984 2922 1 PB
984 2922 1 PB
ALIBRASI DAN ADISI STANDAR PADA PENGUKURAN MERKURI DALAM AIR DENGAN
KANDUNGAN SENYAWA ORGANIK TINGGI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER
SERAPAN ATOM
ABSTRAK
Air Sungai Kapuas mengandung senyawa organik yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kondisi
lingkungan sekitar seperti lahan gambut yang ada di kota Pontianak. Selain itu diduga air Sungai
Kapuas dicemari senyawa merkuri akibat kegiatan PETI. Keberadaan senyawa organik (matrik) yang
terdapat dalam air Sungai Kapuas dapat mengikat kuat senyawa merkuri sehingga dapat mempengaruhi
pengukuran kadar merkuri dalam air dengan metoda kalibrasi standar. Metoda adisi standar merupakan
salah satu solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membandingkan metoda adisi standar dengan metoda kalibrasi standar dalam pengukuran
merkuri dalam air yang memiliki kandungan senyawa organik tinggi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua metoda tersebut dalam penentuan kadar
merkuri, dimana metoda adisi standar dapat dikatakan lebih baik daripada metoda kalibrasi standar.
Menurut persamaan Horwitz presisi dari kedua metoda tersebut dapat dikatakan baik karena
memberikan %KV sebesar 13,81% pada metoda adisi standar dan 6,53% pada kalibrasi standar. Nilai
LOD pada kalibrasi standar sebesar 0,01098 ppb dan nilai LOQ sebesar 0,03268 ppb.
adanya matrik, sehingga diperlukan metoda lain sampai suhu kamar. Kemudian ditambahkan
yang diharapkan dapat meminimalisir pengaruh kira– kira 6 mL larutan (NH2OH)2NaCl sampai
dari kondisi tersebut. warna ungu hilang sempurna, setelah 30 detik
Salah satu metoda yang juga sudah lama kemudian masing–masing erlenmeyer
dikenal adalah metoda adisi standar. Pada ditambahkan 5 mL larutan SnCl2 dan diukur
metoda ini, sejumlah sampel akan ditambahkan sesuai petunjuk penggunaan alat
dengan larutan standar (konsentrasi diketahui spektrofotometer serapan atom uap dingin.
dengan pasti) dengan kuantitas tertentu. Kemudian dibaca nilai absorbansi maksimum
Pengukuran dengan menggunakan alat masing – masing larutan standar merkuri serta
spektrofotometer serapan atom untuk di buat kurva kalibrasinya atau ditentukan
penentuan logam merkuri dengan teknik kurva persamaan garis lurusnya.
kalibrasi sudah sangat umum bahkan SNI
memakai teknik tersebut sementara metoda Uji Intersep
adisi standar masih jarang dalam penelitian ini. Persamaan garis tersebut kemudian diuji
Kedua metoda tersebut akan dibandingkan statistik regresi linear dengan menguji rentang
untuk memperoleh metoda mana yang baik dan kepercayaan intersep dengan tujuan untuk
tepat dalam menganalisa kadar merkuri (Hg) melihat ada atau tidaknya bias sistematik.
dan memvalidasi kedua metoda tersebut yakni
dengan mengamati nilai parameter–parameter Penentuan Kadar Merkuri dalam Air Sungai
seperti keseksamaan (presisi), batas deteksi dengan Menggunakan Metoda Kalibrasi
(LOD), batas kuantisasi (LOQ) diharapkan dapat Standar.
membandingkan metoda mana yang paling baik. Sampel air sungai sebanyak 100 mL yang
telah diasamkan kemudian tahapan
METODOLOGI PENELITIAN pengerjaannya sesuai dengan pembuatan kurva
Alat dan Bahan kalibrasi. Pengukuran di diulangi sebanyak tiga
Alat – alat yang digunakan diantaranya kali.
adalah gelas piala berbagai ukuran, labu ukur
berbagai ukuran, erlenmeyer, pipet volume Metoda Adisi Standar
berbagai ukuran, bulp, spatula, statif, klem, kaca Pembuatan Kurva Adisi Standar
arloji, pH meter, botol semprot dan Larutan sampel air sungai diambil sebanyak
spektrofotometer serapan atom Shimadzu 10 mL dan dipindahkan kedalam lima buah labu
AA600. Bahan yang digunakan yaitu air sungai ukur 100 mL kemudian di tambahkan larutan
kapuas yang diperoleh dari daerah Sungai Raya standar Hg ke dalam masing–masing labu yaitu
Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Selain itu sebanyak 0, 2, 4, 6 dan 8 mL. Masing– masing
bahan kimia yang digunakan antara lain labu reaksi tersebut ditambahkan air sampai
akuades (H2O), asam nitrat pekat (HNO3), asam tanda batas, kemudian masing-masing labu
klorida (HCl), kalium permanganat (KMnO4), reaksi dipindahkan ke dalam erlenmeyer dan
kalium persulfat (K2S2O8), merkuri klorida ditambahkan dengan hati–hati 5 mL H2SO4
(HgCl2), natrium klorida (NaCl), natrium pekat dan 2,5 mL HNO3 pekat ke dalam
hidroksilamin klorida (NH2OH)2NaCl dan timah masing–masing erlenmeyer, selanjutnya
klorida (SnCl2). ditambahkan 15 mL larutan KMnO4 ke dalam
masing–masing erlenmeyer dan dibiarkan
Cara Kerja selama 15 menit. Kemudian ditambahkan 8 mL
Metoda Kalibrasi Standar larutan K2S2O8 ke dalam masing–masing
Pembuatan Kurva Kalibrasi (SNI 6989.78: erlenmeyer dan dipanaskan diatas penangas air
2011) 95oC selama 2 jam, dan didinginkan sampai
Larutan standar Hg dengan berbagai suhu kamar. Selanjutnya ditambahkan kira–kira
konsentrasi yaitu 0, 2, 4, 6 dan 8 ppb diambil 6 mL larutan (NH2OH)2NaCl sampai warna ungu
sebanyak 100 mL dan dimasukkan ke dalam hilang sempurna, setelah 30 detik kemudian
erlenmeyer lalu ditambahkan dengan hati–hati 5 masing– masing erlenmeyer ditambahkan 5 mL
mL H2SO4 pekat dan 2,5 mL HNO3 pekat ke larutan SnCl2 dan diukur sesuai petunjuk
dalam masing–masing erlenmeyer, selanjutnya penggunaan alat spektrofotometer serapan
ditambahkan 15 mL larutan KMnO4 ke dalam atom uap dingin. Kemudian dibaca nilai
masing–masing erlenmeyer dan dibiarkan absorbansi maksimum masing – masing larutan
selama 15 menit. Kemudian ditambahkan 8 mL standar merkuri serta dibuat kurva adisi
larutan K2S2O8 ke dalam masing–masing standarnya atau ditentukan persamaan garis
erlenmeyer dan dipanaskan diatas penangas air lurusnya. Pengukuran diulangi sebanyak tiga
95oC selama 2 jam, selanjutnya didinginkan kali.
41
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 45-48 ISSN 2303-1077
Dari data diatas dapat dibuat hubungan antara 2007). Hal ini dikarenakan penambahan larutan
absorbansi dengan konsentrasi sehingga standar Hg dapat mengurangi gangguan dalam
diperoleh kurva adisi standar merkuri dengan proses oksidasi menjadi spesi Hg2+ sehingga
persamaan garis linier y = 0,00989x + 0,0073. memberikan hasil serapan yang besar. Dengan
Pada metoda adisi standar ini tidak dilakukan uji hasil serapan yang besar mengindikasikan
intersep (a) karena pada kurva adisi standar bahwa kadar markuri yang dianalisis menjadi
tidak memotong atau melewati titik nol. Tidak lebih besar.
memotong titik 0 disebabkan pada kurva adisi
standar larutan standar yang memiliki Presisi
konsentrasi 0 ppb terdapat adanya larutan Presisi adalah ukuran kedekatan nilai data
sampel sehingga menyebabkan adanya sinyal satu dengan yang lainnya dalam suatu
analit yang memberikan hasil serapan. pengukuran pada kondisi analisis yang sama.
Presisi dari metoda kalibrasi standar dapat
Perbandingan Kadar Merkuri dari Metoda dilihat pada Tabel 4.
Kalibrasi Standar dan Adisi Standar
Hasil analisis kadar merkuri dalam air Tabel 4. Nilai Presisi pada Pengukuran Sampel
sungai dengan menggunakan metoda kalibrasi Air Sungai Menggunakan Metoda Kalibrasi
standar dan metoda adisi standar dapat dilihat Standar.
pada Tabel 3.
Konsentrasi
Sampel Air
Tabel 3. Data Kadar Merkuri dalam Sampel Air Absorbansi terukur Sd %KV
Sungai
(ppb)
Sungai Sampel 0,0049 0,486
Sampel 0,0043 0,427
Pengukuran Rata- Sampel 0,0047 0,466 0,03 6,52
Metoda Rata-rata 0,460
No. 1 2 3 rata
analisis
(ppb) (ppb) (pbb) (ppb)
1 Kalibrai
0,4860 0,4270 0,4660
0,4600 ± Pada pembuatan kurva adisi standar
Standar 0,0745 konsentrasi larutan standar akan ditambahkan
2 Adisi 0,7558 ±
Standar
0,6765 0,7172 0,8737
0,2584
dengan sampel air sungai. Presisi dari metoda
adisi stanbdar ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 3 menunjukkan bahwa metoda adisi
standar memberikan hasil kadar merkuri yang Tabel 5. Nilai Presisi pada Pengukuran Sampel
lebih besar dibandingkan dengan metoda Air Sungai Menggunakan Metoda Adisi Standar
kalibrasi standar. Nilai kadar merkuri yang
diperoleh pada kedua metoda tersebut akan Konsentrasi
Sampel
dibandingkan untuk membandingkan metoda terukur Sd %KV
Air Sungai
mana yang terbaik digunakan uji statistika yaitu (ppb)
uji t. Pada perhitungan menghasilkan nilai thitung Sampel 0,6765
> ttabel artinya kedua metoda berbeda secara Sampel 0,7172
0,1041 13,81
signifikan. Pada kalibrasi standar analit yang Sampel 0,8737
dianalisis didalam air sungai dimungkinkan Rata-rata 0,7558
terikat kuat oleh senyawa organik terlarut
(matrik). Ikatan yang terbentuk diperkirakan Presisi dari kedua metoda tersebut
berupa ikatan kompleks koordinasi, dinyatakan dalam %KV yaitu sebesar 13,81%
pembentukan senyawa khelat, ikatan yang untuk metoda adisi standar dan 6,52% untuk
terbentuk akibat gaya elektrostatis serta metoda kalibrasi standar. Presisi dikatakan baik
pembentukan jembatan air (Chen et al., 2001). jika metoda memberikan simpangan baku relatif
Adanya ikatan tersebut menyebabkan hasil atau koefisien variasi (KV) persamaan Horwitz ≤
analisis menjadi rendah hal ini dikarenakan 45%. Sehingga nilai presisi untuk kedua metoda
ikatan merkuri dengan senyawa organik terlarut tersebut diterima karena %KV kedua metoda
mengganggu proses oksidasi menjadi spesi tersebut ≤ 45%. Nilai kecermatan (presisi) yang
Hg2+ sehingga berpengaruh juga dalam proses diterima jika RSD nya harus lebih dari 2%
atomisasi menyebabkan tidak seluruh Hg dapat (Harmita, 2004).
terukur. Sedangkan pada metoda adisi standar
penambahan larutan standar Hg dapat
meminimalkan kesalahan analisis yang
disebabkan oleh pengaruh dari matrik (Rohman,
43
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 45-48 ISSN 2303-1077
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, G. R.; M.ckinght. D.M.; Wershaw, R.L
and Mac Carty., 1985, Humic Substances
in Soil, Sediment, and Water
Geochemistry, Isolation, and
Characterization, John Welley and Sons,
New york.
44