Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

1. Peran akuntansi sebagai media informasi


2. Sejarah perkembangan akuntansi komersial dan hubungan dengan aknatansi pajak
3. Hubungan istimewa dan penilaian kewajaran dalam transaksi

 Bidang dalam ruang lingkup akuntansi


Dengan semakin bayak nya kebutuhan informasi ekonomi yang dibutuhkan oleh
para pengguna informasi, timbul unsure sepesialisasi yang menuntut keahlain dalam
bidang tertentu meliputi :
1. Akuntansi keuangan(financial accounting)
Akuntansi ini berhubungan dengan unit ekonomi secara keseluruhandalam
bentuk laporan keuangan yang dimanfaatkan oleh berbagi pihak dalam
pengambilan keputusan yang didasarkan pada standar akuntansi keuangan(SAK)
yang berlaku.
2. Pemeriksaan/audit
Akuntansi ini berkaitan dengan pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang
dihasilkan oleh akunatansi keuangan dengan tujuan agar informasi akuntansi
dapat di percaya, menguji ketaatan pada kebijakan,prosedur,peraturan yang
beralaku,serta memiliki daya guna,hasil guna suatu aktivitas bisnis.
3. Akuntansi manajemen (management accounting)
Akuntansi ini ruang lingkupnya berfokus pada informasi untuk manajemen
perusahaan yang bertujuan mengendalikan kegiatan perusahaan dan menilai
alternative dalam pengambilan keputusan. Sa;ah satu contoh, manffat akuntansi
manajemen dalam pengambilan keputusan adalah penetapan harga jual
produk.
4. Akuntansi biaya(cost acconting)
Akuntansi ini berfokus pada penetapan dan pengendalian biaya sebagai fungsi
utama akuntansi biaya yaitu mengumpulkan data biaya,menganallisis data
biaya, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi, yang di gunakan oleh
pihak managemen sebagai alat pengendalian kegiatan dan penyusun rencana
biaya di masa mendatang.
5. Akutansi pemenrintahan (governmental accounting)
Akutansi ini berfokus pada pencatatan dan pelaporan atas transaksi-transaksi
yang terjadi dalam ruang lingkup pemenrintah dan mencakup aspek
pengendalian atas pengeluaran dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara (APBN). Contohnya adalah transaksi
pengeluaran dana untuk belanja barang Negara.
6. Akutansi pajak (tax accounting)
Dalam menetapkan besarnya pajak terutang tetap mendasarkan laporan
keuangan yang di susun oleh perusahaan, mengingat dalam ketentuan
perundang-undangan perpajakan terdapat aturan-aturan khusus yang berkaitan
dengan akutansi, yaitu: masalah konsep transaksi dan pristiwa keuangan,
metode pengukurannya, serta pelaporannya yang di tetapkan dengan undang-
undang.
7. Sistem inpormasi akutansi (accounting information system)
Siste informasi akutansi menyiapkan inpormasi keuangan yang di perlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
 Sejarah perkembangan akutansi Indonesia.
Sejarah dengan perkembangan ekonomi, hubungan dagang antar Negara pada
masa-masa kerajaan di masa lalu seperti Majapahit, Mataram, Sriwijaya, menjadi
pintu masuk akutansi dari Negara lain ke Indonesia. Masa perkembangan akutansi di
Indonesia secara garis besar dapat di bagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut,
1. Masa penajajahan belanda dan jepang.
Kedatangan bangsa belanda ke Indonesia ahir abad ke-16 awalnya untuk
berdagang, kemudian belanda membentuk perserikatan maskapai belanda yang
di kenal dengan Vereenigd Oost Indische Compagnie (VOC). Pada tahun 1602
terjadi peleburan 12 maskapai yang beroperasi di hindia timur, yang selanjutnya
di tahun 1619 membuka cabang di Batavia dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Perjalan VOC ini berahir pada 1799 dan setelah VOC di bubarkan, kekuasaan di
ambil oleh kerajaan belanda. Sejak masa itulah mulai tumbuh perusahaan-
perusahaan belanda di Indonesia. Catatan pembukuan saat itu menekankan
pada mekanisme debit dan kredit berdasarkan praktik dagang yang semat-mata
untuk kepentingan perusahaan belanda. Pada masa ini sector usaha kecil dan
menengah umumnya di kuasanoleh masyarakat cina, india, arab yang praktik
akutansinya menggunakan atau di pengaruhi oleh sistem dari Negara mereka
masing-masing. Pada masa penjajahan jepang tahun 1942 sampai 1945, sistem
akutansi tidak banyak mengalami perubahan yaitu tetap menggunakan pola
belanda.
2. Masa kemerdekaan.
Sistem akutansi yang berlaku di Indonesia mengitu sejarah masa lampau dari
masa klaunial belanda, maka sistem akutansinya mengikuti akutansi belanda
yang di kenal dengan sistem tata buku. Sisitem tata buku ini merupakan
subsitem akutansi atau merupakan metode pencatatan.
 Teori akuntansi
Pengertian teori adalah susunan konsep ,definisi dan dalam menyajikan pandangan
yang sistematis phenomena dengan menunjukan hubungan antaran satu variable
dengan yang lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan
phenomena. Menurut Hendriksen (1992), Pengertian teori adalah satu susunan
hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum refrensi
untuk suatu bidang yang dipertanyakan . untuk teori akuntansi di definisikan sebagai
alas an logis dalam bentuk susunan set prinsip yang luas (1) memberikam kerangka
umum dari rujukan dimana prinsip akuntansi dapat dinilai,(2) pedoman
pengembangan praktik dan prosedur baru. Berikut gambaran hubungan pengguna
laporan keuangan dengan fenomena social ekonomi.

Pengguna laporan keuangan

Laporan keuangan

Prinsip akuntansi

Teori akuntansi

Phenomena social ekonomi


Bidang perpajakan sangat memerlukan laporan keuangan sebagai dasar perhitungan pajak
terutang walaupun masih diperlukan penyesuaian mengikuti ketentuan yang berlaku dalam undang-
undang pajak .

Akuntansi mengariskan karaktristik kualitatif laporan keuangan maupun tujuan laporan keuangan dari
berbagai rujukan. Menurut PSAK terdapat empat karaktistik, yaitu sbb :

1. Dapat dipahami
Laporan keu. Haruslah dapat di pahami oleh pengguna laporan , sehingga dapat memberikan
informasi mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis secara jelas.
2. Relevan
Informasi haruslah relevan agar memenuhi kebutuhan pengguna laporan dalam proses
pengambilan keputusan
3. Materialitas
Menetapkan materialitas tergantung pada pos ataupun kesalahan yang dinilai sehingga
materialitas merupakan ambang batas agar informasi mempunyai manfaat
4. Keandalan
Informasi haruslah andal, artinya berkualitas dan tidak menyesatkan .

Akuntasni dapat menghasilkan informasi ekonomi yang bermanfat untuk manajemen atau pihak-
pihak di luar manajemen , seperti pemerintah ,bank dan lain sebagainya .
Memasuki era baru perundang-undangan perpajakan sejak tahun 1984 telah terjadi perubahan besar
yang tidak lagi menggunakan official assessment tetapi menggunakan self assessment system dalam
pemungutan pajak di Indonesia. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan telah tegas diatur dalam
pasal 28 undang- undang no.28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP)
yang menyatakan :

1. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak
badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan
2. Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan
adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha yang sesuai ketentuan
praturan perundang- undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto
dengan wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan atau pekerjaaan bebas.

Demikian pula hubungannya dengan perpajakan bahwa kewajiban pembukuan merupakan bagian
yang sangat esensial , pembukuan menurut ketentuan perpajakan memiliki syarat-syarat sebagai berikut

1. Pencatatan harus diselenggarakan dengan memerhatikan iktikad dan mencerminkan keadaan


dan kegiatan usaha yang sebenarnya.
2. Pembukuaan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai asset , kewajiban ,modal
,penghasilan dan biaya , serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak
yang terutang.
3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia, dengan menggunakan huruf
latin , angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dengan bahasa Indonesia atau bahasa
asing yang di izinkan oleh menteri keuangan.
4. Buku-buku, catatan-catatan , dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan atau dokumen lain wajib disimpan di Indonesia selama 10 th yaitu ditempat
kegiatan atau tempat tinggal bagi wajib pajak orang pribadi atau di tempat kedudukan bagi
wajib pajak badan.
5. Pembukuan diselengarakan dengan prinsip taat asas dan stelsel akrual atau stelsel kas. Apabila
terjadi perubahan metode pembukuan dan / tahun buku harus mendapat persetujuan dari
direktur jendral pajak.
Setiap wajib pajak harusnya menyelenggarakan pembukuan, sehingga dapat diketahui besarnya
pajak yang terutang . apabila kewajiban pembukuan seperti yang telah diatur dalam pasal 28
dan pasal 29 undang- undang KUP tidak dipenuhi yang berakibat pajak yang terutang tidak
dapat diketahui ,tidak menyampaikan SPT walaupun telah ditegur , dan hasil dari pemeriksaan
PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikonpensasikan selisih lebih pajak atau tidak
seharusnya tidak dikenakan tariff 0%, maka wajib pajak dikenakan sanksi adm. Berupa kenaikan
(pasal 13 ayat 3 undang- undang KUP):
a) 50% dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu tahun pajak
b) 100% dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang dipotong , atau kuran dipungut
,tidak atau kurang disetorkan dan dipotong atau tidak dipungut tetapi tidak atau kurang
disetorkan atau
c) 100% dari PPN barang dan jasa serta pajak penjualan atas barang mewah yang tidak atu
kurang dibayar.

 Prinsip dasar akuntansi perpajakan


Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkaitan dan menjadi
pedoman untuk mengembangkan teori dan menyusun teknik- teknik akuntansi.
Diagram berikut menunjukan struktur teori akuntansi.
Tujuan laporan keuangan

Postulat akuntansi konsep teroritis akuntansi

Prinsip dasar akuntansi

Standar akuntans

Tujuan laporan keuangan ini adalah memberikan informasi keuangan kepada para
pengguna laporan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Standar akuntansi
keuangan Indonesia merumuskan tujuan laporan keuangan,yaitu: menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan suatu prusahaan yang bermanfaat bagi sejumalah besar pengguna
dalam mengambil keputusan ekonomi.”

Ketentuan pajak sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (4) undang-undang KUP
menyatakan bahwa pengisian SPT Tahunan pajak penghasilan oleh wajib pajak yang diwajibkan
menyelenggarakan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan keuangan yaitu persyaratan
yang harus dipenuhi bagi wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan berupa neraca dan
laporan laba rugi serta keterangan- keterangan lain yang diperlukan untuk mengitung besarnya
penghasilan kena pajak(PhKP). Dari gambaran tersebut laporan keu mempunyai peran yang
penting . tujuan utama pelaporan keuangan fiscal adalah menyajikan informasi yang digunakan
sebagai bahan menghitung dasar menghitung pajak terutang.

Perhitungan selanjutnya perhitungan dalam pasal 3 ayat(7) undang- undang KUP lebih menekan
kepentingan laporan keuangan tersebut karna SPT dianggap tidak disampaikan apabila tidak
sepenuhnya dilampiri keterangan atau dokumen yang diperlukan. Namun demikian laporan
keuangan komersial maupun laporan keuangan fiscal masih memiliki beberapa keterbatasan
seperti:

1. Laporan keu yang disusun bersifat historis


2. Lebih banyak menekankan hal yang bersifat material
3. Penggunaan estimasi dan berbagai pertimbangan dalam menyusun laporan keuangan .
Namun dengan keterbatasan tersebut setidaknya akan terkoreksi dengan
diberlakukannya IFRS pada awal tahun2012 . prinsip- prinsip dasar akuntansi komersial
telah banyak dikemukakan para ahli ,tetapi umumnya mengacu pada standar akunatnsi
keuangan , yaitu dasar akrual (accrual basis) dan kelangsungan usaha (going concern).
APB statement No. 4 Menyatakan terdapat 9 perinsip dasar akunatnsi :
1. Cost principle
Prinsip biaya (cost principle) atau biaya historis (historical cost), yaitu dasar penilian
untuk mencatat perolehaan barang jasa atau harga pokok,biaya maupun ekuitas
sehingga yang paling pokok adalah penilaian yang didasarkan harga pertukaran pada
tanggal perolehan.
2. Revenue principle
Prinsip pendapatan ini lebih menjelaskan tentang sifat dan komponen ,pengukuran,
maupun pengakuan pendapatan sebagai salah satu komponen penyusunan laporan
laba rugi
3. Matching principle
Prinsip dasar pemadanan atau penandingan (matching) menjelaskan masalah
pengaturan pembebanan biaya pada priode yang sama dengan periode pengakuan
hasil ,sehingga hasil akan diakui pada priode menurut prinsip dasar pengakuan hasil
srdangkan biaya dibebankan sesuai periode tersebut.
4. Objectivity principle
Masalah objektivitas mempunyai penafsiran yang berbeda sebagai contoh
objektivitas sebagai realitas yang disampaikan pihak ke tiga yang independen
(misalnya laporan rekening Koran dari bank ), objektivitas dianggap sebagai hasil
consensus kelempok yang mengukur ataupun objektifitas diatur dengan penentuan
batas atau limit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai