insurance dalam mengeliminir riba dan kontrak bathil merupakan konsep tolong-menolong (Takafuli) yaitu konsep tolong-menolong atau saling melindungi dalam kebenaran dalam bentuk konstribusi dana kebijakan (Tabarru’) Dalam akad Asuransi mendasarkan pada akad Tabarru’. Dalam hal ini terdapat perbedaan pandang dalam masalah akad Tabarru’. Karena sebagian besar asuransi dalam praktiknya memberi bagian bagi hasil (Mudharabah) apabila terjadi surplus dana Tabarru’. Padahal dana tersebut telah diikhlaskan sebagai dana amal bagi peserta asuransi guna menolong sesama peserta yang tertimpa musibah tertentu atau kemalangan. Dalam hal ini ulama DSN Takaful Indonesia menyatakan bahwa akad tersebut tidak sah karena adanya dua akad dalam satu akad, yaitu: akad Tabarru’ dan akad Mudharabah. Ulama DSN dengan tegas mengatur akad Tijarah (akad jual beli) dan akad Tabarru’ (akad Shadaqah). 1. Akad Tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru’ bila pihak yang tertahan haknya dengan rela melepaskan 2. Jenis akad haknya sehingga Tabarru’ tidak dapat menggugurkan kewajiban diubah menjadi jenis pihak yang belum akad Tijarah menunaikan kewajibannya. 1. Prinsip Berserah Diri dan Ikhtiar (Qs. 2.284, Qs. 255, Qs. 3.120 dan Qs. Taaha.6)
4. Prinsip Saling Kerjasama dan Bantu-membantu dalam bentuk
5. Prinsip saling melindungi dan Berbagai Kesusahan
6. Prinsip Kepentingan Terasuransikan
7. Prinsip Itikad Baik
8. Prinsip Ganti Rugi
9. Prinsip Penyebab Dominan
10. Hak Subrogasi
11. Prinsip Konstribusi (al-Mushamah)
KEDUDUKAN PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH
Kedudukan perusahaan Asuransi Syariah dalam transaksi
Asuransi Kerugian adalah sebagai Mudharib (pemegang amanah). Asuransi Syariah menginvestasikan dana Tabarru’ yang terkumpul dari konstribusi peserta kepada instrument yang dibenarkan oleh syara’. Mudharib berkewajiban untuk membayarakan klaim, apabila ada salah satu dari peserta mengalami musibah, juga berkewajiban menhjaga dan menjalankan amanah yang diembannya secara adil transparan dan professional. Mudharib diawasi secara teknis dan operasional oleh komisaris dan secara syar’i diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam mengelola dana peserta yang terkumpul pada kumpulan dana Tabarru’. MEKANISME PENGELOLAAN DANA
Mekanisme pengelolaan dana dibeberapa perusahaan asuransi kerugian
(syariah) di Indonesia dan Malaysia mislanya Syarikat Takaful Malaysia dan Asuransi Takaful Konvensional, Tripakarta cabang Syariah, Bringin Sejahtera Cabang Syariah, Binagriah Cabang Syariah, Jasindo Cabang Syariah, mekanisme pengelolaan dana adalah sebagai berikut: Dana dibayarkan peserta, kemudian terjadi akad Mudharabah (bagi hasil) antara Mudharib (pengelola) dengan shohibul mal (peserta). Kumpulan dana tersebut kemudian diinvestasikan secara syariah ke Bank Syariah maupun ke investasi Syariah lainnya, lalu dikurangi biaya-biaya operasional (seperti klaim, reasuransi, komisi broker,dll) selanjutnya surplus (profit) dilakukan bagi hasil antara Mudharib (pengelola) dan shohibul mal (peserta) sesuai dengan skim bagi hasil yang telah ditentukan sebelumnya (misalnya 60:40). Bagian yang 60 persen untuk Mudharib (perusahaan) setelah dikurangi biaya administrasi dan management expense, sisanya menjadi profit bagi shareholders, sedangkan yang lain, yaitu 40 persen menjadi share of surplus for participant (surplus bagi hasil untuk partisipasi). KERANGKA TEKNIK DAN OPERASIONAL ASURANSI UMUM
1. Prinsip pengalihan resiko (transfer of risk)
dalam asuransi non takaful terjadi pengalihan resiko finansial dari satu pihak ke pihak lainnya. Ini merupakan konsekuensi dari kontrak jual beli risiko dalam kontrak asuransi konvensional. 2. Prinsip bagi risiko (sharing of risk) Dalam asuransi Takaful terjadi pembagian risiko finansial di antara peserta takaful. Akad yang terjadi adalah akad takafuli atau akad saling menanggung. Ini merupakan perwujudan dari saling menanggung diantara peserta. Dana takaful yang terhimpun merupaka dana kebajikan (tabaruk) yang merupakan pemilik seluruh peserta yang terkena musibah disertai dengan adanya surplus pengelolaan dana yang didistribusikan kepada seluruh peserta bentuk bagi hasil. Dalam takaful yang merupakan konstribusi seluruh peserta akan dihimpun dalam rekening kebajikan. Dana tersebut dikelola dan diinvestsikan hanya melalui mekanisme dan instrument syariah yang dibenarkan. Segala hasil pengelolaan dana dibukan kembali kedalam rekening dana kebajikan. Dana tersebut akan didistribusikan kembali kepada seluruh peserta dalam bentuk bagi hasil setelah dilakukan kalkulasi dengan berbagai cash-out flote yang meliputi dana kompensasi peserta. Biaya akuisisi dan operasional biaya reasuransi serta cadangan teknik. 1. Kelompok simple risk : 2. Kelompok mega risk: a. Takaful a. Takaful kebakaran kebakaran (fire insurance) industry b. Takaful b. Takaful kendaraan pengangkutan bermotor c. Takaful tanggung c. Takaful gugat aneka d. Takaful rekayasa Setiap individu ataupun korporasi dapat berpartispasi dalam program takaful secara langsung dengan menghubungi operator takaful. Terkadang untuk transaksi besar, para korporasi dengan tingkat kompleksitas Takaful yang dibutuhkan, peserta korporasi dapat menggunakan jasa intermediaries, yaitu broker. Setiap transaksi yang ditutup melalui broker akan dibayarkan oleh peserta yang bersangkutan dan bukan oleh operator takaful.