Anda di halaman 1dari 4

TUGAS III

Nama : ELGA GUSTIANSYAH


NIM : 836264703
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan MKDK4001

Soal!
1. Perubahan sosial adalah segala proses dimana terjadi perubahan struktur dari fungsi-fungsi suatu sistem
sosial. Mengapa perubahan sosial dapat dipandang sebagai suatu konsep, jelaskan ?
2. Globalisasi merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia diseluruh dunia, sehingga ketergantungan ini akan memunculkan dampak bagi
suatu bangsa. Analisislah dampak-dampak yang terjadi akibat adanya globalisasi ?
3. Sistem pendidikan nasional dapat dikatakan sebagai jaringan satuan-satuan pendidikan yang dihimpun
secara komprehensif utuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Suatu sistem terdiri dari beberapa
komponen . jelaskan komponen pokok sistem pendidikan nasional ?
4. Sistem pendidikan suatu bangsa akan menghasilkan tingkat kualitas daan kuantitas sumber daya
manusia pada tatanan bangsa tersebut namun sebagian akan muncul masalah-masalah pendidikan.
Analisislah masalah apa yang dihadapi bangsa indonesia di bidang pendidikan dan masalah apa yang
sulit diatasi ?

Jawaban :
1. Yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan dalam pola-pola
hubungan sosial, yang antara lain mencakup, sistem status, hubungan-hubungan dalam keluarga, sistem-
sistem politik dan kekuatan, dan persebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan
kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau
oleh sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain mencakup, aturan-aturan atau
norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan warga masyarakat, nilai-nilai,
teknologi, selera dan rasa keindahan atau kesenian dan bahasa.
Walaupun perubahan sosial dibedakan dari perubahan kebudayaan, tetapi pembahasan-
pembahasan mengenai perubahan sosial tidak akan dapat mencapai suatu pengertian yang benar tanpa
harus juga mengkaitkannya dengan perubahan kebudayaan yang terwujud dalam masyarakat yang
bersangkutan

2. Dampak Globalisasi
a. Dampak Dibidang Sosial Budaya
Dampak positif globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu mendapatkan sarana-
sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan lebih efisien
dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya adalah generasi muda yang tidak siap
akan adanya informasi dengan sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik
seperti adanya bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, melukis di tembok-tembok, dan lain-lain.

b. Dampak Dibidang Ekonomi


Dampak positif globalisasi di bidang ekonomi adalah mampu memacu produktivitas dan inovasi
para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk-produk yang lain.
Pada era globalisasi ini menuntut manusia yang kreatif dan produktif.
Sedangkan dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan sifat konsumerisme di kalangan
generasi muda. Sehingga, tidak mampu memenuhi tuntutan zaman karena sudah terbiasa menerima
teknologi dan hanya mampu membeli tanpa membuatnya.
c. Dampak dibidang Aspek Sosial
Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil
kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi
masalah sosial dan ekonomi.

d. Dampak pada Gaya Hidup:


Individualistis Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga
ataupun mengobrol. Namun zaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet,
bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari
individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat merusak
karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya.
 Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri. Padahal
menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya
zaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolong dalam hal-
hal kebaikan. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan dirinya saja.
 Materialisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kenyamanan, kesenangan, dan
kekayaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi. Materialisme kecenderungan
untuk lebih peduli dengan materi dari pada rohani atau tujuan dan nilai intelektual.
 Hedonisme adalah pandangan hidup atau pola hidup yang menganggap bahwa kesenangan
dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-
senang, pesta pora, merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain
atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa
ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.

3. Untuk melaksanakan dan mewujudkan tujuan pendidikan maka ada banyak hal yang perlu diperhatikan
mulai dari penyusunan konsep, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi atau penilaian pendidikan.
Pendidikan bukan hanya cukup dibentuk dari proses pembelajaran saja, namun juga harus berdasarkan
sebuah sistem yang terstruktur sehingga pendidikan dapat dilaksanakan dengan arah dan secara
berkelanjutan.

Sistem pendidikan itu sendiri terbentuk dari komponen-komponen yang terpadu dan saling terkait untuk
membangun pendidikan dan mencapai tujuan. PH Coombs (1968) menyebutkan bahwa terdapat 12
komponen pendidikan, yaitu:
a. Tujuan dan prioritas
b. Peserta didik
c. Manajemen
d. Struktur dan jadwal waktu
e. Isi atau materi
f. Dosen dan pelaksana
g. Alat dan sumber belajar
h. Fasilitas
i. Teknologi
j. Pengawasan mutu
k. Penelitian
l. Biaya pendidikan

Keduabelas komponen diatas adalah wajib dipenuhi dalam pelaksanaan pendidikan. Salah satu saja tidak
tersedia maka pendidikan akan menjadi timpang dan terhambat. Contoh saja terbatasnya biaya
pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan sangat terbatas karena penyelenggara tidak
mendapatkan upah atau bahkan terhenti karena tidak dapat mengadakan fasilitas penyelenggaraan
pendidikan seperti sumber belajar dan media pembelajaran.

Tanpa tujuan maka pendidikan tidak akan memiliki arah. Tanpa peserta didik siapa yang akan dididik.
tanpa manajemen pendidikan akan menjadi kacau dalam banyak hal. Tanpa struktur dan jadwal waktu
kapan pendidikan akan dilakukan. Tanpa isi atau materi apa yang akan diajarkan. Tanpa dosen dan
pelaksana siapa yang akan mengajar. Tanpa alat dan sumber belajar maka tidak bisa belajar. Tanpa
fasilitas dimana pendidikan akan dilakukan. tanpa teknologi pendidikan akan menjadi usang dan tidak
relevan. Tanpa pengawasan mutu pendidikan tidak bisa diukur perkembangannya. Tanpa penelitian
pendidikan akan stagnan dan tidak ada inovasi. Tanpa biaya pendidikan tidak mungkin dapat terlaksana.

Oleh karena itu, kewajiban memenuhi 12 komponen diatas dalam rangka melaksanakan pendidikan yang
baik harus menjadi prioritas yang paling utama. Apalagi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional,
kementrian pendidikan dan pihak-pihak terkait perlu memperhatikan setiap detail dari komponen-
komponen sistem pendidikan diatas dan memastikan agar terpenuhi agar tujuan pendidikan nasional
dapat tercapai dengan mudah.

4. Masalah-masalah yang di hadapi dalam dunia pendidikan yaitu :


a. Masalah Penduduk
Masalah penduduk merupakan satu masalah pokok yang dihadapi seluruh bangsa indonesia. Masalah
ini sangat penting sebab bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya tidak dapat diperkembangkan
tanpa memperhatikan masalah kependudukan.

b. Sumber-sumber Terbatas
Sumber-sumber yang kita perlukan untuk menaikan laju pertambahan biaya pendidikan, pada
analisan terakhir tergantung pada tingkat kemakmuran. Kemakmuran tidak hanya dapat dilihat dari
indikator pertumbuhan ekonomi saja. Kekurangan sumber dapat dilihat pada kurangnya dana, tenaga
dan fasilitas.

c. Undang-undang Pendidikan Belum Lengkap


Masalah masih belum lengkapnya perundang-undangan pendidikan dan kebudayaan, ini merupakan
salah satu sebab utama masih belum lengkap dan belum sempurnanya peraturan-peraturan serta cara-
cara kerja, pada hal itu semua sangat perlu untuk menjamin lancarnnya gerak roda pembaharuan
pendidikan.

d. Tingkat Kesejahteraan Tenaga-tenaga Pendidikan dan Kebudayaan


Tingkat kesejahteraan yang masih rendah merupakan hambatan besar bagi pembaharuah pendidikan
yang kita cita-citakan. Proses pembaharuan pendidikan tidak cukup dengan meningkatkan
kemantapan kemempinan pendidikan, sebab kalau tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan
petugas-petugas pelaksananya akan lemah seluruh sendi-sendi kepemimpinan dan organisasi
pembaharuan.

e. Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang Sangat Pesat


Pengetahuan manusia tentang alam semesta, dunia dan dirinya sendidi telah bertambah banyak
sekali. Pertambahan ini kian lama berjalan dengan derap yang kian cepat. Laju pertambahan bahkan
dapat kita katakan berlangsung secara geometris. Yang perlu kita pikirkan ialah mengembangkan
kemampuan dan sikap obejktif kreatif untuk mengkontruksi pengalaman, dan penerapan prinsip-
prinsip pengetahuan yang mereka kuasai. Hal ini banyak dipengaruhi oleh mutu pendidikan : dalam
merumuskan tujuan mengajar, dalam cara-cara mengajar, dalam tehnik-tehnik evaluasi yang betul
dan relevan dengan tujuan-tujuan mengajar yang diterapkan. Soal penting yang perlu diketahui, ialah
kenyataan bahwa dalam penerapan pengetahuan dan teknologi, bidang pendidikan biasanya
ketinggalan dari misalnya bidang perniagaan dan pertahanan.

f. Sistem Komunikasi Lemah


Lemahnya sistem komunikasi, termasuk kurangnya sarana-sarana, telah membuat masalah (problem)
geografi (luas wilayah indonesia) menjadi masalah yang besar. Besarnya masalah geografi dan
komunikasi ini tampak lebih nyata jika dihubungkan dengan masalah adminitrasi pendidikan,
misalnya masalah penilaian atau pembinaan.
g. Sikap Pandangan Negatif
Eratnya hubungan dengan siakp menggantungkan diri dan kurang insiatif ialah sikap yang cenderung
menyerahakan sebanyak mungkin tanggung jawab pembiayaan pendidikan pada pemerintah.
Pemerintah memang menyadari bahwa disamping keterbatasan sumber-sumber keuangan yang ada
pada pemerintah, rakyatpun sebagian besar sangat terbatas kemampuan keuangannya untuk
membiayai pendidikan, karena itu pemerintah tidak akan menuntut hal-hal yang terlalu jauh dari
kemampuan masyarakat.

h. Sistem yang Salah


Sistem yang salah, dan kepemimpianan yang belum mantap, keduanya merupakan masalah di dalam
pendidikan. Meskipun demikian dalam proses pembaharuan pendidikan dan kebudayan, keduannya
menempati kedudukan yang lain dari masalah-masalah pendidikan pada umumnya. Pembaharuan
memerlukan prasarana yang baik dan kuat, berupa sistem dan kepemimpinan untuk mensukseskan
segala upaya kita. Tetapi justru sistem dan kepemimpinan itu sendiri perlu diperbaiki karen masih
salah atau lemah. Itulah sebabnya, dalam pembahasan ini, baik sistem yang salah maupun
kepemimpinan yang lemah, disejajarkan dengan faktor-faktor penghambat lainnya.

i. Kepemimpinan Belum Mantap


Masih tampak belum mantapnya kepemimpinan dari semua komponen penyelenggara pendidikan.
Struktur organisasi dan tata kerja masih belum mencapai titik yang memungkinkan suatu mekanisme
pembaharuan dan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, dan
komunikasi bekerja secara lancar. Peningkatan daya kepemimpinan ini memerlukan pengalaman dan
pendidikan yang cukup lama bagi para pelaksananya di semua komponen. Kemantapan
kepemimpinan, dalam arti keahlian hubungan manusiawi, kejujuran dan dedikasi, adalah salah satu
syarat mutlak bagi berhasilnya semua rencana.

Anda mungkin juga menyukai