Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut WHO {Word Healtr Organisasion} diabetes mellitus

merupakan penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi eitolgi

yang ditandai dengan tinggi kadar gula darah dengan di sertai dengan

gangguan metebolisme karbohidrat, liqip,dan protein sebagai akibat dari

insulfiseinsi fungsi insulin, yang dapat di sebabkan oleh gangguan produksi

insulin oleh sel-sel beta langershans kelenjar pankreas atau di sebebakan oleh

kurangnya responsifnya sel-sel terhadap insulin.

Diabete juga merupakan “Silent Killer” di karenakan diabetes adalah

penyakit dapat membunuh sacara perlahan-lahan atau diam-diam. Diabetes

juga disebut dengan ‘Mother Of Disease” karena pembawa atau induk dari

penyakit jantung ,stroke, hipertensi, gagal ginjal dan kebutaan.

Diabetes mellitus merupakan saluh satu dari 10 penyakit tertinggidi

dunia. Pada tahun

Prevalensi penderita diabetes melitus di seluruh dunia sangat tinggi

dan cenderung meningkat setiap tahun. Jumlah penderita diabetes melitus di

seluruh dunia mencapai 415 juta orangdewasa pada tahun 2015. Pada tahun

2040 diperkirakan jumlahnya meningkat menjadi 642 juta (IDF Atlas, 2015).

Pada tahun 2015 presentase orang dewasa dengan diabetes 8,5% (1 diantara
11 orang dewasa menyandang diabetes). Di Indonesia berdasarkan data dari

IDF Atlas pada tahun 2015 menempati peringkat ke-7 dengan penderita

diabetes melitus tertinggi di dunia (IDF Atlas, 2015). Presentase kematian

akibat diabetes di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua setelah Srilanka

(WHO, 2016).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien pada

penyakit yang bersifat kronik pada umumnya rendah. Penelitian yang

melibatkan pasien berobat jalan menunjukkan bahwa lebih dari 70% pasien

tidak meminum obat sesuai dengan dosis yang seharusnya (Ramadona, 2011).

Penderita diabetes melitus diharuskan mengonsumsi obat antidiabetik

dengan rutin seumur hidupnya dan tidak sedikit penderita diabetes melitus

merasa jenuh sehingga tidak patuh dalam pengobatan. Didunia, diabetes

melitus merupakan penyebab kematian terbesar keempatdan salah satu

penyakit kronik jika tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan terjadinya

komplikasi kronik,baik mikroangiopati maupun makroangiopati (PERKENI,

2015).Komplikasi akibat penyakit diabetes melitus ini dapat diminimalkan

dengan tindakan penatalaksanaan dan pengendalian kadar gula darah pasien.

Dalam mengontrol gula darah harus diimbangi dengan kepatuhan penderita

diabetes melitus dalam mengkonsumsi obat sehingga dibutuhkan peran dan

dukungan dari semua anggota keluarga mulai dari pengobatan, memantau

gaya hidup dan pola makan pasien serta melakukan perawatan dan kontrol
rutin. Ketidakpatuhan pasien dalam menjalani terapi pengobatan merupakan

salah satu Drug Therapy Problem (DTP) yang perlu mendapat perhatian

khusus. Pasien diabetes melitus termasuk pasien dengan tingkat

ketidakpatuhan yang tinggi (Strand, et al 2013). Kepatuhan dalam diit salah

satu pilar keberhasilan dalam pelaksanan DM (tjokoprawiro,2006). Penelitian

yang lebih spesifik tenteng kepatuhan dalam pengobatan DM pada umumya

masih spesifik tentang keptuhan dalam pengobatan DM pada umumnya masih

rendah, 80% pasien DM menyuntikan insuin dengan cara tidak tepat ,58%

menyuntik insulin dengan dosis yang tidak sesuai ,77% memantau dan

menginterprestasi gula darah secara tidak tepat, dan 75% tidak mau makan

sesuai dengan dosis yang di anjurkan oleh phitri & widiyaningsh 2013

memperlihatkan bahwa kepatuhan menjalankan program diit sebagian besar

tidak patuh sebanyak(56,9%).

Keberhasilan dalam pnegobatan DM bergantung penderita DM.

penderita DM memiliki pengetahuan yang cukup memadai ,kemudian

dapatmengubah sikapnya dalam melakukan pengobatan misalnya diit rendah

gula dpat mendekatkan kadar gla dalam darah batas normal dan mencegah

kompikasi sehingga dapat hidup le diit rendah gula dpat mendekatkan kadar

gla dalam darah batas normal dan mencegah kompikasi sehingga dapat hidup

le diit rendah gula dpat mendekatkan kadar gla dalam darah batas normal dan

mencegah kompikasi sehingga dapat hidup le diit rendah gula dpat

mendekatkan kadar gla dalam darah batas normal dan mencegah kompikasi
sehingga dapat hidup le diit rendah gula dpat mendekatkan kadar gla dalam

darah batas normal dan mencegah kompikasi sehingga dapat hidup lebih baik

lagi ,sehat dan berkualitas (basuki,2005). Menurut notoatmodjo (2010)

,pengetahuan sebagai dasar dalam melakukan terpai non farmakologi bagi

penderita DM diikuti dengan tahu,mau,dan mampu. masing-masing individu

akan melakukan suatu tindakan didahului dengan tahu kemudian mempunyai

akan melakukan suatu tindakan didahului dengan tahu,kemudian mempunyai

insiatif untuk melakukan tindakan. Berdasarkan fenomena icenderung belum

mau dan mampu mengaplikasikan kepatuhan diit ditanda dengan nasih adanya

lansia yang megkomsumsi makananan yang memicu kadar gula darah jauh

dari normal dan freekuensi makan yang tidak sesuai anjuran (Maulana,2009

dalam putri & widyaningsih 2015).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan maslah dalam penelitian

ini sebagai berikut “kepatuhan standar waktu penggunan obat DM untuk mengeontrol

kadar gula darah di rs rmkit tk III dr,ja latumeten ambon” .


C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan

kepatuhan diit diabetes mellitus pada pasien di rs rumkit tk III

dr.j.lalatumeten

2. Tujuan khusus :

a. . mengetahui kepatuhan waktu penggunaan obat DM pada

pasien di rs rumkit TK III dr.j.a.latumeten ambon

b. mengetahui sikap tentang diit diabetes mellitus pada pasien

DM di rs rumkit tk III dr.j.alatumeten ambon

c Mengetahui pengetahuan tenteng diit diabetes mellitus pada

pasien DM di rs rumkit tk III dr.j.a.latumeten ambon

. d. mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan

diit diabetes mellitus pada pasien di rsu rumkit tk III dr.j.a.latumeten

ambon.
D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini di harapkan dapat bermamfaat sebagi berikut:

1. Bagi penderita diabetes mellitus

Memberikan gambaran kepada penderita diabetes mellitus tentang

hubngan antara penggunaan dan sikapdengan kepatuhan diit diabetes

mellitus sehigga memotivasi oenderita untuk meningkatkan pengetahuan

dan sikap yang dimiliki dlaa rangka melaksanakan diit diabetes mellitus.

2. Bagi rumah sakit

Memberikan tambahan informasi dan pengembangan pelayanan kesehata

pada penderita diabetes mellitus dalam meningkatkan kualitas hidup dan

pelayanan khususnya untuk melaksanakan kepatuhan diit diabetes mellitus

pada penderita diabetes mellitus

3. Bagi institusi

Memberikan gambara dan menyediakan data daur yan dpat di gunakan

penelitian selanjutnya yang terkait dengan kasus diabetes mellitus

4. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan di gunakan sebagai pembelajaran penelitiian

dalam melakukan penelitian terkait dengan kepatuhan standar

pengguanaan obat diabetes mellitus serta mampu merencanakan diit

diabetes mellitus yang dpat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat.
E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan penelitian ini sebagai beriikut

1. Tryly Dian Anggarani, Novita Puspitasari (2019), tingkat kepatuhan

penggunan obat antipiretik pada pasien DM tipe 2 di apotik sehat kabupaten

boyolali. Hasil penelitian di peroleh tingkat kepatuhan penggunaan obat

antidiabetik pada pasie diabetes mellitus tipe 2 di apotik sehat banyuono

boyolali adalah kategori tingkat kepatuhan rendah sebanyak 34 responen

(50,7%), ketegori tingkat kepatuhan sedang sebanyak 21 responden (32,3%)

dan kategori tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 12 responden (17,9%)

berdasarkan hasil penelitian sebagianbesar pasien diabetes mellitus tipe 2 di

apotik sehat boyolali mempunyai tingkat kepatuhan penggunaan obat

antidiabetik kategori rendah yaitu 34 responden (50,7%)

2. Riza alfina (2015) korelansi anatara kepatuhan meminum obat dengan kadar

gula darah pada pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD dr.H. MOCH

Ansari saleh Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kepatuhan meminum obat dengan kadar gula darah dua jam setelah makan

(p<0,05) dengan arah korelasi yaitu negatf.

3. Atrika Pristica Diani, Syamsul Arifin, Lena Rosida (2019) faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku kepatuhan minum obat anti diabetes p1ada

penderita diabetes mellitus tipe 2 di puskemas cempaka Banjarmasin. Hasil

penelitian menunjukan responden belum lansia (64%) dan lansia (75%)


memiliki prilakau kepatuhan minum obat anti diabetes yang tinggi (p=0,576).

Responden yang memiliki dukungan kleuarga yang baik (90%) memilki

kepatuhan minumobat anti diabetes yang tinggi (p=0.001,PR=6,00)

Anda mungkin juga menyukai