Perang urat saraf atau psichological war adalah suatau proses komunikasi yang saling
melakukan kegiatan propaganda antara seorang figur politik dengan figure politik
lainnya, antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, antara suatu negara dengan
negara laiinnya dengan tujuan untuk saling menekan dan saling menjatuhkan nama
atau kelompok lain.
Istilah propaganda bisa jadi telah mengukir arti yang negatif atau hal yang buruk di
dalam pemikiran seseorang. Akibatnya, mungkin banyak orang yang beranggapan
bahwa mempelajari propaganda adalah sesuatu yang buruk, tidak ada kebaikan
didalamnya. Pada dunia akademis dan jajarannya, kegiatan propaganda memang
sangat terkait dengan kepentingan politik. Penggunaan prpaganda secara
intensifdalam bidang poitik dilakukan oleh Hitler dan menteri propagandanya Joseph
Goebbels.
Didunia ilmu komunikasi pun juga begitu. Ilmu tentang propaganda dianggap
tidak memberi manfaat yang berarti. Barangkali propaganda lebih cocok dipelajari
oleh orang-orang dalam mendalami perang, seperti halnya dunia militer.
Tahun 1937, Lasswell mendefenisikan “propaganda dalam arti paling luas adalah
teknik mempengaruhi tindakan manusia dengan memanipulasi representasi
(penyajian). representasi bisa berbentuk lisan, tulisan, Gambar atau musik”.
Pengungkapan sesuatu yang diharapkan diterima itupun bisa diwujudkan melalui
berbagai bentuk lambang komunikasi seperti kata-kata lisan, tertulis, suara musik,
lagu, coretan, gambar maupun bentuk lain.
Pada dasarnya suatu propaganda sebagai bagian dari limu komunikasi seharusnya
merupakan “symbolic interaction” dengan menggunakan lambang-lambang
komunikasi yang penuh arti, yaitu bahasa(lisan ataupun tulisan), gambar-gambar,
tanda-tanda, isyarat-isyarat, dan telah dirumuskan/di-encode sedemikian rupa
sehingga dapat meradang jiwa komunikan untuk menerima pesan dan kemudian
memberikan reaksinya dan pada akhirnya akan menumbuhkan efek atau hasil seperti
apa yang telah diharapkan oleh komunikator. Kegiatannya bersifat kejiwaan atau
psikologis.
Apabila dikaitkan dengan konteks ilmu maka ilmu propaganda merupakan salah satu
ilmu pratikadari ilmu komunikasi.
Propaganda mempunyai kajian “ how toinfluence and to control the mind’s of men”-
bagaimana mempengaruhi dan menguasai pemikiran manusia. Tindakan ini sebagai
bagian dari upaya membujuk orang lain agar mengikuti atau melakukan sesuai
keinginan propagandis yang telah dilakukan pada awal penciptaan manusia (kisah
adam dan hawa).
menurut Onong Uchjana Effendy dalam cara menelaah proses perang urat
saraf untuk menyusun suatu strategi sebaiknya dalam bentuk pertanyaan berikut :
Operasi perang urat saraf merupakan pelaksanaan berdasarkan strategi yang telah
disusun secara luas, mendalam, matang, dan terpadu. Kegiatan yang mermacam-
macam harus simultan, dapat satu persatu dengan prinsip harus tepat waktunya.
Operasi perang urat saraf terdiri atas operasi intelijen dan operasi mempengauhi.
Intelijen (Bahasa Inggris intelligence) berasal dari Bahasa Latin intelligentia yang
berarti kecerdasan, akal budi, nalar. Menurut M. Karyadi yang dikutip Onong
Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi, Teori Dan Praktek, membagi
intelijen ke dalam dua bidang Intelijen Terbuka (open intelligence), dilakukan secara
terang-terangan, misalnya :