Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah pelajaran yang terdiri dari angka, pelajaran yang

sudah dipelajari mulai dari TK sampai ke perguruan tinggi. Tapi Kalau disadari

sebenarnya sudah mengenal matematika sejak sebelum kita dilahirkan dan dalam

kehidupan sehari-hari. Ketika ibu mengandung, ibu menggunakan hitung-

hitungan angka dalam menentukan perkembangan janinnya.

Matematika adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempunyai

peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Matematika juga dapat menjadikan Peserta Didik menjadi manusia yang dapat

berfikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri. Tetapi matematika sering

dikatakan sebagai pelajaran yang sulit dipahami dan sangat menakutkan, baik

teori maupun konsep-konsep sehingga menyebabkan Pemahaman Materi

matematika belum menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari

hasil ulangan harian, nilai tugas, nilai semester dan hasil Ujian Nasional yang

belum sesuai dengan harapan guru dan Peserta Didik.

Dalam proses belajar mengajar diharapkan agar Peserta Didik mampu

menguasai konsep dan memahami teori serta prinsip-prinsip penerapannya. Maka

konsep-konsep yang menjadi dasar ilmu harus diberikan kepada Peserta Didik

secara benar dan penekanannya pada kegiatan pengamatan secara langsung

ditransferkan kepada orang lain. Mentransferkan konsep melalui informasi atau

1
ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keseluruhan malah

mungkin akan menimbulkan salah konsep. Untuk itu diperlukan interaksi

mengajar yang baik antara guru dengan Peserta Didik dalam proses belajar

mengajar.

Agar terjalin komunikasi dan interaksi yang baik antar guru dengan

Peserta Didik, maka seorang guru harus memperhatikan kesiapan intelektual

Peserta Didik serta pemilihan metode dan penggunaan media pembelajaran yang

tepat dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media pembelajaran

dalam pengajaran matematika diharapkan dapat mempermudah Peserta Didik

untuk menerima dan memahami matematika.

Selain itu matematika juga mempunyai peran yang amat penting

sebagaimana diungkapkan oleh Cockrof (Mulyono, 2003:253) beriukut ini :

1. Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan


2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika
3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas
4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara
5. Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan
6. Memberikan kepuasan tehadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.

Dari pernyataan-pernyataan tentang matematika tersebut, maka

matematika harus dipelajari di setiap jenjang pendidikan, sehingga peran

matematika terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

berperan dengan jelas.

Prestasi yang ingin dicapai oleh Peserta Didik pada hasil Matematika

merupakan pengetahuan tentang matematika. Matematika merupakan ilmu pasti

2
yang menuntut pemahaman dan ketentuan berlatih. Sesuai dengan pendapat

Suriasumantri (2009: 190) bahwa: ”matematika adalah bahasa yang

melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai

arti setelah sebuah makna diberikan padanya.” Matematika merupakan ilmu pasti

yang menuntut pemahaman dan ketentuan berlatih. Matematika

mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa

kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. Hal ini karena

objek yang dipelajari dalam matematika merupalkan benda abstrak atau

khayal seperti angka-angka atau simbol-simbol.

Matematika juga berpikir logis dipertegas Wittgenstein yang dikutip oleh

Suriasumantri (2009: 199) bahwa, ”matematika adalah metode berfikir logis”.

Artinya matematika merupaka suatu cara atau teknik yang digunakan dalam

berfikir logis. Sehingga kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran

yang berdasarkan logika bukan empiris atau kenyataan. Selain sebagai bahasa

dan alat berfikir secara logika, matematika merupakan pengetahuan yang

didasarkan pada pola deduktif. Hal ini sesuai menurut Suriasumantri (2009: 199)

”matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang disusun secara

konsisten berdasarkan logika deduktif”. Logika deduktif merupakan pola

berfikir logika dari hal umum menuju hal khusus. Artinya ada sebuah teori

kemudia dibuktikan secara spesifik dan terperinci dengan contoh-contoh.

3
Demikian pula dalam pembelajaran matematika dimulai dari hal-hal yang

konkrit kemudian hal-hal yang abstrak dan dari masalah-masalah mudah

kemudian masalah- masalah sulit.

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan

mempengaruhi satu sama lain. Seorang Peserta Didik yang bersikap kurang

menyukai pelajaran matematika, merasa sulit memahami pelajaran, cenderung

mudah lupa terhadap materi yang telah diajarkan serta jenuh dalam kegiatan

belajar (faktor internal) ditambah lagi jam pelajaran matematika yang

dilaksanakan pada siang hari (faktor eksternal) membuat Peserta Didik kesulitan

dalam mempelajari matematika, maka Peserta Didik tersebut membutuhkan

pendekatan belajar yang membuat Peserta Didik dapat mengingat materi yang

telah disampaikan, menyukai pelajaran, senang dan termotivasi belajar.

Sebaliknya Peserta Didik yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan

mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal), mungkin akan

memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil

pembelajaran. Jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut, muncul Peserta Didik-

Peserta Didik yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers

(berprestasi rendah).

Salah satu cara yang tepat di gunakan untuk mengatasi masalah di atas

agar matematika hidup dan menarik adalah dengan cara penerapan metode

permainan kartu domino sebagai variasi pembelajaran matematika. Yang mana

kita ketahui anak sudah mengenal permainan domino secara umum melalui

penerapan pembelajaran dengan permainan kartu domino ini Peserta Didik dapat

4
belajar secara kongkrit. Permainan ini dapat mengisi waktu, mengubah tekanan

tinggi dan menimbulkan minat (Ismail, 2000:28). Permainan kartu domino ini

merupakan sesuatu yang menyenangkan yang dapat membuat Peserta Didik aktif

dalam belajar.

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Konsep Matematis dan

Aktivitas Belajar Peserta Didik dengan Metode Permainan Kereta Domino pada

Pembelajaran Operasi Bentuk Aljabar (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII

SMP Uswatun Hasanah).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Aktifivitas belajar Peserta Didik dalam pembelajaran operasi

bentuk aljabar di kelas VII SMP Uswatun Hasanah?

2. Bagaimana Pemahaman Materi Peserta Didik dengan menggunakan metode

permainan kereta domino dalam pembelajaran operasi bentuk aljabar di kelas

VII SMP Uswatun Hasanah?

3. Apakah terdapat peningkatan Pemahaman Materi Peserta Didik dengan

menggunakan metode permainan kereta domino dalam pembelajaran operasi

bentuk aljabar di kelas VII SMP Uswatun Hasanah?

5
4. Apakah terdapat peningkatan Aktivitas belajar Peserta Didik dengan

menggunakan metode permainan kereta domino dalam pembelajaran operasi

bentuk aljabar di kelas VII SMP Uswatun Hasanah?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Aktifivitas belajar Peserta Didik dalam pembelajaran operasi

bentuk aljabar di kelas VII SMP Uswatun Hasanah.

2. Mengetahui Pemahaman Materi Peserta Didik dengan menggunakan metode

permainan kereta domino dalam pembelajaran operasi bentuk aljabar di kelas

VII SMP Uswatun Hasanah?

3. Mengetahui apakah terdapat peningkatan prestasi Peserta Didik dengan

menggunakan metode permainan kereta domino dalam pembelajaran operasi

bentuk aljabar di kelas VII SMP Uswatun Hasanah?

4. Mengetahui apakah ada peningkatan Aktivitas belajar Peserta Didik dengan

menggunakan metode permainan kereta domino dalam pembelajaran operasi

bentuk aljabar di kelas VII SMP Uswatun Hasanah?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Peserta Didik yaitu dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan

konsep dalam belajar matematika khususnya pada materi Operasi Bentuk

Aljabar.

6
2. Bagi guru yaitu melalui penelitian ini guru dapat mengetahui pendekatan

pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajara

dikelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh Peserta Didik maupun

guru dapat dikurangi.

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas maka penulis membatasi penelitian

tersebut, diantaranya adalah :

1. Pemahaman Materi matematika

Pemahaman Materi merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran

matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu

dengan menunjukkan pemahaman materi matematika yang dipelajarinya yaitu

pemahaman operasi bentuk aljabar.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan fisik atau jasmani maupun

mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar yang

optimal.

3. Permaianan Kereta Domino

Domino adalah semacam permainan kartu generic yang berjumlah 28 kartu

masing masing terdiri dari balak/palang 1 sampai 6 dan diikuti oleh batu batu

lainnya.Biasanya dimainkan oleh 4 orang saling berhadapan. Di Indonesia

biasanya berbentuk kartu kecil berukuran 3x5 cm, berwarna dasar kuning

terdapat endol-endol yang berfungsi atau pengganti angka. Domino bisa pula

7
merujuk ke kotak-kotak kecil yang bisa ditata dan jatuh bersamaan. Di sini,

saya merubah endol-endol merah ini dengan beberapa operasi (penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian). Manfaat permainan ini adalah

melatih Peserta Didik untuk menghitung secara cepat. Permainan seperti ini

sangat cocok digunakan dalam Materi Operasi Hitung pada operasi aljabar.

4. Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus

dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari

keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan

pembelajaran dapat mencapai sasaran. Dalam hal ini materi yang akan

diajarkan hanya pada operasi bentuk aljabar meliputi operasi penjumlahan,

pengurangan, Perkalian dan pembagian di kelas VII SMP Uswatun Hasanah.

F. Definisi Operasional

1. Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman ini dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan memahami

atau memahamkan. Pemahaman merupakan tingkat selanjutnya dari tingkatan

ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi

pelajaran yang dipelajari tanpa perlu mempertimbangkan atau

menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya. Pemahaman Materi

merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan

dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan

8
pemahaman materi matematika yang dipelajarinya yaitu pemahaman operasi

bentuk aljabar.

Indikator pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep;

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu

c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep;

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari konsep;

f. Menggunakan prosedur atau operasi tertentu;

g. Mengaplikasikan konsep atau operasi bentuk aljabar pemecahan masalah.

2. Aktifitas Belajar

Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan fisik atau jasmani maupun

mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar yang

optimal.

Indikator-indikator secara khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Berpikir Kompleks (Complex Thinking)

b. Memproses informasi (Information Processing)

c. Berkomunikasi Efektif (Effective Communication)

d. Bekerja sama (Cooperation/Collaboration)

e. Berdaya nalar efektif (Effective Habits of Mind)

3. Metode Permainan Kereta Domino

9
Domino adalah semacam permainan kartu generic yang berjumlah 28 kartu

masing masing terdiri dari balak/palang 1 sampai 6 dan diikuti oleh batu batu

lainnya.Biasanya dimainkan oleh 4 orang saling berhadapan. Di Indonesia

biasanya berbentuk kartu kecil berukuran 3x5 cm, berwarna dasar kuning

terdapat endol-endol yang berfungsi atau pengganti angka. Domino bisa pula

merujuk ke kotak-kotak kecil yang bisa ditata dan jatuh bersamaan.

Untuk memainkan kartu domino tersebut, dibutuhkan langkah-langkah

pelaksanaan dalam memainkannya, antara lain:

a. Persiapan

1) Menentukan materi pembelajaran yang akan dijadikan bahan

pembelajaran dalam kegiatan mengajar.

2) Membuat media pada kertas tebal berisi soal dari operasi aljabar di

bagian sebelah kanan dan jawaban di sebelah kirinya.

3) Guru menuliskan di papan tulis soal-soal yang akan dibahas pada

permainan.

b. Pelaksanaan Permainan

1) Guru mengajar dan menjelaskan materi/ soal yang ada di papan tulis.

2) Peserta didik diminta mengingat memahami yang telah dipaparkan guru

dalam batas waktu yang telah ditentukan.

3) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, besarnya kelompok

yaitu 3-4 pemain dalam satu kelompok.

4) Memulai permainan, peserta didik mulai bermain menyusun kartu-kartu

seperti pada permainan domino, pemain pertama yaitu pemain yang

10
memiliki kartu dengan tulisan “domino” kemudian diikuti dengan

searah jarum jam dalam mengurutkan soal dan jawaban yang tertera

pada kartu.

5) Pemain yang tidak memiliki kartu yang sesuai dengan soal atau jawaban

mengatakan “pas” sehingga dilanjutkan ke pemain lainnya.

6) Permainan selesai jika telah menemukan pemenang, yaitu pemain yang

kartunya habis duluan atau waktu yang ditentukan guru habis.

7) Bila dalam satu kelompok terdiri dari 3 pemain, maka setiap pemain

akan mendapatkan 9 kartu, sedangkan kartu yang ke-28 dipergunakan

untuk dibuka sebagai tanda dimulainya permainan.

8) Apabila satu kelompok permainan terdiri dari 4 pemain, maka setiap

pemain mendapatkan 7 kartu dan pemain pertama akan membuka

sebagai tanda dimulainya permainan.

G. Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap apa yang akan diteliti,

maka diperlukan langkah operasioal variabel seperti yang terdapat pada tabel

berikut:

Tabel 1.
Operasional Variabel
Operasional
No Variabel Indikator Instrumen
Variabel
Permainan
Media
1. Kereta
Pembelajaran
Domino
2. Pemahaman Bentuk - Menyatakan ulang Tes
Konsep aljabar sebuah konsep;
Matematis - Mengklasifikasikan

11
objek-objek menurut
sifat-sifat tertentu
- Memberi contoh dan non
contoh dari konsep;
- Menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk
representasi matematis
- Mengembangkan syarat
perlu atau syarat cukup
dari konsep;
- Menggunakan prosedur
atau operasi tertentu;
- Mengaplikasikan konsep
atau operasi bentuk
aljabar pemecahan
masalah.
- Berpikir Kompleks
Memproses informasi
Aktivitas
3. Berkomunikasi Efektif Angket
Belajar
Bekerja sama
- Berdaya nalar efektif

H. Penelitian yang relevan

Berikut ini hasil penelitian yang relavan dengan penelitian yang akan

dilakukan:

1. Roida Eva F.S. (2010) dengan judul Pengaruh Minat dan Kebiasaan belajar

Peserta Didik terhadap Pemahaman Materi Matematika menyimpulkan

Pertama, terdapat pengaruh minat Peserta Didik terhadap prestasi belajar

matematika Peserta Didik; Kedua, terdapat pengaruh kebiasaan belajar

Peserta Didik terhadap prestasi belajar matematika Peserta Didik. Ketiga,

terdapat pengaruh interaksi minat Peserta Didik dan kebiasaan belajar Peserta

Didik terhadap prestasi belajar matematika Peserta Didik. Berdasarkan

hasil uji lanjut diketahui minat belajar dan kebiasaan belajar Peserta

12
Didik secara bersama-sama mempengaruhi Pemahaman Materi matematika

Peserta Didik. Dengan Kata lain Minat Peserta Didik dan kebiasaan

belajar Peserta Didik yang tinggi akan tinggi pula Pemahaman Materi

matematika Peserta Didik.

2. Vina Aprianingsih (2013) dengan judul Keefektifan Penggunaan Media

Pembelajaran Kartu Domino dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 5 Yogyakarta menyimpulkan bahwa

penguasaan Bahasa Jepang dengan menggunakan permainan Kereta Domino

lebih baik dari pada menggunakan media konvensional. Dengan kata lain,

penggunaan Media Pembelajaran kartu Domino dalam pembelajaran kosakata

bahasa jerman lebih efektif dari pada menggunakan media konvensional.

3. Saripa Aini (2010) dengan judul Penggunaan Metode Kartu Domino Untuk

Meningkatkan Minat Belajar Matematika Pada Pembelajaran Bangun

Datar Peserta Didik Kelas III SD Muhammadiyah 031 Pulau Luas

Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar menyimpulkan. ternyata terdapat

perbedaan minat Peserta Didik dalam belajar matematika dengan

menggunakan metode permainan kartu domino. Perbedaan ini

menunjukkan bahwa penggunaan metode permainan kartu domino lebih

baik dibandingkan dengan pengajaran sebelum menggunakan metode

permainan kartu domino. Hasil observasi sebelum diadakan tindakan 50%

dan hasil obsevasi sesudah tindakan 79%.

13
I. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan hubungan antara variabel – variabel yang

saling berkaitan. Hubungan variabel – variabel ini terdiri dari :

1. Variabel terikat (defenden) yaitu pemahaman konsep Matematis dan aktifitas

belajar peserta didik

2. Variabel bebas (independen) yaitu model permainan kereta domino

J. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat peningkatan Aktifivitas belajar Peserta Didik dalam pembelajaran

operasi bentuk aljabar di kelas VII SMP Uswatun Hasanah menggunakan

metode permaian kareta domino.

2. Terdapat peningkatan Pemahaman Materi Peserta Didik dengan menggunakan

metode permainan kereta domino dalam pembelajaran operasi bentuk aljabar

di kelas VII SMP Uswatun Hasanah?

14

Anda mungkin juga menyukai