Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Produksi ASI pada hari pertama setelah persalinan dapat berkurang karena
kurangnya stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin, yang memainkan peran penting
dalam produksi ASI. Penurunan produksi ASI sering terjadi pada wanita yang melahirkan
dengan seksio sesarea (SC), karena persalinan sectio sesar umumnya menggunakan obat-
obatan yang dapat menghambat pembentukan produksi ASI. Ada dua hal yang
mempengaruhi pengeluaran ASI, yaitu produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin
sedangkan ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan keluar melalui
stimulasi ke puting susu melalui mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang ibu.
Pijat oksitosin akan memberikan rasa tenang, rileks, menghilangkan stres, meningkatkan
ambang rasa sakit dan mencintai bayi, sehingga hormon akan keluar dan ASI akan keluar
dengan cepat
Pijat oksitosin adalah pijat sepanjang tulang belakang (vertebra) hingga tulang
keenam-keenam postpartum, yang dapat menstimulasi hormon prolaktin dan oksitosin.
Melalui pijatan atau stimulasi tulang belakang, neurotransmitter akan menstabilkan medula
oblongata untuk secara langsung mengirim pesan ke hipotalamus di bagian posterior
hipofisis untuk melepaskan oksitosin, menyebabkan payudara mengeluarkan susu. Pijat
oksitosin dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin, yang berguna untuk memberikan
kenyamanan, mengurangi payudara yang bengkak dengan mengurangi penyumbatan ASI,
merangsang pelepasan hormon oksitosin, menjaga produksi susu ketika ibu dan bayi sakit.
Dalam penelitian Rusdiarti (2014) menyatakan bahwa rata-rata pengeluaran menyusui
untuk postpartum yang tidak diberi pijatan oksitosin adalah 4,61 hari sedangkan
pengeluaran menyusui rata-rata untuk nifas yang melakukan pijatan oksitosin di Kabupaten
Jember adalah 11,78 menit.
KESIMPULAN
Pijat oksitosin adalah salah satu solusi untuk mempercepat pelepasan kolostrum
pada post SC. Waktu untuk menghilangkan kolostrum pada ibu yang diberi pijatan
oksitosin terjadi lebih cepat (23,04 jam) daripada ibu yang tidak diberi pijatan oksitosin
dan kolostrum dilepaskan lebih cepat (2,6 jam) jika disertai dengan mengisap bayi sesering
mungkin.

REKOMENDASI
1. Pijat oxytocin memiliki dampak ang baik untuk diimplikasikan/diimplementasikan
dalam praktik keperawatan dan kebidanan sebagai salah satu solusi untuk
meningkatkan ASI terutama padda ibu post caesarea. Sehinggga perlu adanya
penerapan dan edukasi pada pasien tentang cara meningkatkan produksi ASI dengan
mengggunakan terapi nonfarmakologi yaitu pijat oxytocin.
2. Memberikan edukasi mengenai bagaimana melakukan pijat oxytocin kepada suami
atau keluarga pasien sehingga bisa dipraktiikkan dirumah secara rutin.
3. Dapat diimplementasikan pada pasien post partum baik yang spontan ataupun post
partum dengan tindakan caesarea.
4. Dapat diimplementasikan pada pasien yang ASI nya belum keluar atau yang
produksi ASI nya belum lancar.
REFERENSI
1. Kristianasari, W (2009) ASI, Menyusui dan Sadari. Nuha Medika, Jogyakarta.
2. Kementerian Kesehatan, RI (2013) Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Kemenkes RI,
Jakarta.
3. Statistik, BP (2011) Sensus Nasional. Departemen Kesehatan. Badan Pusat Statistik,
Jakarta.
4. Siregar, A. (2004) Pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mengutamakan.
FKM USU, Medan.
5. Syamsinar (2013) Faktor-faktor yang berhubungan dengan ASI pada ibu post partum
di RS TK II Pelamonia Makasar. Makassar.
6. Rahayu (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI padaibu nifas di RS
Baptis Kediri. Kediri.
7. Eko (2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap terbentuknya ASI.

Anda mungkin juga menyukai