Anda di halaman 1dari 18

Nama : Lulu Lutfiyah

Nim : 11181040000005

PSIK A 2020

Phlebotomy

1. Pengertian Phlebotomy

Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani


phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti
mengiris/memotong (“cutting”). Dulu dikenal istilah venasectie(Bld),
venesection atau venisection(Ing).

Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah


mendapat latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah
dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Akhir-akhir ini dikenal lagi
suatu teknik microcollection.

Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah,


yaitu :

1. melalui tusukan vena (venipuncture),


2. tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
3. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena
itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture

(arif,2011)
2. Pengambilan Darah Vena

Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji


laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan
dengan benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis
antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan
pelabelan.

Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :

1. Spuit

Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau


pemberian injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai
skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah darah yang akan
diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang
sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde
atau syring pump.

2.      Tourniquet

Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari


karet sintetis yang bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau
pembendung pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan penusukan
plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi,
pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah tekanan
vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan
darah kedalam spuit.

3.      Kapas alkohol

Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas
alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu
pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko
infeksi bisa ditekan.

4.      Needle, Wing Needle


Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara
vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari
spuit serta container vacuum. Penggantian needle dimaksudkan untuk
menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan
pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.

5.      Vacuum Tube

Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang


Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah
akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika
sejumlah volume tertentu telah tercapai.

6.      Blood Container


Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum
udara. Ini biasa digunakan untuk pemeriksaan manual, dan dengan
keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan sendiri untuk efisiensi
biaya.

7.      Plester

untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga


membantu proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat
perlukaan atau trauma akibat penusukan.

3. Pengambilan darah kapiler

Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan


laboratorium dengan volume yang lebih sedikit dari pengambilan melalui
vena. Pengambilan ini umumnya digunakan untuk pemeriksaan dengan
jumlah dibawah 500 mikroliter.

Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :

1.  Lancet

Merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk


pengambilan darah kapiler dipermukaan kulit atau ujung jari pasien. Bisa
berupa classic lancet yang terpisah dari pemantiknya. Atau bisa berupa
automatic lancet yang langsung bisa dipergunakan tanpa pemantik lagi.
2.  Kapas alkohol.

Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas
alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu
pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko
infeksi bisa ditekan.

3.  Obyek Glass

Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan


sediaan darah atau pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan
mikroskop.

4. Deck Glass

Adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis
karena dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu
pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.

5. Tensimeter

Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak
jantung manusia. Dalam sampling tensi ini digunakan untuk memeriksa
Bleeding time.

6.   Kertas Saring

Kertas yang mempunyai kerapatan tertentu sehingga bisa


digunakan untuk menyaring larutan. Bisa digunakan untuk pemeriksaan
Bleeding time.

7.   Tabung kapiler
Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki
daya kapilaritas atau menyerap cairan darah yang akan diambil. Sehingga
cukup dengan menempelkan salah satu ujungnya, maka darah akan
mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan antikoagulan
bertanda strip merah, sedangkan tanpa koagulan dengan strip biru.

8.   Wax

Merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai penahan


dasar tabung hematokrit sehingga disaat penyimpanan sampel darah atau
pemutaran nilai hematokrit, darah bisa tertahan didalam tabung.

4. PENGAMBILAN DARAH VENA

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah


umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi
dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit,
cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-
hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
median.

(Bakta ,2013)

Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan,


maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan
tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan
menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

 Lengan pada sisi mastectomy


 Daerah edema
 Hematoma

 Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

 Daerah bekas luka

 Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular

 Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat


menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan
cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring),
sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan


darah vena adalah :

 Pemasangan turniket (tali pembendung)


o pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV
dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST,
besi, kolesterol, lipid total)

o melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan


hematoma

 Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga


mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah
merah.

 Penusukan

o penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan


jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan
hematoma.

o tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena


menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma

 Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis


sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang
berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
5. Pengambilan Darah Vena dengan Syringe

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring)


merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium
klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah
sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung
silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah :
21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.

Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien


usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh
atau kecil).

Prosedur :

No. Prosedur Rasional


1. Lakukan penjelasan kepada Mengurangi rasa cemas dan
penderita (tentang apa yang meningkatkan kerjasama.
dilakukan terhadap penderita, Mencegah hiperventilasi akibat
kerjasama penderita, sensasi yang ansietas, yang menimbulkan
dirasakan penderita, dsb). perubahan sementara pada gas
darah.
2. Cari vena yang akan ditusuk Meningkatkan kemudahan
(superfisisal, cukup besar, lurus, insersi jarum.
tidak ada peradangan, tidak diiinfus). Memungkinkan perawat
menempatkan jarum menjadi
paralel dengan vena. Sehingga
saat vena dipungsi, risiko
menusuk vena sampai tembus
ke luar berkurang.
Vena yang diinfus harus
dihindari karena meningkatkan
risiko bercampurnya cairan
infuse dengan sampel darah
yang akan diambil yang dapat
mengakibatkan hasil test tidak
valid.
3. Letakkan tangan lurus serta Memungkinkan dilatasi vena
ekstensikan dengan bantuan tangan sehingga vena dapat dilihat.
kiri operator atau diganjal dengan
telapak menghadap ke atas sambil
mengepal.
4. Lakukan desinfeksi daerah yang Mengurangi risiko bakteri yang
akan ditusuk dengan kapas steril berada di kulit memasuki tempat
yang telah dibasahi alcohol 70% dan pungsi.
biarkan sampai kering.
5. a.  Lakukan pembendungan pada a.  Meningkatkan dilatasi vena.
daerah proximal kira-kira 4-5 jari Tourniquet harus menghambat
dari tempat penusukan agar vena aliran vena, bukan aliran arteri.
tampak lebih jelas (bila tourniquet Aliran arteri yang terhenti
berupa ikatan simpul terbuka dan mencegah pengisian vena.
arahnya ke atas) b.  Mencegah hemokonsentrasi
b.  Pembendungan tidak boleh terlalu dan hematoma.
lama (maks. 2 menit, terbaik 1
menit).
6. Ambil spuit dengan ukuran sesuai Memastikan spuit cukup untuk
jumlah darah yang akan diambil, cek jumlah darah yang diambil.
jarum dan karetnya. Memastikan spuit tidak rusak
dan dalam keadaan baik.
7. Pegang spuit dengan tangan kanan, Mencegah terlepasnya jarum
kencangkan jarumnya dan dorong dari spuit.
penghisap sampai ke ujung depan. Mengeluarkan udara dalam spuit
8. Fiksasi pembuluh darah yang akan Meningkatkan dilatasi vena.
ditusuk dengan ibu jari tangan kiri. Mencegah bergesernya vena.
9. Tusukkan jarum dengan sisi Memungkinkan perawat
menghadap ke atas membentuk menempatkan jarum menjadi
sudut 15-30° sampai ujung jarum paralel dengan vena. Sehingga
masuk ke dalam vena dan terlihat saat vena dipungsi, risiko
darah dari pangkal jarum. menusuk vena sampai tembus
ke luar berkurang.
10. Fiksasi spuit dengan tangan kiri Menghindari pergeseran jarum.
dengan membentuk sudut.
11. Penghisap spuit ditarik pelan-pelan Memastikan jumlah darah yang
sampai didapatkan volume darah diambil sesuai dengan yang
yang didinginkan. diinginkan.
12. a.  Kepalan tangan dibuka, lepaskan a.  Mengurangi aliran balik
bendungan. darah. Mencegah
b.  Letakkan kapas alcohol 70% di hemokonsentrasi dan hematoma.
atas jarum, cabut jarum dengan Memperlancar aliran darah
menekan kapas menggunakan tangan kembali.
kanan pada bekas tusukan selama
beberapa menit untuk mencegah b.  Mencegah perdarahan.
perdarahan, plester, tekan dengan
telunjuk dan ibu jari penderita
selama ± 5 menit.
13. Lepaskan jarum, alirkan darah dalam Mencegah terjadinya hemolisa.
wadah melalui dindingnya supaya
tidak terjadi hemolisa.
14. Tuangkan darah ke dalam botol Mengamankan specimen untuk
penampungan yang volumenya diantar ke laboratorium terkait.
sesuai (sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta).
15. Jika menggunakan antikoagulan, Mencegah terjadinya
kocok botol beberapa menit agar pembekuan darah.
antikoagulan tercampur dengan
darah dan tidak terjadi pembekuan.

6.Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD


(Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini
berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik.
Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke
dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah
tercapai.

Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang


dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan
untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada
tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi
untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat
mendorong tabung menancap pada jarum posterior.

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak


perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup
sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara
bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes
biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung
dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman.
Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil,
bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien
gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap
(winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir
sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas.
Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua
buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang
menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat
mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

(gandasoebrata,2011)

Prosedur :

 Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali


pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
 Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

 Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien


senyaman mungkin.

 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

 Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

 Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan


aktifitas.

 Minta pasien mengepalkan tangan.

 Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

 Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan


(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.

 Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

 Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.


Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian
posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke
dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan
beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan
tabung kedua, begitu seterusnya.

 Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume


darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.

 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan


kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.

7. Menampung Darah Dalam Tabung

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek


laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
 Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah
akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank
darah (crossmatching test)
 Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator
tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah
pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi dan serologi

 Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah
pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.

 Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)

 Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya


digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)

 Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia
darah.

 Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,
mercury) dan toksikologi.

 Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.

 Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk


pemeriksaan LED (ESR).
 Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk
pemeriksaan imunohematologi.

 Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan


molekuler/PCR dan bDNA.

 Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media
biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi – aerob, anaerob dan
jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

 Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan
cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding
tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa
melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke
dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung,
biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah
terpenuhi.
 Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara
memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali
dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.

 Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :


pertama – botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam
kedua – tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga – tabung non additive
(tutup merah), keempat – tabung tutup merah atau kuning dengan gel
separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung
tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

8. PENGAMBILAN DARAH KAPILER


Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :

 Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.


 Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi
telapak kaki atau ibu jari kaki.

 Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan


peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,
trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan


sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa,
kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary
method).
Prosedur

 Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.


 Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.

 Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
rasa nyeri berkurang.

 Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak
harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari
masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan
oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah
ditampung dalam wadah.

 Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
 Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras
untuk mencegah terbentuknya jendalan.

9. Pengambilan Darah Arteri

Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah


pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di
daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus
dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.

Prosedur

 Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan


sampling.
 Pilih bagian arteri radialis.

 Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.

 Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak


arteri.

 Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.

 Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu
tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak
atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan
mendorong thorak ke atas.

 Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan


segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat
selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.

(Joyce ,2010)
Daftar Pustaka

Arif, M. 2011. Dasar – Dasar Flebotomi. Makasar:Lembaga Penerbitan


Universitas Hasanudin (LEPHAS)

Bakta, I. M. 2013. Hematologi Klinik Ringkas.7th. Penerbitan Buku Kedokteran.


Jakarta :EGC

Joyce LeFever Kee. 2010. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik.


Jakarta : EGC

R. Gandasoebrata.2011. Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat. Bandung

Anda mungkin juga menyukai