Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KONFLIK KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA KANTOR KECAMATAN SIANTAR SIMALUNGUN

Oleh:
Yohana Lasmaria Panggabean
S1 Manajemen
Darwin Lie, Efendi, Fitria Halim

Abstrak
Hasil analisis dan regresi linear berganda yaitu Ŷ = 107,279–0,374X1+0,497X2, artinya
terdapat pengaruh negatif antara konflik kerja dan stres kerja terhadap kinerja pegawai.
Kekuatan hubungan ketiga variabel adalah sedang, yaitu r = 0,468. Dari koefisien determinasi
dapat dijelaskan 21,9% dan sisanya 78,1% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak dibahas
dalam penelitian ini. Dari hasil pengolahan dan perhitungan kuesioner, penulis mendapatkan
kesimpulan bahwa konflik kerja dan stres kerja yang didapatkan Kantor Kecamatan Siantar
Simalungun berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan
melalui uji hipotesis secara simultan, dimana hasil uji Fhitung(5,185)> Ftabel (3,25) dengan taraf
signifikansi 0,010< ɑ 0,05.

Kata Kunci: Konflik Kerja, Stres Kerja dan Kinerja Pegawai

Abstract
Result of analysis from linear regresi modestly that is Ŷ = 107,279–0,374X1+0,497X2,
meaning there are negative influence between Work Conflict and to Job Stress to performance
of employee in Kantor Kecamatan Siantar Simalungun. The strength of relationship between
the variables is very strength, that is r= 0,468. From coefficient determinasi can explainable
high and low of customer’s purchase decision 21,9 %, and the res78,1 % explained by other
factor which is not discussed in this research. From result of processing and calculation
questionnaires, writer get the conclusion that Work Conflict and Job stress at Kantor
Kecamatan Siantar Simalungun have an effect on to performance of employee. This matter is
proved by hypothesis test either simultaneously where result test the Fhitung(5,185)> Ftabel
(3,25) and which significant 0,010< ɑ 0,05.

Keywords: Work Conflict, Job Stress, and The Performance of Employee

A. PENDAHULUAN cepat, efisien, transparan, dan responsif


1. Latar Belakang Masalah terhadap kebutuhan pelayanan masyarakat.
Keberhasilan suatu organisasi atau Salah satu faktor yang diindikasikan
perusahaan dalam mencapai tujuannya dapat mempengaruhi kinerja pegawai
dipengaruhi banyak faktor, salah satu adalah konflik kerja. Konflik pada pegawai
diantaranya ialah sumber daya manusia. yang dapat terjadi yaitu konflik fungsional
Sumber daya manusia menempati dan konflik disfungsional Fenomena
kedudukan yang sangat strategis karena ia Konflik dapat dilihat dari konflik fungsional
merupakan faktor penggerak kegiatan seperti yang terjadi para pegawai bekerja
organisasi. Kantor Kecamatan Siantar sama dalam mencapai tujuan dari instansi
Kab.Simalungun merupakan kantor yang tersebut dengan cara membentuk suatu team
memberikan pelayanan kepada masyarakat bekerja. Sementara fenomena konflik
dalam bidang pemerintahan, pembangunan, disfungsional adanya kesalahpahaman antar
dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pegawai yang kadang terjadi dalam instansi
mengimplementasikan cara kerja yang tersebut karena perbedaan pola pikir para

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 117
pegawai dan selalu menganggap bahwa Desain Penelitian adalah Penelitian
dirinya paling benar. Kepustakaan (Library Research) dan
Selain faktor konflik kerja, stres kerja Penelitian Lapangan (Field Research).
juga diindikasikan sebagai hal yang dapat Teknik pengumpulan data berupa
mempengaruhi kinerja pegawai. Pegawai Kuesioner, Wawancara dan Dokumentasi.
dapat merasa stres dengan tuntutan tugas, Jenis data yang adalah jenis data kualitatif
tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, dan data kuantitatif. Hasil data yang
struktur organisasi dan kepemimpinan diperoleh dari lapangan akan dianalisis
organisasi. Pada dimensi tuntutan antar secara deskriptif baik bersifat kualitatif dan
pribadi, dalam melakukan pekerjaannya kuantitatif.
sesekali terjadi konflik sesama pegawai B. LANDASAN TEORI
dikarenakan kesalahpahaman antar pegawai 1. Manajemen dan Manajemen
dalam bekerja sehingga dapat Sumber Daya Manusia
memperlambat dalam menyelesaikan tugas. Manajemen Manajemen sumber daya
Sementara fenomena yang terlihat pada manusia merupakan peranan penting dalam
dimensi tuntutan peran, hal ini terlihat suatu organisasi. Tanpa adanya sumber
bahwa atasan menambah beban pekerjaan daya manusia, operasional suatu organisasi
pegawai, sehingga pegawai tersebut merasa tidak dapat berjalan dengan lancar karena
terbebani dan bisa memperlambat tujuan manusia merupakan penggerak dan
dari instansi tersebut. pengelola faktor-faktor jasa pelayanan
2. Rumusan Masalah untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh
a. Bagaimana gambaran konflik kerja, karena itu, manajemen sumber daya
stres kerja, dan kinerja pegawai pada manusia sangatlah diperlukan guna
Kantor Kecamatan Siantar meningkatkan produktivitas dan efektivitas
Kab.Simalungun. serta efesiensi di dalam penggunaan sumber
b. Bagaimana pengaruh konflik kerja dan daya manusia.
stres kerja terhadap kinerja pegawai Menurut Mathis dan John (2006:3),
pada Kantor Kecamatan Siantar “manajemen sumber daya manusia adalah
Kab.Simalungun baik secara simultan rancangan sistem-sistem formal dalam
maupun parsial. sebuah organisasi untuk memastikan
3. Tujuan Penelitian penggunaan bakat manusia secara efektif
a. Untuk mengetahui gambaran konflik dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan
kerja, stres kerja, dan kinerja pegawai organisasional”. Menurut Dessler (2006:4),
pada Kantor Kecamatan Siantar “memberikan pengertian manajemen
Kab.Simalungun. sumber daya manusia adalah proses
b. Untuk mengetahui pengaruh konflik memperoleh, melatih, menilai, dan
kerja dan stres kerja terhadap kinerja memberikan kompensasi kepada karyawan,
pegawai pada Kantor Kecamatan memperhatikan hubungan kerja mereka,
Siantar Kab.Simalungun baik secara kesehatan keamanan dan masalah keadilan”.
simultan maupun parsial. Sedangkan menurut Mondy (2008:4),
4. Metode Penelitian “manajemen sumber daya manusia adalah
Penelitian ini dilakukan selama kurang pemanfaatan sejumlah individu untuk
lebih enam bulan. Penelitian ini dilakukan mencapai tujuan-tujuan organisasi”.
pada Kantor Kecamatan Siantar Berdasarkan beberapa pendapat ahli
Kab.Simalungun yang beralamat di di atas dapat disimpulkan bahwa
Jl.asahan km IV Dolok Marlawan, manajemen sumber daya manusia adalah
Kabupaten Simalungun Kode Pos 21151. suatu sistem atau cara dalam memanfaatkan
Pada penelitian ini yang menjadi populasi dan mendayagunakan bakat manusia untuk
adalah Pegawai Negeri Sipil pada Kantor mencapai tujuan dan sasaran perusahaan
Kecamatan Siantar Kab.Simalungun secara efektif dan efisien.
sebanyak 40 pegawai.

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 118
2. Konflik Kerja menghadapi lingkungan, yang akhirnya
Manajemen Sebagai individu sering mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya
terjebak dalam kancah konflik yang yang berarti mengganggu prestasi kerjanya.
berkepanjangan, terutama antara karyawan Stres menjadi masalah yang penting karena
yang karena tugas selalu berhubungan satu situasi itu dapat mempengaruhi kinerja,
sama lain. Meskipun ketergantungan dan sehingga perlu penanganan dalam upaya
interaksi antarindividu dalam melaksanakan mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
tugas merupakan suatu hal yang lumrah Pada umumnya orang menganggap bahwa
dalam suatu perusahaan. Dikatakan konflik stres merupakan suatu kondisi yang negatif,
sebagai suatu hal yang tidak dapat dielakan suatu kondisi yang mengarah pada
perusahaan, akan tetapi dapat diselesaikan timbulnya penyakit fisik maupun mental,
dan diredakan pada tahap yang paling atau mengarah ke perilaku yang tidak
minimum dan tidak mengganggu wajar.Menurut Robbins (2007:793), “stres
kelancaran jalannya perusahaan. kerja adalah kondisi dinamik didalam
Konflik di dalam kegiatan perusahaan bekerja yang di dalamnya individu
timbul karena adanya kenyataaan bahwa menghadapi peluang kendala (constraints),
mereka harus membagi sumber daya, atau tuntutan (demands) yang terkait
sumber daya yang terbatas atau kegiatan- dengan apa yang sangat diinginkannya dan
kegiatan kerja dalam dan adanya kenyataan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak
bahwa mereka mempunyai perbedaan pasti tetapi penting.
status, tujuan dan nilai persepsi. Konflik di Menurut Luthans (2006:441), “stres
dalam perusahaan tetapi tidak bisa dihindari kerja adalah respon adaptif terhadap situasi
tetapi bisa diminimalisir untuk tujuan- eksternal yang menghasilkan penyimpangan
tujuan perusahaan agar pegawai berfikir fisik, psikologis dan atau perilaku pada
kritis apatis dan produktif. anggota organisasi”. Sedangkan menurut
Menurut Luthans (2006:449), “konflik Robbins dan Timothy (2008:368), “stres
merupakan kejadian yang terjadi pada intra adalah keadaan dinamis yang dihadapi
individu yang menyebabakan frustasi, seseorang ketika terpaksa menghadapi
kelainan tujuan dan perbedaan peranan”. peluang, kendala, tuntutan yang berkaitan
Menurut Robbins (2007:545), “sebuah dengan apa yang dikehendakinya yang pada
proses yang dimulai ketika satu pihak saat bersamaan hasilnya dianggap tidak
memiliki persepsi bahwa pihak lain pasti tetapi sangat penting”.
mempengaruhi secara negatif atau sesuatu Berdasarkan pengertian diatas, dapat
yang menjadi kepedulian atau kepentingan disimpulkan penulis bahwa stres kerja
pihak pertama”. Sedangkan menurut adalah setiap tindakan dan situasi likungan
Mangkunegara (2008:21), “menyatakan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan
bahwa konflik adalah suatu pertentangan fisik yang berlebihan pada seseorang yang
yang terjadi antara apa yang diharapkan dapat mempengaruhi orang tersebut dalam
oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, melakukan pekerjaannya.
organisasi dengan kenyataan apa yang 4. Kinerja Pegawai
diharapkannya”. Lingkungan Kinerja merupakan hasil
Berdasarkan pengertian para ahli, kerja yang dilakukan pegawai dengan
maka penulis menyimpulkan bahwa konflik melakukan aktivitas maupun kegiatan untuk
kerja adalah segala macam interaksi mencapai tujuan organisasi. Menurut
pertentangan antara dua orang atau lebih Bangun (2012:231), “kinerja (performance)
baik di antara individu, kelompok ataupun adalah hasil pekerjaan yang dicapai
organisasi yang dapat berdampak negatif. seseorang berdasarkan persyaratan-
3. Stres Kerja persyaratan pekerjaan (job requirement)”.
Dalam perusahaan stres kerja Menurut Mangkunegara (2017:67), “kinerja
merupakan suatu kondisi yang negatif. adalah hasil kerja secara kualitas dan
Hasilnya, stres yang terlalu besar dapat kuantitas yang dicapai oleh seorang
mengancam kemampuan seseorang untuk pegawai dalam melaksanakan tugasnya

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 119
sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”. 1) Gambaran Konflik Kerja pada
Sedangkan menurut Mathis dan John Kantor Kecamatan Siantar
(2006:113), “kinerja adalah suatu hasil kerja Simalungun
yang dicapai seseorang dalam Pada dimensi konflik fungsional pada
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan indikator persaingan didalam mencapai
kepadanya yang disarankan atas prestasi kerja berada pada nilai rata-rata
pengalaman, kesungguhan, dan kecakapan 3,85 dengan kriteria jawaban rendah hal ini
serta waktu”. disebabkan pengembangan dan pelatihan
Berdasarkan dapat para ahli,maka yang rutin dilaksanakan pada pegawai.
penulis menyimpulkan bahwa kinerja Demikian juga pada indikator kreativitas
merupakan hasil kerja secara kualitas dan yang dilakukan di tempat kerja berada pada
kuantitas yang dapat dicapai pegawai dalam rata-rata 3,68 dengan kriteria jawaban
melaksanakan tugas sesuai dengan rendah, hal ini disebabkan bahwa pegawai
tanggung jawab yang diberikan kepadanya memiliki hubungan yang baik ditempat
dengan tepat waktu. kerja. Selanjutnya pada indikator tindakan
C. PEMBAHASAN yang diberikan dalam melakukan perubahan
1. Analisis yang lebih baik untuk organisasi berada
a. Deskriptif Kualitatif pada nilai rata-rata 3,70 dengan kriteria
Analisis deskriptif dimaksudkan jawaban rendah, hal ini disebabkan bahwa
untuk mendapatkan gambaran atau pegawai berperilaku baik sesuai aturan yang
deskripsi mengenai Pengaruh konflik kerja berlaku sehingga perubahan pada Kantor
dan stres kerja terhadap kinerja pegawai Kecamatan Siantar Simalungun berjalan
pada Kantor Kecamatan Siantar dengan baik.
Simalungun. Adapun penetapan kriteria Pada indikator tingkat inovasi yang
nilai rata-rata jawaban dari responden dilakukan pegawai di tempat kerja berada
tersebut dimasukkan ke dalam kelas-kelas pada nilai rata-rata 3,48 dengan kriteria
interval dengan memakai rumus sebagai jawaban rendah, hal ini disebabkan karena
berikut: pegawai mampu menciptakan ide baru
dalam bekerja. Demikian juga pada
indikator pergerakan positif di instansi
dalam mencapai tujuan berada pada nilai
rata-rata 3,50 dengan kriteria jawaban
rendah, hal ini disebabkan karena pegawai
pada Kantor Kecamatan Siantar
Kab.Simalungun mampu menjaga sikap
Dari rumus di atas, diperoleh nilai interval dalam melakukan pergerakan positif agar
kelas = 0,8, sehingga berlaku ketentuan tidak terjadinya konflik antar pegawai satu
kategori dengan hasil sebagai berikut: sama lainnya.
Tabel 1 Demikian juga pada dimensi konflik
Nilai Interval dan Kategori Jawaban disfungsional pada indikator tanggapan saat
Responden diberikan tugas secara team responden
Kategori merespon dengan nilai rata-rata 3,55 dengan
Nilai
Konflik Stres Kinerja kriteria jawaban rendah, hal ini disebabkan
Interval
Kerja Kerja Pegawai
karena pegawai mampu melakukan
1,00 - 1,80 Sangat Sangat Sangat
Tinggi Tinggi Tidak Baik
kerjasama dengan rekan kerja saat diberikan
1,81 - 2,60 Tinggi Tinggi Tidak Baik tugas secara team. Pada indikator tanggapan
2,61 - 3,40 Cukup Cukup Cukup jika mendapat benturan kepribadian dengan
Tinggi Tinggi Baik pegawai lain pada nilai rata-rata 2,83
3,41 - 4,20 Rendah Rendah Baik dengan kriteria jawaban cukup tinggi, hal
4,21 - 5,00 Sangat Sangat Sangat ini disebabkan pegawai kurang mampu
Rendah Rendah Baik
mengendalikan diri ketika berselisih paham
Sumber: data diolah
Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 120
dengan rekan kerja. Pada indikator kantor yang kurang luas untuk penyimpanan
tanggapan saat mengalami perselisihan kotak-kotak berkas.
antar kelompok kerja dengan nilai rata-rata Untuk dimensi tuntutan peran pada
3,45 dengan kriteria jawaban rendah, hal ini indikator sikap saat melakukan peran ganda
disebabkan karena perselisihan antar di tempat kerja, berada pada nilai rata-rata
pegawai membantu pekerjaan dalam 2,90 dengan kriteria jawaban cukup tinggi,
pencapaian tujuan organisasi. hal ini disebabkan pegawai belum mampu
Kemudian pada indikator tingkat menyelesaikan tugas lain di luar pekerjaan
ketegangan pikiran yang terjadi di instansi utamanya. Sedangkan pada indikator tingkat
pada nilai rata-rata 3,53 dengan kriteria pemahaman pegawai dalam memahami
jawaban rendah, hal ini disebabkan adanya pekerjaan berada pada nilai rata-rata 3,28
perbedaan pendapat antar pegawai yang dengan kriteria jawaban cukup tinggi, hal
dikontrol oleh pimpinan didalam ini disebabkan masih terdapat pada pegawai
melaksanakan pekerjaan. Pada indikator junior yang kurang memahami peran
perasaan melakukan diskusi yang mereka. Kesanggupan pegawai melakukan
mendominasi dengan nilai rata-rata 3,78 pekerjaan yang kurang sesuai dengan yang
dengan kriteria jawaban rendah, hal ini dimiliki pegawai berada pada nilai rata-rata
disebabkan diskusi kerja yang dilakukan 3,38 dengan kriteria jawaban cukup tinggi,
pada Kantor Kecamatan Siantar secara hal ini disebabkan suatu pekerjaan yang
demokrasi. tidak mampu diselesaikan dengan baik
Secara keseluruhan dapat dilihat dalam bidang masing-masing pegawai.
bahwa rekapitulasi jawaban responden Kemudian dimensi tuntutan antar
mengenai konflik berada pada rata-rata 3,53 pribadi pada indikator tingkat dukungan
dengan kriteria jawaban rendah. Kemudian, sosial antar pegawai berada pada nilai rata-
nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,85 pada rata 3,43 dengan kriteria jawabann rendah,
dimensi konflik fungsional pada indikator hal ini disebabkan bahwa pegawai mampu
persaingan dalam mencapai prestasi di bersosialisasi terhadap pegawai lainnya.
tempat kerja. Sedangkan nilai rata-rata Selanjutnya indikator memahami
terendah sebesar 2,83 berada pada dimensi kepribadian buruk para pegawai berada
konflik disfungsional dengan indikator pada nilai rata-rata 2,88 dengan kriteria
benturan kepribadian dengan rekan kerja. cukup tinggi, hal ini disebabkan setiap
2) Gambaran Stres Kerja pada Kantor pegawai kurang mendekatkan diri terhadap
Kecamatan Siantar Simalungun sesama pegawai dan kurang peduli terhadap
Pada dimensi tuntutan tugas pada rekan kerja. Selanjutnya indikator
indikator kemampuan anda dalam kemampuan perusahaan memberikan
menyelesaikan tugas individu berada pada kebutuhan sosial untuk pegawai berada
rata-rata 3,58 dengan kriteria jawaban pada nilai rata-rata 3,08 dengan kriteria
rendah, hal ini disebabkan rendahnya jawaban cukup tinggi, hal ini disebabkan
tingkat beban kerja yang ditanggung oleh kebutuhan sosial pegawai Kantor
pegawai tersebut. Untuk indikator Kecamatan Siantar Kab.Simalungun belum
keadaan kondisi kerja pegawai yang kurang terpenuhi secara menyeluruh.
nyaman saat menyelesaikan tugas berada Selanjutnya untuk dimensi struktur
pada nilai rata-rata 3,28 dengan kriteria organisasi pada indikator penentuan tingkat
jawaban cukup tinggi, hal ini disebabkan diferensiasi struktur organisasi pada Kantor
pegawai dituntut dalam menyelesaikan Kecamatan Siantar Simalungun berada pada
pekerjaannya walaupun dalam keadaan fisik nilai rata-rata jawaban 3,10 dengan kriteria
kurang sehat maupun pikiran saat tidak jawaban cukup tinggi, hal ini disebabkan
baik. Pada indikator suasana tata letak kerja pegawai pada Kantor Kecamatan Siantar
fisik yang ada di tempat kerja berada pada Kab.Simalungun belum menjalankan peran
nilai rata-rata 3,38 dengan kriteria jawaban terkait struktur organisasi yang ada.
cukup tinggi, hal ini disebabkan ruang Selanjutnya pada indikator tingkat peraturan
berada pada nilai rata-rata 3,13 dengan

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 121
kriteria jawaban cukup tinggi, hal ini 3) Gambaran Kinerja Pegawai Pada
disebabkan masih terdapat beberapa Kantor Kecamatan Siantar
pegawai Kantor Kecamatan Siantar Simalungun
Kab.Simalungun kurang menjalankan dan Pada dimensi sasaran kerja pegawai
mematuhi aturan yang telah ditetapkan. untuk indikator tingkat pencapaian target
Selanjutnya pada indikator sistem kerja memperoleh nilai rata-rata 3,05
pengambilan keputusan berada pada nilai dengan kriteria jawaban cukup baik,
rata-rata 3,10 dengan kriteria jawaban dikarenakan masih ada pegawai yang ikut
cukup tinggi, hal ini disebabkan para andil dalam melaksanakan tugas yang
pegawai kurang mampu dalam menetapkan diberikan. Indikator menangani volume
atau memutuskan suatu permasalahan pekerjaan yang cukup banyak memperoleh
dikarenakan saat menentukan keputusan nilai rata-rata 3,10 dengan kriteria jawaban
sedang mengalami stres. cukup baik, hal ini dikarenakan karyawan
Kemudian untuk dimensi kurang tanggung jawab ketika diberikan
kepemimpinan pada indikator gaya pekerjaan dengan menunda. Indikator
kepemimpinan pada Kantor Kecamatan Kualitas hasil kerja yang dicapai
Siantar Kab.Simalungun responden memperoleh nilai rata-rata 3,17 dengan
merespon dengan rata-rata 3,05 dengan kriteria jawaban cukup baik. hal ini karena
kriteria cukup tinggi, hal ini disebabkan masih ada pegawai yang dapat mengunakan
pimpinan Kantor Kecamatan Siantar perlalatan eletronik kantor dengan baik.
Kab.Simalungun kurang mendekatkan diri Indikator tingkat ketelitian dalam
terhadap para pegawai. Selanjutnya pada menyelesaikan pekerjaan memperoleh nilai
indikator gambaran senior organisasi rata-rata 3,17 dengan kriteria jawaban
memimpin dengan nilai rata-rata 3,13 cukup baik, hal ini dikarenakan adanya
dengan kategori cukup tinggi, hal ini pegawai yang kurang peduli dengan tugas
disebabkan kurangnya kepedulian dan yang diberikan. Pada indikator tingkat
kurangnya pendekatan diri antar pegawai efisiensi waktu yang dipergunakan dalam
dengan pegawai baru. Selanjutnya pada menyelesaikan pekerjaan memperoleh nilai
indikator kemampuan indikator pegawai rata-rata 3,15 dengan kriteria jawaban baik,
memimpin bagus, hal ini disebabkan hal ini dikarenakanpara pegawai
pegawai kurang mendekatkan diri kepada menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
pimpinan sehingga tidak dapat memimpin waktu. Pada indikator ketetapan waktu
rapat saat diperlukan. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
Secara keseluruhan dapat dilihat memperoleh nilai rata-rata 3,45 dengan
bahwa rekapitulasi jawaban responden kriteria jawaban baik, hal ini dikarenakan
mengenai stres berada pada rata-rata 3,22 pegawai berusaha sebaik mungkin agar
dengan kriteria jawaban cukup tinggi. tugas dapat selesai tepat waktu.
Kemudian, nilai rata-rata tertinggi sebesar Indikator jumlah anggaran yang
3,58 dengan kriteria jawaban rendah pada diberikan dalam menyelesaikan pekerjaan
dimensi tuntutan peran dengan indikator memperoleh nilai rata-rata 3,62 dengan
kemampuan anda dalam menyelesaikan kriteria jawaban baik, hal ini dikarenakan
tugas individu,selain itu nilai rata-rata pegawai dapat membagi anggaran untuk
tertinggi sebesar 3,58 dengan kriteria keperluan instansi dilakukan dengan
jawaban rendah juga terdapat pada dimensi baik.Indikator kemampuan dalam
kepemimpinan dengan indikator mengelolah biaya memperoleh nilai rata-
kemampuan pegawai memimpin rapat. rata 3,82 dengan kriteria baik, hal ini
Sedangkan nilai rata-rata terendah sebesar pegawai dapat mengelolah biaya dilakukan
2,88 dengan kriteria jawaban cukup tinggi dengan baik.
berada pada dimensi tuntutan peran dengan Terakhir pada dimensi perilaku kerja
indikator kemampuan dalam memahami pada indikator kuaitas pelayanan yang
kepribadian buruk rekan kerja. diberikan memperoleh nilai rata-rata 3,65
dengan kriteria jawaban baik, hal ini

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 122
dikarenakan pegawai mampu dalam memotivasi bawahannya
mengembangangkan diri dengan kreativitas memperoleh nilai rata-rata 3,17 dengan
dalam melaksanakan tugas. kriteria jawaban cukup baik, hal ini
Indikator sikap saat memberikan dikarenakan pimpinan kurang memberikan
pelayanan memperoleh nilai rata-rata 3,57 motivasi kepada bawahan. Indikator
dengan kriteria jawaban baik, hal ini kemampuan pimpinan dalam mengarahkan
pegawai melakukan kewajiban dengan seluruh bawahannya memperoleh nilai rata-
perilaku yang baik. Indikator etika dalam rata 3,37 dengan kriteria cukup baik, hal ini
bekerja memperoleh nilai rata-rata 3,30 pimpinan kuran dapat menghendel
dengan kritera jawaban cukup baik, hal ini bawahannya.
masih ada pegawai meninggalkan kantor Dari total jawaban responden
sebelum waktunya. Indikator tingkat mengenai dimensi prestasi kerja dan
kejujuran dalam bekerja memperoleh nilai perilaku kerja mendapat nilai rata-rata
rata-rata 3,87 dengan kriteria jawaban baik, sebesar 3,12 dengan kriteria jawaban cukup
hal ini dikarenakan pegawai menjunjung baik. Kemudian nilai rata-rata tertinggi 3,82
tinggi kepercayaan pimpinan terhadap dengan kriteria jawaban baik untuk dimensi
mereka. sasaran kerja pegawai pada indikator
Indikator tanggung jawab dalam kemampuan dalam mengelolah biaya.
instansi memperoleh nilai rata-rata 3,65 Sedangkan nilai rata-rata terendah sebesar
dengan kriteria baik, hal ini pegawai 3,05 dengan kriteria jawaban cukup baik
memiliki rasa nyaman kepada instansi dan untuk dimensi sasaran kerja pegawai pada
enggan untuk menjelekkan nama instansi. indikator tingkat penetapan target kerja.
Indikator tingkat kehadiran dalam bekerja b. Deskriptif Kuantitatif
memperoleh nilai rata-rata 3,57 dengan 1) Analisa Regresi Linear Berganda
kriteria jawaban baik, hal ini dikarenakan Penelitian ini memiliki Analisis
kehadiran merupakan penilaian dari regresi linier berganda digunakan untuk
pemberian tambahan dari pendapatan mengetahui pengaruh variabel bebas (X)
pegawai. indikator loyalitas bekerja dalam dan variabel terikat (Y), dimana X1 adalah
instansi memperoleh nilai rata-rata 3,17 konflik kerja, X2 stres kerja, dan Y adalah
dengan kriteria jawaban cukup baik, hal ini kinerja pegawai. Analisis dijalankan dengan
dikarenakan masih ada pegawai yang masih melakukan tabulasi jawaban respondan
mementingkan hal peribadi ketimbang pada kuesioner yang telah dijalankan.
instansi. Tabel 2
Indikator kepatuhan dalam menaati Hasil Regresi Linier Berganda
peraturan perundang-undangan yang telah Model Unstandardized Standardized
ditetapkan oleh instansi memperoleh nilai Coefficients Coefficients
rata-rata 3,10 dengan kriteria jawaban B Std. Beta
Error
cukup baik, hal ini dikarenakan masih ada
(Constant) 107.279 11.280
pegawai yang tidak peduli terhadap
Konflik Kerja -.374 .162 -.341
peraturan perundang-undangan yang telah Stres Kerja -.497 .190 -.387
ditetapkan oleh instansi.
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Indikator hubungan kerjasama dengan Sumber : hasil pengolahan data primer
pimpinan memperoleh nilai rata-rata 3,17 Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan kriteria jawaban cukup baik, hal ini pada tabel 2 di atas, diperoleh model
adanya pegawai yang kurang berinteraksi persamaan Ŷ = 107,279 – 0,374X1 –
dengan pimpinan. Indikator hubungan kerja 0,497X2, artinya terdapat pengaruh yang
sama dengan sesama pegawai lainnya negatif antara konflik kerja dan stres kerja
memperoleh nilai rata-rata 3,05 dengan terhadap kinerja pegawai pada Kantor
kriteria jawaban cukup baik, hal ini pegawai Kecamatan Siantar Kab.Simalungun.
masih sering terjadi kesalahan dalam
memahami komunikasi asesama antara
pegaawai. Indikator Kemampuan pimpinan

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 123
1. Korelasi dan Koefisien Determinasi Tabel 4
Hasil korelasi dan koefisien Perkiraan Nilai Fhitung
determinasi dapat dilihat pada tabel berikut Model Sum of Df Mean F Sig.
ini: Squares Squar
e
Tabel 3
Hasil Korelasi dan Koefisien Regressi 331.430 2 165.7 5.185 .010
Determinasi on 15 b
Model R R Adjuste Std. Error 1182.54 37 31.96
Square dR of the Residual
5 1
Square Estimate 1513.97 39
1 .468 a
.219 .177 5.653 Total
5
a. Predictors: (Constant), konflik kerja (X1), a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Stres kerja(X2) b. Predictors: (Constant), Stres kerja (X1),
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y) Konflik kerja (X2)
Sumber : hasil pengolahan data Sumber : hasil pengolahan data primer
Dari hasil koefisien korelasi pada Berdasarkan tabel 4 di atas, diperoleh
tabel 3 di atas diperoleh nilai korelasi (r) = nilai Fhitung sebesar 5,185> Ftabel dengan
0,468 yang artinya terdapat hubungan yang (0,05 ; 2 vs 37) sebesar 3,25 atau dengan
sedang antara konflik kerja dan stres kerja taraf signifikan 0,010< ɑ 0,05, maka H0
dengan kinerja pegawai pada Kantor ditolak, artinya konflik kerja dan stres kerja
Kecamatan Siantar Kab.Simalungun, sesuai berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dengan kriteria tingkat hubungan pada tabel kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan
3. Siantar Kab.Simalungun.
Kemudian diperoleh nilai koefisien 2) Uji Parsial (Uji t)
determinasi Rsquare = 0,219, artinya baik Pengujian ini dilakukan secara parsial
tidaknya kinerja pegawai pada Kantor yaitu dilakukan untuk menentukan
Kecamatan Siantar Kab.Simalungun sebesar diterimanya atau ditolaknya hipotesis,
21,9 % dapat dijelaskan oleh konflik kerja pengujian hipotesis dilakukan untuk
dan stres kerja, sedangkan sisanya 78,1% mengetahui apakah variabel pelatihan dan
dapat dijelaskan oleh faktor lain seperti kecerdasan emosional yang diuji
beban kerja, kejenuhan kerja, dukungan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Jika
sosial dan lain sebagainya. thitung > ttabel atau signifikansi ≤ 0,05
2. Uji Hipotesis maka H0 ditolak. Untuk menguji
1) Uji Simultan (Uji F) kebenarannya maka dilakukan pengujian
Pengujian ini dilakukan secara simultan hipotesis dengan menggunakan program
yaitu dilakukan untuk menentukan diterima aplikasi SPSS versi 21.
atau ditolaknya hipotesis, pengujian Tabel 5
hipotesis dilakukan untuk mengetahui Perkiraan Nilai thitung
apakah variabel pelatihan dan kecerdasan
Model T Sig.
emosional yang diuji berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Jika Fhitung > Ftabel atau
signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak. Untuk (Constant) 9.511 .000
menguji kebenarannya maka dilakukan Konflik kerja (X1) -2.312 .026
pengujian hipotesis dengan menggunakan
Stres kerja (X2) -2.618 .013
aplikasi SPSS versi 21.
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)
Sumber : hasil pengolahan data primer
Berdasarkan hasil pengolahan data
pada tabel 5 di atas, diperoleh nilai
thitungpada variabel konflik kerja sebesar
2,312 >ttabel dengan df= n-k-1 (40-2-1=37)
sebesar 2,026 atau dengan taraf signifikan

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 124
0,026< ɑ 0,05, maka H0 ditolak, artinya Dari evaluasi konflik di atas, dapat
konflik kerja berpengaruh negatif dan diambil kesimpulan jika semua hal-hal di
signifikan terhadap kinerja pegawai pada atas sudah dinyatakan bahwa konflik
Kantor Kecamatan Siantar Simalungun. rendah, namun konflik dapat diatasi jika
Kemudian pada variabel stres kerja berkomunikasi dengan baik antar pegawai
nilai thitungsebesar2,618 >ttabel dengan df= n- dan pimpinan, mengambil keputusan
k-1 (40-2-1=37) sebesar 2,026 atau dengan dengan tepat dan menghindari perdebatan-
taraf signifikan 0,013< ɑ 0,05, maka H0 perdebatan yang dapat menimbulkan
ditolak, artinya stres kerja berpengaruh perselisihan antar pegawai.
negatif dan signifikan terhadap kinerja b. Stres Kerja Pada Kantor Kecamatan
pegawai pada Kantor Kecamatan Siantar Siantar Simalungun
Kab.Simalungun. Stres kerja yang ada pada Kantor
2. Evaluasi Kecamatan Siantar Kab.Simalungun dengan
a. Konflik Kerja Pada Kantor nilai rata-rata 3,22 dalam kategori cukup
Kecamatan Siantar Simalungun tinggi, hal ini dapat dilihat dari berupa
Konflik yang ada pada Kantor tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan
Kecamatan Siantar Kab.Simalungun berada antar pribadi, struktur organisasi dan
pada kategori sangat tinggi, hal ini dilihat kepemimpinan. Stres pada Kantor
dari dimensi konflik fungsional dan Kecamatan Siantar Simalungun dinilai
disfungsional berada pada nilai rata-rata masih perlu diperbaiki.
3,53 dengan kriteria rendah. Pada dimensi tuntutan peran dengan
Pada dimensi konflik fungsional indikator cara para pegawai melakukan
dengan indikator tingkat inovasi yang peran ganda memperoleh nilai rata-rata 2,90
dilakukan ditempat kerja berada pada nilai dengan kriteria jawaban cukup tinggi. Cara
rata-rata 3,48 dengan kriteria jawaban mengatasi hal ini sebaiknya pimpinan
rendah, cara mengatasi hal ini sebaiknya memberikan kesempatan kepada pegawai
pimpinan harus mengarahkan pegawai untuk membiasakan diri melakukan peran
untuk lebih sering mengikti seminar untu ganda di tempat kerja.
menambah wawasan pegawai tersebut. Pada Untuk dimensi tuntutan antar pribadi,
indikator pergerakan positif yang terjadi di pada indikator kemampuan dalam
instansi dalam mencapai tujuan berada pada memahami kepribadian buruk rekan kerja
rata-rata 3,50 dengan kriteria jawaban memperoleh nilai rata-rata 2,88 dengan
rendah, cara mengatasi hal ini sebaiknya kriteria cukup tinggi. Cara mengatasi hal ini
para pegawai harus bisa saling menghargai sebaiknya pimpinan lebih memperhatikan
antara satu dengan yang lain. para pegawai dengan membentuk suatu
Pada dimensi konflik disfungsional forum diskusi dalam instansi tersebut agar
dengan indikator tanggapan jika mendapat semakin meningkat kebersamaan para
benturan kepribadian dengan pegawai lain pegawai.
memperoleh nilai rata-rata 2,83 dengan Selanjutnya pada dimensi struktur
kriteria jawaban cukup tinggi, cara organisasi dengan indikator tingkat
mengatasi hal ini sebaiknya pimpinan harus peraturan yang ada di tempat kerja
mampu menempatkan antar rekan kerja memperoleh nilai rata-rata 3,13 dengan
yang pola pikir nya sama agar tidak kriteria jawaban cukup tinggi.Cara
terjadinya benturan kepribadian. Pada mengatasi hal ini sebaiknya pimpinan
indikator perasaan anda saat mengalami bersikap lebih tegas supaya para pegawai
perselisihan antar pegawai memperoleh mematuhi peraturan perusahaan. Kemudian
nilai rata-rata 3,45 dengan kriteria jawaban pada indikator sistem pengambilan
rendah, cara mengatasi hal ini sebaiknya keputusan di tempat kerja memperoleh nilai
pegawai harus saling menjaga dan saling rata-rata 3,10 dengan kriteria jawaban
terbuka pada pegawai lainnya agar tidak cukup tinggi, cara mengatasi hal ini
terjadi selisih paham. sebaiknya pimpinan menghargai setiap

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 125
masukan maupun pendapat dari pada banyak memperoleh nilai rata-rata 3,10
pegawai. dengan kriteria jawaban cukup baik, cara
Kemudian pada dimensi meningkatkanya yaitu pegawai tidak perlu
kepemimpinan dengan indikator gaya harus menumpuk-numpuk pekerjaan
kemimpinan pada instansi memperoleh nilai sehingga membuat pekerjaan jadi tergesah-
rata-rata 3,05 dengan kriteria jawaban gesah.
cukup tinggi, cara mengatasi hal ini Indikator kepatuhan dalam menaati
sebaiknya harus lebih mendekatkan diri peraturan perundang-undangan yang telah
terhadap para pegawai dan lebih sering ditetapkan oleh instansi memperoleh nilai
memantau kinerja para pegawai. Pada rata-rata 3,10 dengan kriteria jawaban
indikator gambaran senior organisasi dalam cukup baik, cara meningkatkan yaitu
memimpin pegawai baru memperoleh nilai pegawai harus menamkan rasa kesatuan
rata-rata 3,13 dengan kriteria jawaban terhadap negara. Indikator hubungan kerja
cukup tinggi, cara mengatasi hal ini sama dengan sesama pegawai lainnya
sebaiknya pegawai lama meningkatakan memperoleh nilai rata-rata 3,05 dengan
rasa sosialisasi terhadap pegawai baru. kriteria jawaban cukup baik, cara agar
Dari evaluasi stres kerja penulis dapat menjadi lebih baik yaitu pegawai harus
menyimpulkan bahwa stres kerja ada, untuk dapat membantu kerja rekan kerjanya
mengatasi tingkat stres kerja maka pegawai sehingga akan terjalin hubungan yang baik
perlu ada hiburan dengan melakukan antara pegawai.
refreshing dan tidak perlu memaksakan Dalam hal ini dapat dilihat bahwa
pekerjaan yang akan membebani pikiran kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan
yang mengakibatkan stres. Siantar Kab.Simalungun dikategorikan
c. Kinerja Pegawai Pada Kantor cukup baik. Hal ini dikarenakan masih ada
Keamatan Siantar Simalungun indikator yang di bawah rata-rata, oleh
Kinerja pegawai merupakan hal yang karena itu instansi juga perlu mengadakan
penting dalam penilaian organisasi karena pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
sangat menentukan keberhasilan organisasi. dan keterampilan pegawai dalam
Kinerja merupakan salah satu faktor penting menyelesaikan setiap pekerjaan yang
yang menjadi tolah ukut bagi sebuah diberikan.
organisasi untuk mencapai tujuannya. D. KESIMPULAN DAN SARAN
Apabila kinerja pegawai dalam sebuah 1. Kesimpulan
instansi baik, maka tujuan instansi dapat a. Hasil analisis deskriptif kualitatif tentang
dengan mudah tercapai. Pada Indikator konflik kerja pada Kantor Kantor
kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Kecamatan Siantar Kab.Simalungun
Siantar Kab.Simalungun sudah dalam memperoleh nilai rata-rata keseluruhan
kategori cukup baik. Hal ini disebabkan dari sebesar 3,53. Kemudian nilai rata-rata
jawaban responden dengan nilai tertinggi sebesar 3,85 pada dimensi
keseluruhan rata-rata sebesar 3,12 dengan konflik fungsional dengan indikator
kriteria jawaban cukup baik. tingkat persaingan dalam meraih prestasi
Namun masih terdapat beberapa kerja. Sedangkan nilai rata-rata terendah
indikator yang perlu diperhatikan kerena sebesar 2,83 pada dimensi konflik
nilainya masih dibawah rata-rata, seperti disfungsional dengan indikator benturan
pada dimensi sasaran kerja pegawai untuk kepribadian dengan rekan kerja.
indikator tingkat pencapaian target kerja b. Hasil analisis deskriptif kualitatif tentang
memperoleh nilai rata-rata 3,05 dengan stres kerja pada Kantor Kecamatan
kriteria jawaban cukup baik, cara Siantar Kab.Simalungun memperoleh
meningkatkannya yaitu pegawai harus nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,22
menyelesaikan tugasnya dengan tepatwaktu dengan kriteria cukup tinggi. Kemudian
dan jika tidak dilakukan dengan baik akan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,58
dikenakan kerja lembur. Pada Indikator dengan kriteria rendah pada dimensi
menangani volume pekerjaan yang cukup tuntutan peran dengan indikator

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 126
kemampuan pegawai memimpin rapat. 2. Saran
Sedangkan nilai rata-rata terendah a. Untuk mengatasi konflik sebaiknya
sebesar 2,88 dengan kriteria cukup tinggi pimpinan lebih mendekatkan diri
pada dimensi tuntutan peran dengan terhadap pegawai untuk menjadi
indikator kemampuan dalam memahami penengah ketika adanya benturan
kepribadian buruk rekan kerja. kepribadian antar pegawai yang
c. Hasil analisis deskriptif kualitatif tentang bertujuan untuk meminimalisir gejala
kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan konflik dalam meraih prestasi kerja yang
Siantar Kab.Simalungun memiliki nilai menghambat kelancaran jalannya tujuan
rata-rata keseluruhan sebesar 3,12 perusahaan.
dengan kriteria cukup baik. Kemudian b. Untuk mengatasi stres kerja sebaiknya
nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,82 pimpinan harus mampu melihat dan
dengan kriteria baik pada dimensi mengawasi peran para pegawai dalam
sasaran kerja pegawai dengan indikator memahami kepribadian buruk rekan
kemampuan dalam mengelola biaya. kerjanya agar tujuan organisasi dapat
Sedangkan nilai rata-rata terendah dicapai dengan baik.
sebesar 3,05 dengan kriteria cukup baik c. Untuk meningkatkan Kinerja pegawai
pada dimensi sasaran kerja pegawai yang ada pada Kantor Kecamatan
dengan indikator tingkat penetapan target Siantar Kab.Simalungun sebaiknya
kerja. pimpinan membuat tingkat penetapan
d. Hasil analisis regresi linear berganda target kerja agar para karyawan lebih
menunjukkan adanya pengaruh negatif termotivasi dalam mencapai tujuan
antara konflik kerja dan stres kerja instansi tersebut.
terhadap kinerja pegawai pada Kantor d. Sehubungan dengan keterbatasan-
Kecamatan Siantar Kab.Simalungun. keterbatasan yang ada pada pada
e. Hasil analisis koefisien korelasi penulis, penelitian ini masih terdapat
menunjukkan adanya hubungan yang kelemahan-kelemahan dan belum dapat
sedang antara konflik kerja dan stres mengungkap seluruh variabel yang dapat
kerja terhadap kinerja pegawai pada mempengaruhi kinerja pegawai pada
Kantor Kecamatan Siantar Kantor Kecamatan Siantar
Kab.Simalungun. Kemudian diperoleh Kab.Simalungun. Sebagai bahan
nilai koefisien determinasi menunjukkan masukan untuk penelitian selanjutnya,
baik tidaknya kinerja pegawai pada maka perlu memperbanyak penelitian,
Kantor Kecamatan Siantar seperti: beban kerja, kejenuhan kerja,
Kab.Simalungun. dukungan sosial dan lain sebagainya.
f. Hasil pengujian hipotesis secara simultan Selain itu, apabila memakai kuesioner
dengan uji F H0 ditolak, terdapat sebaiknya dalam pengisiannya dipandu
pengaruh yang negatif dan signifikan ditambah dengan wawancara langsung
antara variabel konflik kerja dan stres tiap karyawan yang diteliti sehingga
kerja terhadap kinerja pegawai pada kuesioner nantinya dapat terisi dengan
Kantor Kecamatan Siantar baik
Kab.Simalungun. E. DAFTAR PUSTAKA
g. Hasil pengujian hipotesis secara parsial Aslihah, N. 2015. Pengaruh Stres Kerja
dengan uji t H0 ditolak, terdapat Terhadap Kinerja Karyawan di
pengaruh yang negatif dan signifikan Koperasi Syariah Binama.
antara variabel konflik kerja dan stres Semarang: Universitas Islam Negeri
kerja terhadap kinerja pegawai pada Walisongo Semarang. Skripsi.
Kantor Kecamatan Siantar Bangun, Wilson. 2012. Manajemen
Kab.Simalungun secara parsial. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Erlangga.
Internatinal Journal. Vol 4, http://w

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 127
ww.meritresearchjournals.org/aef/in Mondy, R Wayne. 2008. Manajemen
dex.htm Sumber Daya Manusia. Jilid 1
Cooper dan Marshal. 2003. Perilaku Edisi 10. Jakarta: Erlangga.
Organisasi. Jakarta : Salemba Mangkunegara, Anwar Prabu AA. 2008.
Empat Perilaku dan Budaya Organisasi.
Daft, Richard, L.2002. Manajemen. Cetakan kedua. Bandung : PT.
Jakarta: Salemba Empat. Refika Aditama.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Mangkunegara, 2017. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi 10. Jilid I. Daya Manusia Perusahaan.
Jakarta: PT Indeks. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Gaffar, H 2012. Pengaruh Stres Kerja Oyoo. 2016. Influence of job stress on
Terhadap Kinerja Karyawan employee performance in Ngos in
pada PT Bank Mandiri (persero) Kenya. University of Agriculture
Tbk kantor wilayah x. Makassar. and Technology. Kenya. 2016.,
Universitas Hasanuddin. Skripsi. diakses tahun 2018.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen
Cetakan Keempat. Jakarta: Erlangga. Sumber Daya Manusia. Bogor:
Handoko T. Hani. 2001. Manajemen Ghalia Indonesia.
Personalia dan Sumber Daya Robbins Stephen P. dan Mary, Coulter.
Manusia. Yogyakarta: BPFE 2010. Manajemen. Edisi
Hermita. 2011. Pengaruh stres kerja Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
terhadap kinerja karyawan pada Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip
PT Semen Tonasa (Persero) Perilaku Organisasi. Edisi kelima.
Pangkep. Makassar: Universitas Jakarta: Erlangga.
Hasanuddin Makassar. Skripsi. Robbins, 2008. Perilaku Organisasi. Edisi
Ibrahim, A. 2008. Administrasi Publik 10. Jakarta: PT.Indeks.
dan Implementasinya. Cetakan
pertama, Bandung: PT Refika Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge,
Aditama. 2008. Perilaku Organisasi. Buku 2.
Ivancevich. 2007. Perilaku dan Jakarta: Salemba Empat.
Manajemen Organisasi. Edisi 7, Susanti, Diah, F. 2015. Pengaruh stres
jilid II. Jakarta: Gelora Aksara kerja dan konflik kerja terhadap
Pratama. kinerja karyawan pada PT
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467 Rumpun Sari Antan 2 Pati.
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Surakarta. Universitas
kinerja di Lingkungan Muhammadiyah.Skripsi.
Kementerian Keuangan. Sutrisno. 2010. Budaya Organisasi.
Kurnia, Ivan. 2011. Pengaruh motivasi, Jakarta: Kencana Prenada Media
gaya Kepemimpinan, stres kerja, Group.
dan konflik kerja terhadap Sugiyono, 2016. Metode Penelitian
Kinerja karyawan. Jakarta: Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Universitas Islam Negeri Syarif Bandung: CV Alfabeta.
Hidayatullah Jakarta. Skripsi Simbolon, Hotman. 2009. Statistika.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: Wahyudi. 2008. Manajemen Konflik
ANDI. Dalam Organisasi. Bandung: CV
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. Alfabeta.
2006. Human Resource Yuarto, Simon. 2014. Pengaruh disiplin
Management (Manajemen Sumber dan stres kerja terhadap Kinerja
Daya Manusia). Edisi 10. Perawat pada RS Panti Rapih.
Jakarta: Salemba Empat. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma Yogyakakarta. Skripsi.

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 128
Zainal, Veithzel Rivai. Et. al.
2015.Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan.Edisi
Ketiga. Cetak Ketujuh. Jakarta:
Rajawali Pers.

Maker: Jurnal Manajemen ISSN : 2502-4434 Vol. 5, No. 1, JUNI 2019 129

Anda mungkin juga menyukai