Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH COSMOGRAFI

(TATA KOORDINAT HORIZON)

Dosen Pengampu :

Dr.Nina Novira,M.Si

Disusun Oleh :Kelompok 1

1. Dian Tiur Maida Simanjuntak


2. Maria Ulina Panjaitan
3. Micael Hardin Manalu
4. Monica Nainggolan
5. Muhammad Budi Nasution

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini yang membahas tentang Tata koordinat horizon. Makalah ini kami buat
guna memenuhi penyelesaian tugas pada Tata koordinat horizon. Dalam penulisan,
kami tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sebagai kelompok 1
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran
yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan kami ke depannya. Akhir kata
kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam penyusunan
yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, Februari 2020

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam astronomi untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu
sistem tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit
tersebut. Tata koordinat tersebut diantaranya adalah tata koordinat horizon, tata
koordinat ekuator dan tata koordinat ekliptika. Begitu juga perjalanan Matahari dari
timur ke barat yang menyebabkan pergantian siang dan malam bukan perjalanan hakiki.
Namun akibat dari perputaran Bumi pada porosnya (rotasi). Sebaliknya akibat semua
benda langit yang ada di sekitar Bumi tampak berjalan dari timur ke barat dan tegak
lurus dengan poros Bumi atau poros langit.Benda-benda langit yang nampak berputar
mengelilingi Bumi semua menempati lingkaran yang melalui titik KLU dan KLS.
Lingkaran-lingkaran yang melalui titik KLU dan KLS ini dinamakan lingkaran
waktu, sebab benda langit yang berada pada satu lingkaran waktu akan mencapai titik
kulminasi atas pada waktu yang sama juga. Tiap-tiap tata koordinat diatas tentunya
mempuyai cara yang berbeda-beda dalam hal penggunaan sistemnya sesuai dengan apa
yang kita inginkan apakah akan digunakan dalam jangka waktu pendek atau panjang.
Untuk itu, pada penjelasannya selanjutnya yang akan menjadi fokus pembahasan adalah
mengenai tata koordinat horizon dan jam bintang, beserta hal-hal lain yang masih
memiliki keterkaitan dengan sistemnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2..1. SISTEM TATA KOORDINAT

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sistem koordinat horizon, ada


beberapa istilah yang berkaitan dengan sistem koordinat horizon, yaitu horizon, garis
vertikal, zenith, nadir, azimuth, dan tinggi bintang. Semua istilah tersebut memiliki
peran penting dalam perhitungan mencari letak suatu bintang.

1. Horizon, vertikal, Zenith dan Nadir

Horizon adalah lingkaran pada bola langit yang menghubungkan titik utara, timur,
selatan dan barat sampa ke utara lagi. Horizon merupakan batas pemisah antara
belahan langit atas dan bawah yang tidak tampak. Ketika kita berdiri di suatu tempat
terkesan kita seolah-olah menjadi pusat dari sebuah bola raksasa (bola langit). Pada
lingkaran besar tersebut langit dan Bumi bertemu. Lingkaran inilah yang disebut
horizon. Lingkaran horizon disebut juga ufuk atau kaki langit atau cakrawala.

Dalam ilmu falak atau astronomi dikenal ada tiga macam ufuk yaitu:

a. Ufuk hakiki atau ufuk sejati

Dalam astronomi disebut true horizon, adalah bidang datar yang ditarik titik pusat
Bumi tegak lurus dengan garis vertikal, sehingga ia membelah Bumi dan bola
langit menjadi dua bagian sama besar, bagian atas dan bagian bawah.

b. Ufuk hissi atau ufuk semu

Dalam astronomi disebut horizon astronomi adalah bidang datar yang ditarik dari
permukaan Bumi tegak lurus dengan garis vertikal. Ufuk ini dapat diketahui
dengan alat Niveau atau Waterpass.

c. Ufuk mar’i atau ufuk kodrat

Dalam astronomi disebut visible horizon dalah ufuk yang terlihat oleh mata, yaitu
ketika seseorang berada di tepi pantai atau berada di dataran yang sangat luas, maka
akan tampak ada semacam garis pertemuan antara langit dengan Bumi.
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan
pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran
semu bintang dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata
koordinat horizon penting dalam hal pengukuran absorbsi cahaya bintang. Dalam
horizon terdapat garis vertikal. Vertikal (garis tegak lurus) adalah garis tengah bola
langit yang tegak lurus dengan garis tengah horizon. Titik potong garis tegak lurus
dengan bola langit yang terletak di atas kepala kita dimana titik puncak atau zenith dan
titik potong yang terletak di bawah atau berlawanan dinamakan titik hakiki atau nadir.

Sedangkan lingkaran vertikal adalah suatu lingkaran yang menghubungkan titik


zenith dan titik nadir melalui horizon tegak lurus pada bidang horizon, sehingga setiap
titik pada lingkaran horizon jaraknya 90˚ dan dapat dibuat tidak terbatas (lingkaran di
bola langit yang bergaris menengahkan garis vertikal).

Titik pertemuan antara garis vertikal dengan bola langit bagian atas disebut titik
zenith yang kemudian disingkat dengan huruf Z. Sedangkan titik pertemuan antara
garis vertikal dengan bola langit bagian bawah disebut titik nadir yang kemudian
disingkat dengan huruf N.

Ket:

UTSB = bidang horizon


UZS = meridian langit
ZTNB = lingkaran vertikal
Garis ZN = garis vertikal
Z = titik zenith
N = titik nadir
2. AZIMUTH DAN TINGGI BINTANG

Di setiap tempat dipermukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang


berbeda-beda tergantung tempat bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai
lingkaran meridian yang sama).

Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang


melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di kutub Utara sering disebut titik
Utara sejati (True North), dan sebaliknya titik Selatan sejati (True South) yang mana
letaknya berbeda dengan kutub Utara magnetik dan kutub Selatan magnetik. Apabila
dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara,
Timur, Selatan dan Barat dengan besar berbedaan sudutnya 90˚.

Dengan mengenal istilah tersebut maka akan memudahkan kita dalam


memahami tata koordinat horizon dengan ordinatnya, yaitu azimuth dan tinggi. Azimuth
sebuah bintang adalah jarak yang dihitung dari titk utara sampai dengan lingkaran
vertikal yang dilalui oleh bintang tersebut melalui lingkaran ufuk atau horizon menurut
arah perputaran arah jarum jam. Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit
dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu tegak lurus pada
horizon (lingkaran vertikal). Tinggi benda langit merupakan suatu sudut yang dibentuk
oleh garis yang menghubungkan antara titik pusat dengan proyeksi bintang dengan garis
yang menghubungkan antara titik pusat dengan bintang. Tinggi bintang diukur dari

horizon keatas ufuk dengan nilainya positif 0˚ sampai 90˚, dan dari horizon kebawah
ufuk dengan nilai negatif 0˚ sampai -90˚. Untuk menyatakan azimuth terdapat dua versi,
yaitu pertama, menggunakan acuan titik Selatan. Kedua, yang dianut Internasional
untuk astronomi dan navigasi yaitu menggunakan acuan titik Utara, berupa busur UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama yaitu jika dilihat dari zenith arahnya
searah perputaran jarum jam yang nilainya 0˚- 360˚.

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:

a. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimuth (Az). Azimuth


umumnya diukur dari selatan ke barat sampai pada proyeksi bintang itu
di horizon, seperti pada gambar di atas. Namun ada pula azimuth yang
diukur dari utara ke timur.
b. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang
diukur dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke
zenith. Tinggi bintang diukur 0˚- 90˚ jika arahnya ke atas (menuju
zenith) dam 0˚- (-90˚) jika arahnya ke bawah (menuju nadir).

3. PERHITUNGAN TINGGI BINTANG DAN AZIMUTH


Untuk mencari tinggi bintang menggunakan rumus:

Sin h = sin φ . sin δ + cos φ . cos δ . cos t

Sedangkan untuk mencari azimuth mneggunakan rumus:

Cotan A = - sin φ : tan t + cos φ . tan δ : sin t


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Horizon adalah lingkaran pada bola langit yang menghubungkan titik utara, timur,
selatan dan barat sampa ke utara lagi. Horizon merupakan batas pemisah antara belahan
langit atas dan bawah yang tidak tampak. Ketika kita berdiri di suatu tempat terkesan kita
seolah-olah menjadi pusat dari sebuah bola raksasa (bola langit). Pada lingkaran besar
tersebut langit dan Bumi bertemu. Lingkaran inilah yang disebut horizon. Pada tata
koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja.
Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang dan
letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting
dalam hal pengukuran absorbsi cahaya bintang. Dalam horizon terdapat garis vertikal.
Vertikal (garis tegak lurus) adalah garis tengah bola langit yang tegak lurus dengan garis
tengah horizon. Titik potong garis tegak lurus dengan bola langit yang terletak di atas kepala
kita dimana titik puncak atau zenith dan titik potong yang terletak di bawah atau berlawanan
dinamakan titik hakiki atau nadir.

Anda mungkin juga menyukai