan pada proses penghalusan dipakai
doping Cd pada SnO2. Hal yang berbeda adalah Villar & Calvert (1997).
intensitas pada puncak-puncak difraksi
500
400
300
Counts
200
100
-100
20 40 60 80 100 120
2 theta (deg)
Gambar 2. Pola difraksi sampel E1 hasil penghalusan dengan metode Rietveld. Data pengamatan
dan pola perhitungan ditunjukkan oleh tanda silang hitam (+) dan garis solid (merah).
Perbedaan plot ditunjukkan warna violet. Garis vertikal (biru) menunjukkan posisi
puncak-puncak Bragg. Panjang gelombang sinar-X yang digunakan sebesar 1,54060 Å.
94 Difraktogram Sinar-x ………………..(Posman
Manurung)
a b
c d
Gambar 3. SEM SnO2 (a) sampel E1, (b) E2, (c) E3, (d) E4 dan (e) E5 pada bagian posisi
penampang lintang.
Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 91 - 96 95
Demarne V & Grisel A. 1988. An Integrated Low- Nakahara T & Koda H. 1992. Chemical Sensor
Powder Thin Film CO Gas Sensor on Silicon. Technology. Vol 3 Elsevier, Kodansha p 19-31.
Sens Actuat. 13:301-302. Oyabu T, Osaula T & Kurobe T. 1982. Sensing
Dibb A, Cilense M, Bueno PR, Maniette Y, Varela Characteristics of Tin Oxide Thick Film Gas
JA & Longo E. 2006. Evaluation of Rare Earth Sensor. J. Appl. Phys. 53(11):7125-7128.
Oxides Doping SnO2.(Co1/4,Mn3/4)O-based PCPDFWIN Version 1.30. 1997. JCPDS-
Varistor System. Materials Research. 9(3):339- International Centre for Diffraction Data.
343. Rani S, Roy SC & Bhatnagar MC. 2007. Effect of
Fiyastuti U. 2005. Pengaruh Variasi Pelarut pada Fe Doping on the Gas Sensing Properties of
Pengendapan SnO2. Skripsi Universitas Nano-Crystaline SnO2 Thin Films. Sensors and
Lampung. Actuators B: Chemical. 122(1):204-210.
Hunter BA & Howard CJ. 2000. A Computer Santos DO, Weiller ML, Junior DQ & Medina AN.
Program Rietveld Analysis of X-rays and 2001. CO Gas-Sensing Characteristics of SnO2
Neutron Powder Diffraction Patterns. Australian Ceramics Obtained by Chemical Precipitation
Nuclear Science and Technology Organization. and Freeze-Drying. Sensors and Actuators B
Australia. 75:83-87.
Korotcenkov G, Brinzani V & Boris I. 2008. (Cu, Uen TM, Huang KF, Chen MS & Gou YS. 1988.
Fe, Co, or Ni)-Doped Tin Dioxide Film Preparation and Characterization of Some Tin
Deposited by Spray Pyrolysis: Doping Influence Oxide Films. Thin Solid Films 158:69-71.
on Film Morphology. J. Mater Sci. 43:2761- Villar P & Calvert LD. 1997. Pearson’s Handbook
2770. of Crystallographics for Intermetalic Phases.
Leja L, Korecki J, Krop K & Toll K. 1979. Phase United State, America, p 4296.
Composition of SnOx Thin Films Obtained by Wicaksono B.D & Nuh M. 2002. Devais Elektronik
Reactive DC Sputtering. Thin Solid Films. 59 p dan Masa Depan. Portal. PENS ITS. Indonesia.
147-150. Winchell A & Winchell H. 1964. Microscopic
Lu F, Liu Y, Dong M & Wang X. 2000. Nanosized Character of Artificial Inorganic. Solid Sub. 69.
Tin Oxide as the Novel Material with Yang H, Su X & Tang A. (2006). Mechanochemical
Simultaneous Detection towards CO, H2 and Synthesis of Cadmium-Doped Tin Oxide
CH4. Sensors and Actuators B: Chemical. 66 (1- Nanoparticle. International Journal of
3):225-227. Nanoscience. 5(1):91-98.