Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA

SEMESTER GENAP 2019/2020


KESETIMBANGAN FASA SISTEM TIGA KOMPONEN

NAMA : Anggun Trya Indriani


NIM : 1820208005
KELOMPOK :

Dosen Pengampuh
Ravensky Yurianty Pratiwi, S.Pd., M.Si
NIDN. 20270079201

LABORATORIUM IPA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
2020
VOLUME MOLAL PARSIAL

I. TUJUAN
Menggambarkan diagram fase sistem terner dan dapat memperhatikan
menentukan letak ”pleit point” atau titik jalan pada diagram fasenya

II. DASAR TEORI


Komponen, jumlah komponen-komponen dalam suatu sistem
didefinisikan sebagai jumlah minimum dari variabel bebas pilihan yang
dibutuhkan untuk menggambarkan komposisi tiap fase dari suatu sistem
(Dogra, 2009).
Fasa adalah bagian yang sederhana dari suatu sistem, yang dapat
dipisahkan secara mekanik, serbasama dalam hal komposisi kimia dan sifat-
sifat fisika. Jadi suatu sistem yang mengandung cairan dan uap masing-
masing mempunyai bagian daerah yang serbasama. Dalam fasa uap
kerapatannya serbasama disemua bagian pada ciaran tersebut, tetapi nilai
kerapatannya berbeda dengan difasa uap. Sistem yang terdiri atas campuran
wujud gas saja hanya ada satu fasa pada kesetimbangan sebab gas selalu
bercampur secara homogen. Dalam sistem yang hanya terdiri atas wujud
cairan-cairan pada kesetimbangan bisa terdapat satu fasa atau lebih,
tergantung pada kelarutannya. Padatan-padatan biasanya mempunyai
kelarutan yang lebih terbatas dan pada suatu sistem padat yang setimbang
bisa terdapat beberapa fasa padat yang berbeda. Jumlah komponen dalam
suatu sistem merupakan jumlah minimum dari spesi yang secara kimia
independen yang diperlukan untuk menyatakan komposisi setiap fasa dalam
sistem tersebut. Cara praktis untuk menentukan jumlah komponen adalah
dengan menentukan jumlah total spesi kimia dalam sistem dikurangi dengan
jumlah reaksi-reaksi kesetimbangan yang berbeda yang dapat terjadi antara
zat-zat yang ada dalam sistem tersebut (Rohman, 2013).
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat
sebagai fungsi suhu dua tekanan. Contoh khas diagram fasa tiga komponen
air, kloroform dan asam asetat. Dalam diagram fasa bahwa zat tersebut
diisolasi dengan baik dan tidak ada zat lain yang masuk maupun keluar dari
sistem ini. Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kloroform oleh
kaenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat
dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat
berlebih lebih lanjut akan membawa sistem bergerak kedaerah atau satu fasa
(fase tunggal). Namun demikian saat komposisi mencapai titik a3, ternayata
masih ada dua lapisan maupun sedikit. Setelah penambahan asam aserat
diteruskan, pada saat akan menjadi satu fasa yaitu pada titik P, titik P disebut
pleit point atau titik jalan yaitu semacam titik kritis (Milama, 2014).
Pada dasarnya, suatu sistem disebut setimbang secara termodinamika
jika dipenuhi kriteria kesetimbangan termal, kesetimbangan mekanik, dan
kesetimbangan material. Jika Tα > Tβ, maka panas akan mengalir spontan dari
fasa α ke fasa β sampai Tα = Tβ. Jika Pα > Pβ kerja akan mengalir spontan dari
fasa α ke fasa β sampai Pα = Pβ. Jika μα > μβ maka zat i akan mengalir spontan
dari fasa α ke fasa β sampai μα = μβ . fungsi keadaan T menentukan ada
tidaknya kesetimbangan termal antar fasa. Fungsi keadaan P menentukan ada
tidaknya kesetimbangan mekanik antar fasa. Fungsi keadaan μ menentukan
ada tidaknya kesetimbangan material antar fasa (Rohman, 2013).
Untuk sistem tiga komponen, derajat kebebasan, f=3-p + 2= 5-p. Untuk
p=1, ada 4 derajat kebabasan. Tidak mungkin mneyatakn sistem seperti ini
dalam bentuk grafik yang lengkap dalam tida dimensi, apalagi dalam dua
dimensi. Oleh karena itu biasanya sistem dinyatakan pada suhu dan tekanan
tetap dan derajat kebebasannya menjadi f=3-p, jadi berat kebebasannya paling
banyak adalah dua dan dapat dinyatakan dalam satu bidang. Pada suhu dan
tekana tetap variabel yang dapat digunakan yaitu untuk menyatakan keadaan
sistem tunggal komposisi yakni X A, XB, Xc yang dihubungkan melalui X A, XB,
Xc = 1. Kompisisi salah satu komponen sudah tertentu jika dua komponen
lainnya diketahui (Rohman, 2013).
Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform oleh
karenanya bertambahnya kelarutan koroform dalam air lebih cepat
dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat
berlebih lanjut akan membawa sitem bergerak kedaerah satu fase (fase
tunggal) (Tim Dosen Kimia Fisika, 2012).
Sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah
derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini dapat
digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga yang disebut
sebagai diagram terner. Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen
tergantung pada daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan.
Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling larut sebagian.
Penambahan zat C kedalam campurn A dan B akan memperbesar atau
memperkecil daya saling larut A dan B. Pada percobaan ini A dan C serta B
danC saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi
campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada sistem diagram
terner (UI, 2003).

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Pipet tetes
2. Buret 50 mL
3. Statif dan Klem
4. Labu erlenmeyer 250 mL
5. Gelas ukur 10 mL
6. Batang pengaduk
7. Neraca digital
8. piknometer

B. Bahan
1. Aquades
2. Kloroform (CHCl3)
3. Asam asetat glacial (CH3COOH)
4. Tissu
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengukuran Massa Jenis

Membersihkan piknometer

- Mengukur
- memasukkan
Air dalam piknometer sampai penuh
kemudian menimbangnya
- Mengulangi cara diatas

Mengganti air dengan kloroform dan asam


asetat glasial
2. Sistem tiga komponen

Menyediakan buret bersih lalu isi dengan


asam asetat glasial
- Selanjutnya menyediakan

3 labu Erlenmeyer diisi 3 mL, 4 mL, 7 mL


kloroform

- ditambahkan

5 mL aquades lalu digojok sampai


membentuk dua lapisan

- Lalu menitrasi

Asam asetat glasial sampai ke-2 lapisan


membentuk fasa
- Mencatat

Volume asam asetat glasial dan menitrasi


sebanyak 2 kali
Asam asetat glasial sampai ke-2 lapisan
membentuk fasa

Mengulangi untuk labu Erlenmeyer kedua

- Membuat

Diagram fasa terner


V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Data Hasil Pengamatan
2. Perhitungan
B. Pembahasan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran

VII. JAWABAN TUGAS


1. Apakah yang dimaksud dengan fasa?
2. Sebutkan contoh 1 komponen, sistem dua komponen, sistem tiga
komponen?
3. Apakah fungsi penggunaan asam asetat glassial?
4. Apakah yang dimaksud dengan titi tripel?
5. Apa pula arti titik kritik dalam diagram terner? Berapa derajat
kebebasannya?

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai