Anda di halaman 1dari 19

BAHAN AJAR (Hand Out)

Bahan Kajian/Mata kuliah : Penjadwalan dan Aturan Memprioritaskan Pekerjaan

Dalam Proses produksi/Manajemen Industri

Bobot Perkuliahan : 2 sks

Program : Kuliah Daring S1 Mesin Minggu ke : 10

Fakultas : F T UNP Padang Kode : MES 111

Capaian Pembelajaran ( Learning Outcomes )

Mengemukakan dan mengimplementasian tentang proses pekerjaan pada


system produksi industri melalui kajian dan diskusi permasalahan penjadwalan
dan aturan memperioritaska pekerjaan.
Materi

Materi yang harus dikuasai.


1. Pengertian Penjadwalan produksi
2. Teknik Penjadwalan
3. Aturan Memperioritaskan Pekerjaan

Materi Permbelajaran ke 9

PENJADWALAN DAN ATURAN MEMPERIORITASKAN PEKERJAAN

A. Pengantar

Keluaran suatu proses perencanaan produksi apakah diperoleh dari


hasil peramalan, rencana produksi agregat, perencanaan kapasitas,
selanjutnya adalah jadwal induk produksi ( JIP/Master Production Scheduling =
MPS ) ataupun rencana produksi. Melalui rencana produksi untuk selanjutnya
dibagi ke dalam tugas harian, dan akan menghasilkan jadwal rinci mengenai
jumlah produksi pada periode tertentu. Dengan asumsi bahwa seluruh
sumberdaya produksi yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas-aktivitas
produksi telah disediakan pada awal periode rencana. Keputusan yang harus
dibuat selanjutnya adalah urutan pekerjaan apa yang diperioritaskan terlebih
dahulu.
Operasi manufakturing harus dijadwalkan agar item-item yang
diproduksi berdasarkan hasil ramalan ataupun order/pesanan dapat
diproduksi tepat pada waktunya. Kapan suatu pesanan harus diselesaikan
( When it is due ) ? Pekerjaan apa yang seharusnya diselesaikan atau
dijalankan berikut pada work centre tertentu. Itu semua merupakan
pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian prioritas ( priority control ).
Pengendalian perioritas pekerjaan adalah proses komunikasi start and
completion dates ke departemen manufaktur agasr melaksanakan suatu
rencana. The dispath list adalah alat yang secara normal digunakan untuk
memberikan informasi waktu dan prioritas ( dates and priority) menggunakan
sejumlah teknik penjadwalan.
Pemilihan teknik penjadwalan yang tepat tergantung pada lingkungan
manufaktur. Variabel-variabel dalam pengendalian prioritas adalah :
kebutuhan pelanggan, status peralatan, ketersediaan material, dan berbagai
pertimbangan lainnya.

B. Penjadwalan Proses Produksi Industri Manufaktur

Pada saat seorang supervisor suatu departemen mulai menjadwalkan


pekerjaan , ia akan mengecek ketersediaan peralatan dan tenaga kerja,.
Selanjutnya ia akan meninjau seleuruh pekerjaan yang akan diselesaikan pada
periode tersebut. Kendala-kendala seperti, kapan pekerjaan dapat dimulai,
dan waktu proses yang diperlukan untuk menyelesaikannya, harus diketahui
oleh seorang supervisor. Kemudian, supervisor akan menentukan pekerjaan
mana yang akan dilakukan terlebih dahulu dan urutan memprosesannya.
Dalam pada itu, seiring dengan berjalannya waktu maka ketersediaan
sumberdaya mungkin saja berubah dan pada saat tersebut diperlukan
penjadwalan ulang. Dengan demikian, pada hakikatnya penjadwalan tersebut
merupakan suatu proses yang dinamis.
Seorang supervisor dapat mengatur pekerjaan dengn berbagai cara, seperti
mengaturnya derngan cara sedehana yaitu mengurutkannya secara acak atau
cara yang lain misalnya dengan metode heuristik menggunakan aturan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Pada prinsipnya terdapat dua metode atau teknik penjadwalan, yaitu
backward sheduling dan forward scheduling.
- Backward Scheduling, dimulai dengan tanggal atau waktu dimana suatu
pesanan yang dibutuhkan itu harus diselesaikan, kemudian menghitung
mundur (backward) guna menetukan waktu yang tepat untuk
mengeluarkan pesanan tersebut.
Penggunaan backward scheduling mengasumsikan bahwa diketahii dan
start date diinginkan. Backward scheduling biasanya dgunakan apabila
komponen-komponen yang sedang dibuat menuju ke assembled product
memiliki waktu tunggu yang berbeda ( different lead time )

- Forward Scheduling, dimulai dari start date pada proses pertama,


kemudian menghitung schedule date ke depan (forward) untuk setiap
operasi ( sampai operasi terakhir) guna menentukan completion date.
Berdasarkan perhitungan tersebut akan diketahui operation start dates
untuk setiap langkah . perlu derhatikan disini bahwa forward scxheduling
menggnakan data waktu atau tanggal yang dijanjikan pelanggan serta
berfokus pada operasi-operasi kritis dan penjadwalan melalui subsekuens
operasi. Forward scheduling paling digunakan dalam perusahaan-
perusahaan seperti pabrik kertas (papers) dan steel mills.

Pada prinsipnya forward scheduling menjawab pertanyaan; Berapa lama


waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pesanan ? Sedangkan
backward scheduling menjawab pertanyaan ; kapan harus memulai
mengerjakan suatu pesanan agar dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
diinginkan itu.
Masukkan Untuk penjadwalan Pekerjaan
Terdapat beberapa masukan (input ) atau hal-hal yang perlu diketahui
sebelum pekerjaan dapat dijadwalkan, yaitu:

1. Jumlah dan Jenis Pekerjaan yang harus diselesaikan selama periode


tertentu. Jumlah dan jenis pekerjaan ini sangat tergantuing pada
rencana produksi yang disusun serta negosiasi antara erusahaan
dengan pelanggan
2. Perkiraan waktu penyelesaian suatu pekerjaan (processing time) .
Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan ini merupakan masukan
yang sangat penting dalam proses penjadwalan pekerjaan. Perkiraan
waktu penyelesaian suatu pekerjaan serimng kali digunakan untuk
menentukan peruioritas pekerjaan Yang akan dikerjakan terlebih
dahulu. Sumber perkiraan dapat berupa data waktu baku yang
dimilki percusahaan atau estimasi superviusuor berdasarkan
pengalaman.
3. Batas waktu (due date) penyelesaian pekerjaan. Batas waktu
selesainya siuatu pekerjaan penting diketahui untuk memperkirakan
kelambatan yang mungkin akan terjadi. Besaran ini menjadi penting
terutama untuk mengantisipasi denda/pinalti yang mengik timbul
akibat keterlambatan pengiriman.
4. Tujuan penjadwalan. Ini perlu diketahui terlebih dahulu agar
pemilihan tekbnik penjadwalan dapat dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Terdapat berbagai macam tujuan penjadwalan yang pada
pokoknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian utama yaitu:

a). Peningkatan utilisasi peralatan/sumberdaya dengan menekan


waktu menganggur sumberdaya tersebut. Untuk sejumlah
pekerjaaan telah diketahui bahwa maksimasi utilisasi
sumberdaya berbanding terbalik dengan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaiikan seluruh pekerjaan (makespan). Dengan
demikian sasaran penjadwalan yang terutama alah menekan
waktu penyeleaian produk secara keseluruhan
b). Sasaran lainnya yang mungki dicapai adalah meminimasi jumlah
persediann barang dalam proses (WIP ). Tujuan ini dicapai
dengan cara meminimasi jumlah pekerjaan yang menunggu
dalam antrian untuk diproses. Indikator jumlah antrian
pekerjaaan ini dinyatakan dengan besaran waktu alir rata-rata.
c) Tujuan penjadwalan lainnya adalah menekan keterlambatan.
Dalam banyak hal sejumlah pekerjaan memuiliki batas waktu
pemyelesaian pekerjaan ( due date), dan apabila pekerjaan
selesai setelah due date maka perusahaan dikenai pinalti.
Terdapat beberapa tujuan penjadwalan mengenai ketrlambatan
ini , dapat berupa minimasi keterlambatan maksimum atau
meminimasi jumlah pekerjaan yang terlambatan, atau
meminimasi keterlambatanrat-rata.

5. Situasi Pekerjaan yang dihadapi. Biasanya terdapat beberapa situasi


pekerjaan yang dihadapi, yaitu penjadwalan pekerjaan di satu
prosesor, penjadwalan pekerjaan pada beberapa prosesor seri,
paralel, atau penjadwalan pekerjaan di fasilitas produksi job shop.

Pemilihan Teknik-Teknik Penjadwalan VS Lingkungan Manufakturing


Teknik-teknik penjadwalan tepat seharusnya dipilih agar disesuai
dengan lingkungan manufakturing perusahaan, di antara lain:
1). Untuk Job shop manufakturing with complex routing; maka digunakan
detailed backward scheduling, dispatching system to sequence work
2). Untuk make to order and assemble to order manufacturing; digunakan
forward scheduling untuk membuat janji penyelesaian pesanan kepada
pelanggan
3). Untuk flow production digunakan system sigal sepertiu kanban dan
flow control. Dengan volume yang cukup dan permintaan yang
konsisten digunakan mixed scheduling dan rate base scheduling
4). Untuk custom-bulit product and special project, digunakan CPM, PERT
atau network plannimg and control techniques yang alinnya.

C. Aturan Memprioritaskan Pekerjaan

Penjadwalan memberikan suatu basis untuk penempatan tugas ke


pusat-pusat kerja ( Work centr ). Sedangkan loading adalah teknik
pengendalian kapasitas yang memberitahukan tentang overload atau
underloads. Apabila telah diketahui bahwa kapasitas cukup tersedia untuk
melaksanakan operasi atau tugas-tugas, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan operation sequencing.
Sequencing menspesifikasikan dalam susunan atau urutan bagaimana
tugas-tugas atau operasi itu dikerjakan pada setiap pusat kerja. Metode
sequencing memberikan informasi teroerinci tentang aturan-aturan prioritas
untuk dispatching tugas-tugas ke pusat kerja. Dengan demikian metode
sequencing mengacu kepada aturan-aturan untuk prioritas untuk penugasan
( priority rules for dispatching jobs )
Pengurutan pekerjaan pada satu prosesor digunakan untuk mencapai
tujuan minimasi waktu alir rata-rata atau minimasi keterlambatan.
Sebagaimana diketahui bahwa penyelesaian seluruh pekerjaan (makespan )
penjadwalan satu prosessor selalu konstan besarnya. Walaupun penjadwalan
satu prosessor tidak akan berpengaruh terhadap besarnya makespan, tetapi
pengurutan pekerjaan akan sangat berpengaruh pada waktu alir rata-rata
( mean flow time ), keterlsambatan rata-rata ( mean lateness), ataupun ukuran
kelambatan rata-rata ( mean tardiness).
Secara umum terdapat banyak metode aturan untuk menentukan
prioritas pekerjaan seperti terlihat dalam tabel.

ATURAN TUJUAN
F C F S, First Come First Service Urutan pekerjaan ditentukan oleh
urutan kedatangan pada stasiun kerja .
Cocok untuk tipe organisasi dimana
konsumen mementingkan waktu
S P T, Shortest Processing Time pelayanan
Urutan pekerjaan ditentukan dengan
mendahulukan pekerjaan yang waktu
prosesnya lebih kecil. Aturan ini
S T P T, Shortest Total Processing biasanya meminimas WIP ( Work in
Time Process) , waktu penyelesaian produk
Remaining dan rata-rata waktu kerterlambatan
Urutan pekerjaan ditentukan oleh
E D D, Earlist Due Date jumlah waktu proses yang tersisa dari
suatu produk. Aturan ini menghasilkan
tujuan yang sama seperti aturan SPT
F O , Fewest Operation Urutan pekerjaan ditentukan dengan
mengerjakan pekerjaan yang memiliki
tanggal penyerahan ( due date )
S T ; Slack Time terdekat. Aturan ini berjalan dengan
baik jika waktu pemrosesan job-job
relatif sama
Urutan pekerjaan ditentukan oleh sisa
operasi paling sedikit terlebih dahulu.
Aturan ini mengurangi WIP = Bahan
C R ; Critical ratio yang sedang dikerjakan , waktu
penyelesaian produk dan rata-rata
keterlambatan
Urutan pekerjaaan ditentukan dengan
mendahulukan pekerjaan yang waktu
senggangnya ( slack time ) lebih kecil.
ST = Waktu penyerahan – waktu
penyelesaian produk.
Aturan ini untuk mendukung jadwal
penyerahan produk
Urutan pekerjaan dilakukan dengan
mendahulukan CR yang paling kecil.

C R = Tanggal penyerahan – tanggal saat


ini dibagi sisa waktu penyelsaian produ

Lebih lanjut Bedworth dan Bailey mengemukakan sasaran utama dan


sasaran antara dari beberapa teknik penjadwalan pada satu aktivitas satu
prosessor seperti pada tabel
Sasaran Utama Sasaran Antara Teknik Penjadwalan

Meminimasi Waktu Minimasi waktu Alir Aturan SPT


Alir Minimasi waktu Alir Aturan Bobot SPT
Terbobot

Meeminimasi Minimasi kelambatan Aturan EDD


Keterlambatan maksimum Algoritma Hodgson
(lateness) Minimasi jumlah pekerjaan Aturan SPT
Terlambat
Minimasi kelambatan rata-
rata

Meminimasi Minimasi keterlambatan Aturan E D D


keterlambatan maksimum Algoritma Wilkerson-
Minimasi keterlambatan Irwin Aturan ST
rata-rata Algoritam Wilkerson-
Minimasi keterlambatan Irwin
Total

Perlu diperhatikan disini bahwa penjadwalan merupakan basis perencanaan


di tingkat lantai pabrik (floor shop ), dan hanya di lakukan satu kali pada awal
penugasan. Jika ada pekerjaan baru, mak pekerjaaan tersebut disimpan dalam
daftar tunggu dan baru akan dijadwalkan bersama dengan pekkerjaan lainnya
setelah kumpulan penjadwaln petama selesai dip roses

Contoh Soal

1. Lima Pekerjaan sedang menunggu untuk ditugaskan di pusat pekerjaan .


Waktu pemrosesan dan tanggal jatuh tempo seperti terlihat dalam table
berikut,
Pekerjaan Waktu Pelaksanaan Jatuh Tempo Pekerjaan
Pekerjaan ( Hari ) ( Hari )
____________________________________________________________
A 6 8
B 2 6
C 8 18
D 3 15
E 9 23
___________________________________________________________

Coba lakukan perbandingan urutan pemrosesan menurut aturan,

a. Datang lebih dulu, dilayani terlebih dahulu ( FCFS )


b. Waktu pemrosesan paling cepat ( SPT )
c. Tanggal jatuh tempo paling cepat/awal ( EDD )
d. Waktu pemrosesan paling lama ( LPT )

Penyelesaian,

1. Urutan datang lebih dulu dilayani lebih dahulu adal;ah, A – B – C – D


–E

Aliran waktu ( flow time ) di dalam sistem untuk urutan seperti ini
adalah mengukur waktu masing-masing pekerjaan yang sedang
diproses

- pekerjaan B menunggu 6 hari, sementara pekerjaan A sedang


diproses; kemudian memerlukan tambahan waktu 2 hari dari
tanggal jatuh tempo. Ini berarti 2 hari mundur. Selengkapnya hasil
analisis terlihat pada tabel berikut,
Urutan Waktu Pemrosesan Aliran Waktu Tanggal Keterlambatan
Pekerjaan Kerja Jatuh Tempo

A 6 6 8 0
B 2 8 6 2
C 8 16 18 0
D 3 19 15 4
E 9 28 23 5
___ ____ ____
28 77 11

Aturan FCFS mengakibatkan keefektifan ukuran –ukuran berikut ini,

Jumlah Total Waktu Alir


a. Waktu penyelsaian rata-rata = Jumlah pekerjaan

77
= = 15,4 hari
5

b. Utilisasi/penggunaan =

Total waktu Pemrosesan Pekerjaan


Jumlah Total waktu Alir

28
= ---- = 36,4%
77

c. Rata-rata Jumnlah Pekerjaan


dalam Sistem =
Jumlah total waktu Alir
Total waktu Pemrosesan pekerjaan

77
= ------ 2,75 pekerjaan
28
d. Rata-rata keterlambatan pekerjaan =

Total hari keterlambatan


Jumlah pekerjaan

11
= ------ = 2, 2 hari
5

2. Aturan S P T , waktu pemrosesan paling pendek menghasilkan


urutan pekerjaan B – D – A - C – E , dengan analsis seperti berikut,

Urutan Waktu Pemrosesan Aliran Waktu Tanggal Keterlambatan


Pekerjaan Kerja Jatuh Tempo

B 2 2 6 0
D 3 5 15 0
A 6 11 8 3
C 8 19 18 1
E 9 28 23 5
___ ____ ____
28 65 9

Pengukuran efektifitas menurut aturanb SPT adalah

Jumlah Total Waktu Alir


a. Waktu penyelsaian rata-rata = Jumlah pekerjaan

65
= = 13 hari
5

b. Utilisasi/penggunaan
Total waktu Pemrosesan Pekerjaan
=
Jumlah Total waktu Alir

28
= ---- = 43,1%
65

c. Rata-rata Jumnlah Pekerjaan dalam Sistem

Jumlah total waktu Alir 65


= Total waktu Pemrosesan pekerjaan
= ------ 2,32
28
pekerjaan

d. Rata-rata keterlambatan pekerjaan =

Total hari keterlambatan


Jumlah pekerjaan

9
= ------ = 1,8 hari
5

3. Aturan E D D , tanggal jatuh tempo poaling Awal memberikan


urutan pengerjaan, B – A – D – C - E . Ingatlah bahwa pekerjaan
dipesan berdasarkan tanggal jatuh tempo paling awal.

Urutan Waktu Pemrosesan Aliran Waktu Tanggal Keterlambatan


Pekerjaan Kerja Jatuh Tempo

B 2 2 6 0
A 6 8 8 0
D 3 11 15 0
C 8 19 18 1
E 9 28 23 5
___ ____ ____
28 68 6

Pengukuran efektifitas menurut aturanb E D D adalah

Jumlah Total Waktu Alir


a. Waktu penyelsaian rata-rata = Jumlah pekerjaan

68
= = 13,6 hari
5

b. Utilisasi/penggunaan =

Total waktu Pemrosesan Pekerjaan


Jumlah Total waktu Alir

28
= ---- = 41,2 %
68

e. Rata-rata Jumnlah Pekerjaan


dalam Sistem =
Jumlah total waktu Alir
Total waktu Pemrosesan pekerjaan

68
= ------ 2,42 pekerjaan
28

d. Rata-rata keterlambatan pekerjaan =

Total hari keterlambatan


Jumlah pekerjaan
6
= ------ = 1,2 hari
5

4. Pengurutan pekerjaan berdasarkan L P T, waktu pemrosesan paling


lama menghasilkan urutan pengerjaan, E – C – A – D – B

Urutan Waktu Pemrosesan Aliran Waktu Tanggal Keterlambatan


Pekerjaan Kerja Jatuh Tempo

E 9 9 23 0
C 8 17 18 0
A 6 23 8 15
D 3 26 15 11
B 2 28 6 22
___ ____ ____
28 103 48

Pengukuran efektifitas menurut aturanb L P T adalah

Jumlah Total Waktu Alir


a. Waktu penyelsaian rata-rata = Jumlah pekerjaan

108
= = 20,6 hari
5
b. Utilisasi/penggunaan =

Total waktu Pemrosesan Pekerjaan


Jumlah Total waktu Alir

28
= ---- = 28,2 %
103
c. Rata-rata Jumnlah Pekerjaan
dalam Sistem =
Jumlah total waktu Alir
Total waktu Pemrosesan pekerjaan

103
= ------ 3,68 pekerjaan
28

d. Rata-rata keterlambatan pekerjaan =

Total hari keterlambatan


Jumlah pekerjaan

48
= ------ = 9,6 hari
5

Hasil dari 4 aturan pengurutan pekerjaan tersebut dapat disimpulkan


hasilnya seperti pada tabel berikut,

ATURAN RATA-RATA UTILISASI RATA - RATA RATA-RATA


Waktu Pekerjaan Keterlambatan
_________________________________________________________________
FCFS 15,4 36,4 2,75 2,2
SPT 13,0 43,1 2,32 1,8
EDD 13,6 41,2 2,42 1,2
LPT 20,6 28,2 3,68 9,6
__________________________________________________________________

2. Hari ini adalah tanggal 22 April, ordert # 1234 dibutuhkan pada


tanggal 3 Mei dan memeiliki 8 hari dari kerja yang tersisa. Order
# 2345 memiliki 20 hari dari kerja yang tersisa, dibutuhkan pada
tanggal 13 Mei. Berdasarkan informasi ini coba hitung Critical
Ratio ( CR ) nya.

Penyelesaian,
Untuk order # 1234 mempunyai critica ratio’
Time Remaining ( TR )
C R = =
Work Days Remaining (WR)

Due Date - Today Date


Work (lead) Time Remaining

Due Date - Now 3 Mei - 22 April


= Work Days Remaining
= =
8

10 days TR
8 days WR

= 1,25

# Order 2345, deng an crirical rationysa.

Time Remaining ( TR )
C R = =
Work Days Remaining (WR)

Due Date - Today Date


Work (lead) Time Remaining
Due Date - Now 13 Mei - 22 April
= Work Days Remaining
= =
20

16 days TR
20 days WR

= 0,80

Nilai CR yang lebih besar daripada 1 menunnjukkan bahwa


pekerjaan memepunyai beberapa slack time , sedangkan yang lebih
kecil dari 1 menyatakan bahwa job must be expedited.

4. Terdapat 8 pekerjaan dan waktu prosesnya seperti pada table


berikut. Jadwalkan pekerjaan tersebut menurut aturan SPT.

Pekerjaan A B C D E F G H

Waktu
Pemrosesan (jam) 5 8 6 3 10 14 7 3

BatasWaktu/Due
Date
15 10 15 25 20 40 45 50
( jam )

+ 2dijadwalkan adalah pekerjaan D, selanjutnya H, dan berturut-turut


dihasilkan pengurutannya secara SPT sebagai berikut: D – H – A – C – G
– B – E – F. Waktu alir rata-rata dihitung dengan rumus menggunakan
persamaan,
n
1
F i ,s =
n
F
i 1
i ,s -------------------------- n = jumlah pekerjaan

t = waktu sesuai urutan


1
=  n t 1  (n - 1) t 2  (n - 2.). t 3 .....  t n 
n
=

1
8  3  (8 - 1)3  (8 - 2) 5  (8 - 3)6  (8 - 4) 7  (8 - 5) 8  (8 - 6)10  (8 - 7) 14
8
= 1/8 ( 24 + 21 + 30 + 30 + 28 + 24 + 20 + 14 )
= 23,875 Jam

Sementara kelambatannya dapat dihitung sebagaimana terlihat pada


table berikut,

Urutan D H A C G B E F
Pekerjaan

Waktu Proses 3 3 5 6 7 8 10 14

Saat Selesai 3 6 11 17 24 32 42 56

Batas waktu 25 50 15 15 45 10 20 40

Kelambatan - 22 - -4 -2 - 21 22 22 16
44

Dengan demikian dihasilkan waktu alir rata-rata sebesar 23,875 Jam


dan kelambatan rata-ratanya - 3,625. Tidak akan ada aturan penjadwalan
lain yang dapat meminimasi waktu alir rata-rata dan kelambatan rata-rata
tang lebih kecil dari aturan SPT ini.

Anda mungkin juga menyukai