Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO A

Blok 24 (EBM & Kedokteran Komunitas)


Dr. Desi baru bertugas 6 bulan sebagai Kepala Puskesmas “Manggis”. Puskesmas
“Manggis” berada di kecamatan “Mangga” yang terdiri dari 4 Desa, yang total penduduk
4500 jiwa. Ditengah Desa tersebut mengalir sungai yang dipakai sebagai sumber air rumah
tangga dan sebagai tempat (MCK). Di desa tersebut belum terdapat tempat pembuangan
sampah yang jelas, hanya ada satu open dumping yang mewakili setiap desa dengan lokasi
yang berada dipinggiran Desa serta dekat dengan pemukiman warga. Tempat pembuangan
sampah ini belum bisa mewakili seluruh desa sehingga masih terdapat sampah dimana-mana
dikarenakan masyarakatnya mempunyai kebiasaan membuang sampah sembarangan
walaupun Sebagian masyarakat memiliki membakar sampah jika musim kering. Mayoritas
penduduknya adalah petani, oleh karena itu didalam Desa banyak area persawahan irigasi
yang drainasenya mengarah kesungai. Drainase dari aliran Desa banyak terhambat karena
sampah, sehingga membentuk genangan-genangan air. Selain itu didalam desa terdapat
banyak rawa-rawa.
Puskesmas “Manggis” mempunyai SDM Kesehatan yang belum lengkap sehingga
belum terakreditasi. Puskesmas ini belum mempunyai PWS yang lengkap yang
menggambarkan kinerja program wilayah kerja Puskesmas “Manggis”. Dalam 7 hari ini ada
5 orang anak Sekolah Dasar yang di Diagnosa Demam Berdarah Dengue yang dirujuk ke
Rumah Sakit. Bulan September Tahun lalu terdiagnosa DBD 15 orang. Dari evaluasi
program terjadi peningkatan kasus DBD 2 kali dibandingkan bulan sama pada tahun lalu.
dr.Desi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas untuk melihat jadwal
kegiatan Promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas dan PHBS di
Sekolah Dasar tsb. Dari hasil pertemuan dengan staf Puskesmas dalam 3 bulan ini kegiatan
promosi kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan belum terlaksana,
sampah menumpuk, dan banyak sampah yang masuk selokan sehingga menghambat saluran
air dan dari hasil pemantauan,banyak jentik-jentik nyamuk di air yang tergenang,
persawahan dan di rumah-rumah penduduk. Dari hasil laboratorium terdapat 3 jenis jentik
nyamuk yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Anopheles. Program Fogging yang
diadakan di dalam Desa belum memiliki jadwal yang jelas, terkadang satu kali atau dua kali
setahun.
Melihat permasalahan yang ada, dr Desi berkoordinasi dengan Pak Camat, segera
mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa, Pak RT, kepala Sekolah, Tokoh agama, kader
Kesehatan mengadakan Survei Mawas Diri dan dilanjutkan dengan Musyawarah Masyarakat
Desa serta diharapkan akan menurunkan frekuensi kejadian penyakit Demam berdarah
Dengue di Kecamatan“Mangga” dan membuat program pengolahan sampah dan vector
control untuk masyarakat desa.
Minggu yang lalu, Puskesmas “Manggis” dikunjungi oleh staff Dinas Kesehatan
Kabupaten karena kegiatan surveilance DBD tidak jalan.
Dr. Desi ingin menurunkan kejadian DBD di wilayah Puskesmas Manggis dengan
membuat program-program kegiatan prenvensi terhadap penyakit DBD.

A. KLARIFIKASI ISTILAH

No Istilah Klarifikasi
1. MCK Mandi Cuci Kakus adalah fasilitas umum yang
digunakan bersama oleh beberapa keluarga
untuk keperluan mandi mencuci dan buang air
biasanya dilokasi yang pemukimannya padat
dan ekonominya rendah.
2. Open dumping Sistem pembuangan sampah yang dilakukan
secara terbuka.
3. PHBS Pola Hidup Bersih dan Sehat adalah semua
perilaku kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan
seluruh anggotanya mampu menolong diri
sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki
peran aktif dalam aktivitas masyarakat
(Kemenkes).
4. DBD Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
virus dengue.
5. Fogging Pengasapan yang dilakukan untuk
pemberantasan nyamuk.
6. Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan
kelebihan air dari satu tempat ke tempat lain,
7. Promosi kesehatan Upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong diri sendiri dan
mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat.
8. PWS Alat manajemen untuk melakukan pemantauan
suatu program disuatu wilayah kerja secara
terus menerus agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat.
9. Survailance Suatu proses pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan interpretasi data kesehatan secara
sistematis terus-menerus dan penyebar luasan
informasi kepada pihak terkait untuk
melakukan tindakan.
10 Vector control Cara atau metode untuk mengontrol atau
. memberantas hewan yang menjadi hospes
patogen penyakit.
11 Survei mawas diri Survei Mawas Diri atau disingkat SMD adalah
. kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan
oleh kader dan tokoh masyarakat setempat
dibawah bimbingan petugas kesehatan atau
perawat di desa (Depkes RI).

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dr. Desi baru bertugas 6 bulan sebagai Kepala Puskesmas “Manggis”. Puskesmas
“Manggis” berada di kecamatan “Mangga” yang terdiri dari 4 Desa, yang total penduduk
4500 jiwa. Ditengah Desa tersebut mengalir sungai yang dipakai sebagai sumber air
rumah tangga dan sebagai tempat (MCK).
2. Di desa tersebut belum terdapat tempat pembuangan sampah yang jelas, hanya ada satu
open dumping yang mewakili setiap desa dengan lokasi yang berada dipinggiran Desa
serta dekat dengan pemukiman warga. Tempat pembuangan sampah ini belum bisa
mewakili seluruh desa sehingga masih terdapat sampah dimana-mana dikarenakan
masyarakatnya mempunyai kebiasaan membuang sampah sembarangan walaupun
Sebagian masyarakat memiliki membakar sampah jika musim kering. Mayoritas
penduduknya adalah petani, oleh karena itu didalam Desa banyak area persawahan irigasi
yang drainasenya mengarah kesungai. Drainase dari aliran Desa banyak terhambat karena
sampah, sehingga membentuk genangan-genangan air. Selain itu didalam desa terdapat
banyak rawa-rawa.
3. Puskesmas “Manggis” mempunyai SDM Kesehatan yang belum lengkap sehingga belum
terakreditasi. Puskesmas ini belum mempunyai PWS yang lengkap yang menggambarkan
kinerja program wilayah kerja Puskesmas “Manggis”. Dalam 7 hari ini ada 5 orang anak
Sekolah Dasar yang di Diagnosa Demam Berdarah Dengue yang dirujuk ke Rumah Sakit.
Bulan September Tahun lalu terdiagnosa DBD 15 orang. Dari evaluasi program terjadi
peningkatan kasus DBD 2 kali dibandingkan bulan sama pada tahun lalu.
4. dr.Desi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas untuk melihat jadwal
kegiatan Promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas dan PHBS
di Sekolah Dasar tsb. Dari hasil pertemuan dengan staf Puskesmas dalam 3 bulan ini
kegiatan promosi kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan belum
terlaksana, sampah menumpuk, dan banyak sampah yang masuk selokan sehingga
menghambat saluran air dan dari hasil pemantauan,banyak jentik-jentik nyamuk di air
yang tergenang, persawahan dan di rumah-rumah penduduk. Dari hasil laboratorium
terdapat 3 jenis jentik nyamuk yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Anopheles.
Program Fogging yang diadakan di dalam Desa belum memiliki jadwal yang jelas,
terkadang satu kali atau dua kali setahun.
5. Melihat permasalahan yang ada, dr Desi berkoordinasi dengan Pak Camat, segera
mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa, Pak RT, kepala Sekolah, Tokoh agama,
kader Kesehatan mengadakan Survei Mawas Diri dan dilanjutkan dengan Musyawarah
Masyarakat Desa serta diharapkan akan menurunkan frekuensi kejadian penyakit Demam
berdarah Dengue di Kecamatan“Mangga” dan membuat program pengolahan sampah dan
vector control untuk masyarakat desa.
6. Minggu yang lalu, Puskesmas “Manggis” dikunjungi oleh staff Dinas Kesehatan
Kabupaten karena kegiatan surveilance DBD tidak jalan. Dr. Desi ingin menurunkan
kejadian DBD di wilayah Puskesmas Manggis dengan membuat program-program
kegiatan prenvensi terhadap penyakit DBD.

C. ANALISIS MASALAH
1. dr. Desi baru bertugas 6 bulan sebagai Kepala Puskesmas “Manggis”. Puskesmas
“Manggis” berada di kecamatan “Mangga” yang terdiri dari 4 Desa, yang total penduduk
4500 jiwa. Di tengah desa tersebut mengalir sungai yang dipakai sebagai sumber air
rumah tangga dan sebagai tempat (MCK).
a. Bagaimana status demografi di Kecamatan "Mangga"? mod
b. Apa saja tugas dr. Desi sebagai Kepala Puskesmas "Manggis"? jod
c. Apakah dampak dari penggunaan air sungai sebagai sumber air dan sebagai tempat
MCK? tata
d. Apa saja peran Puskesmas terhadap kesehatan lingkungan? jeli
e. Bagaimana standar kualitas air minum dan air sanitasi sesuai dengan permenkes?
kekek
f. Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan dr. Desi dalam 6 bulan pertama menjabat
sebagai kepala puskesmas? jod
2. Di desa tersebut belum terdapat tempat pembuangan sampah yang jelas, hanya ada satu
open dumping yang mewakili setiap desa dengan lokasi yang berada dipinggiran Desa
serta dekat dengan pemukiman warga. Tempat pembuangan sampah ini belum bisa
mewakili seluruh desa sehingga masih terdapat sampah dimana-mana dikarenakan
masyarakatnya mempunyai kebiasaan membuang sampah sembarangan walaupun
Sebagian masyarakat memiliki membakar sampah jika musim kering. Mayoritas
penduduknya adalah petani, oleh karena itu didalam Desa banyak area persawahan irigasi
yang drainasenya mengarah kesungai. Drainase dari aliran Desa banyak terhambat karena
sampah, sehingga membentuk genangan-genangan air. Selain itu didalam desa terdapat
banyak rawa-rawa.
a. Apa saja dampak dari aktivitas membuang sampah sembarangan? arini
b. Bagaimana upaya penanggulangan pembuangan sampah sembarangan? jeli
c. Bagaimana hubungan kualitas air dengan kebiasaan membuang sampah
sembarangan? jati
d. Apa saja jenis jenis sampah dan cara pengelolaannya? tata
e. Bagaimana hubungan pekerjaan mayoritas penduduk adalah Petani dengan Kesehatan
lingkungan Kecamatan "Mangga" ? jeli
f. Bagaimana kriteria tempat pembuangan sampah yang baik? tata
g. Bagaimana dampak drainase irigasi persawahan yang terhambat oleh sampah? arini
h. Apa dampak terdapat rawa-rawa terhadap masalah kesehatan masyarakat? dwi
i. Apa saja kriteria sumber air yang layak untuk kebutuhan sehari-hari? keke
3. Puskesmas “Manggis” mempunyai SDM Kesehatan yang belum lengkap sehingga belum
terakreditasi. Puskesmas ini belum mempunyai PWS yang lengkap yang menggambarkan
kinerja program wilayah kerja Puskesmas “Manggis”. Dalam 7 hari ini ada 5 orang anak
Sekolah Dasar yang di Diagnosa Demam Berdarah Dengue yang dirujuk ke Rumah Sakit.
Bulan September Tahun lalu terdiagnosa DBD 15 orang. Dari evaluasi program terjadi
peningkatan kasus DBD 2 kali dibandingkan bulan sama pada tahun lalu.
a. Apa kriteria dan syarat puskesmas bisa terakreditasi? Mod
b. Apa saja SDM kesehatan di puskesmas beserta fungsinya? jod
c. Bagaimana PWS yang lengkap? dwi
d. Apa saja kriteria KLB dan apakah pada skenario ini termasuk? keke
e. Bagiamana sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas yang baik? jod
f. Apa dampak PWS yang tidak lengkap? dwi
g. Apa makna terjadi peningkatan kasus DBD 2 kali dibandingkan bulan sama pada
tahun lalu? anti
h. Dalam 7 hari ini ada 5 orang anak Sekolah Dasar yang di Diagnosa Demam Berdarah
Dengue yang dirujuk ke Rumah Sakit. Bulan September Tahun lalu terdiagnosa DBD
15 orang." Dalam penyataan tersebut apakah termasuk dalam KLB dan bagaimana
pelaporannya? keke
i. Apa saja jenis dan teknis pelaksanaan PWS yang sesuai dengan wilayah kerja
puskesmas manggis? jeli
j. Apa peran pemangku kebijakan untuk membantu permasalahan SDM kesehatan? jod
k. Apa saja kriteria SDM di puskesmas? mod
l. Bagaimana 5 langkah prevensi penyakit DBD? ranti
m. Apa penyebab paling sering DBD dapat meningkat di suatu daerah? jati
n. Apa saja kriteria pasien DBD yang dirujuk ke rumah sakit? jati
4. dr. Desi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas untuk melihat jadwal
kegiatan Promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas dan PHBS
di Sekolah Dasar tsb. Dari hasil pertemuan dengan staf Puskesmas dalam 3 bulan ini
kegiatan promosi kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan belum
terlaksana, sampah menumpuk, dan banyak sampah yang masuk selokan sehingga
menghambat saluran air dan dari hasil pemantauan,banyak jentik-jentik nyamuk di air
yang tergenang, persawahan dan di rumah-rumah penduduk. Dari hasil laboratorium
terdapat 3 jenis jentik nyamuk yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Anopheles.
Program Fogging yang diadakan di dalam Desa belum memiliki jadwal yang jelas,
terkadang satu kali atau dua kali setahun.
a. Bagaimana cara melakukan promosi kesehatan terhadap masalah kesehatan dan
kesehatan lingkungan di Kecamatan Mangga? jod
b. Berapa frekuensi promosi kesehatan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
masalah kesehan Kecamatan Mangga? dwi
c. Bagaimana prosedur PHBS? anti
d. Bagaimana cara untuk mengetahui sebaran DBD (epidemiologi) di wilayah kerja
puskesmas manggis? jati
e. Apa saja kegiatan promosi kesehatan yang harus dilakukan oleh puskesmas? jod
f. Apa hubungan perilaku hidup masyarakat kecamatan mangga dengan kejadian DBD?
ranti
g. Bagaimana cara mengetahui adanya jentik nyamuk? ranti
h. Apa saja macam-macam PHBS dan manfaatnya? dwi
i. Bagaimana pelaksanaan PHBS di sekolah (SD)? jod
j. Berapa kali ideal pelaksanaan program fogging dan apa manfaatnya? dwi
5. Melihat permasalahan yang ada, dr. Desi berkoordinasi dengan Pak Camat, segera
mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa, Pak RT, kepala Sekolah, Tokoh agama,
kader Kesehatan mengadakan Survei Mawas Diri dan dilanjutkan dengan Musyawarah
Masyarakat Desa serta diharapkan akan menurunkan frekuensi kejadian penyakit Demam
berdarah Dengue di Kecamatan“Mangga” dan membuat program pengolahan sampah dan
vector control untuk masyarakat desa.
a. Apa saja yang dibahas pada pertemuan yang dilakukan dr desy pada identifikasi
masalah? lesy
b. Bagaimana cara melaksanakan SMD dan MMD? jod
c. Bagaimana pengaruh SMD dan MMD terhadap penurunan kasus DBD? arini
d. Bagaimana peran pemangku kepentingan dalam kerjasama lintas sektor untuk
menanggulangi masalah pada kasus ini? tata
e. Bagaimana teknis pelaksanaan SMD dan MMD? keke
f. Apa tujuan dilaksanakannya program pengolahan sampah untuk masyarakat
kecamatan mangga? duweekkk
g. Apa tujuan dilaksanakannya program vector control untuk masyarakat kecamatan
mangga? jelita
h. Apa yang dimaksud Survei Mawas Diri? tata
i. Apa yang dimaksud Musyawarah masyarakat Desa? keke
6. Minggu yang lalu, Puskesmas “Manggis” dikunjungi oleh staff Dinas Kesehatan
Kabupaten karena kegiatan surveilance DBD tidak jalan. Dr. Desi ingin menurunkan
kejadian DBD di wilayah Puskesmas Manggis dengan membuat program-program
kegiatan prenvensi terhadap penyakit DBD.
a. Apa saja program kegiatan prevensi terhadap kejadian DBD? jati
b. Bagaimana menghitung insiden dan prevalensi DBD? anti
c. Bagaimana pelaksaanaan kegiatan surveilance DBD ? tata
d. Apa tujuan di lakukan kegiatan surveilance DBD? kekek
e. Bagaimana prosedur surveilance pada puskesmas? mod
f. Apa peran staff dinas kesehatan kabupaten terhadap kegiatan surveilance DBD yang
tidak jalan? lesy

D. HIPOTESIS
dr. Desi, Kepala Puskesmas "Manggis" berupaya menurunkan angka Kejadian DBD di
Kecamatan Mangga dengan cara melakukan kerja sama berbagai sektor dan membuat
program kegiatan prevensi terhadap penyakit DBD.
E. KERANGKA KONSEP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai