KAJIAN PUSTAKA
Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) adalah bahan atau zat yang dapat
menurut UU RI No 22/1997, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
besar, bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga masa depan. Penyalahgunaan narkoba
mengakibatkan rusaknya organ tubuh selain itu juga menimbulkan penyakit yang
(http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/10/929/pengertian-narko ba,
tujuan pengobatan dan penelitian, serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis
13
tersebut adalah faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor kesediaan narkoba itu
sendiri.
keinginan untuk mencoba, waktu luang atau situasi dan kesempatan untuk
menggunakan narkoba dan tekanan atau jebakan atau rayuan dari pihak pengedar.
menggunakan narkoba. Faktor itu antara lain pengertian yang salah bahwa mencoba
sekali-sekali tidak masalah, ajakan teman sebaya dan tawaran gratis untuk memakai
dijelaskan ketentuan pidana dan jenis pidana yang diberikan pada pihak yang
Masa remaja merupakan masa transisi, maka dalam masa remaja seakan-akan
anak berpijak pada dua kutub, yaitu masa anak yang akan ditinggalkan dan masa
14
adanya perubahan-perubahan yang menonjol baik dalam jasmani dan rohani dalam
psikisnya. Perubahan dalam segi jasmani, pada masa ini mulai bekerjanya hormon-
hormon seksual, sehingga anak, misalnya anak wanita mulai menstruasi dan anak
Aristoteles dan Walgito (dalam Puspita Sari : 2008) membagi umur dan masa
Remaja dalam kamus bahasa Indonesia diartikan dengan mulai dewasa, sudah
sampai pada untuk kawin. Istilah remaja dalam bahasa Indonesia disebut juga
pubertas. Pubertas berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata puberty yang
mempunyai arti remaja. Dikatakan bahwa remaja adalah manusia pada usia tertentu
yang sedang dinamik, sehingga dalam usia tersebut remaja banyak dihadapkan oleh
masalah yang timbul baik itu berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya.
disebabkan oleh pergaulan yang terjadi di kalangan remaja itu sendiri. Hal ini
sesuatu, dengan jalan mencoba-coba sesuatu yang baru tanpa memikirkan akibatnya
15
dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, atau norma sosial yang berlaku.
menurut anggapan sebagian besar masyarakat perilaku atau tindakan tersebut di luar
kebiasaan, adat-istiadat, aturan, nilai-nilai, atau norma sosial yang berlaku. Dengan
kata lain, penyimpangan merupakan segala macam pola perilaku yang tidak berhasil
sejumlah aturan atau norma yang berlaku, misalnya selain berprofesi sebagai pencuri
atau perampok, mereka acap kali juga seorang alkoholik, gemar melacur, dan suka
16
lebih berat.
sosial. Teori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung
17
hukum. Teori kontrol sosial pada dasarnya beranggapan bahwa individu dalam
dan tidak menyimpang. Benar dan salahnya perilaku manusia sangat bergantung pada
kondisi masyarakat serta kesepakatan masyarakat atas standard perilaku manusia itu
Teori kontrol sosial yang dikembangkan oleh Nye (dalam Syamsi 2008:135),
sebagai pelopor teori kontrol mengungkapkan bahwa ada kekuatan pendorong pada
diri manusia untuk melakukan deviasi. Nye semata-mata mendasarkan diri pada teori
S Freud yang mengatakan bahwa manusia memiliki instink hewaniah menjadi satu-
melakukan pelanggaran norma, akan tetapi tidak semua melakukan, karena ada
terjadinya deviasi sehingga individu menjadi patuh terhadap negara. Jika kontrol
sosial lemah, maka deviasi akan terjadi. Ada beberapa tipe atau bentuk teori kontrol
sosial, yaitu (1) Kontrol internal yang berjalan secara langsung, sosialisasi melalui
menjadi kata hatinya. (2) Kontrol internal tidak langsung, apabila hubungan afektif
antara orang tua atau orang dewasa dan anak-anak sudah merupakan kontrol tidak
seperti para guru, polisi, jaksa, hakim, penegak hukum yang lain. Misalnya dapat
18
itu, Hirschi memandang hubungan individu dengan individu lain secara psikologik
Ada empat unsur utama di dalam kontrol sosial internal, yaitu attachement
19
Commitment atau tanggung jawab yang kuat pada aturan dapat memberikan
kerangka kesadaran tentang masa depan. Misalnya, adanya kesadaran bahwa masa
atau aturan masyarakat pada akhirnya akan tertanam kuat pada diri seseorang dan itu
berarti aturan sosial bagi setiap individu telah semakin kokoh. (Setiadi, 2011:241-
243)
2.5 Sosialisasi
kemampuan dan dasar yang membuat mereka mampu atau tidak mampu menjadi
anggota dari suatu kelompok. Pengertian ini memandang sosialisasi sebagai suatu
proses belajar dimana individu belajar dan mendapatkan nilai dari kelompok-
untuk dapat berinteraksi secara baik dengan lingkungan dan memperoleh nilai-nilai
20
tentang tingkah laku mana yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan di
dalam masyarakat, dan mengetahui peranan masing-masing. Jadi, ketertiban sosial itu
tidak terwujud dengan sendirinya (secara kodrati), tapi harus ada proses transfer nilai
dan norma sosial melalui proses sosialisasi, serta melakukan kontrol sosial.
(Narwoko, 2013:74)
yang berbeda pula, karena proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan
karena itu, proses sosialisasi melahirkan kepribadian seseorang terhadap diri sendiri
dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. (Hartomo, 2008:117)
pemahaman mengenai nilai dan norma sosial yang berlaku sehingga pada akhirnya
sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, sekolah, dan media
21
yang intim dan berlangsung lama ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta
kasih, dan hubungan yang penuh kasih sayang. Peran orang tua adalah
22
kemampuan baru yang berbeda dengan apa yang mereka pelajari dari
(Narwoko, 2013:94)
2.5.1.3 Sekolah
masyarakat, dan aturan baru tersebut sering berbeda dan bahkan dapat
23
seorang peserta didik dikenalkan dengan nilai dan norma yang bersifat
lingkupnya lebih luas dari media sosialisasi yang lainnya. Media massa
yang terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik
24
Nilai dan norma tidak dapat dipisahkan, nilai dan norma selalu berkaitan.
Bedanya secara umum, norma mengandung sanksi yang relatif tegas terhadap
selalu disertai oleh sanksi-sanksi yang merupakan faktor pendorong bagi individu
ataupun kelompok masyarakat untuk mencapai ukuran nilai-nilai sosial tertentu yang
sebagian besar anggota masyarakat tersebut. Norma adalah aturan-aturan yang berisi
petunjuk mengenai tingkah laku yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia, dan
sifatnya mengikat. Manusia wajib menaati norma yang berlaku di dalam masyarakat.
norma yang ada di dalam masyarakat memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Ada
norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya ikatnya. Pada yang
(Soekanto, 2009:174)
sosiologis dikenal ada empat bagian norma-norma sosial, yaitu cara (usage),
kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), adat-istiadat (custom), akan tetapi oleh
25
dikatakan sangat lemah dibandingkan dengan norma yang lainnya. Cara lebih
orang lain sebagai perbuatan yang tidak sopan, misalnya makan berdecak,
yang terlahir dari adanya pola-pola perilaku yang selalu diikuti oleh orang-
suatu hal yang lazim. Walaupun folkways itu semula merupakan sesuatu
26
norma folkways, pastilah dia akan tersisih dari kontak-kontak sosial dan
dipandang sebagai orang yang aneh, eksentrik, dan sulit dimengerti. Kalau
sudah tersisih demikian, pasti dia akan menghadapi kehidupan sosial yang agak
sulit, baik dalam kehidupan fisiknya maupun dalam kehidupan mental dan
rohaninya. Sanksi-sanksi folkways itu relatif tidak berat, dan sifatnya tidak
atau tidak berbuat sesuatu, jika terjadi pelanggaran, maka dapat mengakibatkan
sanksi yang jauh lebih keras. Mores yang dirumuskan dalam bentuk larangan
27
2013:51)
kekuatan mengikat kepada para anggotanya, sehingga bagi yang melanggar adat
istiadat tersebut akan menderita sanksi yang lebih keras. Anggota masyarakat
yang melanggar adat-istiadat, akan mendapatkan sanksi umum, baik formal dan
biasanya diterapkan dengan kurang atau bahkan tidak rasional, yaitu lebih
lain, yang lazim disebut hukum, untuk menegakkan keadaan tertib sosial.
Berbeda halnya dengan folkways dan mores, pada hukum didapati adanya
dengan folkways dan mores, hukum tertulis itu adalah jauh lebih terpikir dan
lebih terlafalkan secara tegas. Hukum tertulis betul-betul merupakan hasil suatu
28
Hukum merupakan salah satu norma yang memiliki alat kelengkapan, seperti
Menurut Horton dan Hunt, nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu
pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakekatnya mengarahkan
perilaku tertentu itu salah atau benar. Nilai adalah suatu bagian penting dari
kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah, artinya secara moral dapat diterima, kalau
harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh masyarakat di mana
Nilai sosial merupakan tolok ukur, patokan, anggapan, dan keyakinan yang
dianut oleh sebagian besar anggota dalam suatu masyarakat tertentu mengenai yang
benar, pantas, luhur, serta baik untuk diamalkan. Nilai menjadi orientasi bagi setiap
tindakan melalui interaksi sosial. Di dalam masyarakat yang terus berkembang, nilai
senantiasa akan ikut berubah. Pergeseran nilai dalam banyak hal juga akan
siaran dan tayangan televisi swasta yang mulai dikenal, dengan perlahan-lahan
terlihat bahwa di dalam masyarakat itu mulai terjadi pergeseran nilai, misalnya nilai
29
30