Anda di halaman 1dari 16

- SISTEM OPERASIONAL

GENERAL INSURANCE
DALAM MENGELIMINIR
RIBA DAN KONTRAK
YANG BATHIL-
KELOMPOK 1:

- MUSTAFA HIDAYAT NASUTION (0502171047)


- NURUL HUMAIRA BR.HASIBUAN (0502171051)
- RIZKY HAMDALLA (0502171027)
- WULANDARI (0502173468)
Pengertian

Sistem operasional general


insurance dalam mengeliminir riba
dan kontrak bathil merupakan
konsep tolong-menolong (Takafuli)
yaitu konsep tolong-menolong atau
saling melindungi dalam kebenaran
dalam bentuk konstribusi dana
kebijakan (Tabarru’)
Dalam akad Asuransi mendasarkan
pada akad Tabarru’. Dalam hal ini
terdapat perbedaan pandang dalam
masalah akad Tabarru’. Karena sebagian
besar asuransi dalam praktiknya
memberi bagian bagi hasil (Mudharabah)
apabila terjadi surplus dana Tabarru’.
Padahal dana tersebut telah diikhlaskan
sebagai dana amal bagi peserta asuransi
guna menolong sesama peserta yang
tertimpa musibah tertentu atau
kemalangan.
Dalam hal ini ulama DSN Takaful Indonesia
menyatakan bahwa akad tersebut tidak sah
karena adanya dua akad dalam satu akad,
yaitu: akad Tabarru’ dan akad Mudharabah.
Ulama DSN dengan tegas mengatur akad
Tijarah (akad jual beli) dan akad Tabarru’
(akad Shadaqah).
1. Akad Tijarah dapat
diubah menjadi jenis
akad tabarru’ bila pihak
yang tertahan haknya
dengan rela melepaskan 2. Jenis akad
haknya sehingga Tabarru’ tidak dapat
menggugurkan kewajiban diubah menjadi jenis
pihak yang belum
akad Tijarah
menunaikan
kewajibannya.
1. Prinsip Berserah Diri dan Ikhtiar (Qs. 2.284, Qs. 255,
Qs. 3.120 dan Qs. Taaha.6)

2. Prinsip Tolong-Menolong (Qs.3.2, Qs. Az-Zukhruf.32,


Qs. Al-Anfal.72)

3. Prinsip Saling Bertanggung Jawab


4. Prinsip Saling Kerjasama dan Bantu-membantu
dalam bentuk

5. Prinsip saling melindungi dan Berbagai Kesusahan

6. Prinsip Kepentingan Terasuransikan


7. Prinsip Itikad Baik

8. Prinsip Ganti Rugi

9. Prinsip Penyebab Dominan

10. Hak Subrogasi

11. Prinsip Konstribusi (al-Mushamah)


KEDUDUKAN PERUSAHAAN
ASURANSI SYARIAH

Kedudukan perusahaan Asuransi Syariah dalam transaksi


Asuransi Kerugian adalah sebagai Mudharib (pemegang
amanah). Asuransi Syariah menginvestasikan dana Tabarru’
yang terkumpul dari konstribusi peserta kepada instrument
yang dibenarkan oleh syara’. Mudharib berkewajiban
untuk membayarakan klaim, apabila ada salah satu dari
peserta mengalami musibah, juga berkewajiban menhjaga
dan menjalankan amanah yang diembannya secara adil
transparan dan professional. Mudharib diawasi secara
teknis dan operasional oleh komisaris dan secara syar’i
diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam
mengelola dana peserta yang terkumpul pada kumpulan
dana Tabarru’.
MEKANISME PENGELOLAAN
DANA

Mekanisme pengelolaan dana dibeberapa perusahaan asuransi kerugian


(syariah) di Indonesia dan Malaysia mislanya Syarikat Takaful Malaysia
dan Asuransi Takaful Konvensional, Tripakarta cabang Syariah, Bringin
Sejahtera Cabang Syariah, Binagriah Cabang Syariah, Jasindo Cabang
Syariah, mekanisme pengelolaan dana adalah sebagai berikut: Dana
dibayarkan peserta, kemudian terjadi akad Mudharabah (bagi hasil)
antara Mudharib (pengelola) dengan shohibul mal (peserta). Kumpulan
dana tersebut kemudian diinvestasikan secara syariah ke Bank Syariah
maupun ke investasi Syariah lainnya, lalu dikurangi biaya-biaya
operasional (seperti klaim, reasuransi, komisi broker,dll) selanjutnya
surplus (profit) dilakukan bagi hasil antara Mudharib (pengelola) dan
shohibul mal (peserta) sesuai dengan skim bagi hasil yang telah
ditentukan sebelumnya (misalnya 60:40). Bagian yang 60 persen untuk
Mudharib (perusahaan) setelah dikurangi biaya administrasi dan
management expense, sisanya menjadi profit bagi shareholders,
sedangkan yang lain, yaitu 40 persen menjadi share of surplus for
participant (surplus bagi hasil untuk partisipasi).
KERANGKA TEKNIK DAN
OPERASIONAL ASURANSI UMUM

1. Prinsip pengalihan resiko (transfer of risk)


dalam asuransi non takaful terjadi pengalihan
resiko finansial dari satu pihak ke pihak lainnya. Ini
merupakan konsekuensi dari kontrak jual beli risiko dalam
kontrak asuransi konvensional.
2. Prinsip bagi risiko (sharing of risk)
Dalam asuransi Takaful terjadi pembagian risiko
finansial di antara peserta takaful. Akad yang terjadi
adalah akad takafuli atau akad saling menanggung. Ini
merupakan perwujudan dari saling menanggung diantara
peserta. Dana takaful yang terhimpun merupaka dana
kebajikan (tabaruk) yang merupakan pemilik seluruh
peserta yang terkena musibah disertai dengan adanya
surplus pengelolaan dana yang didistribusikan kepada
seluruh peserta bentuk bagi hasil.
Dalam takaful yang merupakan konstribusi seluruh peserta akan
dihimpun dalam rekening kebajikan. Dana tersebut dikelola dan
diinvestsikan hanya melalui mekanisme dan instrument syariah
yang dibenarkan. Segala hasil pengelolaan dana dibukan kembali
kedalam rekening dana kebajikan. Dana tersebut akan
didistribusikan kembali kepada seluruh peserta dalam bentuk bagi
hasil setelah dilakukan kalkulasi dengan berbagai cash-out flote
yang meliputi dana kompensasi peserta. Biaya akuisisi dan
operasional biaya reasuransi serta cadangan teknik.
1. Kelompok simple
risk : 2. Kelompok mega risk:
a. Takaful a. Takaful
kebakaran
kebakaran
(fire
insurance) industry
b. Takaful b. Takaful
kendaraan pengangkutan
bermotor c. Takaful tanggung
c. Takaful
gugat
aneka
d. Takaful rekayasa
Setiap individu ataupun korporasi dapat berpartispasi
dalam program takaful secara langsung dengan
menghubungi operator takaful. Terkadang untuk
transaksi besar, para korporasi dengan tingkat
kompleksitas Takaful yang dibutuhkan, peserta
korporasi dapat menggunakan jasa intermediaries,
yaitu broker. Setiap transaksi yang ditutup melalui
broker akan dibayarkan oleh peserta yang
bersangkutan dan bukan oleh operator takaful.

Anda mungkin juga menyukai