Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dismenorea

2.1.1 Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik

dari uterus,disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses

terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan yaitu masa proliferasi,

masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid. Dalam proses ovulasi, yang

memegang peranan penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan

ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarium axis) ( Proverawati & Misaroh,

2009 ).

Menurut Kamriantiramil (2011). Siklus menstruasi wanita sangat

bervariasi hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 15%

yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki

siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah

kesuburan. Panjang siklus mestruasi bisa di hitung dari hari pertama,

periode mestruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari

pertama dan kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari

sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar di dalam otak melepaskan

hormon yang disebut follicle stimulating hormone (FSH) kedalam aliran


darah membuat sel-sel telur disebut tumbuh di dalam ovarium. Salah satu

atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur

lainya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai memproduksi

hormon yang disebut ekstrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah.

Hormon ektrogen dan hormon FSH membantu sel telur yang

dominan tersebut tumbuh yang kemudian memberi signal kepada rahim

agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormon

ektrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina

untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim,

ketika sel telur telang matang, sebuah hormon telah dilepaskan dari

dalam otak yang disebut dengan Luteinizing hormone (LH). Hormone ini

dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur

yang telah matang dari ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini

sperma masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut

memiliki kesempatan yang lebih besar untuk di buahi. Sel telur yang

telah di buahi memerluka beberapa hari untuk berjalan untuk menuju

tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya menanamkan diri di

dalam rahim. Kemudian sel telur tersebut akan membelah diri dan

memproduksi hormon Human chorionic ganadotrhopin (HCG). Hormon

tersebut membantu pertumbuhan embiro kedalam rahim. Jika sel telur

yang telah di lepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometruim akan

meluruh dan terjadilah proses menstruasi.


2.1.2 Definisi Dismenorea

Dismenorea Merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.

Istilah dismenorea biasa dipakai untuk nyeri yang cukup berat. Dalam

kondisi ini, penderita harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik

atau memeriksakan ke dokter dan mendapatkan penanganan, perawatan,

atau pengobatan yang tepat (Anugroho, 2011).

Dismenorea adalah nyeri sewaktu menstruasi.Dismenorea terdiri dari

gejala yang komplek berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke

punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan

gejala neurologis seperti kelemahan umum (Dewi, 2012).

Dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan

produksi zat prostagladin.seringkali dimulai segera setelah mengalami

menstruasi pertama (manarche).nyeri berkurang setelah

menstruasi,namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama

periode menstruasi (proverawati & Misaroh, 2009)

2.1.3 Klasifikasi Dismenore

Klasifikasi disminorea menurut Anurogo & Wulandari (2011) di

bagi menjadi dua, yaitu disminorea primer dan disminorea sekunder

2.1.3.1 Dismenorea Primer

Disminorea primer adalah nyeri haid yang di jumpai tanpa

kelainan alat-alat genetalia yang nyata. Disminorea primer biasanya

terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah haid pertama.


1. Penyebab disminorea primer

a. Faktor endokrin. Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus

luteum. Hormon progesteron menghambat atau mencegah kontraktilias

uterus sedangkan hormon ekstrogen merangsang kontraktilitas uteus.

Di sisi lain, endometrium dalam fase sekresi memproduksi

prostagladin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika

kadar prostagladin yang berlebihan memasuki peredaran darah maka

selain disminorea dapat juga di jumpai efek lainya seperti nausea

( mual), muntah, diare flushing ( respon invulenter tak terkontrol) dari

sistem syaraf yang memicu pelebaran pembulu kapiler kulit, dapat

berupa warna kemerahan atau sensasi panas. Jelaslah bahwa

peningkatan kadar prostagladin memegang peranan penting pada

timbulnya disminorea primer.

b. Kelainan organik, seperti retrofleksia uterus ( kelainan letak arah

anatomis rahim), hipospadia uterus ( perkembangan rahim yang

lengkap), obtruksi kanalis servikalis ( sumbatan saluran jalan lahir),

mioma submukosa bertangkai ( tumor jinak yang terdiri dari jaringan

otot ), dan polip endometrium.

c. Faktor kejiwaan atau gangguan pisikis, seperti rasa bersalah, ketakutan

seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan

maslah jenis kelaminnya, dan imaturitas ( belum mencapai

kematangan)
d. Faktor konstitusi, seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat

mempengaruhi timbulnya disminorea

e. Faktor alergi, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada

hubungan antara disminorea dengan urtikaria ( biduran), migrain, dan

asma

2. Faktor resiko disminorea primer

a. Usia saat menstruasi pertama kurang dari 12 tahun

b. Belum pernah melahirkan anak

c. Haid memanjang atau dalam waktu lama

d. Merokok

e. Riwayat keluarga positif terkena penyakit

f. Kegemukan

3. Manifestasi klinis disminorea primer

Disminorea primer hampir selalu terjadi saat siklus ovulasi ( ovulatory

cycles) dan biasanya muncul dalam setahun setelah haid pertama. Pada

disminorea primer klasik, nyeri di mulai bersamaan dengan onset haid atau

hanya sesaat sebelum haid dan bertahan atau menetap selama 1-2 hari.

Nyeri di deskripsikan sebagai spasmodik dan menyebar ke bagian

belakang ( punggung) atau paha atas atau tengah.

Berhubungan dengan gejala-gejala umum, seperti berikut :

a. Malaise ( rasa tidak enak badan)

b. Fartigue ( lelah)

c. Nausea ( mual) dan vomiting ( muntah)


d. Diare

e. Nyeri punggung bawah

f. Sakit kepala

g. Kadang-kadang dapat juga di sertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan

cemas, gelisah, hingga jatuh pingsan

h. Potret klinis disminorea primer termasuk onset segera setelah haid

pertama dan biasanya berlangsung sekitar 48-72 jam, sering mulai

beberapa jam sebelum atau sesudah setelah haid.

4. Ciri-ciri Disminorea Primer

Ciri-ciri disminorea primer menurut Edmundson ( 2006), disminorea

primer memiliki ciri khas sebagai berikut :

a. Onset dalam 6-12 bulan setelah haid pertama

b. Nyeri pelvis atau perut bawah di mulai dengan onset haid dan berakhir

selama 8-72 jam

c. Nyeri punggung

d. Nyeri paha di medial atau interior

e. Sakit kepala

f. Diare

g. Nausea (mual) vomiting ( muntah)

5. Karakteristik Disminorea Primer

Menurut Badziad (2003), karakteristik disminorea primer dapat di uraikan

sebagai berikut :

a. Nyeri sering di temukan pada usia muda


b. Nyeri sering timbul segera setelah haid mulai teratur

c. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan kadang di sertai mual,

muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala

d. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama

atau kedua haid

e. Jarang di temukan kelainan genetalia pada pemeriksaan ginekologis

f. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikametosa

2.1.3.2 Dismenorea Sekunder

Disminorea sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid

pertama, tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahun, setelah

tahun-tahun normal dengan siklus tanpa nyeri. Peningkatan siklus

prostagladin dapat berperan pada disminorea sekunder. Namun, penyakit

pelvis yang menyertai haruslah ada. Penyebab yang umum, diantaranya

termasuk endometriosis ( kejadian dimana jaringan endometrium berada

di luar rahim, dapat di tandai dengan nyeri haid), adenomyosis (bentuk

endometriosis yang invasive), polip endometrium ( tumor jinak di

endometrium), chronic pelvis infamatory disease ( penyakit radang

panggul menahun), dan penggunaan peralatan kontrasepsi atau IUD

intrauterine (contraceptive) device.

1. Penyebab disminorea sekunder

Beberapa penyebab disminorea sekunder antara lain:

a. Intrauterine contraceptive devices ( alat kontrasepsi dalam rahim

b. Adenomyosis ( adanya endometrium selain di rahim)


c. Uterine myoma ( tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot),

terutama mioma submukosum ( bentuk mioma uteri)

d. Uterine polyps (tumor jinak di rahim)

e. Adhesions ( pelekatan)

f. Stenosis atau striktur serviks, striktur kanalis servikals, varikosis

pelvik, dan adanya AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

g. Ovarian cysts ( kista ovarium)

h. Ovarian torsion ( sel telur terpuntir atau terpelintir)

i. Pelvic congestion syndrome ( gangguan atau sumbatan di panggul)

j. Uterine leiomyoma ( tumor jinak otot rahim)

k. Mittelschmerz ( nyeri saat pertengahan siklus ovulasi)

l. Psychogenic pain ( nyeri psikogenik)

m. Endometriosis pelvis ( jaringan endometrium yang berada di

panggul)

n. Penyakit radang panggul kronis

o. Tumor ovarium, polip endometrium

p. Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan

retrofleksi terfiksasi

q. Faktor psikis, seperti takut tidak punya anak, konflik dengan

pasangan, gangguan libido

r. Allen-masters syndrome ( kerusakan lapisan otot di panggul

sehingga pergerakan serviks (leher rahim) meningkat abnormal).

Sindrom masters allen di tandai dengan nyeri perut bagian bawah


yang akut, nyeri saat bersenggama ( dyspareunia), kelelahan yang

sangat ( excessive fartigue), nyeri panggul secara umum (general

pelvice pain), dan nyeri punggung ( backache).

2. Manifestasi klinis disminorea sekunder

Nyeri dengan pola yang berbeda di dapatkan pada disminorea

sekunder yang terbatas pada onset haid. Ini biasanya berhubungan

dengan perut besar atau kembung, pelvis terasa berat, dan nyeri

punggung. Secara klinis, nyeri meningkat secara progresif selama fase

luteal dan akan memuncak sekitar onset haid.

Berikut adalah gejala klinis dari disminorea sekunder :

a. Disminorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid

pertama

b. Disminorea dimulai setelah usia 25 tahun

c. Disminorea ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksaan fisik,

pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvis inflammatory

disease (penyakit radang panggul), dan pelvis adhesion

(perlengketan pelvis)

d. Sedikit atau tidak ada respons terhadap obat golongan NSAID

(nonstreroidal Anti-infalammatory drug) atau obat anti inflamasi

non-steroid, kontrasepsi oral, atau keduanya.

3. Ciri-ciri Disminorea Sekunder

Ciri-ciri disminorea sekunder menurut Edmundson (2006), disminorea

sekunder memiliki ciri khas sebagai berikut:


a. Onset pada usia sekitar 20-30 tahun, setelah siklus haid yang relatif

tidak nyeri di masa lalu

b. Inferitilits

c. Darah haid yang banyak atau perdarahan yang tidak teratur

d. Rasa nyeri saat berhubungan seks

e. Vaginal

4. Karakteristik Disminorea Sekunder

Karakteristik disminorea sekunder menurut Badziad (2003) dapat di

rumuskan sebagai berikut :

a. Lebih sering di temukan pada usia tua dan setelah dua tahun

mengalami siklus haid teratur

b. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat kebersamaan dengan

keluarnya darah haid

c. Sering di temukan kelainan ginekologis

d. Pengobatanya sering kali memerlukan tindakan operatif

2.1.4 Pembagian Klinis Dismenorea

Pembagian klinis dismenorea menurut (Calis, 2011 dalam Lestari, 2013),

yaitu :

1.Nyeri spasmodik

terasa dibagian bawah perut dan berawal sebelum masa

menstruasi atau segera setelah masa menstruasi mulai. Banyak


perempuan terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri

itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun

2.Nyeri Kongestif

Penderita dismenorea kongestif yang biasanya akan tahu

sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa menstruasinya akan

segera tiba. Mereka mungkin akan mengalami pegal, sakit pada buah

dada, perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit

kepala, sakit punggun, pegal pada paha, merasa lelah,mudah

tersinggung, kehilangan keseimbangan, tidur terganggu.

2.1.5 Komplikasi Dismenorea

Komplikasi disminorea menurut Anurogo & Wulandari ( 2011) yang

mungkin terjadi pada penderita haid, yaitu sebagai berikut :

1. Jika diagnosis disminorea sekunder di abaikan atau terlupakan maka

patologi ( kelainan atau gangguan yang mendasari dapat memicu

kenaikan angka kematian, termasuk kemandulan

2. Isolasi sosial ( merasa terasing atau di kucilkan ) dan depesi

2.1.6 Prognosis Dismenorea

Prognosis adalah presiksi penyakit di masa mendatang menurut Anurogo

& Wulandari (2011), sebagai berikut :

1. Prognosis untuk disminorea primer baik sekali dengan penggunaan

NSAID
2. Prognosis untuk disminorea sekunder bervariasi tergantung pada

proses penyakit yang mendasarinya.

2.1.7 Usia Rawan Dismenorea

Tidak ada batasan usia secara pasti yang menunjukkan

bahwa dismenorea hanya terjadi pada usia tertentu. Setiap

permepuan yang masih usia produktif dan mengalami menstruasi

berpotensi terkena dismenorea.

Dismenorea biasanya bersifat subyektif dan intensitasnya

sulit dinilai. Penyebab dan riwayat penyakit juga belum dapat di

pecahkan secara memuaskan. Selalu ada kasus khusu dan menarik

dalam setiap kejadian pada penderita dismenorea.walaupun secara

acak, kita dapat menemukan banyak sekali perempuan yang

mengalami dismenorea (Anurogo, 2011).

2.1.8 Pencegahan Dismenorea

Langkah-langkah pencegahan disminorea menurut Anurogo &

Wulandari (2011) adalah sebagai berikut :

1. Hindari stress. Sebisa mungkin hidup dengan tenang dan bahagia.

Tidak usah terlalu banyak fikiran, terutama fikiran negatif yang

menimbulkan kecemasan-kecemasan. Putuskan saja untuk bersyukur

apapun keadaan kita dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup.

2. Miliki pola makanan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai,

memenuhi standart 4 sehat 5 sempurna. Apabila tidak tahu berapa


kadar dan porsi gizi yang di pelukan setiap hari agar sesuai dengan

keperluan, datanglah ke dokter atau ahli gizi. Sayur dan buah-buahan

mutlah di perlukan untuk hidup sehat.

3. Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yang

cendrung asam dan pedas.

4. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak selalu lelah, dan

tidak menguras energi secara berlebihan.

5. Tidur yang cukup, sesuai standart keperluan masing-masing 6-8 jam

sehari sesuai dengan kebiasaan.

6. Rajin minum susu dengan kalsium tinggi. Jika tidak gemar minum

susu, bisa di ganti dengan makanan atau suplemen tinggi kalsium.

Konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan ukuran dan porsi yang

sesuai.

7. Lakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari.

Olahraga yang di pilih tidak harus olahraga berat. Anda dapat sekedar

berjalan-jalan santai selama 30 menit, jogging ringan, senam ringan,

maupun bersepeda. Pilihan yang paling sesuai pada kondisi masing-

masing. Olahraga secara teratur dapat mempelancar aliran darah pada

otot di sekitar rahim sehingga akan meredakan rasa nyeri pada saat

haid.

8. Lakukan peregangan ( stretching) anti nyeri haid setidaknya 5-7 hari

sebelum haid. Untuk dapat memastikan waktu secara tepat, buatlah


kalender haid untuk mencatat jadwal datang dan berakhirnya haid

setiap bulan. Peregangan ini di lakukan untuk meredakan nyeri haid

9. Menjelang haid, cobalah berendam dengan air hangat yang di beri

garam mandi dan beberapa tetes minyak essensial bunga lavender

atau sesuai dengan selera masing-masing. Kedua bahan ini dapat di

beli di SPA atau toko-toko bahan kecantikan. Berendamlah selama

10-15 menit dan rasakan kesegaran serta rileks di seluruh tubuh. Cara

ini membantu mempelancar peredaran darah dalam tubuh sehingga

mencegah terjadinya nyeri haid.

10. Usahakan tidak mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri jika semua cara

pencegahan tersebut tidak mengatasi nyeri. Lebih baik segera

kunjungi dokter untuk mengetahui penyebab nyeri haid yang

berkepanjangan. Bisa saja ada kelainan rahim atau penyakit lainya.

11. Selama masa haid jangan melakukan olahraga berat atau bekerja

berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan.

12. Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun coklat karena

akan memicu bertambahnya kadar estrogen.

13. Jangan makan segala sesuatu yang dingin secara berlebihan, misalnya

es krim. Perbanyak makanan buah, sayur, makanan berkadar lemak

rendah, konsumsi vitamin E, vitamin B6, dan minyak ikan untuk

mengurangi peradangan.

14. Suhu panas merupakan ramuan tua yang perlu di coba. Gunakan

heating pad ( bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air
panas di perut dan punggung bawah, serta minum-minuman yang

hangat. Pengaruhnya langsung meredakan nyeri.

15. Pada kasus yang sangat jarang dn ekstrim, kadang di perlukan eksisi

pada syaraf uterus.

16. Terapi alterntif yang patut di coba adalah memvisullisasikan diri

setiap hendak datang haid, yaitu visualisasi bahwa haid tidak sakit

dan tidak perlu mengganggu aktivias. pemusatan pikiran bahwa haid

tetap nyaman dan bisa beraktivitas seperti biasa sangatlah penting. Ini

akan menyebabkan tubuh bereaksi membentengi diri sehingga haid

dapat terjadi tanpa nyeri.

17. Pijatan dengan aroma terapi juga dapat mengurangi rasa tidak

nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan

telunjuk pada perut bagian bahwa akan membantu mengurangi nyeri

haid.

18. Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton filem juga

dapat membantu mengurangi rasa sakit

2.1.9 Konsep Nyeri

2.1.9.1 Pengertian Nyeri

Nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan

ektensinya di ketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri,

2007). Menurut Internasional Association for Study of Plain ( IASP),

nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak


menyenangkan yang di dapat terkait dengan kerusakan jaringan

aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadi

kerusakan.

Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi

pada suatu bagian tubuh (Judha, Sudarti (dkk) 2012).Nyeri adalah

alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan

kesehatan.Nyeri terjadi bersama banyak peroses penyakit atau

bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan

(Brunner & Suddarth 2001).Menurut Suzzane C. Smeltzer (2002)

Nyeri dalam keperawatan adalah apapun yang menyakitkan tubuh

yang dikatakan individunyang mengalaminya, yang ada kapan pun

individu mengatakannya.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan nyeri merupakan perasaan

yang tidak menyenangkan yang dapat menganggu metabolisme tubuh

untuk beraktifitas, kondisi ini akan bertambah parah bila di sertai

dengan kondisi psikis yang tidak stabil, seperti stress, depresi, cemas

berlebihan, dan keadaan sedih atau gembira yang berlebihan.

2.1.9.2 Proses Terjadinya Nyeri Dan Manifestasi Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuaran reaksi fisik emosi dan prilaku, nyeri

mengarah pada ketidakmampuan. Seiring dengan peningkatan usia

harapan hidup, banyak orang yang mengalami penyakit kronis dengan

nyeri yang merupakan gejala umum ( Potter & Perry, 2006)


1. Proses terjadinya nyeri

Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung syaraf telanjang

yang di temukkan hampir pada setiap jaringan tubuh. Implus nyeri di

hantarkan ke sistem syaraf pusat (SSP) melalui dua sistem serabut. Sistem

pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin harus bergaris tengah 2-5 µm,

dengan kecepatan hantaran 6-30 m/ detik. Sistem kedua terdiri dari serabut

C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran

0,5-2 m/ detik. Serabut Aδ berperan dalam menghantarkan “ Nyeri cepat”

dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi,

sedangkan serabut C menghantarkan “Nyeri lambat” dan menghasilkan

presepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak. Pusat nyeri

terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus

spinotalamus lateral dan implus nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini

ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini

implus di teruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.

Proses terjadinya nyeri menurut Potter & Perry (2006), meliputi:

a. Transduksi

Merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri ( noxious stimuli) dirubah

menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung syaraf.

Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik ( tekanan), suhu (panas) atau kimia

(subtansi nyeri). Terjadi perubahan patofisiologis karena mediator-mediator

nyeri mempengaruhi juga nosiseptor diluar daerah trauma sehingga

lingkaran nyeri meluas. Selanjutnya terjadi proses sensitisasi perifer yaitu


menurunya nilai ambang rangsang nosiseptor karena pengaruh mediator-

mediator tersebut di atas dan penurunan pH jaringan. Akibatnya nyeri dapat

timbul karena rangsangan yang sebelumnya tidak menimbulkan nyeri

misalnya rabaan. Sensitisasi perifer ini mengakibatkan pula terjadinya

sensitisasi sentral yaitu hipereksitabilitas neuron pada spinalis,

terpengaruhnya neuron simpatis dan perubahan intraseluler yang

menyebabkan nyeri yang di rasakan lebih lama. Rangsangan nyeri di ubah.

b. Transmisi

Merupakan proses penyampaian implus nyeri dari nosiseptor syaraf perifer

melewati kornodorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi

sepanjang akson berlangsung karena proses polarisasi, sedangkan dari

neuron presinaps ke pasca sinap melewati neuron transmiter.

c. Modulas

Adalah proses pengendalian interna oleh sistem syarat, dapat meningkatkan

atau mengurangi implus nyeri. Hambatan terjadi melalui sistem analgesia

endogen yang melibatkan bermacam-macam neurotransmiter antara lain

endrophin yang di keluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Implus

ini bermula dari area periaquaductuagery (PAG) dan menghambat transimi

implus pre maupun pasca sinaps di tingkat spinalis. Modualasi nyeri dapat

timbul di nosiseptor perifer medula spinalis atau suprasipinal.

d. Presepsi

Presepsi adalah hasil rekonstruksi susunan syaraf pusat tentang implus

nyeri yang di terima. Rokonstruksi merupakan hasil interaksi sistem syaraf


sensori, informasi kognitif (korteks serebri) dan pengalaman emosional

(hipokamus dan amigdala). Presepsi menentukan berat ringannya nyeri

yang di rasakan.

2. Manifestasi fisiologis nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara

yang baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu

menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut, yakni resepsi dan reaksi.

Stimulus penghasil nyeri mengirimkan implus melalui serabut syaraf-

syaraf perifer. Rerabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani

salah satu dari beberapa rute syaraf dan akhirnya sampai ke dalam masa

berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat

berinteraksi dengan sel-sel syaraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri

sehingga tidak mencapai otak atau di transmisi tanpa hambatan ke korteks

serebral, maka otak menginterprestasi kualitas nyeri dan memproses

informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi

kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri

a. Berdasarkan sumbernya antara lain :

1) Cutaneus / superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit / jaringan

subkutan. Biasanya bersifat burning ( seperti terbakar)

Ex : terkena ujung pisau atau gunting


2) Deep somatic / nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligamen,

pempulu darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar dan lebih lama

daripada cutaneus

Ex : sprain sendi

3) Visceral ( pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam rongga

abdomen,cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot,

iskemika, regangan jaringan.

b. Berdasarkan lokalisasi / letak

1) Radiating pain

Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya (ex:

cardiac pain)

2) Referred pain

Nyeri yang di rasakan pada bagian tubuh yang di perkirakan

berasal dari jaringan penyebab

3) Intractable pain

Nyeri yang sangat susah di hilangkan ( ex: nyari kanker maligna)

4) Phantom pain

Sensasi nyeri yang di rasakan pada bagian tubuh yang hilang

5) Berdasarkan penyebab:

Fisik & psycogentic

6) Menurut seranganya

Nyeri akut & nyeri kronis


2.1.9.3 Skala Nyeri

1. Nyeri deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri

yang lebih obyektif. Skala mendeskripsi verbal ( verbal descriptor

scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga lima kata

mendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di spanjang

garis. Pendeskripsi ini di ranking dari “ tidak terasa nyeri” sampai “

nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukan klien skala

tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru

yang di rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri

terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS memungkinkan klien

memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri.

Gambar 2.1 Skala Verbal Descriptor Skale (VDS)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri

Sangat

Berat

Sumber : Potter & Perry (2009)

2. Skala penilaian numerik ( Numerical reting scale NRS) lebih di gunakan

sebagai ganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini klien menilai nyeri

dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif di gunakan sebagai

uji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila di


gunakan skala untuk menilai nyeri maka di rekomendasikan patokan 10

cm.

Gambar 2.2 Skala Numeric Rting Scale (NRS)

Sumber : Krebs, et all. (2007)

Keterangan :

Nilai 0 : Tidak ada nyeri

Nilai 1-3 : Nyeri ringan

Nilai 4-6 : Nyeri sedang

Nilai 7-10 : Nyeri berat

3. Skala analog visual ( visual analog scale, VAS) tidak melebel

subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri

yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya.

Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi

keparahan nyeri.VAS merupakan pengukuran keparahan nyeri yang

lebih sensitife karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik dari

rangkaian daripada memilih dari salah satu kata atau satu angka.
Gambar 2.3 Skala Analog Visual (VAS)

Sumber : Potter & Perry (2009)

Keterangan :

Nilai 0 = Tidak nyeri

Nilai 1-3 = Nyeri ringan, secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik

Nilai 4-6 = nyeri sedang, secara obyektif klien mendesis, dapat

menunjukan lokasi nyeri, dapat mendiskripsikanya, dapat

mengikuti perintah dengan baik

Nilai 7-9 = Nyeri berat, secara obyektif klien tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikanya,

tidak dapat di atasi dengan alih posisi nafas panjang dan

distraksi

Nilai 10 = Nyeri sangat berat, klien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul

2.1.9.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain :

1. Usia
Tidak ada batasan usia secara pasti yang menunjukkan bahwa nyeri

haid hanya terjadi pada usia tertentu. Setiap perempuan yang masih

berusia produktif dan mengalami haid berpotensi mengalami nyeri

haid. Sedangkan menurut teori Hendrik (2006) usia perempuan

semakin tua kejadian nyeri haid jarang di temukan

2. Lama Menstruasi

Semakin lama menstruasi terjadi, maka makin sering uterus

berkontraksi, akibatnya semakin banyak pula prostagladin yang

dikeluarkan. Akibat produksi prostagladin yang berlebihan, maka

timbul rasa nyeri. Selain itu kontraksi uterus yang terus-menerus

juga menyebabkan suplay darah ke uterus berhenti sementara

sehingga terjadilah nyeri menstruasi (Shanon, 2006)

3. Siklus Haid

Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarak

haid yang setiap bulanya relativ tetap yaitu selama 28 hari. Jika

berlebihanpun perbedaan waktunya tidak terlalu jauh berbeda, tetapi

pada kisaran 21-35 hari dihitung pada hari pertama haid sampai

bulan berikutnya (Judha Mohammad, 2012)

4. kejiwaan

Kondisi kejiwaan yang tidak stabil pada wanita akan mengaktivasi

hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem yaitu

simpatis dan sistem korteks adrenal. Paparan ketidak stabilan kondisi

emosional ini akan meningkatkan hormon adrenalin,tiroksin dan


kortisol yang berpengaruh secara signifikan pada hemeostasis. Hal

inilah yang menyebabkan vasokontriksi pada daerah yang terkena

nyeri. Sehingga menimbulkan efek penekanan pada pembulu darah

yang dapat menyebabkan nyeri haid

5. Keletihan atau cemas

Keletihan dapat meningkatkan persepsi nyeri dan rasa kelelahan

menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurukan

kemampuan koping.Hal ini terjadi karena masalah pada setiap

individu yang menderita penyakit dalam jangka waktu yang lama.

6. Berat Badan

Faktor lain yang mempengaruhi nyeri menstruasi adalah kelebihan

berat badan yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk yang di

warisi,atau di peroleh dirinya sendiri. Hal ini disebabkan oleh

produksi hormon ekstrogen akibat adanya kelebihan kolestrol,

dimana kolestrol merupakan prekusor dari ektrogen. Perubahan

hormon bisa terjadi akibat timbunan lemak pada perempuan yang

mengalami obesitas.timbunan lemak memicu pembuatan hormon

terutama ekstrogen. Pada perempuan obesitas ektrogen tidak hanya

diproduksi oleh ovarium tetapi juga diproduksi oleh lemak yang

berada dibawah kulit. Ektrogen ini menyebabkan meningkatkan

kontraksi uterus. Dimana akan menyebabkan nyeri pada saat

menstruasi. Menurut WHO 1985 bahwa pembatas berat badan


normal orang dewasa di tentukan dengan nilai body mass index

(BMI) atau IMT rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT = berat badan (Kg)/ tinggi berat badan (m) x tinggi badan (cm)

dengan kategori :

a. Kurus = < 18,5

b. Normal= 18,5-24,9

c. Gemuk = > 24,9

2.1.10 Penanganan Dismenorea

1. Tindakan Farmakologi

Terapi pengobatan dismenorea adalah menekan adalah

menekan ovulasi dengan memberikan kontrasepsi oral atau memberikan

salah satu inhibitor sintetase prostaglandin NSAIDS (Non-Steroidal

Anti Inflamation Drug) Seperti asam mefenamat. Ibu profen, natrium

diklofenat atau naproxen. Efektifitas pengobatan masing masing obat

nampaknya berbeda sedikit. NSAIDS (Non-Steroidal Anti Inflamation

Drug) mungkin lebih disukai oleh wanita yang tidak menginginkan

penggunaan hormon dan lebih suka menggunakan obat obatan dalam

jangka waktu sesingkat mungkin. obat ini di gunakan pada saat timbul

nyeri pertama kali dan diteruskan hingga 5 hari. Dismenorea reda pada

95 peesen kasus,baik dengan kontrasepsi oral maupun NSAIDS. Jika

pilihan pengobatan gagal mengurangi dismenorea pilihan lain dapat

dicoba (Liewelly, 2009).


2. Penanganan Non Farmakologis

Berikut adalah cara penanganan non farmakologis untuk mengatasi

disminorea menurut Laila (2011) sebagai berikut:

a. Mengkompres dengan suhu panas

Suhu panas merupakan ramuan tradisional turun-temurun yang patut

di coba. Gunakan beating pad ( bantal pemanas), kompres handuk,

atau botol berisi air panas ( hangat) tepat pada bagian yang terasa

kram ( bisa perut atau pinggang bagian belakang). Suhu panas di

ketahui bisa meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot rileks, rasa

nyeri pun akan berangsur hilang.

b. Minum air hangat

Minum-minuman yang hangat juga berkhasiat untuk mengurangi rasa

sakit pada saat menstruasi. Sebab, minuman hangat dapat memberikan

sensasi menghangatkan tubuh. Suhu panas yang di berikan mampu

meminimalkan otot yang berkontraksi agar lebih rileks. Minuman

hangat, seperti teh dan jahe bisa membuat tubuh rileks serta pikiran

menjad fresh dan siap beraktivitas kembali.

c. Minuman air putih minimal delapan gelas setiap hari

Minum hingga minimal delapan gelas air putih setiap hari dapat

mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Bukan itu saja, minum

minimal delapan gelas air putih setiap hari juga dapat bermanfaat

mengusir toksin dalam tubuh dan menjaga tubuh agar tetap terpenuhi

cairanya. Sehingga, anda tidak mudah lelah dan tubuh pun terasa lebih
sehat. Minum lebih banyak air putih saat menstruasi juga di lakukan

untuk mencegah penggumpalan cairan dan melancarkan peredaran

saluran darah. Hal ini membuat tubuh tetap terasa sehat dan nyaman

walaupun menstruasi datang.

d. Mandi dengan air hangat

Selain menyenangkan, mandi air hangat juga cukup ampuh untuk

menghilangkan rasa sakit saat menstruasi. Rasa hangat yang di

salurkan kedalam tubuh saat mandi air hangat berkhasiat meredakan

rasa nyeri yang muncul. Dengan mandi air hangat, kontraksi otot

dapat diminimalkan,tubuh terasa segar, serta membuat otot perut dan

semua otot tubuh menjadi rileks. Hal ini patut di coba untuk

menghilangkan rasa nyeri yang anda rasakan saat haid.

e. Istirahat yang cukup

Cara ini merupakan salah satu resep kuno yang juga mampu

menghilangkan berbagai macam penyakit, tak terkecuali sakit saat

menstruasi. Saat menstruasi datang, istirahat untuk meredakan rasa

sakit dapat di lakukan dengan banyak cara, misalnya tidur, duduk-

duduk sambil menenagkan diri, atau bersantai sembari menonton

filem. Ketika menstruasi, istirahtlah yang cukup di perlukan untuk

mengistirahatkan otot-otot yang tegang saat berkontraksi meluruhkan

lapisan endometrium.

f. Tidur dengan baik pada malam hari


Tidur dengan baik pada malam hari merupakan hal yang sangat

membantu dalam mengurangi sakit saat menstruasi. Tidur yang baik

adalah tidur yang di lakukan dengan niat untuk melepaskan penat dan

mengistirahatkan diri. Cobalah untuk melepaskan sejenak masalah

yang ada sebelum tidur malam. Sebab, jika sebelum tidur terdapat

pikiran yang mengganggu, tidurpun tidak akan tenang dan justru

membuat kualitas tidur yang buruk. Akibatnya, otak dan tubuh

menjadi tidak sehat serta nyeri menstruasi pun tidak berkurang.

g. Berolahraga secara teratur ( termasuk banyak berjalan)

Beberapa perempuan mencapai kondisi yang lebih ringan melalui

olahraga. Dengan olahraga, hasil yang di dapat tidak hanya

mengurangi stress yang biasanya timbul saat PMS dan

menstruasi,tetapi juga bisa meningkatkan produksi endorfin otak dan

penawar sakit alami tubuh. Olahraga secara teratur akan membantu

anda melakukan aktivitas dan rutinitas harian tanpa gangguan nyeri

haid. Selesai berolahraga, pastikan tubuh cukup mendapat asupan

makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.

h. Melakukan aroma terapi

Aroma terapi dapat di gunakan untuk menghilangkan rasa sakit saat

menstruasi. Sebab, aroma terapi mampu memberikan sensasi yang

menenangkan diri dan otak, serta setress yang di rasakan. Jika pikiran

anda merasa tenang dan rileks, maka akan tercipta suasana yang

nyaman, dan nyeri haid pun dapat berkurang. Karena stress juga dapat
memicu timbulnya rasa nyeri, maka berusahalah untuk menghindari

stress saat menstruasi.

i. Berendam dalam air hangat yang di beri aroma terapi

Cara ini merupakan penggabungan cara unsur air hangat dan aroma

terapi. Air hangat berfungsi meminimalkan kontraksi otot, sedangkan

aroma terapi berfungsi memberikan sensasi tenang, nyaman, dan

rileks. Cara ini merupakan kombinasi yang baik untuk menghilangkan

sakit saat menstruasi.

j. Melakukan pemijatan

Pemijatan dapat di lakukan untuk mengurangi nyeri yang di rasa.

Pijatan yang di lakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk

pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid.

Aktivitas sehari-hari biasanya membantu otot-otot menegang dan rasa

lelah yang mengganggu, sehingga pikiran semakin stress dan nyeri

haid akan semakin parah. Masalah tersebut bisa di atasi dengan

melakukan pemijatan agar waktu istirahat lebih berkualitas.

k. Mendengarkan musik

Bagi yang mempunyai hobi untuk mendengarkan musik, tidak ada

salahnya mencoba meringankan rasa sakit saat menstruasi dengan

mendengarkan lagu kesukaan. Anda juga dapat mencoba

mendengarkan lagu yang dapat menenangkan syaraf dan membuat

pikiran menjadi rileks, seperti lagu klasik, murotal, atau irama rohani

lainnya.
l. Membaca buku

Dengan membaca buku pikiran anda akan terfokus pada isi buku dan

melupakan nyeri haid yang tengah anda rasakan. Untuk membuatnya

bekerja lebih baik, pilihlah bacaan yang anda suka, misalnya komik

lucu. Rasa nyeri mungkin akan tetap terasa, tetapi setidaknya rasa

sakitnya akan lebih berkurang karena pikiran labih fokus pada buku

yang di baca.

m. Menonton film

Menonton film juga dapat menghilangkan atau lebih tepatnya

mengalihkan anda dari rasa sakit saat menstruasi. Menonton film

memiliki mekanisme kerja yang sama dengan membaca buku.

Menonton dapat membuat syaraf dan pikiran lebih berkonsentrasi

terhadap film yang sedang di tonton. Apalagi jika film yang di tonton

adalah film favorit anda, atomatis anda akan lebih menikmatinya. Hai

ini pasti akan mengurangi rasa sakit yang timbul. Mengganti film

dengan video klip penyanyi yang anda sukai juga bisa mengalihkan

perhatian anda dari rasa sakit saat menstruasi.

2.2 Senam

Anda mungkin juga menyukai