ھ١٢٠٦-١١١٥ اب
Empat Kaidah
(Terjemahan Al-Qawa’idul Arba’)
karya Al-Imam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab (1115 - 1206 H)
ِيم أَ ۡن يَت َوَلّاك َ فِي ال ُد ّن ۡيَا ِ ش الۡعَظ ِ ۡ َب الۡعَرّ َ ل الله َ الۡكَر ِيم َ ر ُ َأَ سۡ أ
ك ِإذ َا َ َ يجۡع َل
َ و َأَ ۡن، َكن ۡت
ُ ك م ُبَارَك ًا أَ يۡنمََاَ َ يجۡع َل
َ و َأَ ۡن،ِ خرَة
ِ و َالۡآ
ِ ن ه َؤُل َاء َ ِ ُأ ۡعط
ّ َ ف َِإ،َ و َِإذ َا أَ ذۡن َبَ اسۡ تَغۡف َر،َ و َِإذ َا اب ۡتُلِي َ صَبَر،َ ي شَك َر
.ِ سع َادَة ّ َ الث ّلَاثَ عُن ۡوَانُ ال
َ
Aku meminta kepada Allah yang Maha Mulia, Rabb ‘arsy yang agung, agar Dia
melindungi engkau di dunia dan akhirat. Dan agar Dia menjadikan engkau diberkahi di
manapun engkau berada, dan agar menjadikan engkau menjadi seseorang yang jika
diberi lalu dia bersyukur, jika diberi cobaan lalu dia bersabar, dan jika dia berbuat dosa
maka dia memohon ampun. Karena ketiga hal ini adalah tanda kebahagiaan seorang
hamba.
الل ّه ِ م َا ل َا
َ ن ّ َ ل ال
ِ ﴿و َيَعۡبُد ُونَ م ِن د ُو: قَو ۡلُه ُ تَع َالَى:ِ شف َاعَة ُ وَد َلِي
﴾ِالل ّه ُ ِ يَض ُ ُرّه ُ ۡم وَل َا يَنف َعُه ُ ۡم و َيَق ُولُونَ هَٰـؤُل َاء
َ َ شفَع َاؤ ُن َا عِند
.]١٨ :[يونس
َ َ شف َاع َة ٌ مَنۡف َِي ّة ٌ و
.ٌ شف َاع َة ٌ مُث ۡبَت َة َ :ِشف َاع َتَان ّ َ و َال
َ ُ شف َاع َة
ُ م َا ك َان َۡت تُطۡلَبُ م ِنۡ غَيۡر ِ الله ِ ف ِيم َا لا َ ي َ ۡقدِر:ُشف َاع َة ُ ال ۡمَنۡف َِي ّة
ّ َ فَال
ن آم َن ُوا أَ نفِق ُواَ ﴿ي َا أَ ُ ّيهَا ال َ ّذِي:ل قَو ۡلُه ُ تَع َالَى
ُ و َال َد ّلِي،ُلا ّ الله
َ عَلَيۡه ِ ِإ
ل أَ ن ي َأۡتِي َ يَوۡم ٌ َلّا بَي ۡ ٌع ف ِيه ِ وَل َا خُلَ ّة ٌ وَل َا ِ ۡ م َِم ّا رَز َق ۡنَاكُم مّ ِن قَب
ّ َ شف َاع َة ٌ ۗ و َالۡك َاف ِر ُونَ هُم ُ ال
.]٢٥٤ :ظالم ُِونَ﴾ [البقرة َ
Dalil bahwa tujuan mereka untuk mendapatkan syafaat adalah firman Allah ta’ala yang
artinya, “Dan mereka menyembah dari selain Allah sesembahan yang tidak dapat
mendatangkan madharat dan tidak dapat memberi manfaat. Dan mereka mengatakan
bahwa sesembahan itu pemberi syafaat kami di sisi Allah.” (QS. Yunus: 18).
Syafaat itu ada dua macam: syafaat yang ditiadakan dan syafaat yang ditetapkan syariat.
Adapun syafaat yang ditiadakan adalah syafaat yang diminta dari selain Allah pada
perkara yang hanya Allah yang bisa melakukannya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala
yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, berinfaqlah kalian dari sebagian apa
yang telah Kami rezekikan kepada kalian sebelum datang suatu hari yang saat itu tidak
ada jual beli, tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada pula syafaat. Dan
orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Baqarah: 254).
.ِن الله
َ ِ شف َاع َة ُ ال ۡمُث ۡبَت َة ُ هِي َ َال ّتِي تُطۡلَبُ م
ّ َ و َال
ُ شف ُوع ُ لَه ُ ه ُو َ م َنۡ رَضِيَ الله ُ قَو ۡلَه ّ َ شاف ِ ُع مُك ۡرَم ٌ ب ِال
ۡ َ و َال ۡم،ِ شف َاعَة ّ َ و َال
ُ ﴿م َن ذ َا ال َ ّذ ِي ي َ ۡشف َ ُع عِندَه:ل تَع َالَى
َ كَمَا قَا،ِو َع َمَلَه ُ بَعۡد َ ال ِۡإ ۡذن
.]٢٥٥ :ِإ َلّا ب ِِإذۡنِه ِ﴾ [البقرة
Syafaat yang ditetapkan adalah syafaat yang diminta dari Allah.
Yang memberi syafaat adalah orang yang dimuliakan dengan syafaat. Sedangkan orang
yang disyafaati adalah orang yang Allah ridhai ucapan dan amalannya setelah izin Allah.
Sebagaimana Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tidak ada yang dapat memberi
syafaat di sisi Allah kecuali dengan izinNya.” (QS. Al-Baqarah: 255).
َ الأن ۡب ِيَاء
َ ُ مِنۡه ُ ۡم م َنۡ يَعۡبُد ُ ال ۡمَلائَِك َة َ وَمِنۡه ُ ۡم م َنۡ يَعۡبُد:ۡعِبَاد َاتِهِم
ُ َالأ ۡشجَار َ وَمِنۡه ُ ۡم م َنۡ يَعۡبُد
َ الأ ۡحج َار َ و َ و
َ ُ َالصّ الِ ح ِينَ وَمِنۡه ُ ۡم م َنۡ يَعۡبُد
َ َ ل الله ِ صَلَ ّى الله ُ عَلَيۡه ِ و
س َل ّم َ جَم ِيع ًا ُ و َقَاتلََه ُ ۡم رَسُو،َ ۡس و َالۡقَم َر ّ َ ال
َ شم
.ۡو َل َ ۡم يُف َر ّ ِۡق بَيۡنَهُم
Kaidah ketiga: bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada
manusia yang berbeda-beda peribadahannya. Sebagian mereka ada yang beribadah
kepada malaikat, ada yang beribadah kepada para nabi dan orang-orang shalih, ada
yang beribadah kepada bebatuan dan pepohonan, dan ada pula yang beribadah kepada
matahari dan bulan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi mereka
semuanya dan tidak membeda-bedakan mereka.
َ ﴿و َقَات ِل ُوه ُ ۡم ح ََت ّى ل َا تَكُونَ فِت ۡن َة ٌ و َيَكُون:ل قَو ۡلُه ُ تَع َالَى
ُ و َال َد ّلِي
ٰ
.]١٩٤ :ن لِلهِ﴾ [البقرة ُ الدِّي
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan perangilah mereka sampai tidak
ada fitnah sedikit pun dan sampai agama ini hanya untuk Allah.” (QS. Al-Baqarah: 194).
ُ ل و َال َنّهَار َ ِ ﴿وَم ِنۡ آي َاتِه:س و َالۡقَمَرِ قَو ۡلُه ُ تَع َالَى
ُ ۡ الل ّي ّ َ ل ال
ِ ش ۡم ُ وَد َلِي
:س وَل َا ل ِلۡقَمَرِ﴾ [فصلت ّ َ ۡس و َالۡقَم َر ُ ۚ ل َا تَسۡجُد ُوا ل ِل
ِ ش ۡم ّ َ و َال
ُ شم
.]٣٧
Dalil bahwa ada yang menyembah matahari dan bulan dan itu adalah kesyirikan adalah
firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan termasuk tanda-tandaNya adanya malam, siang,
matahari, dan bulan. Janganlah kalian sujud kepada matahari dan jangan pula kepada
bulan.” (QS. Fushshilat: 37).
َ ﴿وَل َا ي َأۡم ُرَك ُ ۡم أَ ن ت َ ّتخِذ ُوا ال ۡمَلَائِك َة:ل ال ۡمَلائَِكَة ِ قَو ۡلُه ُ تَع َالَى
ُ وَد َلِي
.]٨٠ :و ََالن ّب ِي ِّينَ أَ رۡب َاب ًا﴾ [آل عمران
Dalil bahwa ada yang menyembah malaikat dan hal tersebut merupakan kesyirikan
adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan Dia tidak memerintahkan kalian untuk
menjadikan para malaikat dan nabi sebagai rabb-rabb.” (QS. Ali ‘Imran: 80).
َ ن م َۡري َم
َ ۡ الل ّه ُ ي َا ع ِيس َى اب
َ ل َ ﴿و َِإ ۡذ قَا:الأن ۡب ِيَاء ِ قَو ۡلُه ُ تَع َالَى
َ ل ُ وَد َلِي
لَ الل ّه ِ ۖ قَا
َ ن ِ س َاتّ خِذ ُونِي و َ ُأ ِم ّي َ ِإلَٰـه َي ۡنِ م ِن د ُو
ِ أَ أَ نتَ قلُ ۡتَ ل ِ َلن ّا
ُۡس ل ِي بِ ح ّ ٍَق ۚ ِإن كُنت
َ ل م َا لَي
َ ك م َا يَكُونُ ل ِي أَ ۡن أَ ق ُو
َ َ سب ۡح َان
ُ
َ ّ ك ۚ ِإ َن
ك َ س
ِ قلُ ۡت ُه ُ فَق َ ۡد ع َل ِم ۡت َه ُ ۚ تَعۡلَم ُ م َا فِي ن َ ۡفس ِي وَل َا أَ ع ۡلَم ُ م َا فِي ن َ ۡف
ِ أَ نتَ ع َل ّام ُ ال ۡغ ُي
.]١١٦ :ُوب﴾ [المائدة
Dalil bahwa ada orang yang menyembah para nabi dan itu merupakan kesyirikan adalah
firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan ingatlah, ketika Allah mengatakan, Wahai ‘Isa bin
Maryam apakah engkau mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua
sesembahan selain Allah? ‘Isa menjawab: Maha suci Engkau, tidak pantas bagiku untuk
mengatakan perkataan yang tidak benar. Jika aku telah mengatakannya, maka sungguh
Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku sedangkan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau adalah maha
mengetahui hal-hal yang ghaib.” (QS. Al-Maidah: 13).
َن ي َ ۡدع ُونَ يَب ۡت َغ ُون َ ِ ﴿ ُأولَٰـئ:الصّ الِ ح ِينَ قَو ۡلُه ُ تَع َالَى
َ ك ال َ ّذِي َ ل ُ وَد َلِي
﴾ُ ِإلَى ٰ ر َ ّبِهِم ُ ال ۡوَسِيلَة َ أَ ُ ّيه ُ ۡم أَ ق ۡر َبُ و َيَرۡجُونَ ر َحۡمَت َه ُ وَيَخَاف ُونَ عَذ َابَه
.]٥٧ :الآية [الإسراء
Dalil bahwa ada orang yang menyembah orang-orang shalih dan perbuatan itu
merupakan kesyirikan adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Orang-orang yang
mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara
mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya dan takut akan
azabNya.” (QS. Al-Isra`: 57).
الل ّاتَ و َال ۡع َُز ّى
َ ُ ﴿أَ ف َرأَ َ ي ۡتُم:َالأ ۡشجَارِ قَو ۡلُه ُ تَع َالَى
َ الأ ۡحج َارِ و َ ل ُ وَد َلِي
ٰ
.]٢٠-١٩ :خر َى﴾ [النجم ۡ الث ّالِث َة َ ا ۡل ُأ
َ َ وَم َنَاة١٩
ٰ
Dalil bahwa ada orang yang menyembah bebatuan dan pepohonan dan itu merupakan
kesyirikan adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Maka apakah patut kamu (hai
orang-orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling
terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?” (QS. An-Najm: 19-20).
َ (خَر َجۡ نَا م َ َع:َالل ّي ۡثِي رَضِيَ الله ُ عَن ۡه ُ قَال
ّالن ّب ِ ِي َ ِوَحَدِيثُ أَ بِي و َاقِد
ٌ س ۡدرَة
ِ َ وَل ِل ۡمُشۡرِكِين،ٍن حُد َث َاء ُ ع َ ۡهدٍ بِكُ ۡفر ُ ۡ نح
َ َ ﷺ ِإلَى حُن َي ۡنٍ و
، ٍل ل َهَا ذ َاتَ أَ ن ۡوَاط
ُ حتَه ُ ۡم يُق َا
َ ِ يَعۡكُف ُونَ عِنۡد َه َا و َيَن ُوطُونَ بِهَا أَ سۡ ل
ل الله ِ اجۡ ع َلۡ لَنَا ذ َاتَ أَ ن ۡوَاطٍ كَمَا
َ ي َا رَسُو:ف َم َرَرۡن َا ب ِ ِس ۡدرَة ٍ فَق ُل ۡنَا
.) الۡحَدِيث... ٍل َه ُ ۡم ذ َاتُ أَ ن ۡوَاط
Dan hadits Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Kami pernah
keluar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Hunain. Waktu itu kami masih
baru masuk Islam. Orang-orang musyrik memiliki sebuah pohon yang mereka i’tikaf di
situ dan mereka gantungkan senjata-senjata mereka di situ. Pohon itu dinamakan Dzatu
Anwath. Ketika kami melewati pohon itu, kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, jadikan
untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath…” Al-Hadits.