Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten merupakan Bank milik

pemerintah Propinsi Jawa Barat dan Pemerintah Propinsi Banten bersama – sama dengan

pemerintah kota/kabupaten se- Jawa Barat dan Banten. Dasar pendiriannya adalah

peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan

perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasikan. Salah satu perusahaan

milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De

Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut

bergerak di bidang bank hipotek.

Sebagai tindak lanjut dari peraturan pemerintah nomor 33 tahun 1960 pemerintah

propinsi Jawa Barat dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan

nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur

Propinsi Jawa Barat nomor 7/ GKDH/ BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PT.

Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari kas

daerah sebesar Rp. 2.500.000,00. Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank

Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa

Barat nomor 11/ PD-DPRD/ 72 tanggal 27 Juni 1972 tentang kedudukan hukum Bank

Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang berusaha di

bidang perbankan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor

8
9

1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD Bank Karya Pembangunan Daerah

Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Jawa Barat.

Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan

menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia tahun

1995 mempunyai sebutan Bank Jabar dengan logo baru. Mengikuti perkembangan

perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta

Pendirian Nomor 4 tanggal 8 April 1999 berikut akta perbaikan nomor 8 tanggal 15 April

1999 yang telah disahkan oleh menteri kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk

hukum Bank Jabar diubah dari perusahan daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Kemudian untuk memenuhi permintaan masyarakat akan jasa layanan perbankan

yang berlandaskan syariah, maka sesuai dengan izin Bank Indonesia no. 2 / 28/ DpG/

DPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal 15 April 2000 Bank Jabar menjadi bank

pembangunan daerah pertama di Indonesia yang menjalankan dual banking system, yaitu

memberikan layanan perbankan dengan system konvesional. Agar lebih leluasa dalam

melaksanakan ekspansi usaha, berdasarkan hasil rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

yang diselenggarakan pada tanggal 16 April 2010, disetujui peningkatan modal dasar

Bank Jabar menjadi Rp. 1 triliun. Selanjutnya berdasarkan hasil keputusan RUPS yang

diselenggarakan pada tanggal 14 April 2004 dengan akta No. 10 tanggal 14 April 2004,

modal dasar Bank dinaikan dari Rp 1 triliun menjadi 2 triliun.

Melihat perkembangan yang terus meningkat dan prospek usaha yang terus

membaik maka pada RUPS tanggal 5 April 2006 ditetapkan bahwa modal dasar Bank

Jabar naik dari Rp 2 triliun menjadi Rp 4 triliun. Pada bulan November 2007, menyusul
9
10

dikeluarkannya SK Gubernur BI NO. 9/63/KEP.GBI/2007 tentang perubahan izin usaha

atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi izin usaha atas nama PT.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, maka telah dilaksanakan

penggantian call name dari bank Jabar menjadi Bank Jabar Banten. Pada 2 Agustus 2010

Bank Jabar Banten kembali melakukan penggantian call name menjadi BJB hal ini

dikarenakan bank jabar yang sedang melakukan tahap pengembangan yang tidak hanya

dilakukan di sekitar Jawa Barat dan Banten melainkan dapat melebarkan sayapnya

hingga dapat diterima di luar daerah Jawa Barat dan Banten.

Bank Jabar Banten didirikan dengan maksud melalui aktivitasnya sebagai Bank

Umum dapat membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian regional dan

pemerataan pembangunan daerah di segala bidang agar tercapai peningkatan taraf hidup

rakyat. Di dalam melakukan kegiatannya sebagai Bank Umum tersebut Bank Jabar

Banten menetapkan visinya yaitu: ” Ingin menjadi 10 Bank terbesar dan berkinerja baik

di Indonesia”. Bank Jabar Banten memiliki Misi dan Fungsi dalam melaksanakan

peranannya sebagai salah satu Bank yang ada di Indonesia yaitu “ Menjadi penggerak

dan pendorong laju perekonomian di daerah, sebagai pemegang kas daerah dan salah satu

sumber pendapatan asli daerah”.

B.VISI MISI

1. Visi misi

a. Visi.

10
11

Dalam rangka mewujudkan visi Bank BJB, yaitu : menjadi 10 bank terbesar dan

berkinerja baik di Indonesia, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

Indonesia.

b. Misi.

1) Menggerakan dan pendorong laju perekonomian daerah

2) Melaksanakan penyimpanan uang daerah

3) Salahsatu sumber pendapatan

2. Struktur

KANTOR CABANG
PEMBANTU

PEMIMPIN

OPERASIONAL BISNIS

Teller Acount Officer

Costomer Service Pemasaran Dana


Institusi
Administrasi Dana & Jasa
Pemasaran Dana
Administrasi Kredit Konsumer
Bisnis Legal

B. Profil Perusahaan

Bank BJB Kantor Cabang Pembantu Indihiang, Kota Tasikmalaya, mulai dirintis

sejak tahun 2012. Pembangunan fisik dan penyiapan sarana-sara pendukung lainnya

11
12

dilakukan kurang lebih dalam satu tahun tersebut. Kemudian pada tahun berikutnya yakni

2013, barulah Bank BJB Kantor Cabang Pembantu Indihiang disahkan. Dan saat itu,

Kantor Cabang Indihiang tercatat sebagai kantor cabang Bank BJB ke enam yang

didirikan di Kota Tasikmalaya.

Saat awal didirikan, Kantor Cabang Pembantu Indihiang dipimpin oleh Bapak

Sigit. Jumlah staf sebanyak delapan orang, termasuk satu orang office boy dan satu orang

satpam. Setelah enam tahun sampai sekarang, jumlah karyawan sudah mengalami

penambahan menjadi total 10 orang.

C. Kredit Guna Bhakti

Bank BJB KCP Indihiang Tasikmalaya dilaksanakan di divisi yang menangani

program kredit, salah satunya adalah Kredit Guna Bhakti Bank BJB, yang merupakan

pembiayaan yang diberikan oleh bank bjb untuk debitur berpenghasilan tetap yang

gajinya telah atau belum disalurkan melalui bank bjb dan/atau tempat debitur bekerja

telah memiliki perjanjian kerjasama dengan bank bjb dimana sumber pengembaliannya

berasal dari gaji debitur yang digunakan untuk keperluan multiguna.

Debitur atau pengaju kredit yang dapat memanfaatkan Kredit Guna Bhakti Bank

BJB antara lain CPNS, PNS, Anggota TNI/POLRI, Pegawai Tetap Lembaga Negara dan

Instansi Pemerintah Non PNS, Pegawai BUMN/BUMD, Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah, Anggota DPRD Provinsi/Kota/Kabupaten, Pegawai Perusahaan Swasta, Pegawai

Yayasan/Unit Usaha Yayasan, Kepala Desa & Perangkat yang gajinya telah atau belum

disalurkan melalui bank. Fasilitas kredit ini memiliki plafon pinjaman yang dimulai dari

12
13

Rp10 juta sampai dengan Rp500 juta dengan tenor pengembaliannya dimulai dari jangka

waktu 12 bulan hingga 15 tahun,”

Angsuran kredit guna bakti akan dipotong otomatis dari setiap gaji yang diterima

pegawai setiap bulan. Besaran angsuran dapat disesuaikan dengan nilai penghasilan

debitur yang mengacu pada tenor pengembalian.

Adapun manfaat kredit guna bhakti bagi calon debitur adalah untuk

menjalankan bisnis di luar tanggung jawab pekerjaan. Namun tidak menutup

kemungkinan, KGB juga dapat digunakan sebagai sarana memenuhi kebutuhan yang

bersifat konsumtif, seperti biaya pendidikan, pernikahan, pembelian rumah, dan lainnya.

Namun juga tidak menutup kemungkinan semua kredit pasti ada hambatannya

terutama kredit guna bhakti yaitu:

1. Lamanya pencairan kredit

Hambatan yang terjadi saat percairan kredit adalah Lamanya pencairan dana

kredit guna bhakti yang tidak sesuai dengan prosedur dikarenakan proses dalam tahap

menganalisis pemberian kredit membutuhkan waktu yang cukup lama, lamanya

pencairan kredit dikarnakan banyaknya calon debitur tidak memperhatikan

kelengkapan dokumen sebagai persyaratan dalam pengajuan kredit guna bhakti.

Upaya pihak bank dalam mengatasi lamanya proses pencairan dana kredit

adalah menambah jumlah staf/pegawai pada Analisis dalam memeriksa berkas-berkas

pengajuan permohonan kredit calon debitur agar proses pencairan dana kredit dapat

sesuai dengan prosedur dan tidak menghambat calon debitur yang lain.

2. Kredit Macet
13
14

Hambatan yang kedua adalah terjadi nya kredit macet yang menghambat

operasional bank sehingga menggangu kelancaran penyaluran kredit di bank

tersebut.Adanya terjadi kredit macet karnaDebitur pindah ke luar pulau,Kerja nya

bukan di wilayah bank bjb.

Upaya pihak bank menyelesaikan permasalahan kredit macet diantaranya

melalui upaya damai, dengan bantuan saluran hukum atau dengan bantuan pihak

ketiga, dan harus dilunasi dengan membuat surat pernyataan apabila pindah dinas

atau mutasi dimana kantor bayar bukan bank bjb melalui penataan kembali hutang

kredit macet. Dari ketiga cara yang dilakukan oleh pihak bank, beberapa tahapan

untuk melakukan penyelesaian kredit macet yang ditimbulkan oleh debitur, yakni

bila pihak debitur secara sengaja tidak menyediakan uang dalam rekening tabungan

yang secara otomatis akan ditarik pihak bank untuk pembayaran kredit maka pihak

bank mengupayakan untuk menghubungi debitur agar segera menyelesaikan

pinjaman kredit tersebut.

14

Anda mungkin juga menyukai