Anda di halaman 1dari 6

NAMA : YUJLYA RINISA

NIM : BCA 117 239


KELAS :C
MATKUL : AUDIT INTERNAL

BAB 3
PENGENDALIAN INTERNAL

 Pengendalian internal berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan dan pengendalian


manajemen yang berkaitan dengan kinerja audit mempunyai karakteristik yang sama,
namun mempunyai tujuan berbeda.
 Pengendalian internal terdiri dari rencana organisasi yang mengkoordinasikan dan
melakukan pengukuran dalam suatu usaha untuk: 1) Mengamankan asset (harta
perusahaan), 2) Mengecek keakuratan, dan 3) Data akuntansi yang dapat dipercaya,
sehingga dapat meningkatkan operasional secara efisien dan meningkatkan ketaatan
terhadap kebijakan manajerial.
 SAS 55 (AU 319.6) menyebutkan bahwa suatu susunan pengendalian internal terdiri dari
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dibuat untuk memberikan kepastian
secara wajar bahwa tujuan perusahaan secara khusus akan dicapai.
 Pengendalian akuntansi terdiri dari perencanaan organisasi, prosedur dan catatan yang
berkaitan dengan perlindungan aktiva (asset), dan keandalan pencatatan akuntansi yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar.
 Pengendalian manajemen merupakan perencanaan organisasi, perencanaan lain,
kebijakan, prosedur dan praktek yang diperlukan oleh karyawan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
 Sawyer et.al., (2003:66) mengatakan bahwa terdapat lima komponen pengendalian
internal yang saling berkaitan pada pernyataan COSO (committee of sponsoring
organization) atau disebut dengan model pengendalian COSO. Kelima komponen
tersebut adalah: 1) Lingkungan pengendalian. 2) Penentuan risiko. 3) Aktivitas
pengendalian. 4) Informasi dan komunikasi. 5) Pengawasan.
 Pengendalian preventif merupakan pengendalian yang diterapkan untuk mencegah
terjadinya kecurangan. Pengendalian preventif lebih efektif dari segi biaya dibandingkan
dengan pengendalian detektif.
 Pengendalian detektif dirancang untuk menemukan terjadinya kecurangan. Pengendalian
detektif mencakup pemeriksaan dan perbandingan seperti catatan kinerja dan
pemeriksaan independen atas kinerja.
 Pengendalian korektif dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif diambil
untuk memperbaiki hal-hal yang tidak diharapkan atau untuk memastikan bahwa hal-hal
tersebut (seperti penyalahgunaan otorisasi yang tidak layak, atau pencurian) tidak
terulang.
 Aktivitas audit internal haruslah mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian
yang mencakup tata kelola, operasi, dan sistem informasi organisasi yang meliputi: 1)
Keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional. 2) Efektivitas dan
efisiensi operasi. 3) Pengamanan aktiva. 4) Kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan
kontrak.
 Pekerjaan manajer audit meliputi: 1) Membuat rencana audit untuk mengumpulkan
bahan bukti yang memadai. 2) Mempertimbangkan pekerjaan yang relevan yang bisa
dilakukan orang lain. 3) Mengevaluasi ukuran kerja atas kecukupan pengendalian dan
tercakupnya berbagai transaksi dan jenis proses bisnis.
 Standar operasi merupakan elemen kunci dalam proses pengendalian. Standar-standar
operasi dapat berasal dari berbagai sumber yakni standar produksi, standar akuntansi
biaya, standar tugas, standar industri, standar historis dan standar estimasi terbaik.
Sedangkan standar umum meliputi keyakinan yang wajar, perilaku yang mendukung,
integritas, kompetensi, tujuan pengendalian spesifik, dan pengawasan pengendalian.
 Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem
pengendalian dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam pengendalian internal.
Bukti ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, peraturan atau undang-undang yang sudah
ditetapkan baik oleh manajemen maupun pemerintah terletak pada pendokumentasian
yang layak.
 Pendekatan siklus menyarankan tiga langkah: 1) Klasifikasikan transaksi-transaksi sesuai
siklusnya. 2) Tentukan kriteria (standar) pengendalian internal yang cocok untuk
transaksi sesuai tujuan yang akan dicapai. 3) Bandingkan prosedur dan teknik
pengendalian yang ada serta hasil dengan kriterianya.
 Audit pengendalian adalah untuk menentukan bahwa: 1) Pengedalian memang
diterapkan. 2) Pengendalian secara structural memang wajar. 3) Pengendalian dirancang
untuk mencapai tujuan manajemen khusus atau untuk mencapai ketaatan dengan
persyaratan yang ditentukan, atau untuk memastikan akurasi dan kelayakan transaksi. 4)
Pengendalian memang digunakan. 5) Pengendalian secara efisien melayani tujuan
tersebut. 6) Pengendalian bersifat efektif. 7) Manajemen menggunakan keluaran yang
dihasilkan sistem pengendalian.
 Hubungan antara COSO dan SOX adalah SOX memerlukan penilaian dari asersi
manajemen terhadap pengendalian internal atas laporan keuangan. Penilaian ini diukur
oleh kerangka kerja (framework) yang menentukan apakah pengendalian internal sudah
berjalan efektif.
 COSO assersi meliputi existence, occurrence, completeness, rights dan obligations,
valuations dan allocation, presentation, serta disclosure.

JAWABAN PERTANYAAN BAB 3 HALAMAN 66


1. Jelaskan mengenai pendekatan siklus untuk pengendalian internal!
Jawab: Pada Tahun 1979, AICPA mengeluarkan Laporan Komite Pertimbangan
Khusus atas Pengendalian Akuntansi Internal. Komite menyarankan pendekatan
siklus untuk mengevaluasi prosedur dan teknik pengendalian. Pendekatan ini memang
wajar, karena mempertimbangkan tujuan dan memanfaatkan standar. Pendekatan ini
terkait dengan siklus transaksi usaha, yaitu transaksi yang ada pada sistem
pengendalian organisasi. Misalnya, siklus pengeluaran untuk barang yang dibeli
diawali dari otorisasi ke pemasok-pemasok tertentu, kemudian proses pemilihan
pemasok, penerimaan barang dan pembayaran ke pemasok, kemudian berakhir
dengan pencatatan pembayaran. Pendekatan siklus ini diterapkan pada operasi
pemerintah dan pada operasi aktivitas-aktivitas khusus yang tidak menggunakan
siklus-siklus standar. Tujuan pengendalian meliputi pemberian otorisasi, pencatatan
akuntansi dan pengamanan aktiva perusahaan. Kriteria (standar) merupakan
penerapan transaksi yang sesuai pada masing-masing siklus transaksi. Pendekatan
siklus menyarankan tiga langkah. (1). klasifikasikan transaksi-transaksi sesuai
siklusnya, (2). tentukan kriteria (standar) pengendalian internal yang cocok untuk
transaksi sesuai tujuan yang akan dicapai, dan (3). bandingkan prosedur dan teknik
pengendalian yang ada serta hasil dengan kriterianya.

2. Jelaskan dampak mengenai pengaturan organisasi terhadap pengendalian intern!


Jawab: Dengan adanya pengaturan organisasi memberikan dampak terhadap
pengendalian intern berupa dapat memperoleh keandalan dan integritas informasi
keuangan dan operasional, tercapai nya efektivitas dan efisiensi operasi, pengamanan
aktiva serta kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan kontrak.

3. Jelaskan mengenai auditing COSO!


Jawab: Audit internal yang dirancang untuk mempertimbangkan konsep pengendalian
COSO yang baru menjadi lebih rumit dibandingkan audit pengendalian internal yang
tradisional . Kebanyakan meningkatkan kesulitan muncul dari kebutuhan untuk
mempertimbangkan pengendalian lunak yang melekay pada filosofi COSO dan juga
lebih banyak pendekatan tradisional yang dilakukan dalam audit pengendalian.
Operasi tersebut mencakup prosedur seperti: (1). tujuan dasar dari unit atau organisasi
secara keseluruhan (berdasarkan lima komponen pengendalian COSO), (2) sub tujuan
dari tujuan dasar, (3) risiko yang berhubungan dengan pencapaian sub tujuan tersebut,
(4). tingkat kerawanan risiko-risiko tersebut, (5) kekuatan dan kelemahan
pengendalian tersebut, (6). ada kesepakatan atau persetujuan (consensus) bersama
mengenai hasil evaluasi, dan (7). ada penyelesaian masalah jika tidak terdapat
mufakat atau kesepakatan. Risiko pengendalian merupakan hasil kompromi antara
penelaahan actual atas semua kejadian da transaksi serta penelaahan dari sampel-
sampel yang representatif. Dengan demikian, risiko pengendalian merupakan
kemungkinan bahwa pengendalian yang telah ditetapkan tidak bisa mendeteksi
adanya penyimpangan.

4. Jelaskan mengenai COSO assertions!


Jawab: COSO assersi meliputi existence, occurrence, completeness, rights dan
obligations, valuations dan allocation, presentation, serta disclosure (Singh,
2006:27).
1) Existence adalah kebenaran yang meliputi aktiva, kewajiban, dan kepemilikan
yang ada pada saat pelaporan.
2) Occurrence adalah pencatatan transaksi yang mewakili kejadian atau peristiwa
ekonomi yang terjadi selama periode pelaporan.
3) Completeness merupakan semua transaksi dan peristiwa lainnya yang terjadi
selama periode pelaporan.
4) rights dan obligations merupakan aktiva dan kewajiban yang dilaporkan di neraca
pada periode pelaporan.
5) Valuation dan allocation merupakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
yang dicatat dalam jumlah yang tepat sesuai dengan prinsip akuntansi.
6) Presentation dan disclosure merupakan item-item dalam laporan keuangan yang
disajikan secara wajar.

5. Jelaskan mengenai hubungan antara COSO dan Sarbanes Oxley!


Jawab: Hubungan antara COSO dan SOX adalah SOX memerlukan penilaian dari
asersi manajemen terhadap pengendalian internal atas laporan keuangan. Penilaian ini
diukur oleh kerangka kerja (framework) yang menentukan apakah pengendalian
internal sudah berjalan efektif. Kerangka kerja COSO merupakan kebutuhan penilaian
pengendalian internal. COSO internal controll framework terdiri dari (Singh,
2006:24):
 Tiga tujuan yang meliputi: a) Efektivitas dan efisiensi operasi. b) Reliabilitas
laporan keuangan. c) Kepatuhan terhadap penerapan hukum dan peraturan.
 Lima komponen yang meliputi: a) Lingkungan pengendalian (control
environment). b) Penilaian risiko (risk assessment). c) Aktivitas pengendalian
(control activities). d) Informasi atau komunikasi. e) Monitoring.

Anda mungkin juga menyukai