Anda di halaman 1dari 42
coe Fe eke ae rare RMR Bab 2 Utang Jangka Panjang PENGERTIAN UTANG JANGKA PANJANG Utang jangka panjang merupakan pengurbanan manfaat ekonomi yang “probable” dimasa yang akan datang, yang timbul dari kewajiban sekarang yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi atau satu tahun, atau yang tidak akan dilunasi dari sumber-sumber yang dikelompokkan sebagai aktiva lancar. Termasuk dalam kelompok utang jangka panjang, antara lain: utang obligasi, utang wesel jangka panjang, utang hipotek, utang pensiun dan utang sewa guna usaha, Utang jangka panjang dicatat dan dinilai sebesar nilai sekarang dari aliran kas dimasa yang akan datang, termasuk didalamnya pengeluaran uang untuk pelunasan pokok pinjaman dan pembayaran bunga. UTANG OF" *3ASI T.._ apabila perusahaan memenuhi kebutuhan tambahan modal kerja dengan cara mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi adalah sebuah kontrak yang memuat janji wntuk membayar (1) sejumlah uang pada tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan dan (2) bunga periodik dengan tingkat tertentu dari nilai nominal. Meskipun bunga obligasi biasanya ditentukan secara tahunan, umumnya pembayarannya dilakukan secara tengah tahunan. Penilaian Utang Obligasi - Diskonto Dan Premium Harga jual penerbitan obligasi ditentukan oleh mekanisme penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli, risiko relatif, kondisi pasar, dan keadaan ekonomi suatu negara, Investor menilai obligasi sebesar nilai tunai aliran kas dimasa yang akan datang, yang terdiri dari (1) bunga dan (2) pokok. Tingkat bunga yang digunakan untuk menilai tunaikan adalah tingkat bunga yang menghasilkan rate of return yang dapat diterima dari investasi sesuai dengan karakteristik resiko perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Tingkat bunga yang tercantum dalam sertifikat obligasi disebut tingkat bunga nominal. Tingkat bunga ini ditetapkan oleh perusahaan penerbit dan biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase tertentu dari nilai nominal. Jika tingkat bunga yang digunakan oleh pembeli berbeda dengan tingkat bunga nominal, nilai tunai obligasi yang dihitung oleh pembeli akan berbeda dengan nilai nominal. Perbedaan antara nilai nominal dengan nilai 30 tunai obligasi disebut premium atau diskonto. Jika obligasi dijual dibawah nilai nominal, berrati obligasi tersebut telah dijual dengan diskonto. Jika obligasi dijual lebih besar dari nilai nominal, berarti telah dijual dengan premium. Jika obligasi dijual dengan diskonto atau premium, bunga yang sesungguhnya dari obligasi tersebut lebih besar atau lebih kecil dari bunga nominal. Taingkat bunga yang sesungguhnya diperoleh oleh pemegang obligasi disebut tingkat bunga efcktif atau tingkat bunga pasar. Jika obligasi dijual dengan diskonto, tingkat bunga efektif lebih besar dari bunga nominal. Sebaliknya, jika obligasi dijual dengan premium tingkat bunga efektif lebih rendah dari bunga nominal. Contoh: Sebuah obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000.000 jangka waktu pelunasan 5 tahun, dengan tingkat bunga 9% dibayar tiap akhir tahun. Jika tingkat bunga pasar pada waktu penerbitan diketahui 11%, nilai tunai aliran kas dengan menggunakan tingkat bunga pasar dihitung sebagai berikut: Nilai tunai sekarang dari utang pokok: Rp 1.000.000 x 0,59345 Rp 593.450 Nilai tunai sekarang pembayaran bunga: Rp 90.000 x 3,69590 332.631 Nilai tunai (harga jual ) obligasi Rp 926.081 Dengan pembayaran Rp926.081 pada tanggal pengeluaran obligasi, investor akan merealisasi tingkat bunga 11% selama umur obligasi. Obligasi akan dijual dengan diskonto Rp73.919 (Rp1.000.000 - Rp926.081). Premium timbul jika tingkat bunga obligasi lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat bunga di pasar, sehingga harga jual obligasi di atas harga nominalnya. Diskento dan premium harus diamortisasi dan dibebankan sebagai penambah atau pengurang biaya bunga selama jangka waktu utang obligasi belum dilunasi. Amortisasi diskonto atau premium obligasi dapat dilakukan dengan metode bunga efektif atau metode garis lurus. Dengan metode bunga efektif akan dihasilkan tingkat biaya bunga dari nilai buku- yang konstan pada setiap periode. Metode garis lurus dapat digunakan untuk mengamortisasi premium atau diskonto, jika jumlah yang dihasilkan tidak berbeda jauh dibandingkan jika menggunakan metode bunga efektif. Diskonto dan premium merupakan rekening penilaian utang yang di neraca akan dilaporkan sebagai pengurang atau penambah utang yang bersangkutan. Akuntansi Untuk Pengeluaran Obligasi Obligasi Dikeluarkan Pada Tanggal Pembayaran Bunga Sebesar Nil: Jika obligasi dikeluarkan pada tanggal pembayaran bunga dengan harga jual sebesar nilai nominal, maka tidak ada permasalahan mengenai pengakuan bunga dan premium atau Nominal 31 diskonto. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pengeluaran obligasi tersebut adalah mendebit kas dan mengkredit utang obligasi. Contoh: Pada tanggal 1 Januari 1990, dikeluarkan obligasi dengan nilai nominal Rp 500.000 berjangka 10 tahun dengan tingkat bunga tahunan 10% dibayar setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Jurnal yang dibuat pada 1 Januari: Kas 500.000 Utang Obligasi 500.000 Jurnal pembayaran bunga | Juli: Biaya Bunga Obligasi 25.000 Kas 25.000 (biaya bunga = RpS00.000 x 10% x 6/12) Jurnal untuk mengakui biaya bunga (1/7 s.d. 31/12) pada 31 Desember 1990: Biaya Bunga Obligasi 25.000 Utang Bunga Obligasi 25.000 Obligasi Dikeluarkan Pada Tanggal Pembayaran Bunga Dengan Premium Atau Diskonto Jika obligasi pada contoh sebelumnya dijual pada tanggal 1 Januari 1990 dengan kurs 97%, penerbitan tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Kas 485.000 Diskonto Utang Obligasi 15.000 Utang Obligasi 500.000 Diskonto obligasi bukan merupakan bunga dibayar di muka. Namun demikian, karena hal tersebut berkaitan dengan bunga, diskonto obligasi harus diamortisasi dan dibebankan sebagai biaya bunga selama jangka waktu obligasi tersebut beredar. Ada dua metode amortisasi diskonto atau premium yang dapat digunakan, yaitu metode bunga efektif dan metode garis lurus. Dengan metode garis lurus jumlah amortisasi setiap tahun sama. Dalam contoh di atas diskonto sebesar Rp15.000 diamortisasi selama 10 tahun akan diperoleh amortisasi tahunan sebesar Rp1.500. Jika amortisasi diskonto tersebut dicatat secara tahunan, jurnalnya adalah sebagai berikut: Biaya Bunga Obligasi 1.500 Diskonto Utang Obligasi 1.500 Pada akhir tahun pertama, 1990, sebagai akibat jurnal amortisasi di atas saldo diskonto utang obligasi yang belum diamortisasi berjumlah Rp13.500 (Rp15.000 -Rp1.500). 32 Jika obligasi tersebut bertanggal 1 Oktober 1990 dan dijual pada tanggal yang sama, jika tahun fiskal perusahaan berakhir tanggal 31 Desember diskonto yang diamortisasi selama tahun 1990 adalah sebesar 3/12 x 1/10 x Rp15.000 = Rp375. Biaya bunga selama tiga bulan juga harus dicatat pada tanggal 31 Desember. Premium utang obligasi diperlakukan dengan cara yang sama dengan diskonto utang obligasi. Jika obligasi contoh sebelumnya, dikeluarkan dan dijual pada tanggal 1 Januari 1990 dengan kurs 105%, jurnal saat pengeluaran obligasi adalah: Kas (Rp500.000 x 1,05 ) 525.000 Premium Obligasi 25.000 Utang Obligasi 500.000 Jurnal amortisasi premium pada akhir 1990 dan setiap akhir tahun selama umur obligasi beredar dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut: Premium Obligasi 2.500 Biaya Bunga 2.500 Bunga utang obligasi akan bertambah dengan amortisasi diskonto dan berkurang dengan amortisasi premium. Amortisasi diskonto dan premium dengan metode bunga efektif akan. dibahas berikutnya. Penjuaian Diantara Tanggal Pembayaran Bunga Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan secara tengah tahunan pada tanggal yang ditetapkan dalam sertifikat obligasi. Jika obligasi dikeluarkan pada tanggal selain tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi harus membayar kepada perusahaan penerbit, bunga (berjalan) dari sejak tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan. Dengan demikian, pembeli membayar dimuka sebagian dari bunga setengah tahun untuk bunga semasa pembeli belum bertindak sebagai pemegang obligasi. Pembeli akan menerima pembayaran bunga enam bulan penuh pada tanggal pembayaran bunga berikutnya. Contoh: Obligasi tertanggal 1 Januari 1990 berjangka 10 tahun, nilai nominal Rp 500.000 dengan bunga tahunan 10% dibayar tiap tanggal 1 Januari dan | Juli, pada tanggal 1 maret dijual dengan harga sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga berjalan s.d. 1 Maret. Jumlah kas yang diterima oleh penerbit obligasi dari transaksi tersebut adalah: Harga jual (sebesar nilai nominal) Rp 500.000 (+) Bunga berjalan dari sejak 1/1 s.d. 1/3 (2/12 x 10% x Rp500.000) 8.333 Jumlah yang diterima Rp508.333 Jurnal saat pengeluaran obligasi: Kas 508.333 Utang Obligasi 500,000 Biaya Bunga Obligasi (Rp500.000 x 10% x 2/12) 8,333 Pembeli membayar terlebih dahulu bunga selama dua bulan (1/1 s.d. 1/3), karena empat bulan berikutnya yaitu pada tanggal 1 Juli 1990 pembeli obligasi akan menerima pembayaran bunga selama enam bulan penuh dari perusahaan penerbit. Jurnal yang dibuat 1 Juli: Biaya Bunga Obligasi 25.000 Kas 25.000 Dari kedua jurnal tersebut, rekening Biaya Bunga Obligasi akan bersaldo Rp17.667. Jumlah tersebut merupakan biaya bunga untuk 4 bulan (Rp500.000 x 10% x 4/12). Contoh di atas masih sederhana karena obligasi dijual sebesar nilai nominal. Apabila obligasi pada contoh tersebut dijual dengan kurs 120, perusahaan penerbit akan membuat jurnal sebagai berikut: Kas {(1,2 x Rp500.000) + (10% x 2/12 x Rp500.000)} 518,333 Utang Obligasi 500.000 Premium Utang Obligasi (0,2 x Rp500.000) 10.000 Biaya Bunga Obligasi 8.333 Premium tersebut akan diamortisasi dari sejak tanggal penjualan (1 Maret 1990), bukan dari sejak tanggal obligasi (1 Januari 1990). METODE BUNGA EFEKTIF Metode amortisasi diskonto atau premium dengan metode bunga efektif lebih baik dibanding metode garis lurus. Dengan metode bunga efektif, biaya bunga setiap periode bunga adalah hasil perkalian antara nilai buku utang obligasi awal periode dengan tingkat bunga efektif. Jumlah amortisasi diskonto atau premium obligasi adalah perbedaan antara jumlah biaya bunga (efektif) dalam suatu periode dengan bunga nominal yang sesungguhnya dibayar. Karena nilai buku obligasi akan bertambah atau berkurang sebesar amortisasi diskonto atau premium, jumlah biaya bunga (yang dihitung dari nilai buku obligasi) dari periode ke periode selama umur obligasi akan meningkat atau menurun, Obligasi Dikeluarkan Dengan Premium Sebagai contoh, pada tanggal 1 Januari PT BIMBANG mengeluarkan obligasi nominal Rp2.000.000 berjangka 5 tahun, dengan bunga 10% pertahun dibayar setiap tangyal | Julidan 1 Januari. Karena tingkat bunga efektif yang diinginkan oleh investor 8% (lebih rendah dari bungaobligasi), untuk membeli obligasi tersebutmereka akan membayar sebesarRp2.162.210 sehingga akan menimbulkan premium sebesar Rp162.210 seperti perhitungan berikut ini: 34 Harga jual obligasi dihitung sebagai berikut: Nilai nominal obligasi saat jatuh tempo Nilai tunai Rp 2.000.000, 8%, 5 th Nilai tunai bunga Rp 100.000, 10 x tiap 1/2 th dengan tarip 8% Premium obligasi Rp1.351.120 811.090 Rp 2.000.000 2.162.211 Rp 162.21 * — Perhitungan nilai tunai nominal Rp 2.000.000, selama 10, tarip 4% = 2.000.000 x 0,67556 * Perhitungan nilai tunai bunga (2.000.000 x 10% x 1/2) x 8,11090 Premium obligasi sebesar Rp 162.210 diamortisasi selama umur obligasi dengan metode bunga efektif nampak dalam tabel sebagai berikut: TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI PREMIUM METODE BUNGA EFEKTiF Tabun Kas | Biaya Bunga Premium | Nilai Buke (Kredit) (debit) | Obligasi (Kredit) ‘Obligasi 7 (Kredit) 1/1/90 Rp2.162.210 1/7/90 Rp 100.000 Rp 86.488 Rp 13.512 2.148.698 v1 100.000 85.948 = 14.052 2.134.646 W791 100.000 85.386 14.614 2.120.032 1/1/92 100.000 84.801 15.199 | 2.104.833 VIN2 100.000 84.193 15.807 2.089.026 1/1/93 100.000 83.561 16.439 2.072.587 193 100.000 82.904 17.096 2.055.491 1/94 100.000 82.220 17.780 2.637.711 UTI94 100.000 81.508 18.492 2.019.219 Wiss 100.000 89.770 19,219 ~ 2.000.000 Rp 1.000.000 Rp 837.779 Rp 162.210 | Jurnal yang dibuat untuk mencatat pengeluaran obligasi dengan premium pada 1 Januari 1990: Kas 2.162.210 Premium Obligasi 162.210 Utang Obligasi 2.000.000 Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga pertama pada tanggal 1 Juli 1990 dan amortisasi premium adalah: Biaya Bunga Obligasi 86.488 Premium Obligasi 13.512 Kas 100.000 Jurnal untuk mencatat pengakuan bunga tanggal 31 Desember 1990 (akhir tahun) dan amortisasi premium adalah sebagai berikut: Biaya Bunga Obilgasi 85.948 Premium Utang Obligasi 14.052 Utang Bunga 100.000 Obligasi Dikeluarkan Dengan Diskonto Sebagai contoh, misalnya pada tanggal | Januari 1989 PT Dian Permata mengeluarkan obligasi nominal Rp1.000.000 tingkat bunga 8% berjangka 5 tahun, Bunga dibayar setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Apabila investor menginginkan tingkat bunga efektif 10% (lebih tinggi dari bunga nominal), maka mereka hanya akan membayar Rp922.780 untuk membeli obligasi tersebut sehingga akan menimbulkan diskonto Rp77.220 seperti perhitungan berikut ini: Nilai obligasi saat jatuh tempo Rp 1.000.000 Nilai tunai nominal: RpI.000.000 5 tahun, 10% (Rp1.000.000 x 0,61391) Rp613.910 Nilai tunai bunga: Rp40.000 tiap 1/2 tahun, selama 5 th pada tingkat bunga 10% (Rp40.000 x 7,72173) 308.870 Penerimaan dari penjuaian obligasi 922.780 Diskonto obligasi Rp 77.220 Diskonto obligasi yang timbul akan diamortisasi selama umur obligasi dengan menggunakan metode bunga efektif dalam tabel tampak sebagai berikut: TABEL AMORTISASI DISKONTO OBLIGASI METODE BUNGA EFEKTIF Tahun Kas Biaya Bunga Premium Nilai Buku (Kredit) * (debit) | Obligasi (Kredit) Obligasi : ° (Kredit) "|. 1/89 Rp922.780 1/7189 Rp 40.000" | - Rp 46.140° Rp 6.140° -_-928.9204 1/1/90 40.000 46.450 6.450 935.370 1/7/90 40.000 46.770 6.770 942.140 W1/91 40.000 47,110 - 7.110 949.250. vin 40.000 47.460 7.460 956.710 1/1/92 40.000 47.830 7.830 964.540 V/7/92 40.000 | 48.230 8.230 972.710 W/1/93 40.000_| 48.640 8.640 981.410 17193 40.000 49.070 9.070 + 990.480 1/1/94, 40.000 49.520 9.520 1.000.000 —- + Rp400.000 Rp477.220 Rp77.220 *Rp40.000 = Rp1.000.000 x 8% x 6/12 *Rp46.140 = Rp922.780 x 10% x 6/12 *Rp6.140 = Rp46.140 (-) Rp40.000 4Rp928.920 = Rp922.780 (+) Rp6.140 Jurnal untuk mencatat penjualan obligasi oleh PT Permata tanggat I Januari 1989 adalah: Kas 922.780 Diskonto Obligasi 77.220 Utang Obligasi 1.000.000 Jurnal untuk mencatat pembayaran pertama yang pertama pada tanggal 1 Juli 1989 dan amortisasi diskonto: Biaya Bunga Obligasi 46.140 Diskonto Obtigasi 6.140 Kas 40.000 37 Jumal untuk mengakui biaya bunga yang timbul pada tanggal 31 Desember 1989 (akhir tahun) dan amortisasi diskonto: Biaya Bunga Obligasi 46.450 Utang Bunga 40.000 Diskonto Obligasi 6.450 PENGAKUAN BUNGA Dalam contoh sebelumnya, tanggal pembayaran bunga bertepatan dengan tanggal penyusunan Iaporan keuangan sehingga untuk pengakuan bunga dan amortisasi premium atau diskonto tidak ada permasalahan karena jumlah-jumlah tersebut tinggal mengikuti angka-angka dalam tabel. Apabila pembuatan laporan keuangan perusahaan tidak bertepatan dengan tanggal pembayaran bunga, maka untuk membebankan secara tepat biaya bunga dalam suatu periode laporan keuangan diperlukan perhitungan lebih lanjut untuk mencatat biaya bunga dan amotisasi premium atau diskonto. Sebagai contoh, misalnya PT Bimbang yang mengeluarkan obligasi dengan premium pada contoh sebelumnya menghendaki untuk menyusun laporan keuangan pada akhir bulan Februari. Untuk mencatat biaya bunga dan amortisasi premium yang tepat maka diperlukan perhitungan berikut ini: Perhitungan biaya bunga: Bunga Berjalan (Rp100.000 x 2/6) Rp 33.333 Amortisasi Premium (Rp13.512 x 2/6) (4.504) Biaya Bunga (Januari - Februari 1990) Rp 28,829 Jurmal untuk mencatat biaya bunga akrual: Biaya Bunga Obligasi 28.829 Utang Premium Obligasi 4.504 Utang Bunga 33,333 Jika PT Bimbang membuat laporan keuangan 6 bulan kemudian (31 Agustus 1990), prosedur yang sama diikuti, perhitungan premium yang diamortisasi akan tampak sebagai berikut: Premium yang diamortisasi (Maret-Juni) (Rp13.512 x 4/6) Rp 9.008 Premium yang diamortisasi (Juli-Agustus) (Rp14.052 x 2/6) 4.684 Premium yang diamortisasi (Maret-Agustus"90) Rp 13.692 Perhitungan untuk permasalahan di atas sangat sederhana apabila untuk mengamortisasi premium digunakan metode garis lurus. Contoh: premium total PT Bimbang Rp162.210 dialokasikan secara rata selama 5 tahun, maka amortisasi premium perbulan sebesar Rp2.703,5 (Rp162.210 : 60 bulan). 38 KLASIFIKASI DISKONTO DAN PREMIUM Diskonto obligasi bukan aktiva karena tidak memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan datang. Perusahaan berhak menggunakan dana yang dipinjamnya dan untuk itu perusahaan harus membayar bunga. Timbulnya diskonto obligasi berarti dana yang dipinjam perusahaan lebih kecil dari nilai nominal obligasi yang akan dilunasi pada saat jatuh tempo, sehingga tingkat bunga sesungguhnya (efektif) lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat bunga yang ditetapkan (nominal). Secara teoritis, diskonto utang obligasi merupakan rekening penilaian utang sehingga harus diperlakukan sebagai pengurang nilai monimal obligasi. Premium obligasi harus dilaporkan dengan cara yang sama. Premium obligasi bukan merupakan utang. Premium terjadi karena jumlah yang diterima dari peminjaman lebih besar dibanding nilai nominal utang yang akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Secara teoritis, premium obligasi merupakan rekening penilaian utang sehingga harus diperlakukan sebagai penambah nilai nominal obligasi. Secara ringkas, diskonto atau premium obligasi yang belum diamortisasi di neraca dilaporkan sebagai pengurang atau penambah nilai nominal obligasi. BIAYA PENGELUARAN OBLIGASI Biaya pengeluaran obligasi meliputi biaya percetakan, jasa hukum dan akuntan, komisi, biaya promosi dan biaya-biaya lainnya, Menurut FASB Statement No.3, biaya pengeluaran dapat disajikan sebagai biaya lain-lain atau sebagai pengurang utang yang terkait. Sedangkan menurut prinsip akuntansi yang berterima umum, biaya pengeluaran obligasi diperlakukan sebagai biaya ditangguhkan dan diamortisasi selama umur utang obligasi. OBLIGAS! TREASURY Obligasi treasury adalah obligasi yang dibeli (ditarik) kembali dari peredaran oleh perusahaan yang menerbitkan dengan maksud untuk dijual Kembali dimasa yang akan datang, Pada waktu pembelian, dicatat dengan cara mendebit rekening obligasi treasury sebesar nilai nominalnya. Rekening obligasi treasury bukan merupakan aktiva, rekening tersebut disajikan sebagai pengurang rekening utang obligasi. Rugi atau laba penarikan obligasi dihitung dengan cara membandingkan nilai buku obligasi dengan jumlah yang dibayar untuk membeli. Nilai buku adalah nominal obligasi ditambah atau dikurangi premium atau diskonto yang belum diamortisasi. Pada waktu dijual kembali, rekening obligasi treasury di kredit sebesar nilai nominalnya. Selisih antara nilai nominal dengan jumtah uang yang diterima dari penjualan dicatat sebagai diskonto atau premium. PELUNASAN UTANG OBLIGASI Pelunasan obligasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (1). Pelunasan pada tanggal jatuh tempo dan (2). Pelunasan sebelum jatuh tempo (penebusan obligasi). 39 Jika obligasi dilunasi pada tanggal jatuh tempo, jumlah yang dibayar adalah sebesar nilai nominalnya. Pada tanggal jatuh tempo, premium atau diskonto yang timbul pada saat pengeluaran telah habis diamortisasi, sehingga tidak akan timbul rugi atau laba pelunasan. Pelunasan utang obligasi sebelum tanggal jatuh tempo dapat dilakukan dengan cara melunasi langsung kepada kreditur atau membelinya dari bursa. Apabila obligasi dapat dilunasi sebelum jatuh tempo (callable), biasanya tanggal pelunasannya ditentukan pada tanggal pembayaran bunga, oleh karena itu amortisasi terhadap premium atau diskonto telah dicatat sampai dengan tanggal tersebut. Pelunasan obligasi yang dilakukan melalui pembelian di bursa biasanya tidak bertepatan dengan tanggal pembayaran bunga, oleh karena itu diperlukan pencatatan amortisasidiskonto atau premium dan biaya bunga dari sejak tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal pembeliannya. Jumlah yang dibayar untuk pelunasan obligasi sebelum jatuh tempo, termasuk premi pefunasan dan biaya reakuisisi, disebut harga reakuisisi. Pada tanggal tertentu, nilai buku bersih obligasi adalah nilai jatuh tempo disesuaikan dengan premium atau diskonto yang diamortisasi dan biaya pengeluarannya. Apabila nilai buku bersih lebih besar dari harga penarikan kembali obligasi, kelebihan tersebut merupakan laba pelunasan obligasi. Sebatiknya jika harga reakuisisi lebih besar dari nilai buku bersih obligasi maka akan timbul rugi pelunasan obligasi. Contoh : Padatanggal { Januari 1990, PT Hadi Putra mengeluarkan obligasi nominal Rp8.000.000 berjangka 20 tahun dengan kurs 97%. Biaya pengeluaran obligasi keseluruhan Rp160.000. 10 tahun setelah tanggal pengeluaran, obligasi dibeli dari peredaran dengan kurs 101% dan dibatalkan. Amortisasi diskonto menggunakan metode garis lurus. Rugi penarikan dihitung sebagai berikut : Harga penarikan kembali (Rp8.000.000 x 101%) Rp 8.080.000 Nilai buku bersih obligasi yang dibatalkan: Nilai nominal Rp8.000.000 Diskonto belum diamortisasi (Rp240.000 x 10/20) (120.000) Biaya pengeluaran belum diamortisasi (Rp160.000 x 10/20) (80.000) Rugi penarikan obligasi Rp-280.000 Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan Kembali dan pembatalan obligasi tersebut adalah: Utang Obligasi 8.000.000 Rugi dari Pelunasan Utang Obligasi 280.000 Diskonto Utang Obligasi 120.000 wreareatic Biaya Pengeluaran Obligasi yang belum Diamortisasi 80.000 Kas 8.080.000 ‘Ada kalanya lebih menguntungkan perusahaan penerbit melunasi semua obligasi yang beredar dan menggantinya dengan mengedarkan obligasi baru dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Penggantian obligasi yang telah beredar dengan yang baru disebut pendanaan kembali. Dengan cara apapun pelunasan obligasi dilakukan (pelunasan dini atau pendanaan kembali), perbedaan antara harga penarikan kembali dan nilai buku bersih obligasi yang dibatalkan harus diakui dalam laporan rugi-laba pada periode yang bersangkutan dan disajikan sebagai bagian dari laba atau rugi luar biasa. AKUNTANS! OBLIGAS! BERSERI Obligasi berseri adalah sejumlah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang jatuh tempo secara berangsur pada waktu yang berbeda-beda, Penerbitan obligasi berseri dapat dilakukan dengan cara menjual setiap seri secara terpisah atau dalam satu paket. Baik dijual terpisah atau dalam satu paket, hanya diselenggarakan satu rekening premium atau diskonto dalam buku besar untak semua obligasi berseri yang diterbitkan. Amortisasi premium atau diskonto dapat dilakukan untuk setiap seri atau secara keseluruhan. Metode yang dapat digunakan untuk mengamortisasi premium atau diskonto adalah: (1) metode garis lurus, (2) metode obligasi beredar, dan (3) metode bunga efektif. Amortisasi Premium atau Diskonto Obligasi Berseri Sebagai contoh, misalnyaPT Gincu pada tanggal | Januari 1988 menjual sebuah obligasi berseri nominal Rp1.000.000, berbunga 8% akan dibayarkan setiap tahun pada tanggal 31 Desember. Obligasi tersebut akan jatuh tempo setiap tahun Rp200.000, dimulai pada tahun 1989. Tingkat bunga efektif yang diinginkan oleh investor 9%. Harga dan diskonto obligasi dihitung sebagai berikut: Harga Jual Diskonto Jatuh tempo 1/1/89 (berjangka 1 tahun) Pokok: Rp200.000 x 6,9 1743 Rp183.486 Bunga: Rp16.000 x 0,9 1743 14.679 Rp198.165 Rp 1.835 Jatub tempo 1/1/90 (berjangka 2 tahun) Pokok: Rp200.000 x 0,8 4168 Rp168.336 Bunga: Rp16.000 x 1,75 ou 2 196.482 3.518 Jatuh tempo 1/1/91 (berjangka 3 tahun) 194.937 5.063 Jatuh tempo 1/1/92 (berjangka 4 tahun) 193.522 6.478 Jatuh tempo 1/1/93 (berjangka 5 tahun) 192.220 2.180 Jumlah harga jual semua seri Rp975.326 Jumlah diskonto semua seri Rp24.674 a Metode Amortisasi Garis Lurus Metode amortisasi garis lurus digunakan apabila hasilnya tidak berbeda secara material dibandingkan dengan metode bunga efektif. Amortisasi diskonto obligasi yang diterbitkan oleh PT Gincu di atas selama lima tahun dengan perhitungan sebagai berikut: "Yatyb.|Jumiah | Jangka ‘Amortisasi pada Tahun Rp1.835 : 1th 1.835 | 1.835 | 1990 , | Rp3.518 ; 2th 1.759 | 1.759 | 1.759 7991__| Rp5.063 : 3th 1,688 | 1.688 | 1.688] 1.688 1992 |Rp6.478 : 4th 1.619 | 1.619 | 1619] 1.619 | 1.619 1993 |Rp7.780 : 5th 1.556 | 1.556 | 1.556] 1.556 | 1.556 | 1.556 Rp24.674 8.457 | 6.622] 4.863 | 3.176 | 1.556 Metode Obligasi Beredar Jika semua obligasi berseri dijual kepada penjamin (underwriter) pada harga yang ditetapkan, diskonto atau premium yang timbul diamotisasi dengan metode obligasi beredar, karena diskonto atau premium untuk setiap seri tidak dapat ditentukan. Metode obligasi beredar merupakam penerapan metode metode garis lurus untuk obligasi berseri dan diasumsikan bahwa diskonto untuk setiap seri obligasi yang beredar jumlahnya sama untuk setiap tahun. Perhitungan amorti adalah sebagai berikut: diskonto dengan metode obligasi beredar selama lima tahun . ‘Obligasi Beredar 7 1. : Selama satu : Obligasi yang | Tahun: Jumlah _ \Jumlah Diskonto * Beredar Obligasi Beredar | Jumlah -_ yang Akhir Tahun “| Selama Satu Selama Lima | Diskonto yang a (31 Desember) Tahun =| = Tahun tisp-tiap Tabun 1988 Rp1.000.000 10/30 Rp24.674 Rp8.224 1989 =-800.000__ | 8/30 24,674 6.580 1990 600.000 6/30 U4 4935 1991 400.000 4/30 24.674 3.290 1992 200.000 2/30 24.674 1.645 : Rp3.000.000 “30/30 Rp24.674 “4 42 Perhitungan amortisasi untuk obligasi berseri dibuat dengan cara yang sama dengan obligasi tunggal. Hanya saja untuk obligasi berseri nilai nominal yang jatuh tempo, harus dikurangkan dari jumlah nilai buku apabila seri tertentu telah dibayar. Berikut ini diberikan contoh perhitungan amortisasi diskonto dan pengurangan nilai buku obligasi berseri yang diterbitkan pada contoh sebelumnya: a Kas | Obligasi | BiayaBunga | Obligasi| —_Utang Tanggal (kredit) (kredit) Webit) @ebit) | Obligasi fai 188 Rp975.326 31/288 Rp80.000" | Rp8.224° Rp88.224 | 983.5508 TAR 200.000 = = 200.000 | _783.550 SIZES 64.000 6580 70.580 —T| 790.130 171790 200.000 = — 200.000 | 590.130 31/12/90 48.000 4.935 52.935 — | _595.065 1/91 200.000 — = 200.000 |_ 295.065 31/291 32.000 3.290 35.290 — 398.355 Tz 200,000 — a 200.000 | _ 198.355 31/12/92 16,000 1.645 17.645 — | _200.000 1/1/93 | 200.000 = = 200.000 — Rp1.240.000_| Rp24.674 | _Rp264.674 *Rp80.000 = Rp1.000.000 x 0,08 ©Rp88.224 = Rp80.000 + Rp8.224 ®Rp8.224 = Rp1.000.000/Rp3.000.000 x Rp24.674 *Rp983.550 = Rp975.326 + Rp8.224 ‘P P. Catatan: Biaya bungaaaalah fungsi dari tingkat bunga nominal ditambah amortisasi diskonto rata-rata per lembar atau dikurangi amortisasi premium rata-rata per lembar. Metode Bunga Efektif Penerapan metode bunga efektif untuk obligasi berseri sama dengan yang dicontohkan dalam obligasi dengan tanggal jatuh tempo tunggal. Biaya bunga dalam satu periode dihitung dengan cara mengalikan tingkat bunga efektif dengan nilai buku obligasi yang beredar pada periode yang bersangkutan. Jumlah amortisasi diskonto atau premium adalah perbedaan antara biaya bunga efektif suatu periode dengan bunga yang sesungguhnya dibayar. Dalam metode ini, tingkat bunga bersifat tetap dari nilai buku obligasi yang bereddr. Berikut ini perhitungan amortisasi diskonto dan pengurangan nilai buku dengan metode bunga efektif untuk contoh sebelumnya: Diskonto oe Utang | Nilai Buku Kas | Obligasi | BiayaBunga | Obligasi tang ‘Tanggal (kredit) (kredit) Webit) (Debit) | Obligasi. fa 1/1/88 Rp975.326 31/2/88 0 Rp7.775 Rp —|__ 983.105¢ 1/789 _ 200.000 |" _783.105 31/12/89 6479 789.584 1/1790 = 200.000 | _ 589.584 31/12/90 5.063 —| 594,647 iii = 200.000 | 304.647 31/12/91 3.518 — 398.165 12 = 200.000 | __ 198.165 31/12/92 1.835 —T__200.000 1A83 200.000 ee | Rp1.240.000 | Rp264.674 Rp24.674 | Rp1.000.000 *Rp80.000 = Rp1.000.000 x 0,08 ‘Rp7.779 = Rp87.779 - Rp80.000 *Rp87.779 = Rp975.326 x 0,09 “Rp983.105 = Rp975.326 + Rp7.779 Catatan: Biaya bunga adalah fungsi dari perkalian antara tingkat bunga efektif dengan nilai buku yang beredar selama satu periode. Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga, amortisasi diskonto, dan pelunasan setiap seri obligasi dapat dibuat berdasarkan judul-judul kolom perhitungan amortisasi PELUNASAN OBLIGAS! BERSER! SEBELUM JATUH TEMPO Jika obligasi seri tertentu dilunasi sebelum jatuh tempo, maka diperlukan perhitungan jumlah diskonto (premium) yang belum diamortisasi untuk obligasi tersebut dan menghapusnya dari rekening Diskonto (Premium) Utang Obligasi. Metode Garis Lurus Dimisalkan pada tanggal 1 Januari 1990, obligasi berseri Rp200.000 yang akan jatuh tempo tangal 1 Januari 1992 dilunasi dengan harga Rp201.000. Dengan metode garis lurus, diskonto yang belum diamortisasi untuk obligasi yang jatuh tempo tanggal 1 Januari 1992 adalah Rp4.668 (th 1990 = Rp1.556, th 1991 = Rp1.556, dan th 1992 = Rp1.556). Rugi pelunasan obligasi tersebut dapat dihitung sebagai berikut: Harga beli obligasi yang dilunasi Rp201.000 Nilai buku obligasi berseri yang jatuh tempo 1/1/93 (Rp200.000 - Rp4.668) 195.332 Rugi luar biasa dari pelunasan obligasi Rp5.668 44 Metode Obligasi Beredar Dengan data yang sama, perhitungan diskonto yang belum diamortisasi untuk obligasi yang dilunasi dengan metode obligasi beredar adalah sebagai berikut: 3* x Rp200.000° x Rp24.674° = Rp4.935 Rp3.000.000¢ jumlah tahun sebelum jatuh tempo nilai nominal obligasi_ jumlah diskonto jumlah nominal obligasi yang beredar Dengan cara lain, diskonto yang akan diamortisasi setiap tahun untuk setiap obligasi nominal Rp200.000 adalah Rp200.000/Rp3.000.000 x Rp24,674 atau Rp1.645. Oleh karena itu, jika obligasi nominal Rp200.000 dilunasi 3 tahun sebelum jatuh tempo, diskonto yang belum diamortisasi adalah 3 x Rp1.645, atau Rp4.935. Dengan metode obligasi beredar, rugi pelunasan obligasi dihitung sebagai berikut: Harga beli obligasi untuk pelunasan Rp201.000 Nilai buku obiigasi berseri yang jatuh tempo 1/1/93 (Rp200.000 - Rp4.935) 195,065 Rugi luar biasa dari pelunasan obligasip 5.935 Metode Bunga Efektif Dalam metode bunga efektif, jumlah nilai buku obligasi yang beredar pada saat pelunasan harus dikurangi dengan nilai tunai obligasi yang dilunasi. Dengan melihat perhitungan amortisasi PT Gincu sebelumnya dapat diketahui nilai buku tanggal 1 Januari 1990 adalah Rp589.584, Nilai tunai yang dilunasi dihitung sebagai berikut: Nilai tunai nominal (Rp200.000 x 0,77218)Rp 154.436 Nilai tunai pembayaran bunga (Rp16.000 x 2,53130) 40,501 Nilai tunai obligasi yang dilunasi Rp194.937 Jurnal untuk mencatat pelunasan dini utang obligasi dengan metode bunga efektif pada tanggal 1 Januari 1990 adalah sebagai berikut: Utang Obligasi 200.000 Rugi Luar Biasa Pelunasan Obligasi 6.063 Diskonto Utang Obligasi 5.063 Kas 201.000 Rugi (laba) pelunasan adalah perbedaan antara nilai tunai obligasi (Rp194.937) dengan harga pelunasan (Rp201.000). UTANG WESEL JANGKA PANJANG Perbedaan antara utang wesel jangka pendek dengan utang wesel jangka panjang adalah jangka waktu pelunasannya. Utang wesel jangka panjang mirip dengan obligasi, keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo (lebih dari 1 tahun dan tingkat bunga secara implisit yang telah ditentukan. Perbedaannya, tidak seperti obligasi, wesel tidak dapat diperdagangkan di bursa efek. Wesel biasanya digunakan sebagai instrumen utang oleh perusahaan Kecil atau perusahaan yang tidak berbentuk perseroan. Akuntansi untuk utang wesel tidak berbeda dengan obligasi. Utang wesel jangka panjang dinilai sebesat nilai sekarang aliran kas dimasa yang akan datang (termasuk pokok dan bunga). Premium, dan diskon yang timbul harus diamortisasi selama umur wesel. Penentuan tingkat bunga yang tepat untuk penilaian utang wesel jangka panjang lebih sulit, terutama apabila tingkat bunga wesel yang ditetapkan tidak realistik. Apabila utang wesel mempunyai tingkat bunga yang tidak realistik, pengelompokan berikut ini penting diperhatikan: 1. Wesel dikeluarkan semata-mata untuk memperoleh kas 2. Wesel dikeluarkan untuk kas dan memberikan hak istimewa kepada kreditur. 3. Wesel dikeluarkan dengan penukaran non kas. Wesel Dikeluarkan Semata-mata Untuk Memperoleh Kas Apabila tingkat bunga efektif pada wesel sama dengan tingkat bunga yang ditetapkan, wesel akan terjual sebesar nilai nominal. Apabila tingkat bunga yang ditetapkan berbeda dengan tingkat bunga efektif, maka jumlah kas yang diterima juga akan berbeda dengan nilai nominal wesel. Perbedaan antara nilai nominal dengan penerimaan kas disebut diskonto atau premium. Diskonto atau premium harus diamortisasi sepanjang umur wesel dengan tingkat bunga efektif. Apabila wesel dikeluarkan semata-mata untuk memperoleh kas, biaya bunga adalah tingkat bunga yang ditetapkan ditambah atau dikurangi amortisasi diskonto atau premium. Wesel Ditukar Dengan Kas Dan Pemberian Hak Istimewa Kadang-kadang wesel dikeluarkan dengan memberikan hak istimewa kepada kreditur (penerima wesel). Sebagai contoh misalnya sebuah perusahaan mengeluarkan wesel tidak berbunga dengan harga sebesar nilai nominal berjangka 5 tahun, dan sebagai tambahan disetujui untuk menjual barang dagangan kepada kreditur dengan harga di bawah harga pasar. Dalam kasus seperti ini, selisih antara nilai tunai utang dengan jumlah uang yang diterima harus dicatat sebagai diskonto wesel (debit) dan pendapatan diterima dimuka (Kredit). eudapatan diterima dimuka yang jumlahnya sama dengan diskonto wesel, merupakan pembayaran sebagian dari harga jual transaksi penjualan kepada kreditur yang bersangkutan selama 5 tahun yang akan datang. Pendapatan diterima dimuka ini harus diakui sebagai pendapatan penjualan pada saat penjualan dilakukan kepada kreditur yang bersangkutan. Contoh: Dikeluarkan wesel tak berbunga berjangka 5 tahun dengan nifai nominal Rp100.000. Dengan wesel tersebut, pemegang wesel dapat membeli barang dagangan seharga Rp500.000 dengan harga 88% dari harga jual regular selama 5 tahun yang akan datang. Tingkat bunga efektif 10%. Pengeluaran wesel tersebut menimbulkan diskonto Rp37.908 yaitu selisih antara nilai nominal (Rp100.000) dengan nilai tunai wesel sebesar Rp62.092 (Rp100.000 x 0.62092), dengan demikian perusahaan penerbit akan mengkredit pendapatan diterima dimuka atas pengeluaran wesel tersebut sebesar Rp37.908 Jumal untuk mencatat pengeluaran wesel: Kas 100.000 Diskonto Wesel 37.908 Utang Wesel 100.000 Pendapatan Diterima Dimuka 37.908 Diskonto wesel tersebut akan diamortisasi sebagai biaya bunga dengan menggunakan metode bunga efektif. Pendapatan diterima dimuka akan diakui dari pendapatan penjualan dibagi rata pada masing-masing periode penjualan kepada kreditur yang bersangkutan. Wesel Dikeluarkan Dengan Transaksi Non Kas Kemungkinan ketiga dari pengeluaran wesel adalah ditukar dengan aktiva, barang- barang atau jasa, Apabila hal ini dilakukan dalam transaksi yang bebas, tingkat bunga yang ditetapkan dianggap wajar, kecuali 1, tidak ada tingkat bunga yang ditetapkan, atau 2. tingkat bunga yang ditetapkan tidak rasional, atau 3. nilai nominal wesel secara material berbeda dengan harga jual tunai barang/jasa yang diterima. Apabilademikian, nilaitunai wesel diukur dengan harga wajar kekayaan, barang-barang atau jasa yang diterima, Elemen biaya bunga selain yang telah ditetapkan termasuk juga perbedaan antara nilai nominal wese! dengan nilai wajar aktiva. Contoh: PT ABADI menjual tanah yang mempunyai harga jual tunai Rp2.000.000 kepada PT JAYA dengan penukar sebuah wesel tak berbunga nominal Rp2.938.600 berjangka 5 tahun, Harga jual tanah sebesar Rp2.000.000 merupakan nilai tunai wesel nominal Rp2.938.600 yang didiskontokan dengan tingkat bunga 8%. Jika kedua pihak mencatat wesel tersebut sebesar nilai nominal, baik penjualan maupun tanah akan terlalu besar dicatat sebesar Rp938.600, yang jumlah tersebut merupakan bunga selama lima tahun dengan tingkat 8%. Jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran wesel dengan tanah pada tangal pertukaran adalah: 47 PT JAYA PT ABADI Tanah 2.000.000 Piutang wesel 2.938.600 Diskon Diskon utang wesel 938.600 piutang wesel 938.600 Utang wesel 2.938.600 Penjualan 2.000.000 Selama 5 tahun umur wesel, PT JAYA mengamortisasi diskon Rp938.600 sebagai biaya bunga. PT ABADI mencatat pendapatan bunga total Rp938.600 selama 5 tahun juga dengan cara mengamortisasi diskon tersebut. Metode bunga efektif perlu digunakan, meskipun demikian pendekatan lain untuk amortisasi dapat digunakan jika hasil yang diperoleh secara material tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh dengan metode bunga efektif. SOAL-SOAL | Kewajiban jangka panjang dinilai pada’ a. Nilai nominalnya b. Nilai pada saat jatuh tempo c. Jumlah yang harus dibayarkan bila kewajiban tersebut harus dilunasi sekarang d. Manfaat yang diterima dari kreditur Jawab: ¢ PT Papan sejahtera mengeluarkan hutang obligasi dengan nilai nominal saat pelunasan sebesar Rp500 juta. Jika hutang obligasi dijual dengan premium (agio), hal ini menunjukkan bahw: a. Tingkat bunga efektif lebih besar dibandingkan tingkat bunga nominalnya b. Tingkat bunga nominal lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga efektifnya ¢. Tingkat bunga nominal sama besar dibandingkan dengan tingkat bunga efektifnya d. Tidak ada hubungan antara tingkat bunga nominal dan efektif Jawab: b Jika bunga hutang obligasi dibayar setiap 1 Mei dan 1 Nopember dan hutang obligasi dijual tanggal 1 Juni, maka jumlah kas yang diterima oleh fihak penjual obligasi: a. Berkurang sebesar bunga aari tanggal 1 Juni sampai dengan 1 Nopember b. Berkurang sebesar bunga dari tanggal 1 Mei sampai dengan 1 Juni c. Bertambah besar bunga dari tanggal 1 Juni sampai dengan 1 Nopember 4. Bertambah sebesar bunga dari tanggal 1 Mei sampai dengan 1 Juni Jawab: d Apabila pembayaran bunga obligasi setiap tanggal 1 Pebruari dan 1 Agustus, dan obligasi dikeluarkan pada tanggal 1 Nopember 1990, maka jumlah kas yang ditenma perusahaan saat mengeluarkan obligasi adalah: a. Berkurang sebesar bunga tanggal antara 1 Pebruari sampai aengan tanggal 1 Agustus . Apabila pembayaran bunga oblig: b. Berkurang sebesar bunga antara | Nopember sampai dengan tanggal 1 Pebruari cc. Bertambah sebesar bungaantaratanggal | Agustus sampai dengan tanggal | Nopember d. Bertambah sebesar bunga antara tanggal 1 Nopember sampai dengan tanggal 1 Agustus Jawab: ¢ si dilakukan tiap 1 April dan 1 Oktober, dan obligasi dikeluarkan pada tanggal 1 Mei, maka jumlah kas yang diterima oleh perusahaan ketika mengeluarkan obligasi adalah: a. Berkurang sejumlah bunga antara 1 Mei sampai dengan Oktober b. Berkurang sejumlah bunga antara 1 April sampai dengan 1 Mei c. Bertambah sejumlah bunga antara | Mei sampai dengan 1 Oktober d. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: d . Diskonto Obligasi yang belum diamortisasi di dalam buku debitur harus dilaporkan sebagai: a. Pengurang harga jual obligasi b. Penambah harga jual obligasi c. Pengurang nominal obligasi d. Penambah nominal obligasi e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: ¢ . Saldo discount Bond payable akan dilaporkan dalam neraca sebagai: a. Aktiva lancar b. —Utang Jancar c. Utang jangka panjang d. Bukan aktiva lancar ¢. Pilihana, b,c, dan d semuanya salah Jawab: . Disagio obligasi disajikan sebagai: a. Biaya b. Aktiva c. Pendapatan d. Pengurang hutang obligasi Jawab: d . Jika hutang obligasi dijual dengan discount dan amortisasinya digunakan metode garis, lurus, maka biaya bunga tahun pertama besarnya: a, Lebih tinggi dibandingkan dengan amortisasi menggunakan metode bunga efektif b. _Lebih kecil dibandingkan dengan amortisasi menggunakan metode bunga efektif c. Sama dengan amortisasi menggunakan metode bunga efektif d. Lebih kecil dibandingkan tingkat bunga nominal Jawab: a . Pengaruh amortisasi diskonto hutang obligasi terhadap dua hal berikut adalah: Laba bersi Mengurangi 49 mnt tn ARTE Se 14. 50 b. Mengurangi Menambah c. Menambah Menambah d. Mengurangi Mengurangi e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: a . Pemyataan di bawah ini, manakah yang betul untuk utang obligasi dimana amortisasi diskonto yang digunakan adalah bunga efektif. a. Persentase yang digunakan untuk menghitung bunga efektif naik tiap tahun. b. Biaya bunga akan selalu berjumlah sama tiap tahun, cc. Biaya bunga akan selalu naik tiap tahun. d. Biaya bunga akan selalu berfluktuasi. e. Tidak ada yang benar Jawab: ¢ . Pada tanggal 15 Agustus lima tahun yang lalu sebuah perusahaan mengeluarkan utang obligasi. Bunga obligasi dibayarkan tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Pada akhir setiap tahun buku, perusahaan harus mencantumkan di dalam neracany a. Diskonto obligasi b. Premium obligasi c. Nila pasar obligasi d. Utang Bunga Jawab: d . Harga obligasi dengan nominal Rp10.000,00 bunga nominal 10%, bungaefektif 8%, dan akan dilunasi dua tahun lagi adalah: a, Rp11.357,00 b. Rp10.000,00 c. Rp9.653,00 d. Rp10.357,00 Penyelesaian: Nilai tunai nominal (Rp10.000 x 0,85734) Rp 8.573,40 Nilai tunai bunga (Rp1.000 x 1,78326) -1.783.26 Harga obligasi Rp 10.356,66 Suatu perusahaan menerbitkan surat hutang obligasi sebesar nilai nominal Rp50,00juta, jangka waktu 5 tahun, dengan bunga 15% dibayar sekali setiap tahun. Obligasi tertanggal 1 Juli 1991, ditawarkan untuk dijual berdasar kurs 97,50. Total biaya bunga hutang obligasi selama jangka waktu peredarannya adalah: a. Rp30.000.000,00 b. —Rp38.750.000,00 c. Rp37.500:000,00 d. _ Rp36.250.000,00 e. Rp35,000.000,00 Penyelesaian: Bunga selama lima tahun (5 x 15% x Rp50.000.000) Rp 37.500.000 Diskonto obligasi (2,5% x Rp50.000.000) 1.250.000 Biaya bunga selama umur obligasi Rp 38,750,000 15. I Maret 1989, PT Bina Buana Indonesia mengeluarkan 100 lembar, 9% obligasi nominal @ Rp1.000.000,00 dengan kurs 103 ditambah bunga berjalan obligasi tertanggal 1 Januari 1989 dan jatuh tempo 1 Januari 1999. Bunga dibayarkan tengah tahunan tiap 1 Januari dan 1 Juli. PT Bina Buana Indonesia membayar biaya penerbitan obligasi tersebut Rp5.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas PT BBI akan menerima bersih dari realisasi penjualan obligasi tersebut adalah: a. Rp98.000.000,00 b. Rp99.500.000,00 c. Rp103.000.000,00 d. — Rp104.500.000,00 e. Pilihana, b,c, dan d semuanya salah. Penyelesaian: Harga jual (Rp1.000.000 x 100 Ib x 103%) Rp 103.000.0060 Bunga berjalan (Rp100 jt x 9% x 2/12) 1.500.000 Rp 104.500.000 Biaya penerbitan obligasi 5.000.000 Jumlah yang diterima Rp 99.500.000 Data untuk soal nomor 16 sampai dengan 22 Pada tanggal 1 Pebruari 1988 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PAPAN BAHAGIA menyetujui penerbitan hutang oblogasi sebanyak 10.000 lembar nominal Rp100.000,00 per tembar, bunga 18% per tahun dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Obligasi tersebut ditawarkan kepada masyarakat tanggal 1 Maret 1988 namun semuanya baru laku dijual tanggal 1 Mei 1988 dengan kurs 112, Obligasitersebut akan dilunasi tanggal 1 Mei 1992, namun dapat pulasewaktu-waktu dilunasi dengan cara diundi. Perusahaan menggunakan amortisasi garis lurus yang dicatat pada setiap akhir tahun, Pada tanggal 1 Desember 1989 dilunasi 4.000 lembar obligasi dengan kurs 102,5. . Jumlah kas yang diterima PT PAPAN BAHAGIA per I Mei 1988 a. Rp1.000.000.000,00 b. _ Rpl.120,000.000,00 c. Rp970.000.000,00 d. Rpl.150.000.000,00 Penyelesaian: Harga jual (Rp100.000 x 10.000 Ib x 112%) Rp 1.120 jt Bunga berjalan (Rp1.000 jt x 18% x 2/12) 30jt Jumlah yang diterima Rp 1.150 jt . Tarip amortisasi premium hutang obligasi per bulan sebesar: a. Rp2.400.000,00 &. Rp3.000.000,00 cc, Rp2.500,000,00 d. Rp3.125.000,00 Penyelesaian: Harga jual obligasi Rp 1.120jt Nifai nominal 1.000 jt 51 21. Premium obligasi Rp120jt Umur obligasi 4 tahun (1/5/88 s.d. 1/5/92) 48 bl Jumlah amortisasi per bulan Rp 2.500.000 . Jumlah biaya bunga dalam tahun 1988 sebesar: a. Rp150.000.000,00 b. —Rp100.000.000,00 c. Rp120.000.000,00 d. Rp126.000.000,00 Penyelesaian: Bunga nominal (1.000 jt x 18% x 8/12) Rp 120.000.000 Amortisasi premium (Rp2.500.000 x 8) -20.000,000 Biaya bunga selama tahun 1988 Rp 100.000.000 . Nilai buku hutang obligasi per 31 Desember 1988 sebesar a. Rp1.000.000.000,00 b. — Rp1.100.000.000,00 c. Rp980.000.000,00 d. _ Rp1.140,000.000,00 Penyelesaian: Nilai jual 1/5/88 Rp 1.120 jt Amortisasi premium 8 bulan 20 jt Nilai buku 31/12/1988 Rp 1.100 je |. Pada tanggal 1 Desember 1989, biaya bunga yang harus diakui pada saat pelunasan: a. Rp18.000.000,00 b. —Rp7.000.000,00 c. Rpt1.000.000,00 d. Rp10.750.000,00 Penyelesaian: Biaya bunga (4.000 Ib x Rp100.000 x 18% x 3/12) Rp 18.000.000 Amortisasi premium {Rp2.500.000 x 3 x (4.000/10.000)} 3.000.000 Jumlah biaya bunga yang harus dicatat Rp 15.000.000 Rugi-laba pelunasan hutang obligasi per | Desember 1989 sebesar: a. Laba Rp19.000.000,00 b. Rugi Rp19.000.000,00 c. Rugi Rp10.000.000,00 d. —_Laba Rp29.000.000,00 Penyelesaian: Harga jual (4.000 x Rp100.000 x 112%) Rp44s jt Amortisasi premium (Rp2.500.000 x 19 x 4.000/10.000) 19 jt Nilai buku obilgasi yang dilunasi Rp429 jt Harga beli (4.000 x Rp100.000 x 102,5) 410 jt Laba pelunasan obligasi Rpl9 it 22. Kas dikeluarkan pada saat pelunasan hutang obligasi per 1 Desember sebesar: a. Rp410.000.000,00 b. _Rp417.000.000,00 c. Rp418,000.000,00 d. Rp428.000.000,00 Penyelesaian: Harga beli (4.000 x Rp100.000 x 102,5) Rp410 jt Biaya bunga (4.000 Ib x Rp100.000 x 18% x 3/12) 18jt Jumlah yang dibayar Rp428 jt 23. PT ANANTA mendapatkan ijin untuk mengeluarkan dan menjual surat Hutang Obligasi sebesar nilai nominal Rp5.000.000,00. Obligasi tertanggal | April 1989, jangka waktunya 3 tahun, Bunga obligasi sebesar 5 % per bulan dan dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Jika obligasi ditawarkan untuk dijual pada tanggal | April 1989, dengan memperhitungkan suku bunga efektif sebesar 6 % per bulan, maka kurs jua! obligasi tersebut adalah: a. 100 b. 105,2405 c. 95,0865 d. 10,1635 Penyelesaian: Nilai tunai nominal (Rp5.000.000 x 0,12274) Rp 613.700,0 Nilai tunai bunga (Rp250.000 x 14,62099) 3.655.247.5 Harga obligasi Rp 4.268.947.5 Kurs : (4.268.947,5/5.000.000) x 100% = 85,37895 24, Secara teonttis, utang obligasi harus dilaporkan sebesar nilai tunai utang pokok ditambah nilai tunai dari bunga yang didiskontokan pada: a. tingkat bunga yang ditetapkan, baik untuk utang pokok maupun bunganya. b _ tingkat bunga efektif, baik untuk utang pokok maupun bunganya. c. tingkat bunga yang ditetapkan untuk utang pokok dan tingkat bunga efektif untuk bunganya. 4. tingkat bunga efektif untuk utang pokok dan tingkat bunga yang ditetapkan untuk bunganya Jawab: b 25, Pada tanggal 1 Januari 1980, Perusahaan Beatric menjual 200 lembar obligasi dengan nilai nominal Rp1.000 dengan tingkat bunga 8% pada kurs 97 ditambah bunga berjalan. Obligasi tertanggal 1 Oktober 1979 dan jatuh tempo pada tanggal | Oktober 1989. Bunga dibayar tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Bunga berjalan untuk periode 1 Oktober 1979 sampai uengan 1 Januari 1980 sebesar Rp4.000. Pada tanggal 1 Januari 1980, Beatric akan mencatat utang obligasi, pada tingkat diskonto sebesar: a. Rp190.000 b. _Rp194.000 c. Rp196,000 d. Rp198.000 26. 27. Penyelesaian: Kas {(0,97 x Rp200.000) + Rp4.000} 198.000 Diskonto Obligasi 6.000 Utang Obligasi 200.000 Utang Bunga 4.000 Dari jurnal di atas dapat dilihat bahwa BATTLE akan mencatat utang obligasi bersih setelah diskonto sebesar Rp194.000 [Rp200.000 - Rp6.000] pada tanggal | Januari 1980. Alternatif lain, karena obligasi terjual dengan kurs 97% ditambah bunga berjalan sejak, uutang obligasi setelah diskonto pada | Januari 1980 dapat dihitung sebagai berikut: 97% x Rp200.000 = Rp194.000. Pada tanggal 1 Maret 1981, Perusahaan Harry mengeluarkan surat utang tertanggal Januari 1981, nilai nominal Rp1.000.000 dengan tingkat bunga 10% dibayar setiap tanggal | Januari dan 1 Juli. Surat utang tersebut dijual pada nilai nominal ditambah bunga berjalan. Berapa kas yang harus didebit pada tanggal | Maret 1981? a. Rp 966.667 b. Rp 983,333 c. Rpl.016.667 d. Rp1.033.333 Penyelesaian: Perusahaan HARRY akan mendebit kas pada tanggal | Maret 1981 sebesar Rp1.016.667 dengan perhitungan: Penerimaan kas dari obligasi Rp!.000.000 Penerimaan kas dari bunga berjalan (Rp1.000.000 x 10% x 2/12) 16.667 Total penerimaan kas dari obligasi ditambah bunga berjalan Rp1.016.667 Perusahaan Foster ingin membelanjai perolehan aktiva tetap dengan menjual obligasi. Manajemen memproyeksikan laba sebelum dikurangi biaya bunga obligasi dan pajak penghasilan sebesar Rp1.166.000 per tahun. Tingkat pajak penghasilan Foster 40%. Manajemen menginginkan laba bersih setelah dikurangi biaya bunga obligasi dan pajak penghasilan sebesar 10 kali biaya bunga obligasi. Asumsinya obligasi dapat dijual sebesar nilai nominalnya, berapa nilai nominal obligasi yang harus diterbitkan dengan tingkat bunga 8%? a. kira-kira Rp560.580 b. _ secara pasti Rp583.000 c. _secara pasti Rp825.000 d._ secara pasti Rp874.500 Penyelesaian: Nominal obligasi yang akan diterbitkan oleh Foster sebesar Rp825.000 berbunga 8%, dengan perhitungan sebagai berikut: Laba bersih = 10 x biaya bunga obligasi 28. 29. 30. 31. misalkan obligasi= B, maka: (1 - 0,4) [Rp1.166.000 - 0,088] = 10(0,08B) Rp699.600 - 0,048B 0,8B Rp699.600 0,848B B (obligasi) = Rp825.000 Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penerbitan obligasi berjangka 10 tahun yang dijual dengan menimbulkan sedikit premium harus: a. dibebankan pada laba ditahan saat obligasi dikeluarkan b. dibebankan sebagai biaya pada tahun dimana premium timbul c. dikapitalisasi sebagai biaya organisasi d. dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva dan diamortisasi sepanjang umur obligasi Jawab: d Biaya pengeluaran obligasi: a. harus dibebankan sebagai biaya pada saat dikeluarkan b. _harus dibebankan kepada laba ditahan pada saat dikeluarkan c. harus diamortisasi sepanjang umur obligasi 4. harus dimasukkan dalam biaya organisasi e. harus dibebankan pada biaya bunga pada saat dikeluarkan Jawab: ¢ Apa yang terjadi terhadap tingkat bunga pasar untuk suatu pengeluaran obligasi yang dijual dengan harga lebih besar daripada nilai nominalnya? a. lebih rendah dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam obligasi b. sama dengan tingkat bunga yang ditetapkan dalam obligasi c. lebih tinggi dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam obligasi d. tidak tergantung pada tingkat bunga yang ditetapkan dalam obligasi Jawab: a Pada tanggal 31 Desember 1978, neraca perusahaan Silvia melaporkan utang obligasi nominal Rp5.000.000. Obligasi tersebut mempunyai tingkat bunga 8% yang dibayar setiap setengah tahun dan dijual dengan tingkat bunga efektif 7% kepada investor. Saldo premium obligasi yang belum diamortisasi pada awal 1978 adalah Rp300.000 dengan sisa periode amortisasi 15 tahun, Dengan menggunakan metode bunga efektif untuk mengamortisasi premium, pengaruh amortisasi premium tahunan terhadap laporan keuangan tahun 1978 adalah: a. mengurangi utang total sebesar Rp29.000 b. mengurangi biaya bunga sebesar Rp20.000 ¢. menaikkan biaya bunga sebesar Rp29.000 d. mengurangi biaya bunga sebesar Rp9.000 e. tidak ada jawaban yang benar 32. 33. 56 Penyelesaian: Pengaruh amortisasi premium tahunan terhadap laporan keuangan PT Silvia adalah mengurangi jumlah utang. Jumlah penurunan utang dapat ditentukan dari jurnal-jurnal yang dibuat oleh perusahaan saat pembayaran bunga. (Diasumsikan tanggal pembayaran bunga 30/6 dan31/12). Jurnal pembayaran bunga 30/6/78: Biaya Bunga (0,035 x Rp5.300.000) 185.500 Premium Utang Obligasi 14,500 Kas 200.000 Jurnal pembayaran bunga 31/12/78: Biaya bunga [0.035x(Rp5.300.000-Rp14.500] 184.993 Premium Utang Obligasi 15.007 Kas 200.000 Dari jurnal di atas, utang akan berkurang sebesar Rp29.507 (Rp14.500 + Rp15.007) Padatanggal | Januari 1981, ketika tingkat bunga pasar obligasi sebesar 14%. perusahaan Luba mengeluarkan obligasi nominal Rp500.000 dengan tingkat bunga 12% dibayar setiap setengah tahun. Obligasi jatuh tempo pada 31 Desember 1990, dan dikeluarkan dengan diskonto sebesar Rp53. 180. Berapakah besamya diskonto yang harus diamortisasi dengan metode bunga efektif pada tanggal 1 Juli 1981? a. Rpl.277 b. Rp2.659 c. Rp3.191 d. Rp3.723 Penyelesaian: Luba akan mengamortisasi diskonto pada tanggal | Juli 1981 sebesar Rp1.277. Jumlah ini dapat ditentukan dengan jurnal yang dibuat tanggal 1 Juli 1981 untuk mencatat pembayaran bunga: Biaya Bunga {0,07 (Rp500.000 - Rp53.180)} 31.277 Diskonto Utang Obligasi 1.277 Kas (0,06 x Rp500.000) 30.000 Pada tanggal 2 Januari 1975, suatu perusahaan menjual obligasi dengan tingkat bunga 5% dengan nominal sebesar Rp100.000. Obligasi mempunyai umur 5 tahun, bunga dibayar tiap setengah tahun pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Obligasi dijual seharga Rp95.735 dengan tingkat bunga efektif 6%. Dengan menggunakan metode bunga efektif, berapa besarnya diskonto yang harus dibebankan pada biaya bunga tahun 1975? a. Rp4.147 b. Rp4.265 ce. Rp5.755 d. Rp5.835 34. 35. Penyelesaian: Biaya bunga yang dibebankan pada tahun 1975 sebesar Rp3.755. Jumlah ini dapat ditentukan dengan jurnal yang dibuat pada tanggal 30/6/75 dan 31/12/75 untuk mencatat pembayaran bunga: Jumal pembayaran bunga 30/6/75: Biaya Bunga [0,30 x Rp95.735] 2.872 Diskonto Utang Obligasi 372 Kas [0,025 x Rp 100.000] 2.500 Jurnal pembayaran bunga 31/12/75: Biaya Bunga [0,03(Rp95.735+Rp372)] 2.883 Diskonto Utang Obligasi 383 Kas [0,025 x Rp100.000] 2.500 Total biaya bunga tahun 1975: biaya bunga 30/6/75 Rp2.873 biaya bunga 31/12/75 2.886 Rp5.155 Sebuah perusahaan melunasi utang obligasi yang beredar 4 tahun sebelum jatuh tempo. Pada waktu pelunasan, diskonto yang belum diamortisasi sebesar Rp40.000. Untuk pelunasan ini, perusahaan membayar premium Rp80.000. Dengan mengabaikan pajak penghasilan, bagaimana seharusnya jumlah ini disajikan untuk tujuan akuntansi? a. _mengamortisasi Rp120.000 selama 4 tahun b. membebankan Rp120.000 sebagai rugi pada tahun pelunasan cc. membebankan Rp80.000 sebagai rugi pada tahun pelunasan dan mengamortisasi Rp40.000 selama 4 tahun d. mengamortisasi Rp120.000 selama 4 tahun atau membebankan Rp120.000 sebagai rugi dengan segera, yang mana dipilih manajemen Jawab: b Pada tanggal 1 Januari 1976, perusahaan Roper mengeluarkan 2.000 lembar obligasi dengan nilai nominal Rp1.000 per lembar dan tingkat bunga 10%, seluruh obligasi dijual dengan harga Rp2.080.000. Obligasi jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 1986, tetapi dapat dilunasi dengan kurs 101 setiap saat setelah tanggal 31 Desember 1980. Bunga dibayar tiap tanggal 1 Januari dan | Juli. Pada tanggal 1 Juli 1981, perusahaan melunasi seluruh obligasi dan membatalkannya. Premium obligasi diamortisasi dengan metode garis lurus. Dengan mengabaikan pajak penghasilan, berapa besarnya laba atau rugi pelunasan obligasi tahun 1981? a. Rp16.000 (laba) b. Rp20.000 (rugi) c. Rp24.000 (laba) d. _ Rp60.000 (laba) 57 36. 37. Penyelesaian: Dari pelunasan obligasi tersebut PT Roper memperoleh laba sebesar Rp 16.000. Jurnal untuk mencatat pelunasan obligasi adalah: Utang Obligasi 2.000.000 Premium Obligasi 36,000* Kas (1,01 x Rp2.000.000) 2.020.000 Laba luar biasa Pelunasan Obligasi 16.000 * — Saldo premium obligasi yang belum diamortisasi pada tanggal 1/1/76 Rp80.000 () amortisasi premium dari 1/1/76 sampai dengan 1/7/81 (Rp80.000 : 10 th x 5,5 th) 44,000 Saldo premium obligasi belum diamortisasi Rp 36.000 Pada tanggal 31 Desember 1979, perusahaan Liviona mempunyai obligasi yang beredar nominal Rp2.000.000 dengan tingkat bunga 7%, berumur 10 tahun (jatuh tempo 31 Desember 1989). Bunga dibayar setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Saldo premium obligasi dan biaya pengeluaran obligasi yang belum diamortisasi pada tanggal 31 Desember 1979 masing-masing Rp50.000 dan Rp25.000. Liviona melunasi semua obligasi pada kurs 95 tanggal 31 Desember 1980. Liviona menggunakan metode garis lurusuntuk mengamortisasi premium obligasi dan biaya pengeluaran obligasi. Berapakah jumlah keuntungan atau kerugian yang harus dilaporkan atas pelunasan utang ini pada tanggal 31 Desember 1980? a. Rp122.500 (untung) b. Rpl22.500 (rugi) c. Rp167.500 (untung) d. Rp167.500 (rugi) Penyelesaian: Liviona harus melaporkan laba Rp 122.500 dari pelunasan utang obligasi dalam laporan keuangannya pada tanggal 31 Desember 1981. Jurnal untuk mencatat laba luar biasa dari pelunasan utang obligasi adalah: Utang Obligasi 2.000.000 Premium Obligasi [Rp50.000- 1/10 (50.000)} 45.000 Biaya pengeluaran obligasi [Rp25.000- 1/10(25.000)] 22.500 Kas (0,95 x Rp2.000.000) 1.900.000 Laba luar biasa Pelunasan Obligasi 122.500 Pada tanggal 31 Desember 1991, dalam buku besar perusahaan YONO terdapat saldo rekening utang obligasi Rp95.000 bunga 6%. Setelah diteliti lebih lanjut diketahui bahwa nilai nominal obligasi tersebut Rp100.000, dengan tingkat efektif bunga 8% dan terjual dengan diskonto. Amortisasi diskonto dengan metode bunga efektif. Bunga Rb Cele SS 38. 39. 2 Ps AA NRA ERS 6 dibayar tanggal 1 Januari dan 1 Juli setiap tahun, Pada tanggal 1 Juli 1979, beberapa tahun sebelum jatuh tempo, perusahaan Yono melunasi obligasi tersebut dengan kurs 102, belum termasuk bunga berjalan. Berapa jumlah rugi luar biasa yang harus dicatat perusahaan dari pelunasan obligasi tersebut? a. Rp4.200 b. Rp6.200 c. Rp7.000 d. Rp7.8000 Penyelesaian: YONO harus mencatat adanya rugi luar biasa sebesar Rp6.200 atas penarikan kembali obligasi pada tanggal 1 Juli 1992. Jurnal yang dibuat: Pembayaran bunga 1/7/92: Biaya Bunga (0,04 x Rp95.000) 3.800 Diskonto Obligasi 800 Kas (0,03 x Rp 100.000) 3.000 Penarikan obligasi 1/7/92: Utang Obligasi 100.000 Rugi luar biasa Penarikan Obligasi 6.200 Diskonto Obligasi (Rp5.000 - Rp800) 4.200 Kas (1,02 x Rp 100.000) 102.000 PT COLE rmelunasi obligasi yang telah diterbitkannya sebelum jatuh tempo dan menukamya dengan obligasi lain secara langsung, Nilai terbaik yang dibebankan terhadap obligasi yang baru adalah: a. Nilai jatuh tempo obligasi baru b. Nilai buku obligasi lama c. Nilai sekarang dari obligasi baru d. Nilai jatuh tempo obligasi lama Jawab: ¢ Wesel dengan umur 2 tahun dikeluarkan pada awal tahun dengan transaksi yang bebas sebesar nilai nominalnya seluruhnya diterima per kas. Tidak ada hak istimewa yang diberikan dalam pertukaran tersebut. Tingkat bunga bunga ditetapkan 10% per tahun. Pokok dan bunga dibayar pada saat jatuh tempo. Tingkat bunga yang berlaku saat ini untuk pinjaman jenis ini adalah 15% per tahun. Berapa besarnya tingkat bunga tahunan yang harus digunakan untuk mencatat biaya bunga pada tahun ini dan tahun berikutnya? tahun ini tahun berikutnya a. 10% 15% b. 10% 10% c. 15% 10% d. 15% 15% Jawab: b 40. Pada tanggal 31 Desember 1992, PT POLLY mengeluarkan obligasi nominal 41. Rp10.000, umur 20 tahun, dengan tingkat bunga 8%. Tingkat bunga pasar yang berlaku 12%. Obligasi tersebut dijual sebesar nilai nominal kepada pelanggan yang mau menerima dengan tingkat bunga yang rendah dengan tujuan menjamin kelangsungan penjualan jangka panjang dari PT POLLY. Dengan informasi yang berkaitan dengan nilai tunai nominal obligasi dan bunga tahunan berikut ini, pada jumlah berapakah utang obligasi harus dicantumkan pada laporan keuangan PT Polly pada tanggal 31 Desember 1992? Tingkat Bunga 4% 8% 12% Nilai tunai pembayaran bunga tahunan Rp800 selama 20 th Rp10.880 Rp7.850 Rp 5.975 Nilai tunai nominal Rp10.000 yang dibayarkan pada 20 tahun y.a.d 4,560 2.150 1.049 Total nilai tunai pada tanggal pengeluaran Rp15.440 Rp10.000 Rp 7.015 a. Rp10.000 b. Rp7.015 c. Rp2.150 d. Rp1.040 e. tidak ada jawaban Jawab: b Pada tanggal 1 Januari 1991, PT DIOR meminjam uang sebesar Rp200.000 dari Perusahaan PT PINE dengan menandatangani sebuah wesel berjangka 3 tahun tidak berbunga. DIOR menyanggupi untuk memasok kebutuhan barang PT PINE selama periode pinjaman dengan harga yang lebih murah. Tingkat bunga efektif untuk pinjaman jenis ini 14%. Diasumsikan nilai tunai wesel Rp200.000 (pada tingkat tingkat efektif) pada tanggal | Januari 1991 adalah Rp135.000. Berapa jumlah biaya bunga yang harus dimasukkan dalam laporan rugi-laba PT DIOR 1991? a. Rp0 b. Rp18.900 c. Rp21.667 dd. Rp28.000 Penyelesaian: Dior akan mencantumkan biaya bunga sebesar Rp 18.900 dalam laporan keuangan 1991. Jurnal yang dibuat untuk mencatat: Pengeluaran wesel 1/1/91: Kas 200.000 Diskonto Wesel 65.000 Utang Wesel 200.000 Pendapatan penjualan Ditangguhkan 65.000 42. 43. Biaya bunga untuk tahun 1991: Biaya Bunga [0,14 (Rp200.000-Rp65.000)] 18.900 Diskonto Wesel 18,900 Utang obligasi berjangka 20 tahun, dikeluarkan dengan diskonto dan beredar selama 10 tahun, penyajian dalam laporan keuangan yang secara teoritis lebih baik adalah: a. Jumlah yang diharapkan dapat dibayarkan kepada pemegang obligasi pada saat obligasi jatuh tempo dikurangi nilai tunai bunga yang dibayar pada periode-periode yang akan datang. b. Nilai nominal obligasi dikurangi diskonto pada tanggal pengeluaran c. Nilai jatuh tempo obligasi dikurangi diskonto yang belum diamortisasi jika metode bunga efektif digunakan d. Nilai nominal obligasi Jawab: ¢ PT SANI saat ini sedang mengalami penurunan laba, masalah likuiditas, dan trend rasio utang dengan modal yang tidak menguntungkan. Pada tahun 1993 PT SANT telah selesai mengadakan negosiasi dengan kreditor untuk menerima 100.000 lembar saham biasa PT SANI sebagai pelunasan utang wesel sebesar Rp500.000. Harga pasar saham pada saat itu Rp300.000. Akuntansi untuk masalah restrukturisasi utang yang tepat bagi PT SANI adalah: a. Mengurangi utang dan menaikkan modal disetor sebesar-Rp500.000 b. Mengurangi utang Rp500.000, menaikkan modal disetor Rp300.000 dan mengakui pendapatan bunga sebesar Rp200.000 c. Mengurangi utang Rp500.000, menaikkan modal disetor Rp300.000 dan mengakui laba luar biasa Rp200.000 4. Mengurangi utang Rp500.000 dan membentuk sebagian modal disetor dengan nama “Modal berasal dari kreditor - Rp500.000 e. Mengurangi utang Rp500.000, menaikkan modal disetor Rp300.000 dan menaikkan laba ditahan secara langsung Rp200.000 Jawab: ¢ . Pada tanggal 1 Januari 1971, perusahaan Wayne mengeluarkan obligasi berseri dengan nilai nominal dan jatuh tempo sebagai berikut: Rp10.000 (1 Juli 1971), Rp10.000 (1 Juli 1972), Rp10.000 (1 Juli 1973), Rp10.000 (1 Juli 1973) dan Rp10.000 (1 Juli 1974), Obligasi dikeluarkan dengan premium dengan perhitungan Rp2 per Rp1.000 obligasi per tahun. Periode akuntansi 31 Desember, utang obligasi tersebut harus tercatat dalam buku tanggal 31 Desember 1971 sebesar: a. Rp30.120 b. Rp30.090 c. Rp30.000 d. Rp29.010 e. tidak ada jawaban 61 _— St ROR SS ESE aN SRR 45. Penyelesaian: Wayne harus mencatat utang obligasi sebesar Rp30.090 pada tanggal 31 Desember 1971 dengan perhitungan: Tanggal Nilai aldo premium jatuh tempo Nominal obligasi Belum diamortisasi Total vI2 Rpl0.000 —-Rpl0 (A) Rp 10.010 W173 10.000 30 (B) 10.030 wna 10.000 = __ 50 10.050 Rp30.000 ——-Rp90_—-Rp 30.090 (A) Rp10 = 1/2 th x (10 odl x Rp2) (B) Rp30 = 1,5 th x (10 obl x Rp2) (C) Rp50 = 2,5 th x (10 obl x Rp2) Dengan data yang sama no. 44, jika obligasi yang jatuh tempo pada 1 Juli 1973 dibeli di bursa untuk dibatalkan pada 1 April 1972 dengan harga sebesar Rp10.150 termasuk bunga berjalan sejak 1 Januari, transaksi tersebut menghasilkan: a. laba Rp25 b. tidak laba atau tidak rugi c. rugi Rp125 d.rugi Rp150 e. tidak ada jawaban diatas yang benar Penyelesaian: Laba Wayne dari transaksi itu sebesar Rp25. Jumlah ini dapat ditentukan dengan membuat jurnal untuk mencatat pembayaran bunga dan amortisasi premiun, serta untuk pelunasan obligasi. Jumnal untuk mencatat pembayaran bunga dan amortisasi premium obligasi: Biaya Bunga [Rp150 - Rp5] 145 Premium Obligasi [3/12 (Rp2 x 10)] 5 Kas (Rp10.000 x 6% x 3/12) 150 Jurnal untuk mencatat penarikan obligasi Utang Obligasi 10.000 Premium Obligasi [(Rp2 x 10) x 13/12 th] 25 Kas [Rp10.150 - Rp 150] 10.000 Laba Pelunasan Obligasi 25 Pada tanggal 1 Juli 1986, PT Wilson mengeluarkan obligasi berseri dengan bunga 5%, nominal Rp100.000, bunga dibayar tiap 1 Januari dan 1 Juli setiap tahun dan pokok utang Rp10.000 pada tanggal 1 Juli setiap tahun mulai 1990 sampai 1999. Transaksi yang berkaitan dengan obligasi tersebut selama tahun 1991 akan mengurangi modal kerja tahun 1991 sebesar: a. Rpl4.250 b. Rpl4.500 c. Rp4.250 d. Rp4.500 e. tidak ada jawaban yang benar ‘oR RCE ATW: YP NE EN LE SEI 47. Penyelesaian: Pembayaran pokok dan bunga pinjaman Wilson sebesar Rp14,250 selama tahun 1991 akan mengurangi modal kerja. Jumlah tersebut dihitung sebagai berikut: Pembayaran bunga tahun 1991: 1/1/91 (0,05 x Rp90.000) x 1/2 th = Rp 2.250 1/7/91 (0,05 x Rp80.000) x 1/2 th = 2.000 1/7/91 utang pokok = 10.000 Total pembayaran 1991 Rpi4.250 Padatanggal I Maret 1986, perusahaan “JASA MARGA” telah mengotorisir pengeluaran obligasi 1.000 lembar, nominal Rp50.000,00 per lembar. Umur obligasi adalah 20 tahun dengan bunga sebesar 5% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan dua kali setahun yaitu setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Perusahaan “JASA MARGA” membuat jurnal penyesuaian dan penutup pada setiap tanggal 31 Desember. Pada tanggal 30 Juni 1986 seluruh obligasi tersebut (1.000 lembar) berhasil dijual dengan kurs 98, ditambah dengan bunga berjalan. Pada tanggal 1 Pebruari 1988 seseorang yang memiliki obligasi dengan nilai nominal Rp1.000.000,00 (20 lembar), menukarkan obligasinya dengan saham biasa. Dalam pertukaran ini, setiap satu lembar obligasi dihargai sama dengan dua lembar saham biasa, nominal Rp5.000,00 per lembar. Pada tanggal 30 Juni 1988, sepuluh lembar obligasi ditarik sebelum waktu jatuh temponya dengan kurs 105. Diminta: Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi pada tanggal (disertai dengan perhitungan): - 30 Juni 1986 : - 31 Desember 1986 - 1 Pebruari 1988 - 30 Juni 1988 Catatan: Metode yang dipakai dalam melakukan amortisasi diskonto/premi adalah garis lurus. Penyelesaian: Jurnal tanggal 30 Juni 1986 Kas 49,833.333 Diskonto Utang Obligasi 1.000.000 Utang Obligasi 50,000.000 jiaya Bunga Obligasi 833.333 Perhitungan: Harga jual obligasi (1.000 Ib x Rp50.000 x 0,98) Rp49.000.000 Bunga berjalan (1.000 x Rp50.000 x 5% x 4/12) 833,333 Jumlah kas yang diterima Rp49.833,333 48. Jurnal tanggal 31 Desember 1986: Untuk mengakui bunga dari sejak 1/9 s.d, 31/12, Biaya Bunga (4/12 x 5% x Rp50.000.000) Utang Bunga Obligasi 833.333 833.333 Untuk mencatat amortisasi diskonto obligasi, apabila pencatatan dilakukan pada setiap akhir tahun: Biaya Bunga Obligasi (6/236 x Rp 1.000.000) Diskonto Utang Obligasi Tanggal 1 Pebruari: Utang Obligasi Diskonto Utang Obligasi (20.000 -1.610) Agio Saham Biasa Modal Saham Biasa Perhitungan; Harga jual (Rp1.000.000 x 0,98) Amortisasi diskonto 30/6/86 s.d. 1/2/88: (19/236 x Rp20.000) Nilai buku obligasi yang dikonversi Nominal saham (40 x Rp5.000) Agio saham biasa ‘Tanggal 30 Juni 1988: Utang Obligasi Rugi Pelunasan Utang Obligasi Biaya Bunga (4/12 x 5% x Rp500.000) Diskonto Utang Obligasi (10.000 - 1.017) Kas (Rp525.000 + Rp8.333) Perhitungan: Harga jual (Rp500.000 x 0,98) Amortisasi diskonto 30/6/86 s.d. 30/6/88: (24/236 x Rp10.000) Nilai buku obligasi yang dikonversi Harga pelunasan (Rp500.000 x 1,05) Rugi pelunasan 25.423,73 1.000.000 Rp980.000 500.000 33.983 8.333 25.423,73 18.390 781.610 200.000 1.610 Rp981.610 200,000 Rp781.610 8.983 533.333 Rp490,000 L017 Rp491.017 525.000 Rp33.983 Pada tanggal 1 Maret 1986 PT JASA MARGA mengeluarkan hutang obligasi nominal Rp100.000.000,00, bunga sebesar 10% per tahun dibayar setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember dengan harga Rp106.010.000,00 sudah termasuk bunga berjalan, Obligasi tersebut menurut rencana akan dilunasi dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal 1 Desember 1985 saat diotorisasi. Premium hutang obligasi diamortisasi dengan metode garis lurus dan dicatat setiap tanggal pembayaran bunga. Pada tanggal 1 Desember 1986 hhutang obligasi nominalnya Rp50.000.000,00 ditarik kembali dengan kurs 103. Diminta: Membuat semua jural untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan hutang obligasi selama tahun 1986. Jumal pengeluaran pada tanggal 1 Maret 1986: Kas Biaya Bunga Obligasi Premium Utang Obligasi Utang Obligasi Perhitungan: Penerimaan dari penjualan obligasiRp106.0 Bunga berjalan (3/12 x 10% x Rp100.000.000) Harga jual obligasi Jurnal pada tanggal 1 Juni 1986: Mencatat pembayaran bunga, Biaya Bunga (6/12 x 10% x Rp100.000.000) Kas Mencatat amortisasi premium obligasi: Premium Utang Obligasi Biaya Bunga (6/117 x Rp3.510.000) Jurnal pada tanggal 1 Desember 1986: Mencatat pembayaran bunga, Biaya Bunga (6/12 x 10% x Rp100.000.000) Kas Mencatat amortisasi premium obligasi: Premium Utang Obligasi Biaya Bunga (6/117 x Rp3.510.000) Mencatat pelunasan utang obligasi: Utang Obligasi Premium Utang Obligasi (1.755.000 - 135.000) Laba Pelunasan Utang Obligasi Kas 106.010.000 2.500.000 3.510.000 100.000.000 10.000 2.500.000 Rp103.510.000 5.000.000 5.000.000 180.000 180.000 5.000.000 5.000.000 180.000 180.000 0.000.000 1.620.000 120.000 51.500.000 49. 50. Pethitungan: Harga jual obligasi (Rp103.510.000 x 1/2) RpS1.755.000 Amortisasi premium (9/117 x Rp1.755.000) 135,000 Nilai buku obligasi yang dilunasi RpS11.620.000 Harga pelunasan (Rp50.000.000 x 1,03) 51,500,000 Laba pelunasan utang obligasi Rp120.000 Pada tanggal 1 April 1990, PT Pasti Jaya mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal Rp12.000.000 jatuh tempo 10 tahun dengan tingkat bunga 15%, bunga dibayar tiap tri wulan, yaitu tanggal 1 April, 1 Juli, 1 Oktober dan 1 Januari. Buatlah jurnal untuk mencatat: 1. Pengeluaran obligasi 2. Pembayaran bunga pada tanggal 1 Juli 1990 3. Bunga yang muncul pada tanggal 31 Desember 1990 Penyelesaian: tanggal 1/4/90 Kas 12,000.000 Utang Obligasi 12.000.000 tanggal 1/7/90 Biaya bunga 450.000 Kas (Rp12.000.000 x 15% x 3/12) 450.000 tanggal 31/12/90 Biaya Bunga 450.000 Utang bunga 450.000 PT Sandy mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal Rp5.000.000 dengan tingkat bunga 10%, jatuh tempo 10 Tahun. Obligasi tersebut langsung dijual dengan kurs 105 pada tanggal 1 Januari 1989, bunga dibayar tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli, Diminta: (a) Buatlah jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat: 1. Pengeluaran obligasi. 2. Pembayaran bungadan amortisasi premium padatanggal | Juli 1989, (amortisasi dengan menggunakan metode garis lurus). 3. Bunga dan amortisasi premium sesungguhnya terjadi pada tanggal 1 Juli sampai dengan 31 Desember 1989. (b) Apabila perusahaan menggunakan metode bunga efektif untuk mengamortisasi premium obligasi (tingkat bunga efektif 9,5%). Buatlah perhitungan dan jurnal mengenai: 1. Biaya bunga pada tanggal | Juli 1989 2. Nilai buku obligasi pada tanggal 1 Juli 1989 dan amortisasi premium obligasi pada tanggal 31 Desember 1989 (selama 6 bulan, yaitu 1/7/89 sampai dengan 31/12/89), AS C8 cect OEE NOE LC LETTS Penyelesaian: (a) Jumal yang harus dibuat untuk mencatat: tanggal 1/1/89, Pengeluaran obligasi: Kas (Rp5.000.000 x 105%) 5.250.000 Utang Obligasi 5.000.000 Premium Obligasi 250.000 tanggal 1/7/89, Pembayaran bunga dan amortisasi premium Biaya Bunga 237.500 Premium Obligasi (Rp250.000 : 20) 12.500 Kas (Rp5.000.000 x 10% x 6/12) 250.000 tanggal 31/12/89, Biaya bunga dan amortisasi premium yang terutang Biaya Bunga 237.500 Premium Obligasi 12.500 Utang Bunga 250.000 (b) Apabila amortisasi premium obligasi menggunakan metode bunga efektif, perhitungan untuk: tanggal 1/7/89 Biaya bunga (Rp5.250.000 x 9,5% x 6/12)= Rp249.375 Nilai buku obligasi pada 1 Juli 1989: Nilai buku obligasi pada 1 Juli 1989 Rp 5.250.000 () Amortisasi premium obligasi [Rp250.000 (-) Rp249.375] 625, Rp 5.249.375 Bunga yang dibayar 1/7 sampai 31/12/89: p250.00¢ Biaya bunga yang dicatat pada 31/12/89: ()Nilai buku obligasi 1/7/89 Rp 5.249.375 Tingkat bunga efektif (9,5% x 6/12) 0.0475 (x) 249.345, Amortisasi premium obligasi selama 6 bulan Rp 655 (1/7 sampai dengan 31/12/89) Jurnal untuk pembayaran bunga 1/7/89: Biaya Bunga 249,375 Premium Obligasi 625 Kas 250.000 Jumnal penyesuaian untuk biaya bunga dari 1/7 sampai dengan 31/12/89: Biaya Bunga 249,345 Premium Obligasi 655 Utang Bunga 250.000 67 ore 4 51. Pada tanggal 2 Januari 1984, PT Koman mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal Rp9.000.000 tingkat bunga 10% dijual pada kurs 97%, jatuh tempo 31 Desember 1993. Biaya pengeluaran obligasi Rp60.000 ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama 10 tahun (sama dengan umur obligasi). Diskonto obligasi juga diamortisasi dengan metode garis lurus. Obligasi dapat ditarik kembali pada kurs 102% dan pada tanggal 2 Januari 1989, PT Koman menarik obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp6.000.000 dan menghentikannya. Diminta: Hitunglah rugi yang diakui PT Koman atas penarikan obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp6.000.000 pada tanggal 2 Januari 1989 dan buatlah jumnal untuk mencatat pengeluaran obligasi pada tanggal 2 Januari 1984, penarikan dan pembatalan obligasi pada tanggal 2 Januari 1989. Penyelesaian: (1) Pengeluaran obligasi 2 Januari 1984: Kas (Rp9.000.000 x 0,97) 8.730.000 Diskonto Obligasi(0,03 x Rp9.000.000) 270.000 Utang Obligasi 9.000.000 (2) Penarikan, pembatalan dan rugi akibat penarikan obligasi pada tanggal 2 Januari 1989: Utang Obligasi 6.000.000 Rugi Pelunasan Obligasi (luar biasa) 275.000 Kas (Rp6.000.000 x 1,02) 6.120.000 Diskonto Obligasi 135.000 Biaya Pengeluaran Obl Belum Diamortisasi 20.000 Perhitungan rugi penarikan obligasi: Harga pelunasan (Rp6.000.000 x 1,02) Rp6.120.000 Nilai yang dibawa obl yang ditebus: Nilai nominal Rp6.000.000 Diskonto tak diamortisasi (135.000) Biaya pengeluaran obl belum diamortisasi (20.000) 5.845.000 Rugi pelunasan obligasi Rp275.000 Perhitungan diskonto yang tidak diamortisasi: Diskonto mula-mula Rp9.000.000 x 3% = Rp270.000 Amortisasi pertahun Rp270.000 : 10 = Rp27.000 Diskonto yang belum diamortisasi 5 tahun (1989 - 1993) Rp27.000 x 5 = Rp135.000 cements a Lae 1s on mswnermeste ee SRA Ee RT EINES 52. Perhitungan biaya pengeluaran obligasi yang tidak diamortisasi: Biaya pengeluaran mula-mula : Rp60.000 x Rp6.000.000/Rp9.000.000 = Rp40.000 Amortisasi pertahun Rp40.000 : 10 = Rp4.000 Jumlah biaya pengeluaran yang tidak diamortisasi selama 5 tahun (1989 -1993): Rp4.000 x 5 = Rp20.000 Pada tanggal 1 Januari 1993, Perusahaan Sippo melakukan 2 transaksi sebagai berikut: (1) Membelitanah yang mempunyainnilai wajar pasar Rp1’000.000 dengan mengeluarkan wesel tak berbunga dengan nilai nominal Rp1.685.060 jatuh tempo 5 tahun. (2) Membeli peralatan dengan mengeluarkan wesel 6%, mempunyai nilai jatuh tempo Rp900.000 (bunga dibayar tiap tahun). Perusahaan harus membayar tingkat bunga bank sebesar 11% sebagai pinjamannya. Diminta: (a) Buatlah jurnal untuk mencatat kedua transaksi diatas. (b) Buatlah jarnal untuk mencatat bunga pada akhir tahun pertama kedua wesel tersebut dengan metode bunga efektif. Penyelesaian: (a) Jurmal untuk mencatat pembelian pada tanggal 1 Januari 1993: Tanah 1.000.000 Diskonto Wesel 685,060 Utang Wesel 1.685.060 (perolehan tanah sebesar Rp1.000.000 yang dikapitalisasi menunjukkan nilai tunai ‘iskonto wesel selama 5 tahun pada tingkat bunga 11%) Peralatan 668.427,5 Diskonto Wesel 231.572,5 Utang Wesel 900.000 *Perhitungan diskonto wesel: Nilai jatuh tempo Rp900.000 Nilai tunai Rp900.000 jatuh tempo 8 tahun pada tingkat bunga 11% : Rp900.000 x 0,43393 Rp390.537,0 Nilai tunai pembdyaran bunga tahunan. selama 8 tahun pada tingkat 11% : (Rp900.000 x 6%) x 5,14612 277.8905 Nilai tunai wesel 668.427,5, Diskonto wesel Rp231.572,5, (b) Jurnal untuk mencatat bunga kedua wesel tersebut pada akhir tahun (31/12/1993): Biaya bunga 110,000 Diskonto wesel (Rp 1.000.000 x 0.11) 110.000 Biaya bunga (Rp668.427,5 x 0,11) 73.527 Diskonto wesel 19.527 Kas (Rp900.000 x 0.06) 54.000 53. Perusahaan Obat-obatan Tiara membeli mesin pada tanggal 31 Desember 1991 dengan 70 harga Rp1.100.000 pembayaran dimuka Rp 100.000 dan menyetujui akan mengangsur saldo utang setiap tahun selama 4 tahun setiap tanggal 31 Desember sebesar Rp250.000. Diasumsikan tingkat bunga implisit dalam harga beli sebesar 12%. Amortisasi diskonto wesel dengan metode bunga efektif. Diminta: Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian, pembayaran utang dan bunga pada tanggal: (a) 31/12/1991 (b) 31/12/1992 (©) 31/12/1993 (@ 31/12/1994 (©) 31/12/1995 Penyelesaian: (a) 31/12/1991: Mesin 859.337,5 Diskonto wesel 240.662,5 Kas 100.000 Utang wesel 1.000.000 Perolehan mesin dengan cara menilaitunaikan sekarang utang wesel + pembayaran kas: Nilai tunai pembayaran tahunan Rp250.000 dengan tingkat bunga 12% selama 4 tahun (Rp250.000 x 3,03735) Rp759.337,5 Pembayaran uang muka 100.000.0 Nilai mesin yang dikapitalisasi Rp859,337.5 Tabel Amortisasi Diskonto Wesel 31/12/1991 *Rp739.337,5 | 31/12/1992 <600.458,0* 31/12/1993 ° 422.3130 31/12/1994 223.2145. 31/12/1995 * Rp600.458 = Rp759.337,5 + Rp91.120,5 - Rp250.000 (b) 31/12/1992: Utang wesel Kas Biaya bunga Diskonto wesel (©) 31/12/1993: Utang wesel Kas Biaya bunga Diskonto wesel (d) 31/12/1994: Utang wesel Kas Biaya bunga Diskonto wesel (©) 31/12/1995: Urang wesel Kas Biaya bunga Diskonto wesel 250.000 91.120,5 250.000 72.055 250.000 50.701,5 7 50.701,5 250.000 26.786 250.000",

Anda mungkin juga menyukai