Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata kuliah praktikum elemen mesin merupakan salah satu mata kuliah dasar yang
dipelajari dalam fakultas teknik manufaktur. Mata kuliah elemen mesin merupakan
mata kuliah yang membahas tentang bagian-bagian suatu kontruksi yang mempunyai
bentuk serta fungsi tersendiri, seperti baut/mur, pene, pasak, poros, kopling, roda gigi,
dan sebagainya.dari beberapa topic yang dibahas dalam elemen mesin, paper kali ini
hanya membahas tentang rodagigi jam tangan.
Sebelum roda gigi ditemukan, alat yang pertama kali ditemukan adalah roda gesek.
Roda gesek adalah alat yang tersusun dari dua buah roda yang berbentuk silinder atau
kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya. Jika salah satu diputar maka yang
lain akan ikut berputar juga. Roda ini cukup baik untuk meneruskan daya kecil dengan
putaran yang tidak perlu tepat. Namun, di samping kelebihannya roda gesek ini
mempunyai kelemahan yaitu tidak mampu mentransmisikan daya besar dan tidak dapat
dilakukan dengan putaran yang tepat. Oleh karena itu, kedua roda tersebut harus dibuat
bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi yang
terdapat pada kedua roda yang saling berkait. Roda gigi semacam ini, yang berbentuk
silinder atau kerucut disebut roda gigi. Roda gigi adalah salah satu jenis elemen
transmisi yang penting untuk suatu pemindahan gerak (terutama putaran), daya, atau
tenaga pada suatu sistem transmisi antara penggerak dengan yang digerakkan.
Di luar cara transmisi di atas, ada pula cara lain untuk meneruskan daya, yaitu
dengan sabuk atau rangkai. Namun demikian, transmisi roda gigi mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih
tinggi dan tepat, dan daya yang dapat ditransmisikan lebih besar. Namun, kelebihan ini
tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi di samping cara yang lain. Hal ini

1
dikarenakan roda gigi memerlukan ketelitian yang sangat besar dalam pembuatan,
pemasangan maupun pemeliharaannya. Pemakaian roda gigi sebagai alat transmisi telah
menduduki tempat terpenting di segala bidang selama 200 tahun terakhir ini.
Penggunaannya dimulai dari alat pengukur yang kecil dan teliti seperti jam tangan,
sampai roda gigi reduksi pada turbin besar yang berdaya puluhan megawatt.
Secara global materi tentang roda gigi yang akan dibahas kali ini, meliputi
pengenalan roda gigi secara umum, penggolongan roda gigi, peguraian nama setiap
bagian roda gigi, cara menyatakan ukuran pada roda gigi, istilah-istilah yang sering
ditemui pada roda gigi, rangkaian roda gigi dan perancangan roda gigi.     
Suatu konstruksi roda gigi digunakan pula untuk suatu sistem pengatur pada
pemindah putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.
Oleh karena itu, penggunaan roda gigi sangat luas pada konstruksi mekanik yang
memerlukan gerak yang menkombinasikan beberapa komponen alat yang tergabung.
Pembuatan roda gigi cukup rumit dan kompleks karena pembuatan profil roda giginya
yanng khusus, dengan berbagai ukuran dan keakuratan tergantung dari peran dari roda
gigi itu sendiri pada suatu gabungan komponen mesin.
Ketelitian yang sangat besar dalam pembuatan, pemasangan maupun pemeliharaan
roda gigi membuat mahasiswa menemukan banyak kewalahan dan kerancuan daam
memahami materi tentang roda gigi. Semantara penggunaan roda gigi yang sangat
banyak dalam kehidupan sehari-hari membuat mahasiswa teknik, khususnya mahasiswa
teknik industri harus selalu bertemu dan bekerja menggunakan alat ini. Kurannya
kemampuan mahsiswa untuk memahami tentang roda gigi lebih disebabkan kurangnya
referensi yang membahas tentang roda gigi secara mendalam sekali pun ada buku
tersebut merupakan buku terjemahan dari bahasa asing yang memilik tingkat kesulitan
bahasa yang sangat tinggi sehingga sulit untuk dipahami mahaiswa. Dikarenakan
alasan-alasan di atas, maka saya seorang mahasiswi teknik industri berpikiran untuk
membuat sebuah paper sederhana yang berisi penjelan rinci tentang roda gigi dengan
tingkat kesulitan bahasa yang sudah diturunkan sehingga mahasiswa dapat dengan

1
mudah memahami isi paper ini dan dapat mengerti materi tentang roda gigi secara
terperinci dan jelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditemukan rumusan masalah yaitu


bagaimana cara perancangan roda gigi dalam jam tangan.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan paper ini selain memenuhi tugas mata kuliah
adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami tentang roda gigi secara umum.

2.  Mampu mengetahui peggolongan-penggolongan roda gigi

3.  Mampu meguraikan nama setiap bagian roda gigi

4.  Mampu menyatakan ukuran pada roda gigi.

5.  Mampu mengetahui istilah-istilah yang sering ditemui pada roda gigi.

6.  Mampu memahami cara perancangan roda gigi.  

D. Manfaat

Untuk mengetahui cara perancangan roda gigi dalam jam tangan

E. Batasan Masalah

Dalam laporan ini yang akan di rancang ulang yaitu roda gigi jam tangan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

2
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

E. Batasan Masalah

F. Sistematika Masalah

BAB II Dasar Teori

A. Teori-teori

B. Rumus-rumus

BAB III Metodologi

A. Flowchart

B. Penjelasan Flowchart

BAB IV Hasil dan Pembahasan

BAB V Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Roda Gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berguna untuk mentransmisikan daya.
Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang
lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut
sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio
jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap
sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain, salah satu
kasusnya adlah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari tau menghasilkan gaya
translasi, bukan gaya rotasi.
Roda gigi adalah salah satu komponen kendaraan bermotor yang membutuhkan
permukaan keras namun dengan bagian tengah yang tetap ulet (bahan yang tidak mudah
patah, mempunyai tegangan tarik yang tinggi). Roda gigi sering digunakan karena dapat
meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada
menggunakan alat transmisi yang lainnya. Selain itu, roda gigi juga memiliki kelebihan-
kelebihan dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu:
1. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
2. Sistem yang kompak sehingga transmisinya lebih sederhana.
3. Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
4. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.
5. Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan,
keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa
dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi yang dengan roda gigi yang lebih

4
besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi. Rasio
kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari roda gigi
yang mengalahkan mekanisme transmisi yang lain. Konstruksi roda gigi mempunyai
prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak. Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan
keadaan slip, putar dan daya dapat berlangsung dengan baik. Selain itu, dapat dicapai
kecepatan keliling (vc) yang sama pada lingkaran singgung sepasang roda gigi. Lingkran
singgung ini disebut lingkaran pitch  atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal
pada pasangan roda gigi. Pada sepasang roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak
lengkung antara dua gigi yang berdekatan  (Pitch) pada kedua roda gigi harus sama,
sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu
profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang
dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan baik.
B. Fungsi Roda Gigi
Secara umum fungsi dari roda gigi adalah:
a.  Meneruskan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan.
b. Mengubah putaran dari poros yang digerakkan, yaitu dari putaran tinggi ke
putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi. Bisa juga mengubah
putaran di sini berarti membuat arah putaran poros penggerak.
c. Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain, misalnya oli, minyak
tanah, dan sebagainya. Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa zat
cair. Dalam otomotif dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi.
C. Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi diklasifikasikan menjadi 3 pokok penting, yaitu menurut letak
poros, arah putaran, dan bentuk jalur gigi.
a.  Menurut Letak Poros
1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar
Roda gigi dengan poros sejajar adalah roda gigi dimana giginya berjajar
pada dua bidang silinder (disebut “bidang jarak bagi”). Kedua bidang silinder

5
tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan
sumbu tetap sejajar.

2. Roda Gigi Lurus (Spur Gear)


Roda gigi lurus merupakan roda gigi Yng Pling sederhana dengan jalur gigi sejajar.
Roda gigi kerucut lurus adalah roda gigi yang paling sering digunakan.
Perbandingan kontaknya kecil dan kerjanya sangat berisik. Konstruksinya tidak
memungkinkan pemasangan bantalan pada kedua ujung poros-porosnya.
3. Roda Gigi Miring (Helical Gear)
Bentuk dasar geometrisnya hampir sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi sumbu yang
sejajar, roda gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan sumbu bersilangan.
Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih
besar dibanding roda gigi lurus yang seukuran, sehingga pemindahan putaran maupun
beban pada gigi-giginya berlangsung lebih halus. Sifat ini sangat baik untuk
penggunaan pada putaran tinggi dan beban besar tetapi membutuhkan bantalan aksial
untuk mengurangi gaya aksial yang timbul.
1) Roda Gigi Miring Ganda
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut,
akan saling meniadakan. Contoh penggunaannya yaitu pada roda gigi reduksi
turbin pada kapal dan generator, roda gigi penggerak rol pada steel mills.
2) Roda Gigi Dalam
Roda gigi yang jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan
perbandingan reduksi besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi
3) Roda Gigi Rack dan Pinion
Roda gigi rack dan pinion berupa pasangan antara batang gigi dan pinion roda
gigijenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau
sebaliknya.

6
4) Batang Gigi dan Pinyon
Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Contoh pemakaian gigi reck terdapat
pada mesin bor tegak, mesin bubut, dan lain-lain.

4. Roda Gigi Dengan Poros Berpotongan (Intersection).


a.  Roda Gigi Kerucut Lurus
Roda gigi kerucut lurus merupakan roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling
sering dipakai. Contoh penggunaany pada grab wich, hnd wich, kerekan.
b.  Roda Gigi Kerucut Spiral
5.  Roda Gigi Dengan Poros Silang
a.  Roda Gigi Miring Silang
Roda gigi miring silang adalah roda gigi yang menggunakan kontek titik
yang didasarkan pada letak poros, arah putaran, dan bentuk jalur gigi.
b. Roda Gigi Cacing
Roda gigi cacing menyerupai screw  berbentuk batang yang dipasangkan
dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu
cara termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan
putar yang rendah.
c.  Roda Gigi Cacing Selubung Ganda
d.  Roda Gigi Globoid
Roda gigi globoid adalah roda gigi yang mempunyai perbandingan kontak
yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar.
e.  Roda Gigi Hipoid
Roda gigi hipoid adalah roda gigi yang mempunyai gigi berbentuk spiral
pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan pemindahan gaya pada
permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding.
g. Roda Gigi Permukaan
Roda gigi luruss permukaan memiliki dua sumbu saling berpotongan dengan
sudut sebesar 900.

7
5.  Menurut Arah Putaran
a.  Roda Gigi Luar è arah putarannya berlawanan.
b.  Roda gigi dalam dan pinionè arah putarannya sama.
D. Penguraian Nama Setiap Bagian Roda Gigi
Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan roda gigi yang
perlu diketahui, antara lain:

1. Lingkaran Pitch
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadiny slip. Lingakaran ini
merpakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak
antara gigi dan lain-lain.
2. Pinion
Roda gigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
3. Diameter Lingkaran Pitch
Merupakan diameter dari lingkaran pitch
4. Diametral Pitch
Jumlah gigi per satuan pitch. P 
Dimana :       N = Jumlah Gigi
 D = Diameter Lingakaran Pitch
5. Jarak Bagi Lingkaran
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau
keliling lingkaran pitch dibagi dengan jumah gigi, secara formulas dapat ditulis:
6. Modul
Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.
7. Adendum
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch diukur dalam arah radial.
8. Dedendum

8
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah
radial.
9.  Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang roda gigi yang berkontak
dikurangi dengan jarak poros.
10. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang
berpasangan.
11. Pitch Point
Titik singgun dari lingkaran pitch dari sepasang roda gigi yang berkontak yang juga
merupakan titik potong antara garis kerja dengan garis pusat.
12. Operating Pitch Circle
Lingkaran-lingkaran singgun dari sepasang roda gigi yang berkontak dan jarak
porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
13. Dedendum Circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
14. Width of Space
Tebal ruang antara roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
15. Sudut Tekan
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.
16. Kedalaman Total
Jumlah dari addendum dan dedendum.
17. Tebal Gigi
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
18. Lebar Ruang
Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch.
19. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
20. Sisi Kepala

9
Permukaan gigi di atas lingkaran pitch.
21. Sisi Kaki
Permukaan gigi di bawah lingkaran pitch.
22.  Puncak Kepala
Permukaan di puncak gigi.
23. Lebar Gigi
Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.

E.  Cara Menyatakan Ukuran Roda Gigi


Sepeti hal nya pada pemeriksaan ulir, maka pada pemeriksaan roda gigi pun
diperlukan perhitungan-perhitungan tertentu terutama perhitungan dengan
trigonometri. Yang telah disinggung di muka sebagian besar mengenai roda gigi lurus
(spur gear). Pada dasarnya pemeriksaan untuk semua jenis roda gigi adalah sama
yaitu lebih menitik beratkan pada pemeriksaan bentuk fisik dari roda gigi dan bentuk
dari giginya, baru kemudian dijabarkan/dikembangkan pada pemeriksaan elemen-
elemen yang lain.
Sebagaimana telah dikemukakan di muka bahwa pemeriksaan roda gigi dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu pemeriksaan roda gigi secara keseluruhan dalam
arti membandingkannya dengan roda gigi standar dan pemeriksaan roda gigi standar
dan pemeriksaan elemen-elemen roda gigi secara sendiri-sendiri. Pemeriksaan roda
gigi dengan membandingkannya terhadap roda gigi standar disebut juga dengan
istilah pemeraksaan secara keseluruhan (general test). Sedangkan pemeriksaan
elemen-elemen dari roda gigi disebut juga dengan istilah pemeriksaaan individual
(individual test).
a.  Membandingkan Roda igi dengan Roda Gigi Standar (General test)
Salah satu alat yng biasa digunakan untuk memeriksa roda gigi secara
keseluruhan adalah Parkson Gear Tester. Alat ini terdiri dari meja, pemegang tetap
roda gigi standar, pemegang roda gigi yang bisa diatur posisinya, roda gigi standar,
jam ukur dan pengaturnya, kunci penyetel posisi roda gigi dan skala vernier pengtur

10
jarak pusat roda gigi. Bila sebuah roda yang akan diperiksa sudah dipasangkan
dengan posisi yang tepat terhadap roda gigi standar maka setiap penyimpangan roda
gigi akan terlihat pada waktu pemasangan roda gigi tersebut diputar. Pengyimpangan
ini bisa dilihat pada jam ukur dimana setiap perubahan jarak dari posisi roda gigi yang
diperiksa akan ditunjukkan oleh jarum penunjuk jam ukur. Perubahan ini timbul
akibat adanya penyimpangan-penyimpangan pada roda gigi yang diperiksa, antara
lain misalnya kesalahan bentuk gigi, kesalahan jarak puncak gigi (pitch),
konsentrisitas pitch dan sebagainya.
Secara ringkas, prosedur pemeriksaannya dapat dilakukan sebagai berikut:
gunakan blok ukur di antara masing-masing spindel untuk menyetel posisi nol jarum
ukur pada jarak pusat yang tepat antara pusat roda gigi standar dan roda gigi yang
diperiksa. Panjang blok ukur adalah jarak pusat (L) dikurang setengah dari jumlah
diameter masing-masing spindel (d1 dan d2), jadi ukuran blok ukur . Setelah itu
menyetel harga-harga batas pada jam ukur. Pasangan roda gigi kemudian diputar dan
catatlah semua perubahan yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk jam ukur. Bila
jarum penunjuk menunjukkan harga di luar harga batas yang sudah ditentukan maka
kesimpulannya adalah roda gigi tidak bisa dipakai. Dengan mengunakan alat
pengukur kekasaran permukaan maka setiap penyimpangan yang terjadi bisa direkam
yang dengan perbesaran tertentu penyimpangan tersebut tergambar pada kertas skala
dari alat pengukur yang digunakan.
b. Pengukuran Elemen Roda Gigi Secara Individual (Individual test)
Dalam pemeriksaaan elemen-elemen roda gigi secara individual ini, titik berat
pemeriksaan biasanya terletak pada pemeriksaan diameter pitchnya. Dengan
pemeriksaaan diameter pitch ini secara tidak langsung juga akan memeriksa diameter
luar, diameter dasar, jarak puncak antar gigi, tebal gigi, eksentrisitas dan tinggi gigi.
a. Pemeriksaan Eksentrisitas Roda Gigi
Untuk pemeriksaan eksentrisitas ini, alat ukur sederhana yang bisa digunakan
antara lain adalah jam ukur, kawat dan blok V. Dengan alat sederhana ini dapat
diketahui ketidakseimbangan (eksentrisitas) dari roda gigi yan penyimpangannya

11
dapat diketahui dari jarum penunjuk jam ukur. Setiap kali diputar dicatat
penyimpangannya sampai semua daerah lingkaran pitch selesai diperiksa. Bila tujuan
pemeriksaan hanya ingin mengetahui apakah roda gigi seimbang atau tidak caranya
adalah cukup dengan memutarnya secara perlahan-lahan lalu dibiarkan berhenti
sendiri. Dalam keadaan akan berhenti sendiri dapat dilihat atau diamati bagian mana
dari roda gigi yang menyebabkan tidak seimbang.
c. Pemeriksaan Roda Gigi dengan Rol Baja
Untuk pemeriksaan roda gigi dengan menggunakan rol baja maka yang harus
diperhatikan adalah pemilihan diameter dari rol baja. Hal ini dimaksudkan agar agar
posisi dari rol baja betul-betul tepat pada titik dari lingkaran pitch  roda gigi.
 Jarak luar dari rol baja (M) = 2 x Rg
Rumus di atas berlaku untuk roda gigi dengan jumlah gigi genap. Sedangkan untuk
roda gigi ganjil rumusnya adalah :
Jarak luar rol baja = 2 x AB + d (diameter rol)
Seandainya diameter lingkaran pitch  nya cukup besar maka pemeriksaan roda gigi
bisa dilakukan pada sejumlah gigi bisa dilakukan pada sejumlah gigi saja.
d. Pemeriksaan Jarak Gigi (Pitch)
Salah satu cara yang paling sederhana untuk memeriksa jarak darri gigi ke gigi
ini adalah dengan menggunakan dua buah jam ukur, seperti tampak pada gambar
Jam ukur A digunakan untuk pembacaan tetap dari pitch roda gigi. Sedangkan jam
ukur B digunakan untuk mencatat setiap perubahan dari pitch gigi yang diperiksa.
Kesalahan yang sesungguhnya dari tiap pitch tiap gigi dapat ditentukan dengan jalan
mengurangi setiap hasil pengukuran yang terbaca pada jam ukur B untuk setiap gigi
dengan harga rata-rata dari seluruh hasil pembacaan pada semua gigi.
e. Perhitungan Untuk Roda Gigi Helix (Helical Gear)
Untuk analisis pengukuran roda gigi helix dengan beberapa perhitungan maka
pengukurannya dapat dilakukan berdasarkan tiga bisang, yaitu:
1. Bidang normal terhadap sisi gigi yang ditunjukkan oleh tanda ‘n’ dalam
perhitungannya.

12
2. Bidang normal terhadap sumbu putar yang biasa disebut dengan bidang
transversa (menyilang) dan dibei simbol ‘t’.
3. Bidang paralel dengan sumbu putar yang biasa disebut dengan bidang
aksial dan diberi tanda ‘a’.

F. Istilah-istilah Pada Roda Gigi


a. Frekuensi Putaran
Merupakan ukuran seberapa banyak putaran terjadi dalam satu satuan waktu.
Misalnya, RPM adalah seberapa banyak putaran terjadi dalam satu menit.
b. Jumlah Gigi
Merupakan jumlah gigi yang dimiliki oleh roda gigi. Dalam kasus roda gigi cacing,
jumlah gigi adalah nomor thread dari roda gigi cacing.
c. Aksis
Merupakan sumbu yang melalui pusat perputaran oda gigi.
d. Frekuensi Angular
Diukur dalam radian per detik, dimana 1 RP  rad/detik. Satu putaran bernilai 2 π
rad.
e. Pitch
Merupakan ruang di antara gigi.
f. Sudut Heliks
Merupakan sudut antara tangen ke heliks dan aksis roda gigi. Sudut heliks roda gigi
cacing mendekati 900.
G. Perancangan Roda Gigi
a. Tahap-tahap Dalam Perancangan
Proses perancangan dimulai dari penentuan kebutuhan, dan keputusan untuk berbuat
sesuatu akan hal tersebut. Melalui beberapa tahapan perancangan dan iterasi, proses akan
berakhir dengan penyajian hasil rancangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Secara
ideal, metoda perancangan dalam bidang teknik termasuk perancangan roda gigi.

13
Awal dari proses perancangan adalah berupa pengenalan kebutuhan, dimana
seorang perancang harus bisa mendefenisikan kebutuhan tersebut. Roda gigi secara umum
dipakai untuk mentransmisikan daya dari mesin penggerak, sehingga secara umum dalam
perancangan roda gigi, defenisi adalah berupa keberadaan sistem transmisi roda gigi yang
dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh perancang atau pengguna

BAB III

START

Rumusan Masalah

Pengumpulan
Data

PERANCANGAN

Perhitungan

Hasil Dan Pembahasan

14
Kesimpulan

15

Anda mungkin juga menyukai