Anda di halaman 1dari 3

Nelson, 2000, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 2005. Perawatan anak Sakit edisi 2. Jakarta: EGC.


Prawirohardjo sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC
Rahayoe, A. 2006. Penanganan medis pada penyakit jantung bawaan.
http://www.indonesiaindonesia.com. Diakses Tanggal: 1 Juli 2010.
Smeltzer C, Brenda G Bare. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Sudarti dan Endang. 2010. Kebidanan Neonatus, bayi dan anak balita untuk mahasiswa
kebidanan. Yogyakarta: numed .
Wilkinton, Judith M & Nancy, R. Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan :
Diagnosis Nanda, Intervensi, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta : EGC

1. Pengertian

Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan septum atau sekat
antara rngga atrium kanan dan kiri atau lubang abnrmal pada sekat yang memisahkan kedua
belah atrium sehingga terjadi pengaliran darah dari atrium kiri yang bertekanan
tinggikedalamatrium kanan yang bertekanan rendah. Septum tersebut tidak menutup secara
sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur. Menurut lkasi defek,
ASD dikelmpkkan menjadi: a. Defek septum atrium sekundum Defek terjadi pada fsa valis
dan sering disertai dengan aneurisma fsa valis. b. Defek septum atrium dengan defek sinus
vensus superir Defek terjadi dekat muara vena kava superir sehingga terjadi kneksi
biatrial.sering vena pulmnalis dari paru-paru kanan juga mengalami anmali.dapat juga terjadi
defek sinus vensus tipe vena kava inferir,dengan lkasi di bawah framen vale dan bergabung
dengan dasar vena kava inferir. c. Defek septum atrium primum Bagian dari defek septum
atriventrikular dan pada bagian atas berbatas dengan fsa valis sedangkan bagian bawah
dengan katup atriventrikular. Menurut kmpleksitasnya, ASD diklasifikasikan menjadi: a. ASD
sederhana dengan defek pada septum dan disekitar fssa valis (dikenal dengan DSA
sekundum), defek pada tepi bawah septum (DSA primum) dan defek d isekitar muara VCS
(defek sinus vensus) yang seringkali disertai anmali parsialdrainase vena pulmnalis. b. ASD
kmpleks yang merupakan bentuk dari defek endcardial cushin yang sekarang dikenal sebagai
defek septum atriventrikular (DSAV) atau AV canal. Defek septum atrium sekundum adalah
kelainan yang dimana terdapat lubang patlgis di tempat fssa valis. Akibatnya terjadi pirau dari
atrium kiri ke atrium kanan, dengan beban vlume di atrium dan di ventrikel kanan.

2. Etiologi

Jantung membentuk selama 8 minggu pertama perkembangan janin. Ini dimulai sebagai
tabung hampa, kemudian partisi dalam tabung mengembangkan yang akhirnya menjadi
septa (atau dinding) membagi sisi kanan jantung dari kiri. Defek septum atrium terjadi ketika
prses partisi tidak terjadi sepenuhnya, meninggalkan sebuah lubang di septum atrium.
Beberapa cacat jantung bawaan mungkin memiliki link genetik, baik yang terjadi karena cacat
pada gen, kelainan krmsm, atau paparan lingkungan, menyebabkan masalah jantung lebih
sering terjadi dalam keluarga tertentu. Defek septum atrium Kebanyakan terjadi secara
spradis (secara kebetulan), tanpa alasan yang jelas bagi perkembangan mereka. Faktr-faktr
penyebab ASD diantaranya :
1. Faktor Prenatal

a. Ibu menderita infeksi Rubella

b. Ibu alkhlisme

5 melebar di daerah suprahilar dan sekitar hius, sehingga crakan pembuluh darah bertambah. Knus
(segmen) pulmnal Nampak mennjl. Arkus arta Nampak menjadi kecil. Pada ft lateral, daerah
retrsternal terisi akibat pembesaran ventrikel kanan, dilatasi atrium kanan, segmen pulmnal mennjl,
serta crakan vaskuler paru prminen. Dalam keadaan hipertensi pulmnal,pada ft traks psisi psteranterir
(PA) tampak jantung yang membesar ke kiri dan juga ke kanan. Hilus sangat melebar di bagian
sentral dan menguncup menjadi kecil kearah tepi. Segmen arteri pulmnalis menjadi mennjl sekali.
Arta Nampak kecil. Vena-vena sukar dilihat. Paru-paru dibagian tepi menjadi lebih radilusen karena
pembuluh darah berkurang. Bentuk traks emfisematus (bentuk tng,barrel chest). Sedangkan pada ft
traks psisi lateral tampak pembesaran dan ventrikel kanan yang menempel jauh ke atas sternum.
Tampak hilus yang terptng rtgrad dan berukuran besar. Kadang-kadang jantung belakang bawah
berhimpit dengan klumna vertebralis. Hal ini disebabkan karena ventrikel kanan begitu besar dan
mendrng jantung ke belakang tanpa ada pembesaran dari ventrikel kiri.

7 2. USG jantung (Ekkardigrafi) Ekkardigrafi menunjukkan dilatasi atrium dan ventrikel kanan, dan
dilatasi arteri pulmnalis dengan gerakan septum ventrikel yang abnrmal (paradx) karena adanya
kelebihan beban vlume yang signifikan pada jantung kanan. Defek septum atrium dapat
divisualisasikan secara langsung dan pencitraan dua-dimensi USG Dppler atau ekkntras. Dengan
menggunakan ekkardigrafi transtrakal (ETT) dan Dppler berwarna dapat ditentukan lkasi defek
septum, arah pirau, ukuran atrium dan

8 ventrikel kanan, keterlibatan katup mitral misalnya prlapse yang memang sering terjadi pada ASD.
Ekkardigrafi transesfageal (ETE) diindikasikan jika ETT diragukan, serta sangat bermanfaat karena
dapat dilakukan pengukuran defek secara presisi, sehingga dapat membantu dalam tindakan
penutupan ASD perkutan, juga kelainan yang menyertai.

9 3. CT Scan Ultrafast CT scan cukup akurat dalam menilai defek septum atrium. Tmgrafi ptngan
axial memberikan pemisahan jarak yang jelas dari bagian inflw dan utflw dari septum atrium dan
ventrikel. Akibat dari tidak adanya struktur dasarnya yang menutupi pada gambaran CT scan dan 3-
dimensi (3D) ultrafast CT, ukuran atrium dan ventrikel dapat diukur.

10 4. MRI MRI memiliki peran yang penting dalam menegakkan diagnse kardivaskuler. Kemampuan
lain dari MRI meliputi: Dapat menyajikan beberapa gambar per siklus jantung sehingga fungsi
ventrikel dapat dievaluasi. Memungkinkan pengukuran aliran dan kecepatan darah dalam arta, arteri
pulmnalis dan saat melewati katup-katup. MR angigrafi memungkinkan pemeriksaan 3D berreslusi
tinggi dari pembuluh darah dan secara nninvasive dapat menetapkan adanya anmaly vena paru yang
menyebabkan terjadinya pirau. 5. Kateterisasi Jantung Kateterisasi jantung dilakukan bila defek
intraarterial pada ekkardigram tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmnal. Pada
kateterisasi jantung terdapat peningkatan saturasi ksigen di atrium kanan dengan peningkatan ringan
tekanan ventrikel kanan dan arteri pulmnalis. Bila telah terjadi penyakit vaskuler paru, tekanan arteri
pulmnalis sangat meningkat sehingga perlu dilakukan tes dengan pemberian ksigen 100% untuk
menilai reversibilitas vaskuler paru. Pada atrial septal defek primum, terlihat gambaran leher angsa
(gse-neck appearance) pada kasus dengan

18 10. DAFTAR PUSTAKA Faisal, Baraas Pengantar Penyakit Jantung pada Anak. Jurnal Kardilgi
Indnesia Vl. XVII N. 2. April Juni Markum Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI. Muttaqin, Arif Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Kardivaskuler
dan Hematlgi. Jakarta : Salemba. Rkhaeni, H dkk Buku Ajar Keperawatan Kardivaskuler. Ed 1.
Jakarta : Bidang Diklat Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasinal Harapan Kita. Sadn
eprints.undip.ac.id/44121/3/ratya_g2a009109_bab2kti.pdf. diakses pada tanggal 18 Juli 2016
Windarini repsitry.usu.ac.id/bitstream/ /.../4/chapter%20ii.pdf. diakses pada tanggal 18 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai