Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan seseorang
stress berat membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol kesadaran diri,
misalnya: memaki-maki orang di sekitarnya, membanting–banting barang,
menciderai diri sendiri dan orang lain, bahkan membakar rumah, mobil dan
sepeda montor.
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke
rumah sakit jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai
bentakan dan “pengawalan” oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk
melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (1998),
perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri
sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah
tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak
bermoral). Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari
gangguan skizofrenia akut yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk,
2008).
Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Data
WHO (2015) menunjukkan bahwa prevalensi pasien gangguan jiwa mencapai
hampir 450 juta orang, dimana sepertiganya berada di negara berkembang.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki Sedangkan di
Indonesia, hasil Riskesdas (2018) menyebutkan bahwa prevalensi gangguan
mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala gangguan jiwa
berat, seperti schizophrenia adalah terjadi peningkatan dari 1,7 persen pada
tahun 2013 dan meningkat menjadi 7 persen (Kemenkes, 2014).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka kami tertarik untuk
menyusun makalah mengenai kegawatdaruratan pada perilaku kekerasan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kegawatdaruratan psikiatri pada perilaku kekerasan ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep teori dan asuhan keperawatan gawat
darurat psikiatri pada perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dari perilaku kekerasan
b. Mengetahui penyebab dari perilaku kekerasan
c. Mengetahui rentang respon dari perilaku kekerasan
d. Mengetahui tanda  dan gejala dari perilaku kekerasan
e. Mekanisme koping dari perilaku kekerasan
f. Mengetahui dari perilaku kekerasan
g. Mengetahui pohon masalah pada perilaku kekerasan
h. Mengetahui penatalaksanaan dari perilaku kekerasan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
dirasakan sebagai ancaman. (Stuart dan Sundeen, 1998).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis. (Towsend, 1998).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik
kepada diri sendiri maupun orang lain. (Keliat, Ana Budi. Dkk. 2009)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan, PK (perilaku
kekerasan) adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat memebahayakan secara fisik maupun psikologis,
baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk
dan gaduh gelisah yang tak terkontrol.

B. Etiologi ( Mekanisme Sebab-Akibat)


1. Sebab : Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan Gejala :
a. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
b. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
c. Rasa bersalah atau khawatir
d. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan
penyalahgunaan zat.
e. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
f. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan social
g. Menarik diri dari realitas
h. Merusak diri
i. Merusak atau melukai orang lain
j. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.
2. Akibat : Resiko menciderai diri sendiri orang lain dan lingkungan
Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu
tindakan yang dapt membahayakan bagi keselamatan jiwanya
maupun orang lain disekitarnya (Townsend, 1994). Klien dengan
perilaku kekerasan menyebabkan klien berorientasi pada
tindaakan untuk memenuhi secara listrik tuntutan situasi stress,
klien akan berperilaku menyerang, merusak diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan sekitar.
Tanda dan Gejala :
a. Adanya peningkatan aktifitas motoric
b. Perilaku aktif ataupun destruktif
c. Agresif

C. Faktor Penyebab dari Perilaku Kekerasan


1. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan
factor predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi
perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu :
a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan
frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa
kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan
ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan.
b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di
luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu
mengadopsi perilaku kekerasan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam
(pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku
kekerasan yang diterima (permissive).
d. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan
neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku
kekerasan.
2. Faktor Prespitasi
Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik
(penyakit fisik), keputusan, ketidakberdayaan, percaya diri yang
kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian
pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang
mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/
pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain.
Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu
perilaku kekerasan.

D. Rentang Respon dari Perilaku Kekerasan


Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal
adaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut :
Rentang Respon Marah

Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

1. Respon Adaptif.
a. Asertif, adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan
rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
b. Frustasi, adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya
seseorang dalam mencapai keinginannya. Individu tersebut
tidak dapat menerima atau menunda sementara sambil
menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya
individu merasa tidak mampu dalam mengungkapkan perannya
dan terlihat pasif.
2. Respon transisi
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu
untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha
mempertahankan hak-haknya. Klien tampak pemalu, pendiam, sulit
diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah diri atau
kurang menghargai dirinya.
3. Respon maladaptive
a. Agresif, adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah,
merupakan dorongan mental untuk bertindak (dapat secara
konstruksi/destruksi) dan masih terkontrol. Perilaku agresif
dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan
aktif agresif.
b. Pasif agresif, adalah perilaku yang tampak dapat berupa
pendendam, bermuka asam, keras kepala, suka menghambat
dan bermalas-malasan.
c. Aktif agresif, adalah sikap menentang, suka membantah, bicara
keras, cenderung menu0ntut secara terus menerus, bertingkah
laku kasar disertai kekerasan.
d. Amuk, adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan
disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri
sendiri, orang lain atau lingkungan. (Stuart and Sudeen, 1998).

E. Mekanisme Koping dari perilaki kekerasan


Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah
langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk
melindungi diri.
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul
karena adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai
pada klien marah untuk melindungi diri antara lain:
1. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya
di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami
hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya seseorang yang
sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti
meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya
adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda
yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap
rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut
mencoba merayu, mencumbunya.
3. Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan
masuk ke alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci
pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut
ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci
orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan,
sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakannya.
4. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya
seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan
orang tersebut dengan kasar.
5. Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya
bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang
pada mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy
berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari
ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai
bermain perang-perangan dengan temannya.
F. Tanda dan Gejala
1. Fisik
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot/pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Wajah memerah dan tegang
f. Postur tubuh kaku
g. Pandangan tajam
h. Mengatup rahang dengan kuat
i. Jalan mondar-mandir
2. Verbal
a. Bicara kasar
b. Nada suara tinggi, membentak, berteriak
c. Mengancam secara verbal/fisik
d. Mengumpat dengan kata-kata kotor
e. Suara keras
f. Ketus
3. Perilaku
a. Melempar/memukul benda/orang lain
b. Menyerang orang lain
c. Melukai diri sendiri/orang lain
d. Merusak lingkungan
e. Amuk/agresif
4. Emosi
a. Tidak adekuat
b. Merasa tidak aman
c. Rasa terganggu
d. Dendam dan jengkel
e. Bermusuhan
f. Mengamuk
g. Ingin berkelahi
h. Menyalahkan dan menuntut
5. Kognitif
a. Mendominasi
b. Cerewet
c. Kasar
d. Berdebat
e. Meremehkan
f. Sarkasme

6. Sosial
a. Menarik diri
b. Pengasingan
c. Penolakan
d. Ejekan
e. Sindiran

G. Proses Terjadinya Masalah


Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem
saraf otonom beraksi terhadap sekresi epinephrin yang
menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah,
pupil melebar, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster menurun,
pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan
juga meningkat diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup,
tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang
cepat.
2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam
mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif,
agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk
mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan
rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun
psikolgis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk
pengembangan diri klien.
3. Memberontak (acting out).
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku
“acting out” untuk menarik perhatian orang lain.
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan

H. Penatalaksanaan dari perilaku kekerasan


1. Farmakoterapi
a. Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)
b. Obat anti depresi, amitriptyline
c. Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
d. Obat anti insomnia, phneobarbital
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian:
1) BHSP
2) Jangan memancing emosi klien
3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan
keluarga
4) Memberikan kesempatan pada klien dalam
mengemukakan pendapat
5) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang
dialami
6) Mendengarkan keluhan klien
7) Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien
8) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung
perasaan klien
9) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung
memvonis
Jika terjadi PK yang dilakukan adalah:
1) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
2) Hindari benda tajam
3) Lakukan fiksasi sementara
4) Rujuk ke pelayanan kesehatan
b. Terapi kelompok : Berfokus pada dukungan dan
perkembangan, ketrampilan social atau aktivitas lai dengan
berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien
karena masalah sebagian orang merupakan perasaan dan
tingkah laku pada orang lain.
c. Terapi musik : Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain
untuk mengembalikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Skenario Kasus

Tn. F berusia 42 th beralamat di Jl.kesehatan buluran kenali masuk RSJD Provinsi


jambi pada tanggal 20 maret 2020 sebelumnya klien pernah dirawat 1 tahum yang
lalu dengan riwayat yang sama, keluarga mengatakan klien tidak rutin minum
obat. Keluarga mengatakan 3 minggu ini klien mengamuk, suka mengancam,
berbicara keras, suka megurung diri, di rumah klien mengatakan mendapat
kekuatan bisa menyembuhkan penyakit, klien juga pernah mencekik keluarga
yang ada dirumah dan membanting barang-barang. Keluarga mengatakan klien
pernah bekerja di singapura menjadi TKI pada tahun 2015, pada saat klien bekerja
tahun 2015 klien sering dikurung,disiksa dan dipaksa bekerja 20 jam nonstop.

Saat dikaji klien mengatakan malu saat bertemu orang banyak dan dapat
menyembuhkan segala penyakit, klien juga mengatakan cepat merasa tersinggung
dan pernah mencekik orang lain. Keaadan klien saat di kaji cukup rapi dan
orientasi baik. Dari hasil pemeriksaan TTV : TD= 110/80, N= 89x, S= 36,7, RR=
19x dan TB= 168m, BB=60 kg. Untuk kegiatan sehari-hari klien di ruang epsilon
diikuti klien dengan baik.
.

Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. F (L)
Umur : 42 Tahun
No. CM : 996996
Tanggal MRS : 20 Maret 2020
Tanggal Masuk
Ruang I : IGD
Ruang II : Alfa
Ruang III : Epsilon
Tanggal pengkajian : 23 Maret 2020
Alamat : Jl. kesehatan buluran kenali

B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI


klien mengamuk, suka mengancam, berbicara keras, suka megurung diri,
di rumah klien mengatakan mendapat kekuatan bisa menyembuhkan
penyakit, klien juga pernah mencekik keluarga yang ada dirumah dan
membanting barang-barang.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
YA.
TIDAK
2. Pengobatan sebelumnya?

Berhasil Tidak berhasil


Kurang berhasil
3. Trauma

Usia Pelaku Korba Saksi


n
Aniaya fisik 37th Bos kien Tema
n
Aniaya seksual ........... ........... .......... ..........
. .
Penolakan ........... ........... .......... ..........
. .
Kekerasan dalam ........... ........... .......... ..........
keluarga . .
Tindakan kriminal ........... ........... .......... ..........
. .
Jelaskan:
Keluarga mengatakan klien pernah bekerja di singapura menjadi TKI pada tahun
2015, pada saat klien bekerja tahun 2015 klien sering dikurung,disiksa dan
dipaksa bekerja 20 jam nonstop.

Masalah Keperawatan:
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Perubahan proses keluarga.
3. Respons pascatrauma.
4. Risiko tinggi kekerasan.

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa


YA
TIDAK
Jika ada
Hubungan keluarga
: .....................................................................................................
................................
Gejala
: .....................................................................................................
...................................................................................................................
..................................................
Riwayat pengobatan
: .....................................................................................................
...................................................................................................................
..................................................
Masalah Keperawatan:
1. Koping keluarga inefektif: ketidakmampuan koping.
2. Koping keluarga inefektif: gangguan koping.
3. Potensial untuk pertumbuhan koping keluarga.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Keluarga mengatakan klien pernah bekerja di singapura menjadi TKI
pada tahun 2015, pada saat klien bekerja tahun 2015 klien sering
dikurung,disiksa dan dipaksa bekerja 20 jam nonstop.

Masalah Keperawatan:
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Perubahan proses keluarga.
3. Respons pascatrauma.

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
HR : 89 kali / menit
S : 36,7 oC
RR : 19 kali / menit
2. Ukur
BB : 60 Kg
TB : 168 cm
3. Keluhan fisik
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................
Masalah Keperawatan:
1. Risiko tinggi perubahan suhu tubuh.
2. Hipotermia.
3. Hipertermia.
4. Defisit volume cairan.
5. Kelebihan volume cairan.
6. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
7. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.
8. Perubahan nutrisi: potensial lebih dari kebutuhan tubuh.
9. Kerusakan menelan.
10. Perubahan eliminasi feses.
11. Perubahan pola eliminasi urine.
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

klien

Ket : Laki-laki = meninggal =

Perempuan = tingal serumah =

Jelaskan :
Klien mengatakan ayahnya telah meninggal dunia dan klien merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Klien mengatakan tinggal serumah
dengan istrinya dan mempunyai 2 orang anak laki-laki danperempuan

Masalah Keperawatan:
1. Koping keluarga inefektif: ketidakmampuan koping.
2. Koping keluarga inefektif: gangguan koping.
3. Potensial untuk pertumbuhan koping keluarga.
Konsep Diri:
a. Citra Tubuh :
Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai
tubuhnya apa adanya
b. Identitas :
Klien mengatakan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara,
klien bersekolah sampai SMA lalu bekerja menjadi TKI
c. Peran :
Klien mengatakan berperan sebagai kepala keluarga dan bertugas
mencari nafkah
d. Ideal Diri :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul
bersama keluarganya dan bekerja
e. Harga Diri :
klien mengatakan malu saat bertemu orang banyak

Masalah Keperawatan:
1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional.

2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibu,
istri dan anak-anaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien berperan aktif dalam kegiatan kelompok

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Klien mengatakan malu bertemu orang banyak karena masa lalu
Masalah Keperawatan:
1. Kerusakan komunikasi.
2. Perubahan kinerja peran.
3. Kerusakan interaksi sosial.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai – nilai
islam dan klien mengatakan shalat itu wajib
b. Kegiatan ibadah
Kegiatan ibadah klien adalah shalat,
Masalah Keperawatan:
1. Distres spiritual.
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, toileting,
dan pemakaian sarana / prasarana atau instrumentasi dalam mendukung
penampilan, apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan klien cukup rapi dan pakaian klien sesuai

2. Pembicaraan

Cepat Apatis
Keras Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan :
Nada bicara klien lumayan keras
Masalah Keperawatan:
1. Kerusakan komunikasi.

3. Aktivitas motorik

Lesu Tik
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor
Agitasi Kompulsif
Jelaskan :
Klien tampak lesu dan sedikit gelisah
Masalah Keperawatan:
1. Risiko tinggi terhadap cedera.
2. Intoleransi aktivitas.
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah.

4. Alam perasaan

Sedih Khawatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa

Masalah Keperawatan:
1. Risiko tinggi terhadap cedera.
2. Ansietas.
3. Ketakutan.
4. Ketidakberdayaan.
5. Ketidakmampuan.
6. Risiko tinggi membahayakan diri.

5. Afek

Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai
Jelaskan:
.........................................................
Masalah Keperawatan:
1. Risiko tinggi terhadap cedera.
2. Kerusakan komunikasi.
3. Perubahan peran.

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Kontak mata


kurang
Tidak kooperatif Curiga
Mudah tersinggung
Jelaskan:
......................................................

Masalah Keperawatan:
1. Kerusakan komunikasi.
2. Perubahan peran.
3. Kerusakan interaksi sosial.
4. Risiko tinggi membahayakan
diri.
5. Risiko tinggi kekerasan.

7. Persepsi - Sensorik
Halusinasi / Ilusi ?
Ada / Tidak ?
Pendengaran Pengecapan
Penglihatan Penghidu
Perabaan
Jelaskan
Data Subjektif
Isi Halusinasi
: ...............................................................................................
.............................................................................
..................
.............................................................................
..................
Frekuensi : .............................................................................
..................
Waktu : .............................................................................
..................
Situasi saat muncul
: ...............................................................................................
Respon pasien
: ...............................................................................................
.............................................................................
..................
.............................................................................
..................
Data Objektif
: ...............................................................................................
.............................................................................
..................
.............................................................................
..................

Masalah Keperawatan:
Gangguan Persepsi-sensori: pengelihatan / pendengaran / kinetik /
pengecap / perabaan / penciuman.

8. Isi pikir

Obesi Depersonalisasi
Waham :
Phobia Ide yang terkait
Hipokondria
Agama Pikiran magis
Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar pikir
Curiga Kontrol pikir
Jelaskan :
klien mengatakan mendapat kekuatan bisa menyembuhkan penyakit
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan isi pikir

9. Proses pikir
Circumstansial Flight of idea
Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi Pengulangan
pembicaraan/ perseverasi

Jelaskan :
...................................................................................................
...................................................................................................
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan proses pikir.

10. Tingkat Kesadaran

Bingung Disorientasi waktu


Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
Jelaskan:

Masalah Keperawatan:
1. Risiko tinggi terhadap cedera.
2. Perubahan proses pikir.
11. Memori

Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat saat


jangka panjang ini
Gangguan daya ingat Konfabulasi
jangka pendek
Jelaskan :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
..............................................................
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan proses pikir.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
............
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan proses pikir.
2.Kerusakan interaksi sosial.

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
..
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan proses pikir.

14. Daya Tilik Diri

Mengingkari penyakit yang diderita


Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
..
Masalah Keperawatan:
1. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif.
2. Risiko tinggi ketidakpatuhan.
3. Perubahan proses pikir.

G. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

Makanan Transportasi
Keamanan Tempat tinggal
Perawatan Kesehatan Uang
Pakaian
Jelaskan : klien mampu mengikuti kegiatan sehari-hari di ruang epsilon
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan.

2. Kegiatan hidup sehari-hari


a. Perawatan diri

Mandi BAK / BAB


Kebersihan Ganti pakaian
Makan
Jelaskan :
Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Perubahan eliminasi feses.
3. Perubahan pola eliminasi urine.
4. Defisit aktivitas hiburan.
5. Risiko tinggi perubahan fungsi pernapasan.
Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda?
Ya
Tidak
Frekuensi makan sehari : 3 kali
Frekuensi kedapan sehari : 3 kali

Nafsu makan :
Meningkat Berlebihan
Menurun Sedikit – sedikit
Berat badan :
Meningkat
Menurun
BB terendah : 60 Kg BB tertinggi : .......... Kg
Jelaskan :
....................................................................................................................
....................................................................................................................
..................................
Masalah Keperawatan:
1. Risiko tinggi terhadap infeksi.
2. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.
b. Tidur
Apakah ada masalah tidur ? TIDAK
Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? YA
Apakah ada kebiasaan tidur siang? YA
Lama tidur siang : 2 Jam
Apa yang menolong tidur ?
.................................................................................
Tidur malam jam : 21.00 WIB , berapa jam : 8 jam
..................................
Apakah ada gangguan tidur ?
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnambulisme Berbicara saat tidur
Jelaskan :
...............................................................................................
...............................................................................................
Masalah Keperawatan:
1. Gangguan pola tidur.

c. Penggunaan Obat

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan:
Klien masih harus diingatkan minum obat
d. Kemampuan pasien dalam: Ya Tidak
Mengantisipasi kebutuhan sendiri
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Mengatur penggunaan obat
Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up)
Jelaskan :
Klien masih sering kelupaan minum obat
Masalah Keperawatan:
1. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif.
2.Ketidakpatuhan.
3. Konflik pengambilan keputusan.
e. Pasien memiliki sistem pendukung: Ya Tidak
Keluarga
Profesional/terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan:
Keluarga mengatakan ingin melihat klien seperti dulu lagi
Masalah Keperawatan:
1. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
f. Apakah pasien menikmati saat bekerja, kegiatan yang
menghasilkan atau hobi
Ya Tidak
Jelaskan:
Klien mengatakan suka menonton tv
3. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
Jelaskan:
..............................................................................................................
.....................................................................................................

H. MEKANISME KOPING

Adaptif: Maladaptif:
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relokasi Berkerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lainnya: ............................ Lainnya:........................

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga, uraikan


.....................................................................................................................
............................................................................................................
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
......................................................................................................................
.............................................................................................................
Masalah berhubungan dengan pendidikan, uraikan
......................................................................................................................
.............................................................................................................
Masalah berhubungan dengan pekerjaan, uraikan
......................................................................................................................
.............................................................................................................
Masalah berhubungan dengan perumahan, uraikan
......................................................................................................................
.............................................................................................................
Masalah berhubungan dengan ekonomi, uraikan
......................................................................................................................
.............................................................................................................
Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan, uraikan
......................................................................................................................
............................................................................................................
Masalah berhubungan dengan lainnya, uraikan
......................................................................................................................
.............................................................................................................
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
3. Perubahan pola eliminasi urine.
4.Ketidakberdayaan.
5. Ketidakmampuan.
6. Gangguan konsep diri.
7. Konflik peran orang tua.
8. Sindroma stres relokasi.

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa
Sistem pendukung
Faktor presipitasi
Penyakit fisik
Koping
Obat-obatan
Lainnya: .................................................................................
Masalah Keperawatan:
1. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
2. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif.
3. Ketidakpatuhan
4. Kurang pengetahuan.......................

K. ASPEK MEDIS
Diagnosis medis : skizofrenia
Terapi medis : haloperidol
Chlorpromazine

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Harga diri rendah
3. Waham kebesaran
Lampiran 2

FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien: Tn. F Nama Mahasiswa : galy murtado


Ruang : epsilon NPM :…...........................
No. M.R. : 996996

Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
TUM: klien tidak
menunjukan resiko
perilaku kekerasan
TUK:
1. Klien dapat 1. Bina hubungan saling percaya
membina hubungan dengan:
saling percaya o Beri salam setiap
berinteraksi
o Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan
tujuan perawat berkenalan
o Tanyakan dan panggil
nama kesukaan klien
o Tunjukkan sikap empati,
jujur dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
o Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang dihadapi
klien
o Buat kontrak interaksi yang
jelas
o Dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan
perasaan klien
2. Klien dapat 2. Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi perasaan marahnya:
penyebab perilaku
kekerasan yang o Motivasi klien untuk
dilakukannya menceritakan penyebab rasa
kesal atau jengkelnya
o Dengarkan tanpa
menyela atau memberi
penilaian setiap ungkapan
perasaan klien

3. Bantu klien mengungkapkan


3. Klien dapat tanda-tanda perilaku
mengidentifikasi kekerasan yang dialaminya:
tanda-tanda perilaku
kekerasan o Motivasi klien
menceritakan kondisi fisik
saat perilaku kekerasan terjadi
o Motivasi klien
menceritakan kondisi
emosinya saat terjadi perilaku
kekerasan
o Motivasi klien
menceritakan kondisi
psikologis saat terjadi perilaku
kekerasan
o Motivasi klien
menceritakan kondisi
hubungan dengan orang lainh
saat terjadi perilaku kekerasan
4. Klien dapat
mengidentifikasi 4. Diskusikan dengan klien:
cara konstruktif
o Apakah klien mau
dalam
mempelajari cara baru
mengungkapkan mengungkapkan marah yang
kemarahan sehat
o Jelaskan berbagai
alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah selain
perilaku kekerasan yang
diketahui klien.
o Jelaskan cara-cara sehat
untuk mengungkapkan marah:
 Cara fisik: nafas dalam,
pukul bantal atau kasur, olah
raga.
 Verbal: mengungkapkan
bahwa dirinya sedang kesal
kepada orang lain.
 Sosial: latihan asertif
dengan orang lain.
 Spiritual:
sembahyang/doa, zikir,
5. Klien dapat meditasi, dsb sesuai
mendemonstrasikan keyakinan agamanya
cara mengontrol masing-masing
perilaku kekerasan
5. Diskusikan cara yang
mungkin dipilih dan anjurkan
klien memilih cara yang
mungkin untuk
mengungkapkan kemarahan.

Latih klien memperagakan


cara yang dipilih:
o Peragakan cara
melaksanakan cara yang
dipilih.
o Jelaskan manfaat cara
tersebut
o Anjurkan klien
menirukan peragaan yang
sudah dilakukan.
o Beri penguatan pada
6. Klien menggunakan klien, perbaiki cara yang
obat sesuai program masih belum sempurna
yang telah Anjurkan klien menggunakan
ditetapkan cara yang sudah dilatih saat
marah/jengkel

6. Jelaskan manfaat
menggunakan obat secara
teratur dan kerugian jika tidak
menggunakan obat

Jelaskan kepada klien:


o Jenis obat (nama, wanrna
dan bentuk obat)
o Dosis yang tepat untuk klien
o Waktu pemakaian
o Cara pemakaian
o Efek yang akan dirasakan
klien
Anjurkan klien:
o Minta dan menggunakan
obat tepat waktu
o Lapor ke perawat/dokter
jika mengalami efek yang
tidak biasa
Beri pujian terhadap kedisplinan
klien menggunakan obat.
Waham TUM : Klien dapat
mengontrol wahamnya Bina hubungan saling percaya
TUK : dengan klien
1. Klien dapat a. Beri salam
membina b. Perkenalkan diri, Tanyakan
hubungan saling nama, serta nama panggilan
percaya dengan yang disukai
perawat c. Jelaskan tujuan interaksi
d. Yakinkan klien dalam
keadaan aman dan perawat
siap menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa kerahasiaan
klien akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap terbuka dan
jujur
g. Perhatikan kebutuhan dasar
dan bantu pasien
memenuhinya
2. Klien dapat Bantu klien untuk
mengidentifikasi mengungkapkan perasaan
perasaan yang dan pikirannya
muncul secara a. Diskusikan dengan klien
berulang dalam pengalaman yang dialami
pikiran klien selama ini termasuk
hubungan dengan orang yang
berarti, lingkungan kerja,
sekolah, dsb
b. Dengarkan pernyataan
klien dengan empati tanpa
mendukung atau menentang
pernyataan wahamnya
c. Katakan perawat dapat
memahami apa yang
diceritakan klien

Bantu klien mengidentifikasi


3. Klien dapat
kebutuhan yang tidak
mengidentifikasi
terpenuhi serta kejadian yang
stresor atau
menjadi faktor pencetus
pencetus
wahamnya
wahamnya
a. Diskusikan dengan klien
tentang kejadian-kejadian
traumatik yang menimbulkan
rasa takut, ansietas maupun
perasaan tidak dihargai
b. Diskusikan kebutuhan
atau harapan yang belum
terpenuhi
c. Diskusikan cara-cara
mengatasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan kejadian
traumatik
d. Diskusikan dengan klien
antara kejadian-kejadian
tersebut dengan wahamnya

Diskusikan tentang pengalaman-


4. Klien dapat pengalaman yang tidak
mengidentifikasi menguntungkan sebagai akibat
konsekuensi dari wahamnya seperti :
dari wahamnya Hambatan dalam berinteraksi
dengan keluarga, Hambatan
dalam interaksi dengan orang
lain dalam melakukan
aktivitas sehari-hari

Ajak klien melihat bahwa


waham tersebut adalah masalah
yang membutuhkan bantuan dari
orang lain

Diskusikan dengan klien tentang


5. Klien dapat
orang atau tempat ia dapat
melakukan
meminta bantuan apabila
teknik distraksi
wahamnya timbul atau sulit di
sebagai cara
kendalikan
menghentikan
pikiran yang
Diskusikan hobi atau aktivitas
terpusat pada
yang disukainya
wahamnya
Anjurkan klien memilih dan
melakukan aktivitas yang
membutuhkan perhatian dan
keterampilan

Ikut sertakan klien dalam


aktivitas fisik yang
membutuhkan perhatian sebagai
pengisi waktu luang

Libatkan klien pada topik-topik


yang nyata

Anjurkan klien untuk


bertanggung jawab secara
personal dalam mempertahankan
atau meningkatkan kesehatan
dan pemulihannya

Beri penghargaan bagi setiap


upaya klien yang positif

Diskusikan dengan klien tentang


manfaat dan kerugian tidak
6. Klien dapat minum obat
memanfaatkan
obat dengan Pantau klien saat penggunaan
baik obat, beri pujian jika klien
menggunakan obat dengan benar

Diskusikan akibat klien berhenti


minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter
Anjurakan klien untuk konsultasi
jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Harga diri TUM :
rendah Pasien mempunyai
harga diri

TUK :
1. Pasien bisa Bina hubungan saling percaya
membina dengan menggunakan prinsip
hubungan saling komunikasi terapeutik :
o Sapa pasien dengan ramah,
percaya dengan
baik verbal maupun non
perawat
verbal
o Perkenalkan diri dengan
sopan
o Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai
Residen
o Jelaskan tujuan pertemuan
o Jujur dan menepati janji
o Tunjukkan empati dan
menerima pasien apa adanya

o Beri perhatian dan


perhatikan kebutuhan dasar
pasien
2. Pasien dapat
mengidentifikasi
Diskusikan dengan pasien
aspek positif
tentang :
dan kemampuan
o Aspek positif yang dimiliki
yang dimiliki
pasien, keluarga dan
lingkungan
o Kemampuan yang dimiliki
pasien

Bersama pasien buat daftar


tentang :
o Aspek positif pasien,
keluarga, lingkungan
o Kemampuan yang dimiliki
pasien

Beri pujian yang realistis,


hindarkan memberi evaluasi
negatif

3. Pasien dapat
Diskusikan dengan pasien
menilai kemampuan yang dapat
kemampuan dilaksanakan
yang dimiliki Diskusikan kemampuan yang
untuk dapat dilanjutkan pelaksanaannya
dilaksanakan

4. Pasien dapat
Rencanakan bersama pasien
merencanakan aktifitas yang dapat dilakukan
kegiatan sesuai tiap hari sesuai kemampuan
pasien
dengan
kemampuan ingkatkan kegiatan sesuai
kondisi pasien
yang dimiliki
Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat pasien
lakukan
5. Pasian dapat
melakukan Anjurkan pasien untuk
kegiatan sesuai melaksanakan kegiatan yang
telah direncanakan
rencana yang Pantau kegiatan yang
dibuat dilaksanakan pasien

Beri pujian

Diskusikan kemampuan
pelaksanaan kegiatan setelah
pulang
Lampiran 3

FORMAT
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : tn. F Hari/Tanggal :


Umur : 42th Ruangan : epsilon
No.RM : 996996
DATA

DS: klien mengatakan cepat tersinggung S: Klien mengatakan merasa senang


dan sedikit tenang setelah
Klien mengatakan malu bertemu
berkenalan, mengungkapkan
orang banyak, Klien mengatakan bisa
keinginan memukul orang yang
menyembuhkan segala macam
berbuat jahat kepadanya
penyakit

DO: tatapan mata tajam, berbicara keras


dan meracau, Klien tampak O: Klien mampu pukul kasur/ bantal
mengurung diri di kamar
Klien mampu berdiskusi tentang
kebuthan yang tidak terpenuhi

Klien mampu melatih


KEMAMPUAN: kemampuan positif satu yaitu
menggambar
Klien mampu nafas dalam

A: RPK masih ada, Waham masih


DIAGNOSA: ada, HDR masih ada

Rpk, waham, HDR

P: latihan pukul kasur bantal

TINDAKAN: 2x/hari dan saat ingin marah


 Melatih pukul kasur/ bantal latihan menggambar 2x/hari
 Melatih kemampuanpositif satu
 Berdiskusi tentang kebutuhan klien
yang tidak terpenuhi.

RENCANA TINDAK LANJUT:

Latih mengontrol marah secara verbal,


latih kemampuan positif kedua
38
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang
ekstrim dari marah atau ketakutan (panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan
itu sendiri dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan
perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain.
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
3. Memberontak (acting out)
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.

B. Saran
Perawat hendaknya menguasai asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah perilaku kekerasan sehingga bisa membantu klien dan keluarga dalam
mengatasi masalahnya.
Perawat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang
kegawatdaruratan psikiatrik pada perilaku kekerasan, diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien dan perawat secara
bersama-sama dapat meningkat.

39
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta; Salemba

Medika

Keliat, Ana Budi. Dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta; EGC

Keliat, Ana Budi. Dkk. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa, Jakarta

EGC

Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi . Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung; Refika Aditama

Frances,mary,dkk.1996.rencana asuhan keperawatan psikiatri.jakarta:EGC

Marilyne, Doengoes&townsend, mary, &frances,mary.2006. rencana asuhan


keperawatan psikiatri.Jakarta:EGC

Ma’rifatul, lilik.2011.keperawatan jiwa.yogyakarta:graha ilmu

Kusumawati, farida. 2010.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta :salemba medika

40

Anda mungkin juga menyukai