Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA
Dosen Pengampu: Chairul Azhar, M.Si

Disusun Oleh:

Nama :TIWI SYAFIRA

Nim : (0701191113)

Mata Kuliah :Kewaraganegaraan

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

i
KATA

PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik tepat pada waktunya.  Shalawat  dan  salam  selalu terlimpah curahkan kepada
Rasulullah SAW.  Berkat rahmat-Nya penyusun mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Wawasan Nusantara,
yang penyusun sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini disusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Penyusun

TIWI SYAFIRA

ii
DAFTAR ISI

KATA....................................................................................................................................................ii
PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan  Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian dan kedudukan Wawasan Nusantara........................................................................5
1. Pengertian Wawasan Nusantara.............................................................................................5
2. Kedudukan Wawasan Nusantara............................................................................................6
B. Latar belakang Konspesi Wawasan Nusantara..........................................................................7
C. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Insdonesia..................................................................8
1. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia dalam konteks Wawasan Nusantara.............................8
2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia....................................8
3. Tujuan Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia...................................................9
4. Manfaat Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia.................................................9
D. Perwujudan Wawasan Nusantara...............................................................................................9
1.     Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila....................................................9
2.     Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional............................................................10
3. Penerapan Wawasan Nusantara...............................................................................................11
E. Otonomi Daerah Indonesia......................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
KESIMPULAN...............................................................................................................................16
SARAN...........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.  Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,karena telah melahirkan konsep
Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia
Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan
penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tennngah-tengah
lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu
adalah:wadah,isi,dan tata laku..

B. Rumusan  Masalah

Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:


1.    Pengertian dan kedudukan Wawasan Nusantara
2.    Latar belakang Konspesi Wawasan Nusantara
3.    Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Insdonesia
4.    Perwujudan Wawasan Nusantara
5.    Otonomi Daerah Indonesia

C. Tujuan

Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :


1.    Untuk mengetahui pengertian dan kedudukan wawasan nusantara
2.    Untuk mengetahui Latar belakang Konspesi Wawasan Nusantara
3.    Untuk mengetahui Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Insdonesia
4.    Untuk mengetahui kedudukan, Perwujudan Wawasan Nusantara
5.    Untuk mengetahui Otonomi Daerah Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan kedudukan Wawasan Nusantara

1. Pengertian Wawasan Nusantara

Istilah Wawasan Nusantara dapat diartikan secara etimologis dan terminologis.


Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan   Nusantara.
Wawasan berasal dari kata wawas (bhs. Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan indriawi. Selanjutnya, muncul kata wawas yang berarti, memandang, meninjau
atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indriawi. Wawasan
berarti pula cara pandang , cara melihat.

Secara etimologi, kata nusantara tersusun dari dua kata, nusa dan antara. Kata nusa dalam
bahasa Sansakerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata nusa
berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa. Merujuk pada
pernyataan tersebut maka kata nusa juga mempunyai kesamaan arti kata dengan nation dalam
bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata nusa dapat memiliki
dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.

Kata kedua yaitu antara memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti
antara atau dalam suatu kelompok. Antara juga mempunyai makna yang sama dalam kata
inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa
Sansakerta, kata antara dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan
bahwa kata antara mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari
penjabaran di atas, penggabungan kata nusa dan antara menjadi kata nusantara dapat
diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atauu bangsa  bangsa yang dipisahkan
oleh laut.

Perkataan nusantara pertama kali kita ketahui dari bunyi Sumpah Palapa dari Patuh Gajah
Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih di Kerajaan Majapahit
tahun 1336 M, tertulis dalam Kitab Pararaton (Kitab Raja  Raja). Selanjutnya, kata sebutan
nusantara pernah coba dihidupkan oleh Ki Hajar Dewantara untuk menggantikan sebutan
Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie), namun setelah disetujuinya penggunaan sebutan
Indonesia oleh Kongres Pemuda Indonesia (dalam Sumpah Pemuda) tahun 1928, sebutan
nusantara digunakan sebagai sinonim untuk menyebut kepulauan Indonesia, Nama Indonesia
berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu indo/ indu yang berarti Hindu/ Hindia dan nesia/
nesos yang berarti pulau. Dengan demikian kata nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata
Indonesia, yang menunjuk pada wilayah (sebaran pulau  pulau) yang berada di antara dua
samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

5
Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa pendapat.
Menurut Prof. Dr. Wan Usman :

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.

a.      Pengertia Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuann bangsa, serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b.  Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk          diusulkan
menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999.

Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
Berdasarkan pendapat  pendapat di atas, secara sedeerhana Wawasan Nusantara berarti cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri
bangsa Indonesia sendiri, serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.

2. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran


yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita  cita dan tujuan nasional.
Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan Visional dalam menyelenggarakan
kehidupan Nasional.
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai
berikut :
Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan
idiil.
Undang  Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.

Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan Visional.


Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
GBHN sebgai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar Nasional,
berkedudukan sebagai landasan operasional.

Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang  undangan.
Paradigma nasional ini secara structural dan fungsional mewujudkan keterkaitan hierarkis
pyramidal  dan secara instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

6
B. Latar belakang Konspesi Wawasan Nusantara

Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara adalah


sebagai berikut :

Aspek Historis

Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :

a. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah,
kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan,
kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri bangsa
Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia
justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu
ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
b. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis  wilayah Indonesia
adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini masih
terpisah0pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut territorial Hindia
Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya ordonansi tersebut , laut atau
perairan yang ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai
perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan terjajah, hal ini jelas
merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan tersebut tidak mendudkung
kita  dalam mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa
keluar dari keadaan tersebut kita membutuhkan semangat kebangsaan yang
melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia
sebagai wilayah yang utuh  tidak lagi terpisah  baru terjadi 12 tahun kemudian setelah
Indonesia merdeka yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan
yang selanjutnya disebut sebagai  Deklarasi Djuanda pada  13 Desember 1957. Isi
pokok dari deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi
sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi
1939. Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang
perairan Indonesia yang berisi :

1. Perairan Indonesia adalah laut  wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman


Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam
dari garis dasar.

7
Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara dimana laut tidak
lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan Indonesia
diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional. Melalui perjuangan
panjanag akhirnya Konferensi PBB tanggal 30 April menerima “ The United Nation
Convention On The Law Of the Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982
tersebut Indonesia diakui sebagai negara dengan asas Negara Kepulauan (Archipelago State).

C. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Insdonesia

Geopolitik berasal dari dua kata yaitu “Geo” dan “Politik”. “Geo” artinya bumi/ planet
bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang yaitu sistem dalam hal
menempati suatu ruang di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi berkaitan dengan
interelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. “Politik” berarti kekuatan
yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif
kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.

Jadi, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam
wujud kebijaksanaan nasional yang didukung oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti
luas) suatu negara, yang apabila dijalankan dan berhasil akan berdampak langsung kepada
system politik sebuah negara. Geopolitik juga dimaknai sebagai penyelenggaraan Negara
yang setiap kebijakannya dihubungkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau
tempat tinggal sebuah bangsa.

1. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia dalam konteks Wawasan Nusantara

Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara.


Bagi bangsa Indonesia, geopolitik adalah pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-
faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya.

Karena bagi Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan
ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.

2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

Geopolitik merupakan pertimbangan dasar dalam penyelenggaraan negara berdasarkan letak


geografisnya. Untuk memenangkan suatu perlombaan, kita wajib memahami medan sehingga
mengetahui strategi terbaik apa yang harus diterapkan dalam perlombaan tersebut. Sama halnya
dengan negara, suatu negara membutuhkan geopolitik untuk menentukan pembinaan politik
nasional berdasarkan kondisi dan situasi geografis dalam mencapai tujuan negara tersebut.
Indonesia sebagai negara kepulauan dan bangsa yang majemuk mempunyai geopolitik tersendiri,
yaitu wawasan nusantara.

8
Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap lingkungannya,
Bangsa Indonesia memandang wawasan nusantara sebagai visi dan perwujudan kebhinekaan
(keberagaman) yang ada di Indonesia. Hakikat dari wawasan nusantara ini adalah menyatukan
perbedaan dan batasan wilayah di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke sehingga
terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersatu dan utuh dalam
mencapai tujuan nasional Indonesia.

Wawasan Nusantara Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
Indonesia yang berdasarkan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang
berdasarkan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena dasar pemikiran
Wawasan Nusantara terdiri atas dasar pemikiran berdasarkan filsafat, kewilayahan, sosial budaya,
dan kesejarahan.

3. Tujuan Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

1. Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang


serba berubah, dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social serta mengembangkan suatu kerja sama
dan saling menghormati.
2. Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap
aspek kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan.

4. Manfaat Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional.


2. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional.
3. Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang
keutuhan wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
4. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi
sumber daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
5. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.

D. Perwujudan Wawasan Nusantara

    Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi
pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi
berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :

1.     Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila

9
            Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai
dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia
sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang.
Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan
aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta
upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.

2.     Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional

a.       Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik


            Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan
nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

b.      Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


            Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara
mencerminkan tanggung jawab pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan
kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu
sendiri.
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha
bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.

c.       Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya


            Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan
sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau
kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya
adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya
bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

d.      Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan


            Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap
bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan

10
bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap
warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

3. Penerapan Wawasan Nusantara

            Selain itu untuk menambah perwujudan wawasan nusantara kita juga harus  tahu
semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika atau Kesatuan dan seringkali
diterjemahkan dengan kalimat “Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu”..
            Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesia
melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan
geostrategi yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah
daratan, lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu
kesatuan ideologi ,politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan.

a. Aspek ideologi
            Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak
dan daya pikir, sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesama, lingkungan,
alam semesta dan dengan Penciptanya.Dengan demikian nilai-nilai Pancasila sesungguhnya
telah bersemayam dan berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa Indonesia,
termasuk dalam menggali dan mengembangkan Wawasan Nasional
            Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai
dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia
sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang.
Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan
aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta
upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
            Salah satu Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita
amati fenomenanya antara lain :
·   Terjadinya kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika hidup
bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.
·   Gaya hidup yang Hedonistik, materialistik konsumtif dan cenderung melahirkan sifat
ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan sikap individualistik.
·   Timbulnya gejala politik yang berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan kekerasan,
sehingga hukum sulit ditegakkan.
·   Persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung bermusuhan,
anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung anarkhis.
·   Birokrasi pemerintahan terlihat semakin arogan berlebihan, cenderung KKN dan sukar
menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Pemberan-tasan korupsi yang berakar pada
birokrasi ini yang terasakan amat sulit karena telah membudaya.
            Dalam era globalisasi pada saat ini sangatlah diperlukan keyakinan akan sebuah
ideologi agar selalu berada pada jalur yang terus menuju tujuan bangsa Indonesia. Banyak

11
sekali yang harus kita lakukan,contohnya adalah memahami apa arti dari sebuah bangsa dan
tidak berbuat perbuatan yang merendahkan martabat bangsa Indonesia.

b.  Aspek politik
            Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan
nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
            Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan
wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan
udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh
menyeluruh. Berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945
(Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan
nasional.            Dalam hal ini Perwujudan Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Politik, dapat di artikan :
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup, dan kesatuan bagi seluruh bangsa serta
menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b) Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa
daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluas-luasnya.
c) Secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d) Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam
arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan
nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada
kepentingan nasional.

c. Aspek Ekonomi
            Aktualisasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi bertujuan agar
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Disamping itu
memncerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
kebutuhan masyarakat antara daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam

12
itu sendiri. Dalam bidang ekonomi, implementasi wawasan nusantara akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
            Di samping itu, juga dapat mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya
alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta
kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
          Prinsip-prinsip implementasi wawasan nusantara dalam bidang ekonomi yaitu :
1. Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan
milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia
secara merata.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah tanpa    
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah masing-masing dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
3. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha
bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk
kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.

            Contoh implementasi wawasan nusantara dalam bidang ekonomi yang perlu kita
perhatikan diantaranya yaitu :
 Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi
khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan
minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena
itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor
pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
 Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antardaerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya
dalam keadilan ekonomi.
 Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

d. Aspek Sosial dan Budaya


            Budaya/kebudayaan secara etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh
kekuatan budi manusia. Kebudayaan diungkapkan sebagai cita, rasa dan karsa (budi,
perasaan, dan kehendak). Sosial budaya adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk
oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial diantara
anggota-anggotanya.
            Secara universal kebudayaan masyarakat Indonesia bersifat heterogen dengan unsur-
unsur :
 Sistem religi dan upacara keagamaan
 Sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
 Sistem pengetahuan
 Bahasa
 Keserasiaan
 Sistem mata pencaharian
 System teknologi dan peralatan

13
            Sesuai dengan sifatnya, kebudayaan merupakan warisan yang bersifat memaksa bagi
masyarakat  artinya setiap generasi yang lahir dari suatu masyarakat dengan serta merta
mewarisi norma-norma budaya dari generasi sebelumnya. Warisan budaya diterima secara
emosional dan bersifat mengikat ke dalam (Cohesivness) sehingga menjadi sangat sensitif.
            Berdasar ciri dan sifat kebudayaan serta kondisi dan konstelasi geografi, masyarakat
Indonesia sangat heterogen dan unik sehingga mengandung potensi konflik yang sangat
besar, terlebih kesadaran nasional masyarakat yang relatif rendah sejalan dengan terbatasnya
masyarakat terdidik.
Selain bersifat heterogen adapula yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :
 Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari
segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan
di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah
tertinggal.
 Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar
budaya.

e. Aspek Pertahanan dan Keamanan


            Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi Ketahanan
Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dan dapat dikatakan bahwa
Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling
mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan barbangsa dan bernegara agar
tetap jaya dan berkembang seterusnya.
            Wujud pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas pertahanan dan keamanan Negara, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya,
serta mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal segala bentuk ancaman.  Adapula
system  pertahanan dan keamanan rakyat semesta yaitu ditandai dengan :
1. Pandangan bangsa Indonesia tentang “Perang dan Damai” : bangsa Indonesia cinta
dan damai dan tidak menghendaki perang. Pertikaian diusahakan penyelesaiannya
secara damai, walaupun demikian bangsa Indonesia lebih cinta dengan kemerdekaan
dan kedaulatannya. Perang adalah usaha terakhir, bila usaha damai tidak tercapai
2. Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan NKRI dilandasi oleh landasan idil
pancasila, landasan konstitusional, UUD 1945, dan landasan visional wawasan
nusantara.
3. Pertahanan dan keamanan Negara merupakan usaha nasional terpadu yang melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional, dengan semangat tanpa mengenal menyerah.
Dirumuskan dalam Doktrin Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
            Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan akan menumbuhkan kesadaran
cinta tanah air dan bangsa yang lebih lanjut . Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa
serta beda Negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakan partisipasi setiap
warga Negara Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk ancaman seberapa pun kecilnya

14
dan dari manana pun datangnya atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa
dan kedaulatan Negara dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional wawasan
nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap perundang-undangan yang berlaku
pada setiap strata diseluruh wilayah Negara.
          Disamping itu, wawasan nusantara dapat di implementasikan kedalam segenap pranatai
sosial yang berlaku di masyarakat dalam ulasan kebhinekaan sehingga mendinamiskan
kehidupan sosial yang akrab, peduli, toleran, hormat, dan tahu hukum. Semua itu
menggambarkan sikap, paham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi
sebagai identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

E. Otonomi Daerah Indonesia


Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak


mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan
negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan
pemerintahan; dan
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang
Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa
Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi
di bidang ketatanegaraan.

Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi di


Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan
sebagian keku/asaan dan kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk
mengatur dan mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut. Adapun titik
berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada Daerah Tingkat II (Dati II)dengan beberapa
dasar pertimbangan.

1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga


risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif
minim;
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat relatif dapat lebih efektif;
3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah
yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.
Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah:

1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi objektif di
daerah;
2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk
memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air; dan

15
3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik
dan maju

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Wawasan Nusantara sebagai pandangan bangsa Indonesia yang dibangun atas


pandangan geopolitik bangsa terhadap lingkungan tempat tinggalnya secara keseluruhan.
Konsep Wawasan Nusantara yang berdasarkan segi historis dan geografis sosial budaya
menegaskan bahwa Indonesia dengan kebhinekaannya adalah satu kesatuan yang saling
terpaut. Sebagai landasan Visional, Wawasan Nusantara berperan penting dalam
mewujudkan tujuan bangsa dalam pembangunan Nasional

SARAN

Kita sebagai masyarakat Nusantara harus senantiasa menjujung tinggi derajat dan
kedaulatan negara dengan banyak cara¸ seperti melalui politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Wawasan nusantara merupakan hal yang penting bagi membangun mental masyarakat
bangsa, dengan wawasan itu mungkin masyarakat dapat lebih sadar terhadap lingkungan
sekitar.

16
DAFTAR PUSTAKA

 http://calonsarjanabangsa.blogspot.com/2018/12/makalah-wawasan-nusantara.html?m=1

 http://articontohnya.blogspot.com/2013/06/latar-belakang-konsepsi-wawasan.html

 https://kodim-0818.id/wawasan-nusantara-sebagai-geopolitik-indonesia/

 http://misbachim.blogspot.com/2015/01/perwujudan-wawasan-nusantara-dalam.html

 https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah_di_Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai