Anda di halaman 1dari 10

Percobaan L-8

Jembatan Wheatstone

I. Tujuan Percobaan
1.1 Menentukan nilai suatu tahanan yang tidak diketahui.
1.2 Menentukan koreksi ujung jembatan wheatstone.
II. Dasar Teori
2.1 Arus Listrik

Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir


tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau
penghantar listrik lainnya. Arus listrik dapat terjadi karena adanya
aliran electron dimana tiap electron mempunyai muatan yang besarnya
sama. Jika kita mempunyai benda bermuatan negatif berarti benda
tersebut mempunyai kelebihan elektron dan sebaliknya jika kita
memiliki benda bermuatan positif berarti benda tersebut kekurangan
elektron. Derajat termuatinya benda tersebut diukur dengan jumlah
kelebihan elektron yang ada. Muatan sebuah elektron sering dinyatakan
dengan simbol q atau e, dinyatakan dengan satuan coulomb, yaitu
sebesar coulomb.

Pada dasarnya dalam kawat penghantar terdapat aliran elektron


dalam jumlah yang dangat besar, jika jumlah elektron yang bergerak ke
kanan dan ke kiri sama besar maka seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Akan tetapi jika ujung sebelah kanan kawat menarik elektro sedangkan
ujung sebelah kiri melepaskannya maka akan terjadi aliran elektron ke
kanan (tetapi dalam hal ini disepakati bahwa arah arus bergerak
berlawanan, yakni ke kiri). Aliran elektron ini yang selanjutnya disebut
aliran listrik.

Arus listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

 Arus searah (Direct Current / DC), yaitu arus yang mempunyai nilai
tetap atau konstan terhadap satuan waktu.
 Arus bolak-balik (Alternating Current / AC), yaitu arus yang
mempunyai nilai berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik
akan selalu berulang untuk periode waktu tertentu

(Ramdhani, 2005)
2.2. Hukum ohm

Hukum ohm adalah hokum yang disimpulkan oleh seorang


tokoh bernama George Simon Ohm bahwa kuat arus yang mengalir
melalui penghantar sebanding dengan tegangan atau beda potensial
suatu penghantar listrik tersebut. Hasil eksperimen menggambarkan
bahwa perbandingan antara arus listrik dengan tegangan selalu konstan.
Pernyataan inilah yang dikenal dengan istilah hokum ohm. Secara
matematis, persamaan hokum ohm adalah sebagai berikut:

R = V/I...........(2.1)

Dimana R adalah hambatan atau resistansi dengan satuan Ω, V


adalah tegangan listrik atau beda potensial dengan satuan volt, dan I
adalah kuat arus listrik dengan satuan ampere (Pauliza, 2008).
2.3. Hukum Kircroff
2.3.1. Hukum Kirchoff I

Hukum kirchoff pertama merupakan hokum yang berkaitan


dengan arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum kirchoff
pertama ini sering disebut juga dengan hokum arus kirchoff atau
Kircoff”s Current Law (KCL). Bunyi hokum kirchoff pertama adalah
“Arus total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu
rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik
percabangan tersebut” (Jumadi, 2010). Berdasarkan pernyataan
tersebut, hokum kirchoff satu dapat dirumuskan sebagai berikut:

I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6..........(2.2)

2.3.2. Hukum Kirchoff II

Hukum kirchoff II merupakan hokum kirchoff yang digunakan


untuk menganalisis tegangan (beda potensial) komponen-komponen
elektronika pada suatu rangkaian tertutup. Hukum kirchoff II ini juga
dikenal dengan sebutan hokum tegangan kirchoff atau kirchoff voltage
law (KVL). Bunyi hokum kirchoff 2 adalah “Total tegangan pada suatu
rangkaian tertutup adalah nol” (Jumadi, 2010). Berdasarkan pernyataan
hokum kirchoff 2, maka didapatkan bahwa:

Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0...................................................(2.3)


2.4. Tegangan

Tegangan adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu


muatan (sebesar satu colomb) pada elemen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya. Atau dengan pengertian lain tegangan merupakan
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Kerja
yang dilakukan adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas
dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.

Terdapat dua cara memandang beda potensial, yaitu :

1. Tegangan turun/voltage drop. Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke


potensial lebih rendah.
2. Tegangan naik/voltage rise. Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke
potensial lebih tinggi.

Simbol tegangan adalah V (voltage). Sedangkan Satuan Internasional untuk


tegangan adalah Volt

(Sutrisno, 1986)

2.5 Resistensi/Hambatan

Hambatan Listrik yaitu sebuah perbandingan antara tegangan listrik


dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut :
𝑉
R= . . . (2.4)
𝐼

Dimana R adalah hambatan (Ω), V adalah tegangan (Volt), dan I


adalah arus listrik (Ampere).

(Kanginan, 1994)

2.6 Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone adalah susunan rangkaian listrik guna


mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui besarannya. Fungsi dari
Jembatan Wheatstone yaitu guna mengukur nilai suatu hambatan dengan
cara arus yang mengalir galvanometer sama dengan nol sebab potensial
ujungnya sama besar. Sehingga bisa dirumuskan dengan perkalian silang.
Cara kerja Jembatan Wheatstone adalah sirkuit listrik pada 4 tahanan dan
sumber tegangan yang dihubungkan melalui 2 titik diagonal dan juga pada
kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan.
Gambar di bawah ini bentuknya sedikit berbeda tapi sejatinya sama.
Gambar tersebut adalah susunan jembatan Wheatstone.
Cara Menentukan Hambatan Pengganti
Untuk mendapatkan besarnya suatu hambatan pengganti pada tiap
susunan hambatan jembatan Wheatstone bisa memakai aturan dan rumus
berikut:

1. Jika perkalian silang antara R1 dan R3 sama dengan R2 dan R4 maka


R5 bisa diabaikan hingga hanya menjumlah secara seri lalu
dipararelkan.

Sesudah hambatan tengah dianggap tidak ada, pakai prinsip


seri-pararel untuk menemukan besarnya suatu hambatan pengganti.

2. Jika perkalian silang antara R1 dan R3 tak sama dengan perkalian


antara R2 dan R4, maka hambatan harus diganti dengan hambatan
baru hingga susunan hambatannya menjadi seperti di bawah ini.
Keterangan:
R1, R2, dan R5 diganti dengan Ra, Rb, dan Rc. Hingga susunan
menjadi seperti di bawah ini.

Rumus yang didapatkan adalah:


Ra = R1 . R2 / (R1 + R2 + R2)
R2 = R1 . R5 / (R1 + R2 + R2)
R3 = R2 . R5 / (R1 + R2 + R2)
Selanjutnya hanya melanjutkan dengan prinsip seri dan pararel
hambatan untuk menemukan hambatan penggantinya (Dedy, 2012).

2.7. Galvanometer

Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk


mengukur seberapa kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif
kecil. Galvanometer bekerja berdasarkan gaya lourentz yang
merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya magnetik pada
suatu medan elektromagnetik. Gaya Lorentz ditimbulkan karena
adanya muatan listrik yang bergerak atau karena adanya arus listrik
dalam suatu medan magnet. Arah dari gaya Lorentz selalu tegak
lurus dengan arah kuat arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada
(B). Arah gaya Lorentz dapat diketahui dengan menggunakan kaidah
tangan kanan dimana :

1. Ibu Jari = arah arus listrik

2. Jari Telunjuk = arah medan magnet

3. Jari Tengah = arah gaya Lorentz

(Ahmad, 2007).
III. Metodologi Penelitian

3.1.Alat dan Bahan

3.1.1. Galavanometer, berfungsi untuk pengukur arus listrik yang relatif


kecil

3.1.2. Pena logam, berfungsi sebagai alat penunjuk untuk mengetahui titik
keseimbangan.

3.1.3. Resistor, sebagi pengatur dalam membatasi jumlah arus yang


mengalir.

3.1.4. Mistar, sebagi pengukur panjang.

3.1.5. Penjepit buaya, sebagai penghubung rangkaian.

3.1.6. Baterai, berfungsi sebagai sumber listrik.

3.1.7. Kawat, sebagai media perambatan arus untuk mencari nilai


hambatan.

3.2.Gambar alat dan bahan

Gambar 3.1 resistor Gambar 3.2 Kawat

Gambar 3.3 Baterai Gambar 3.4 Penjepit Buaya

Gambar 3.5 Mistar Gambar 3.6 Gavanometer


Gambar 3.7 Pena logam

3.3.Set Up alat

Keterangan :

1. Baterai

2. Resistor yang dicari

3. Galvanometer

4. Kawat

5. Penjepit buaya

6. Resistor penguji

7. Mistar

8. Kabel

9. Pena logam
3.4.Diagram alir

mulai

Arus (I) dan tegangan (V)

Merangkai Jembatan Wheatstone

Penggeseran pena logam hingga titik keseimbangan

Pengukuran panjang L1 dan L2

ya
Variasi pembalikkan R dan S

Panjang L1 dan L2, rata-rata L1 dan L2.

Selesai

Gambar 3.9. diagram alir menentukan nilai suatu tahanan.


3.4 Diagram Fisis

Saat baterai dipasang pada rangkaian jembatan wheatstone


terdapat arus yang mengalir pada sistem

Saat nilai resistensi dan resistor yang tiak diketahui hambatannya


yang divariasikan akan terjadi sebuah rangkaian pembagi
tegangan yaitu Tegangan input menjadi beberapa tegangan

Pena logam menekan kawat pada jembatan whatstone lalu digeser


hingga menunjukkan angka nol pada Galvanometer yang
menandakan tidak ada arus yang mengalir/seimbang.

Tercapainya keseimbangan yang didapat terjadi karena hambatan


pada resistensi dan resistor yang dicari itu sama sehingga
didapatkan nilai L1 dan L2.

Berlaku hukum kirchoff 1 dan 2 tentang arus masuk sama dengan arus keluar

Maka didapatkan S.L1=R.L2 atau S=𝐿2.R yang nantinya nilai S


𝐿1
dapat diketahui
Gambar 3.11. diagram fisis jembatan wheatstone.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Jayadi.2007.Dasar Elektronika.Jakarta:Wordpress
Dedy.2012.Fisika Universitas.Jakarta:Erlangga
Jumadi. 2010. Praktikum Analisis Ranhgkaian Listrik. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta
Kanginan, Martin.1994.Fisika.Jakarta:Erlangga
Pauliza, 2008. Fisika Teknologi dan Kesehatan. Bandung : Grafindo
Ramdhani,Mohammad.2005.Rangkaian Listrik (revisi).Bandung:Sekolah Tinggi
Teknologi Telkom
Sutrisno.1986.Elektronika I.Bandung:ITB

Anda mungkin juga menyukai