(lanjutan manifestasi klinis)

4. Pertimbangan Lainnya dan Kesimpulan

Keracunan CO selama kehamilan sepatutnya mendapat perhatian khusus karena telah dilaporkan
adanya hasil yang buruk pada fetus setelah paparan CO yang tidak disengaja. Jaringan fetus lebih rentan
terhadap hipoksia; dan juga, CO berikatan lebih erat ke Hb fetus dan eliminasi CO oleh fetus lebih
lambat daripada ibunya. Alhasil, paparan tingkat rendah, yang bisa tidak berpengaruh terhadap ibu,
menjadi risiko yang lebih besar untuk fetus. Jadi, diperlukan terapi oksigen berkepanjangan dan HBOT
sebaiknya dipertimbangkan.

Rhabdomyolisis dan gagal ginjal, edema paru non-kardiogenik, dan lepuh pada kulit juga telah
dideskripsikan setelah paparan akut terhadap CO.

Tanpa adanya trauma atau luka bakar yang terjadi bersamaan, temuan fisik pada keracunan CO biasanya
terbatas pada perubahan status mental, jadi pemeriksaan neurologis yang teliti sangat penting. Pasien
bisa mengalami gejala yang berkisar dari kebingungan ringan hingga koma. Pemeriksaan kognitif
spesifik, seperti Carbon Monoxide Neuropsychological Screening Battery, biasanya tidak digunakan
dalam kondisi akut dan, dalam peristiwa apapun, tidak didukung secara universal karena
ketidakmampuannya untuk membedakan antara efek dari CO dan efek dari intoksikan lainnya.
Walaupun beberapa buku menggambarkan suatu penampakan "cherry red" dari bibir dan kulit sebagai
indikasi keracunan CO, hal ini merupakan suatu tanda tidak sensitif (tidak umum secara klinis).
 Komplikasi dari keracunan CO

❖ Iskemia miokard -> nekrosis

❖ Aritmia jantung yang berkisar dari relatif jinak/ringan hingga fatal

❖ Gejala neurologis yang tertunda (DNS/Delayed Neurological Symptoms)

❖ Koma

❖ Kematian

Prognosis dari keracunan CO

Prognosis pasien-pasien yang mengalami kerusakan otak hipoksia-iskemik dari penyebab apapun,
termasuk keracunan CO yang berat, tergantung pada diagnosis dan terapi yang cepat. Memulai terapi
HBO dapat membantu mengurangi efek buruk dari sekuel neurologis yang dapat terjadi setelah
keracunan CO. Kasus-kasus yang tidak terdiagnosis atau salah didiagnosis dapat terbukti fatal.